Kisah Sukses Holycow Steakhouse, Resto Wagyu Harga Miring

Anda pasti tahu Holycow, restoran wagyu kualitas kelas atas dengan harga terjangkau. Ternyata, restoran ini sempat terpecah lho.

Bagaimana kisahnya hingga mencapai keberhasilannya saat ini? Yuk simak melalui artikel Finansialku berikut.

Rubrik Finansialku

Daftar Isi

Kisah Sukses Holycow Steakhouse by Chef Afit

Holycow Steakhouse mulai dikenal sejak didirikan pertama kali pada TKP yang berlokasi di Jalan Radio Dalam, Jakarta Selatan.

Pasangan suami istri Afit Dwi Purwanto dan Lucy Wiryono, serta Wanda dan Wynda, adalah sosok di balik kesuksesan Holycow saat ini.

Awalnya, tepatnya pada Desember 2009, Afit dan rekannya membuka Holycow di Jalan Radio Dalam. Gerai permanennya di buka setelah enam bulan kemudian di Senopati dari perolehan kredit investasi di bank.

Holycow dibentuk dengan ide dimana Chef Afit ingin membuat sebuah restoran yang memungkinkan semua orang menikmati steak wagyu dengan harga yang terjangkau atau seperti Chef Afit ungkapkan “wagyu for everyone”.

Sayangnya, perjalanan karier Afit hingga menjadi seorang entrepreneur tak terjadi dalam waktu semalam. Banyak lika-liku yang terjadi di dalam proses membangun bisnis ini.

Salah satunya adalah pecah kongsi yang terjadi beberapa tahun setelah Holycow Steakhouse berdiri.

Pada Mei 2012, pihak Afit dan mitra bisnisnya sepakat untuk tidak lagi melanjutkan kerja sama, dan kedua belah pihak membesarkan merek ‘Holycow’ nya masing-masing.

“Pecah itu berat, tapi lebih berat lagi, kalau terus bersama tapi saling tidak percaya,” papar Lucy yang bertugas sebagai Marketing & Communication Manager dari bisnis suaminya ini.

Lucy melanjutkan, pemisahan pun dilakukan secara profesional dengan menggunakan jasa mediator bersertifikat dan notaris agar pembagian kepemilikan saham tercatat sah.

Nah, sobat Finansialku, perpecahan dalam rekanan bisnis bukanlah sesuatu hal yang mustahil, seharusnya bisa diselesaikan secara baik-baik.

Namun, dalam banyak kasus, perpecahan ini berakhir dengan tidak mengenakan karena tidak adanya pembukuan keuangan secara jelas.

Oleh sebab itu, jika Anda hendak atau sedang membuka bisnis, ketahuilah bahwa pencatatan keuangan pribadi dan bisnis harus dipisahkan secara jelas.

Walau sepertinya terlihat tidak perlu, berbisnis baik itu sendiri maupun rekanan, pencatatan secara ini sangat penting.

Untuk lebih memahami hal ini, Anda bisa membaca e-book Finansialku berikut ini.

GRATISSS Download!!! Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis

DOWNLOAD EBOOK SEKARANG

Meski sama-sama menggunakan nama Holycow, Afit mesti melahirkan sebuah brand baru yang berbeda dari milik mitranya itu.

Kini, Afit dan Lucy memilih nama Holycow! Steakhouse by Chef Afit. Sedangkan Wanda dan Wynda, menggunakan nama Steak Hotel by Holycow.

Perubahan lainnya yaitu Holycow! Steakhouse by Chef Afit tidak lagi menyebut gerainya sebagai TKP (Tempat Karnivora Pesta), melainkan menggantinya menjadi CAMP (CArnivores Meat-ing Point).

Chef Afit berkisah, awalnya sangat berat menjalani perubahan ini. Ia mesti menanggung beban 28 pegawainya yang memutuskan untuk ikut bersama dirinya.

Dengan hanya memiliki dua gerai saat itu, Afit mesti memberikan shift yang lebih pendek dan ekstra libur yang lebih panjang kepada pegawainya.

“Oversupply pegawai terjadi pada masa awal kami me-reset usaha kembali. Akhirnya, lewat angel investor, kami membuka gerai baru di Kelapa Gading. Tujuan awalnya, untuk menampung tenaga kerja kami,” timpal Afit.

Kendati sudah berjalan dua tahun paska berpisah, masih banyak konsumen yang belum tahu bahwa ada dua jenis Holycow di Indonesia. Menanggapi hal itu, Lucy bilang pihaknya akan terus mengomunikasikan hal tersebut jika diperlukan.

“Kami tidak mau jika kami melakukan hal buruk, mereka akan terkena dampak. Sebaliknya, jika kami melakukan hal yang baik, mereka yang dapat kreditnya. Intinya, kami selalu terbuka soal apa yang terjadi pada kami di masa lalu,” tuturnya.

Saat ini, Chef Afit dan istrinya terus berupaya mengomunikasikan bahwa ada dua Holycow di Indonesia, dan berharap bahwa perubahan logo dan merek yang dilakukannya dapat memperjelas mana rumah steak miliknya dan milik mantan rekan bisnisnya.

Yoris Sebastian, Founder OMG Consulting menanggapi kasus pecah kongsi ini dan mengungkapkan bahwa sudah umum dan menjadi kewajaran jika visi dan misi yang tidak sama antara dua pendiri, membuat bisnis pecah.

Bahkan, perusahaan sekaliber Hard Rock Cafe yang didirikan oleh Peter Morton dan Isaac Tigret pun akhirnya pecah lantaran visi yang berbeda.

“Sebuah bisnis memang bisa pecah karena rugi maupun sukses sekali. Kejadian serupa juga terjadi pada Ayam Suharti,” kata Yoris.

Yoris pun menjelaskan bahwa kasus pecah kongsi restoran ini merupakan satu kasus yang berhasil ditangani dengan baik, dan keduanya kini berjalan sama baiknya.

Bagaimana pendapat Anda tentang bisnis dan kisah sukses di atas? Anda bisa tinggalkan komentar Anda di bawah.

Jangan lupa bagikan artikel ini kepada rekan-rekan Anda agar bisa menginspirasi.

Sumber Referensi:

Putri Nabilla 3 November 2015. Dua Sapi ‘Holycow’ Pecah, Pilih Steakhouse atau Steak Hotel?. Money.id – http://bit.ly/2OqLP7M
Marketeers Editor. 25 Agustus 2015. Pecah Kongsi, Begini Lika-Liku Chef Afit Besarkan Holycow. Marketeers.com – http://bit.ly/2ORjoil
Admin. 25 Juli 2018. Holycow bakal buka tiga gerai baru tahun depan. Industri.kontan.co.id – http://bit.ly/2XRGUQe
Steakholycow.com/contact – http://bit.ly/35JiXNT

Sumber Gambar: