Devaluasi adalah fenomena yang lumrah terjadi di ranah ekonomi. Biasanya, langkah ini dilakukan untuk menyelamatkan sesuatu yang lebih besar.

Simak ulasan Finansialku tentang devaluasi berikut dengan saksama!

 

Summary:

  • Devaluasi dapat terjadi akibat berbagai faktor ekonomi. Mulai dari ketidakseimbangan perdagangan, tekanan inflasi, atau intervensi pemerintah.
  • Devaluasi yang berlebihan dapat menimbulkan masalah ekonomi jangka panjang dan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.

 

Apa yang Dimaksud dengan Devaluasi

Devaluasi adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah dengan menurunkan nilai tukar mata uang lokal terhadap valuta asing untuk memperbaiki ekonomi dalam negeri.

Kebijakan devaluasi punya dua dampak yang berseberangan. Di satu sisi, kebijakan ini mendorong ekspor dengan membuat produk negara lebih murah di pasar global. Di sisi lain, impor menjadi lebih mahal sehingga memicu inflasi di dalam negeri.

devaluasi adalah (1)

Ilustrasi Devaluasi. Sumber: Envato

 

Meskipun dapat membantu meningkatkan daya saing ekspor, penerapan yang berlebihan dapat memicu ketidakstabilan ekonomi.

Oleh karena itu, intervensi pemerintah diperlukan untuk menjaga keseimbangan nilai mata uang dan stabilitas ekonomi.

 

Tujuan Adanya Devaluasi

Indonesia sempat melakukan devaluasi mata uang pada 1986. Langkah ini ditujukan untuk memperbaiki ekonomi dalam neraca pembayaran.

Berikut adalah tujuan devaluasi secara umum:

  1. Meningkatkan kuantitas ekspor dan menekan angka impor untuk memperbaiki balance of payment.
  1. Meningkatkan kuantitas produksi lokal. Hal ini baru bisa terwujud jika pengusaha dan masyarakat kesulitan mengakses produk luar negeri karena impor yang mahal dan sulit dijangkau.
  1. Menyeimbangkan balance of payment sehingga nilai tukar menjadi stabil.
  1. Menambah devisa negara dan mengurangi beban utang.

[Baca Juga: 10 Mata Uang Terendah di Dunia Per 2023, Ada Rupiah Indonesia?]

 

Apa Saja Penyebab Terjadinya Devaluasi

Devaluasi umumnya disebabkan oleh faktor-faktor berikut:

 

#1 Defisit Perdagangan Internasional

Pemerintah merespons defisit neraca perdagangan akibat tingginya impor dengan melakukan devaluasi mata uang.

Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong ekspor dan menghambat impor, sehingga neraca perdagangan kembali ke kondisi seimbang.

 

#2 Impor Terlalu Tinggi

Devaluasi mata uang dapat menjadi solusi untuk menekan impor yang tinggi. Ketika nilai mata uang turun, harga barang impor menjadi lebih mahal sehingga mendorong masyarakat untuk beralih ke produk lokal.

Hal ini membantu mengurangi defisit neraca perdagangan dan meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

 

#3 Aktivitas Ekspor Lesu

Nilai mata uang yang tinggi dapat menghambat ekspor karena harga barang menjadi relatif mahal di pasar global. Untuk meningkatkan daya saing, pemerintah dapat melakukan devaluasi.

Devaluasi akan membuat harga barang ekspor menjadi lebih murah, sehingga diharapkan dapat meningkatkan permintaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

 

#4 Pembengkakan Utang

Utang negara yang tinggi dapat menghambat perekonomian dan mendorong devaluasi. Misal, jika pemerintah harus membayar bunga utang US$10 per bulan, devaluasi yang memotong nilai mata uang setengahnya akan menurunkan pembayaran bunga menjadi US$5.

Meskipun dapat membantu dalam jangka pendek, kebijakan ini harus diterapkan dengan hati-hati karena dapat membawa konsekuensi negatif seperti inflasi dan spekulasi mata uang.

Oia Sobat Finansialku, pernahkah Anda berpikir mengapa Indonesia tidak cetak uang sendiri untuk membayar utang? Penasaran dengan jawabannya? Simak tayangan berikut ini!

