Setiap instrumen investasi punya risikonya tersendiri. Lalu, apa saja risiko berinvestasi di reksa dana yang sebaiknya investor pahami?

Simak artikel berikut untuk informasi lengkapnya plus cara mengantisipasi risiko tersebut.

 

Summary:

  • Investasi reksa dana memiliki sejumlah risiko akibat fluktuasi kondisi pasar, keputusan manajer investasi, hingga sisi likuiditas.
  • Untuk meminimalisasi risiko tersebut, diversifikasi portofolio bisa menjadi opsi dan perbanyak lakukan riset.

 

Pahami Risiko Berinvestasi di Reksa Dana

risiko berinvestasi di reksa dana (2)

Infografis Risiko Berinvestasi Reksa Dana. Sumber: Finansialku.com

 

Berbicara tentang reksa dana, pastinya sudah tidak asing di telinga. Betul?

Instrumen investasi ini kerap dilirik masyarakat khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu serta keahlian dalam pengelolaan investasi mereka.

Ada tiga hal pokok yang harus ada dalam reksa dana. Pertama, dana dari masyarakat. Kedua, dana yang diinvestasikan dalam portofolio instrumen investasi, dan terakhir, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.

Singkatnya, Anda hanya perlu menyetorkan uang kepada rekening reksa dana untuk membeli produk tersebut yang dikelola manajer investasi.

Selanjutnya Anda dapat memantau pergerakan dan perkembangan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana Anda sembari menambah dana secara berkala seperti menabung.

Namun selayaknya sebuah produk investasi, reksa dana juga tidak terlepas dari risiko investasi. Berikut adalah beberapa risiko berinvestasi di reksa dana, antara lain:

 

#1 Fluktuasi Nilai Aktiva Bersih

Investasi yang dimiliki oleh investor dalam reksa dana dapat mengalami fluktuasi akibat kenaikan atau penurunan NAB reksa dana.

Kenaikan atau penurunannya dapat disebabkan antara lain oleh perubahan harga dan risiko yang melekat pada instrumen investasi. Jadi tidak ada jaminan bahwa investasi investor nilainya dapat bertumbuh ke depannya.

 

#2 Tidak Dijamin Pemerintah

Tidak ada lembaga yang menjamin kerugian dari produk reksa dana apabila portofolio investasi yang dikelola mengalami gagal bayar atau manajer investasinya mengalami kesulitan likuiditas.

Berbeda halnya dengan produk investasi lain, seperti deposito yang dijamin oleh pihak LPS. Sehingga kerugian investor yang memenuhi ketentuan LPS akan ditanggung pemerintah.

 

#3 Wanprestasi

Manajer investasi tentu akan mengusahakan upaya terbaiknya untuk mengelola portofolio investasi nasabah.

Namun apabila kondisi yang di luar kebiasaan terjadi, bank dan/atau penerbit surat berharga atau pihak lainnya yang berhubungan dengan investasi reksa dana dapat mengalami kegagalan dalam memenuhi kewajibannya atau wanprestasi.

Sehingga dapat mempengaruhi investasi nasabah dalam reksa dana.

 

#4 Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas seperti yang disebutkan sebelumnya berkaitan dengan kemampuan manajer investasi dalam menyediakan dana tunai yang cukup untuk membayar penjualan kembali unit penyertaan reksa dana yang dilakukan oleh nasabah (withdrawal).

Apabila dalam waktu yang singkat atau secara bersamaan, sebagian besar nasabah mengajukan withdrawal, maka terdapat kemungkinan bahwa pembayaran kepada nasabah akan tertunda.

Hal ini berhubungan juga dengan tingkat likuiditas instrumen investasi dalam portofolio reksa dana yang bersangkutan.

[Baca Juga: Terbukti! 5 Cara Memilih Reksa Dana Biar Untung Maksimal]

 

#5 Waktu Withdrawal Reksa Dana

Besarnya nominal withdrawal yang ingin Anda cairkan ke juga memengaruhi waktu atau proses pencairan dananya ke rekening Anda.

Umumnya bisa memakan waktu dari 2-7 hari proses kerja, tergantung jenis reksa dana Anda.

Oleh karena itu, apabila dibandingkan dengan tabungan biasa, Anda tidak bisa sewaktu-waktu mencairkan dana pada saat itu juga.

 

#6 Pembubaran Reksa Dana

Sesuai dengan Peraturan OJK NOMOR 23/POJK.04/2016 Tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, ada 2 ketentuan minimum dana kelolaan yang harus dipenuhi agar reksa dana tidak dibubarkan.

Pertama, reksa dana yang baru mendapat pernyataan efektif, dalam waktu 90 hari bursa wajib memiliki dana kelolaan minimal Rp10 miliar.

Bila gagal mencapai Rp 10 miliar dalam waktu 90 hari kerja sejak mendapat pernyataan efektif, maka reksa dana tersebut wajib dibubarkan.