 

 

#5 Angka Pengangguran Tinggi

Lesunya perekonomian berakibat pada penyusutan lapangan kerja dan lonjakan pengangguran. Devaluasi menjadi solusi yang dapat ditempuh pemerintah guna memulihkan kondisi ekonomi negara.

 

Jenis-jenis Devaluasi

Ada empat jenis devaluasi yang dikenal dalam ekonomi, antara lain:

 

#1 Devaluasi Halus

Devaluasi halus mengacu pada penurunan nilai mata uang suatu negara sebesar 5% per tahun. Fluktuasi nilai tukar rata-rata bahkan mampu menampung efeknya tanpa menimbulkan gejolak signifikan.

 

#2 Devaluasi Sedang

Devaluasi sedang, dengan depresiasi 5-15% per tahun, menstimulasi sektor ekspor melalui penurunan harga produk dalam mata uang asing.

Kebijakan ini mendorong daya saing produk domestik di pasar internasional, meningkatkan volume ekspor, dan pada akhirnya, menggenjot pendapatan negara.

 

#3 Devaluasi Cepat

Devaluasi cepat, dengan depresiasi 15-25% per tahun, mendorong ekspor, namun membebani konsumen domestik dengan kenaikan biaya impor yang signifikan.

Bagi negara dengan neraca perdagangan positif, depresiasi ini menguntungkan karena keuntungan ekspor melebihi kerugian dari impor.

 

#4 Devaluasi Terus-menerus

Devaluasi terus-menerus, dengan depresiasi lebih dari 25% per tahun, dapat menjadi racun bagi perekonomian nasional.

Sebab, dampaknya menyebar ke berbagai sektor, mulai dari melemahnya daya saing ekspor, membengkaknya biaya impor, menggerus kepercayaan investor, dan memicu krisis ekonomi.

Meskipun devaluasi jenis ini dapat menekan permintaan impor dan mendorong ekspor dalam jangka pendek, efek jangka panjangnya jauh lebih berbahaya.

Oleh karena itu, devaluasi terus-menerus harus dihindari dengan segala cara. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk memperkuat fundamental ekonomi dan menjaga stabilitas nilai mata uang.

Di sisi lain, kebijakan fiskal dan moneter yang prudent, serta reformasi struktural yang berkelanjutan, harus dimanfaatkan untuk mencegah devaluasi dan memitigasi dampak negatifnya.

Sebab, devaluasi juga memiliki dampak signifikan terhadap investasi. Seperti penurunan nilai aset, inflasi, hingga pengaruhnya terhadap portofolio diversifikasi.

Karena itu, sebagai investor Anda sebaiknya punya strategi untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi. Sehingga dapat meminimalisasi risiko investasi.

Jika memerlukan advice yang lebih komprehensif, Perencana Keuangan Finansialku siap membantu untuk menyusun strategi investasi yang tepat.

Klik banner di bawah ini untuk buat janji konsultasi atau hubungi WhatsApp di nomor 0851 5866 2940.

 

Apa Saja Contoh Devaluasi

Moneter di Indonesia pernah mengalami devaluasi sebanyak empat kali dan sanering dua kali. Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui pemangkasan nilai mata uang.

Sanering menyebabkan daya beli masyarakat menurun karena nilai uang yang dimiliki berkurang, sementara harga barang tetap. Misal, uang Rp10.000 diubah menjadi Rp5.000, sedangkan harga mentega tetap Rp10.000 per 500 gram.

Berikut adalah contoh kebijakan devaluasi dan sanering yang pernah terjadi di Indonesia:

devaluasi adalah (2)

[Baca Juga: Inilah Cost Push Inflation dan Cara Mengantisipasinya, Wajib Tahu!]

 

Dampak dari Devaluasi

Sebagai kebijakan besar, devaluasi memiliki beberapa dampak, yakni:

 

#1 Peningkatan Volume Ekspor

Penurunan nilai mata uang domestik di mata dunia internasional membawa dampak positif pada sektor ekspor. Harga barang lokal yang relatif murah bagi warga asing memicu peningkatan permintaan dan volume ekspor.