Kedua, untuk reksa dana yang telah berjalan, apabila dalam waktu 120 hari bursa berturut-turut dana kelolaannya di bawah Rp 10 miliar, maka reksa dana juga wajib dibubarkan.

Namun agak berbeda dengan ketentuan pertama, jika dalam 1 hari saja sempat mencapai di atas Rp 10 miliar, maka 120 hari bursa dari reksa dana tersebut akan dihitung ulang lagi.

 

#7 Kondisi Politik, Ekonomi dan Kebijakan Pemerintah

Perubahan kondisi politik, ekonomi serta perubahan pada peraturan dan kebijakan pemerintah, terutama dalam bidang ekonomi.

Seperti suku bunga dan perpajakan, dapat memengaruhi kinerja portofolio investasi reksa dana karena perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja emiten yang menerbitkan obligasi dan/atau saham yang dimiliki dalam portofolio reksa dana.

 

Jenis-jenis Reksa Dana

Setelah mengetahui beberapa risiko berinvestasi di reksa dana, Anda juga perlu memahami jenis-jenisnya, agar sesuai dengan tujuan keuangan.

Secara umum jenis reksa dana terbagi menjadi empat yakni reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham.

 

#1 Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Fund)

Reksa dana pasar uang adalah jenis reksa dana yang menempatkan dana kelolaannya pada jenis instrumen investasi pasar uang dangan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Bentuk instrumen investasinya dapat berupa deposito berjangka, sertifikat deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya.

Risikonya relatif rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.

 

#2 Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)

Reksa dana pendapatan tetap adalah jenis reksa dana yang menempatkan dana kelolaannya minimal 80% dalam bentuk efek utang atau obligasi baik obligasi pemerintah maupun korporasi.

Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang.

Meskipun memiliki risiko yang lebih besar dibanding reksadana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap cukup populer di mata investor.

 

#3 Reksa Dana Campuran (Balanced Fund)

Reksa dana campuran adalah jenis reksa dana yang menempatkan dana kelolaannya dalam kombinasi instrumen investasi. Kombinasinya biasanya berbentuk saham, obligasi, maupun pasar uang.

Tujuannya untuk menghasilkan pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko reksadana campuran bersifat moderat dengan potensi tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap.

 

#4 Reksa Dana Saham (Equity Fund)

Reksa dana saham adalah jenis reksadana yang menempatkan dana kelolannya minimal 80% dalam bentuk efek bersifat ekuitas.

Tujuannya untuk menghasilkan pertumbuhan harga saham atau dana kelolaan dalam jangka panjang.

Reksa dana saham risikonya paling tinggi dibandingkan ketiga reksa dana sebelumnya, namun tentunya memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.

Dari beberapa jenis reksa dana yang disebutkan, Anda sudah mengoleksi salah satunya dalam portofolio investasi?

Atau masih bingung dalam memilih produk yang tepat? Jangan khawatir, Perencana Keuangan Finansialku siap memberikan advice sesuai kebutuhan dan tujuan keuangan Anda.

Mari buat janji konsultasi secara 1 on 1 dengan klik banner ini atau hubungi WhatsApp 0851 5866 2940.

konsul- INVESTASI Q3 23 

 

Cara Mengurangi Risiko Berinvestasi di Reksa Dana

Ketika berinvestasi di reksa dana, Anda akan berhadapan dengan kondisi pasar.

Berikut ini beberapa langkah yang dapat diterapkan untuk bisa mengurangi risiko portofolio reksa dana dari fluktuasi kondisi pasar:

 

#1 Diversifikasi Portofolio

Diversifikasi bisa dilakukan dengan membagi portofolio investasi ke berbagai jenis reksa dana dan ke dalam subkategori yang berbeda dari masing-masing jenis.

Tujuannya untuk membatasi risiko atau eksposur risiko suatu produk reksa dana. Misalnya, secara umum di Indonesia jenis reksa dana yang tersedia adalah pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham.

Kita bisa membeli berbagai jenis reksadana ini dalam portofolio kita untuk disimpan dalam jangka waktu yang berbeda-beda.

 

#2 Ketahui Profil Risiko

Salah satu penyebab kurang maksimalnya hasil investasi kita adalah pemahaman yang buruk tentang profil risiko.

Definisi sederhana tentang profil risiko adalah penentuan seberapa besar risiko yang bersedia kita ambil terkait dengan investasi yang kita lakukan.

Misalnya, investasi di reksa dana saham memiliki risiko tinggi, tetapi potensi keuntungannya juga tinggi (high risk high return).

Sedangkan investasi di reksa dana pendapatan tetap rata-rata memiliki tingkat risiko yang lebih rendah daripada reksa dana saham namun tentu dengan potensi keuntungan yang relatif lebih rendah.

 

#3 Melakukan Riset

Pastikan Anda melalukan riset yang mendalam terhadap suatu peluang investasi sebelum mengambil keputusan untuk meminimalisir kemungkinan risikonya.

Pahami secara mendalam tentang instrumen investasi yang Anda pilih, kondisi pasar, tren industri, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi nilai investasi Anda.

Sebagai referensi, Anda bisa download ebook gratis dari Finansialku Cara Mudah Maksimalkan Untung di Reksa Dana.

 

#4 Memilih Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang cenderung lebih stabil terhadap fluktuasi kondisi pasar dan memiliki potensi keuntungan yang lebih besar.

Bila Anda memiliki tujuan investasi jangka panjang, Anda dapat mengurangi risiko fluktuasi dalam jangka pendek.

 

#5 Tingkat Likuiditas

Tingkat likuiditas dari suatu investasi menilai seberapa mudah investasi tersebut dicairkan menjadi uang tunai dalam suatu periode tertentu.

Semakin tinggi likuiditas suatu investasi, semakin mudah untuk mencairkan jika terjadi keadaan darurat.

Saham dianggap sebagai beberapa investasi yang paling tidak likuid, sementara pasar uang adalah yang memiliki likuiditas paling tinggi.

Penting bagi kita untuk menentukan strategi alokasi antara investasi likuid dan tidak likuid sehingga kita memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan biaya darurat yang mungkin terjadi di masa depan.

 

#6 Mengikuti Perkembangan Pasar

Perubahan kondisi pasar atau perusahaan dapat mempengaruhi nilai investasi Anda.

Dengan memantau perkembangan pasar secara teratur, Anda dapat mengambil tindakan yang tepat dengan segera jika ada perubahan signifikan yang dapat mempengaruhi risiko investasi.

 

#7 Berkonsultasi dengan Penasihat Keuangan

Bila Anda merasa kesulitan dalam mengelola investasi atau mengurangi risiko, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan atau penasihat investasi yang berpengalaman.

Mereka dapat memberikan informasi dan strategi yang disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan Anda. Yuk, diskusi bersama Perencana Keuangan Finansialku!

[Baca Juga: Mengenal Reksa Dana Indeks dan Produknya, Beda dengan RDS!]

 

Lengkapi Portofolio Investasi Anda dengan Reksa Dana!

Reksa dana sebagai suatu instrumen investasi memiliki peluang yang sayang bila dilewatkan.

Dengan pengelolaan dari para profesional yang berpengalaman, reksa dana juga menawarkan kemudahan bagi Anda untuk memiliki berbagai macam produk investasi dengan nominal transaksi minimal yang terjangkau.

Jika saat ini Anda memiliki rencana untuk berinvestasi namun masih bingung, Finansialku dengan senang hati dapat membantu merencanakan investasi Anda sehingga tujuan keuangan dapat diwujudkan sesuai target waktu yang ditentukan.

Semangat untuk memaksimalkan keuntungan di reksa dana. Yuk, tonton juga video yang tersemat berikut ini!

 

 

Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.

Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

 

Bagaimana tanggapan Anda mengenai artikel kali ini? Sudahkah memiliki reksa dana dalam portofolionya?

Yuk share pengalaman Anda di kolom komentar. Bagikan juga artikel ini ke rekan sesama investor lainnya. Terima kasih.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

  • Admin. Kenali Jenis Risiko Investasi dan Tips Meminimalisirnya. Cimbniaga.co.id- https://tinyurl.com/4ra3vkmj
  • Admin. 6 Maret 2019. 7 Strategi untuk Minimalisir Risiko Investasi di Reksadana. Bareksa.com- https://tinyurl.com/bp7zyy73
  • Rudiyanto. #2. Bab 19. Apakah Reksa Dana Bisa Dibubarkan?. Reksadanauntukpemula.com- https://tinyurl.com/2hurcznx
  • Redaksi. 3 Januari 2023. Cara Mengatasi Risiko Reksa Dana dengan Langkah Berikut!. Ajaib.co.id- https://tinyurl.com/yrb397uv
  • Redaksi. 12 April 2023. 6 Risiko Reksa Dana yang Dapat Terjadi, Investor Wajib Tahu!. Ocbc.id- https://tinyurl.com/4nm7tjf3
  • Admin. Edukasi: Reksa Dana. sequisam.co.id- https://tinyurl.com/sfjkcyy8
  • Admin. 6 Desember 2017. Pengertian Reksadana, Jenis, Keuntungan dan Risikonya. Bareksa.com- https://tinyurl.com/3n76vsju
  • Redaksi. Kenali Pengertian Reksadana, Pilihan Tepat untuk Investasi. Cimbniaga.co.id- https://tinyurl.com/mukj6bds
  • Admin. Reksa Dana. Idx.co.id- https://tinyurl.com/3cr62nzk
  • Admin. Reksa Dana. Sikapiuangmu.ojk.id- https://tinyurl.com/5n6uw495

 

Sumber Gambar:

  • Cover: shutterstock.com