Hal ini selanjutnya meningkatkan peredaran mata uang asing, memperbaiki posisi Neraca Pembayaran (BOP), dan Neraca Transaksi Berjalan (BOT).

 

#2 Penurunan Volume Impor

Devaluasi merangsang perubahan pola konsumsi masyarakat. Harga barang impor yang mahal mendorong masyarakat untuk beralih ke produk dalam negeri. Hal ini meningkatkan volume konsumsi domestik dan berpotensi meningkatkan pendapatan per kapita negara.

 

#3 Peningkatan Devisa Negara

Devaluasi, melalui peningkatan daya saing produk domestik di pasar internasional, memicu lonjakan volume ekspor. Di sisi lain, harga barang impor yang relatif mahal pasca devaluasi menekan volume impor.

Kombinasi ini menghasilkan surplus neraca perdagangan yang meningkatkan cadangan devisa negara.

Peningkatan devisa ini dapat dialokasikan untuk pengembangan sektor produktif, seperti industri dan infrastruktur, yang pada akhirnya membuka peluang kerja baru.

[Baca Juga: Hilirisasi di Indonesia: Apa Itu dan Mengapa Penting?]

 

#4 Peningkatan Daya Saing Produk Lokal di Pasar Global

Devaluasi membuka peluang bagi pengusaha lokal untuk menembus pasar internasional.

Harga barang lokal yang lebih murah tetapi berkualitas mendorong mereka untuk memilih produk kita dibanding dari negara lain.

 

#5 Perubahan Metode Produksi

Devaluasi mendorong perubahan metode produksi perusahaan dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing dengan memanfaatkan tenaga kerja yang banyak.

Dampak positifnya, langkah ini dapat meningkatkan permintaan tenaga kerja dan membantu menurunkan angka pengangguran.

 

#6 Menyeimbangkan Neraca Pembayaran

Nilai mata uang yang tinggi membaut angka impor meningkat. sayang, kondisi ini membuat defisit neraca pembayaran.

Devaluasi dapat menyeimbangkan neraca karena aktivitas ekspor impor yang stabil.

 

Devaluasi Menguntungkan Semua Pihak (?)

Pemerintah menempuh jalur devaluasi untuk menyelamatkan ekonomi dalam negeri. Sayang, kebijakan ini membuat aset tergerus.

Sebab, selain memangkas nilai mata uang, pemerintah bisa membekukan rekening dengan simpanan besar untuk mencegah peredaran mata uang yang masif.

Agar tidak terlalu banyak mengalami degradasi aset, sebaiknya mulai susun strategi investasi yang tepat. Sebagai referensi, download ebook gratis dari Finansialku berikut ini Panduan Praktis Menuju Investasi yang Sukses. Good luck!

 

Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.

Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

 

Terima kasih telah membaca artikel ini sampai habis. Sampaikan tanggapan Anda di kolom komentar.

Jangan lupa bagikan artikel ini di media sosial untuk meningkatkan pemahaman rekan Anda terhadap ekonomi makro. Semoga bermanfaat…

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

Buku:

  • Iskandar Simorangkir. Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar. Jakarta: Bank Indonesia.

 

Artikel Internet:

  • Admin. 28 Agustus 2023. Apa Itu Devaluasi? Ini Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Contohnya. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/4a3aN4q
  • Akhdi Martin Pratama. 19 September 2021. Devaluasi: Pengertian, Jenis dan Penyebabnya. Kompas.com – https://bit.ly/3wYSgYc
  • Rindang Krisnawati. 29 November 2023. Devaluasi Adalah: Pengertian, Jenis, Penyebab, Dampak dan Contohnya. Detik.com – https://bit.ly/3wYSkXW
  • Rosyda. Pengertian, Tujuan, Jenis dan Dampak Devaluasi. Gramedia.com – https://bit.ly/3voTjAh
  • Rosyda. Pengertian Devaluasi: Tujuan, Penyebab, dan Perbedaannya dengan Sanering. Gramedia.com – https://bit.ly/4aj1QUR

 

Sumber Gambar:

  • Cover: Macmanroe.com