Kemenangan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat berdampak pada koreksi pasar modal Indonesia. Begini kata ekonom.

Ketahui selengkapnya dalam artikel Finansialku di bawah ini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Dampak Kemenangan Joe Biden Bagi Ekonomi Indonesia

Kemenangan Joe Biden sebagai presiden terpilih ke-46 Amerika Serikat ternyata punya dampak terhadap koreksi pasar modal Indonesia. Para Investor asing mulai kembali masuk ke bursa saham Indonesia.

Mengutip data RTI dari Medcom, hingga akhir perdagangan sesi pertama Senin (09/11) investor asing mencatat net buy Rp106 miliar di seluruh pasar.

Adapun saham-saham yang menjadi incaran adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI).

Sementara dalam satu minggu terakhir, asing mencatat net buy di seluruh pasar dengan nilai Rp 1,8 triliun.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG mengalami penurunan tipis yakni 0,1 persen dibandingkan posisi pada saat pembukaan yakni ke level 5.329,98.

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) juga menyatakan investor asing mulai berbondong-bondong kembali menempatkan modalnya di pasar keuangan dalam negeri.

Dari data transaksi 2-5 November 2020, dana-dana dari investor asing (nonresiden) di pasar keuangan domestik mengalir (beli neto/capital inflow) sebesar Rp 3,81 triliun.

Mengalirnya modal asing ke pasar keuangan domestik ini ditopang oleh derasnya pembelian di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dengan catatan inflow sebesar Rp 3,87 triliun.

Mengenal Ekonomi Empat Sektor Apa Saja Kegiatannya 03 - Finansialku

[Baca Juga: Data Terbaru Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Di Tengah Resesi]

 

Sementara dari sisi internal, hasil pemilu AS membuat mata uang yang paling volatile termasuk rupiah menguat.

Potensi dana asing akan kembali masuk ke emerging market, salah satunya Indonesia.

Selain itu juga, obligasi Pemerintah Indonesia berpotensi mendapatkan sentimen positif karena nilai tukar Rupiah yang dianggap undervalued, biaya lindung nilai yang relatif rendah, dan Yield US Treasury masih akan tetap rendah.

 

Ebook Perencanaan Keuangan ENTREPRENEUR & FREELANCE

Download Sekarang, GRATISSS!!!

3 Ebook Perencanaan Keuangan Entrepreneur dan Freelancer

 

Untung dan Tidaknya Kemenangan Biden Menurut Ekonom

Sementara itu, Ekonom Senior Faisal Basri berpendapat Indonesia tidak akan lebih diuntungkan dengan kemenangan Biden. Pasalnya, Biden memiliki kebijakan fiskal yang berlawanan dengan Trump.

Menurut Faisal, Partai Demokrat yang mengusung Biden memiliki persyaratan yang lebih ruwet dalam bisnis bilateral. Partai itu selalu memasukkan isu kemanusiaan (human rights) dan energi baru terbarukan.

Hal ini berbanding terbalik dengan Trump yang tak terlalu peduli dengan isu kemanusiaan dan energi baru terbarukan. Trump biasanya lebih mementingkan keuntungan bisnis semata.

“Saya tidak suka jawabannya kalau Trump (menang) lebih menguntungkan untuk Indonesia. Partai Republik (partai pengusung Trump) kerjanya stimulus, cetak uang sehingga dolar AS merosot dan rupiah menguat tanpa usaha,” kata Faisal.

Selain itu, mengutip dari Cnnindonesia, Faisal menyatakan Partai Demokrat terlalu hati-hati dalam menahan defisit fiskal. Ini juga akan merugikan RI.

Sebab, AS berpotensi lebih sedikit memberikan stimulus dan cetak uang. Dengan demikian, dolar AS akan menguat dan rupiah merosot.

Dalam pembiayaannya, Biden akan menaikkan pajak orang kaya. Hal itu akan berdampak positif bagi perekonomian AS.

Sementara, selama empat tahun terakhir Trump menjabat, pemerintah AS lebih banyak mengucurkan beragam stimulus kepada dunia usaha untuk memastikan bisnis-bisnis raksasa dapat bertahan.

Di sisi lain, Direktur Riset Center of Reform on Economics atau CORE Indonesia, Pieter Abdullah menilai kemenangan Biden akan mengurangi ketidakpastian ekonomi global yang terjadi selama Trump memimpin.

Dengan begitu hal ini akan membawa keuntungan bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Selain itu, perang dagang antara AS dan China juga bisa diperbaiki di bawah pemerintahan Biden. Alhasil, sektor perdagangan global diprediksi semakin positif ke depannya.

Yuk, Intip Kondisi Perekonomian Indonesia Saat Ini! 02 - Finansialku

[Baca Juga: Sosok Kamala Harris Wanita Blasteran Cawapres AS 2020]

 

Seperti yang kita tahu sebelumnya hubungan dagang AS dan China memanas sejak 2018 lalu.

Perang dagang tersebut dimulai pada 8 Maret 2018 ketika Trump melakukan proteksionisme dagang dengan mengenakan tarif 25 persen pada impor baja dan 10 persen pada aluminium dari sejumlah negara termasuk China.

Imbasnya, China merespon dengan rencana mengenakan bea masuk 15-25 persen pada produk AS. Saling berbalas mengenakan bea masuk hingga pajak pun dilakukan oleh 2 negara adikuasa itu hingga awal 2020.

Pada Januari 2020, perang dagang AS-China mereda seiring dengan penandatanganan kesepakatan fase I antara kedua negara.

Mengutip dari Cnnindonesia, Pieter menilai jika Trump terpilih, maka kebijakannya pun tidak banyak berubah termasuk proteksionisme dagang AS.

“Kalau dari global, jika Trump menang sentimennya cenderung negatif. Karena bagi global, Trump adalah sumber ketidakpastian, kebijakannya tidak bisa ditebak dan yang bisa dipastikan akan terus terjadi gejolak dan perang dagang,” ujarnya.

 

Bagaimana menurutmu, Sobat Finansialku tentang artikel di atas? Kamu bisa berbagi komentar lewat kolom komentar di bawah ini.

Sebarkan informasi ini seluas-luasnya lewat berbagai platform yang tersedia, agar kawan atau sanak-saudaramu tahu apa yang kamu ketahui. Semoga bermanfaat, ya.

 

Sumber Referensi:

  • Admin. 09 November 2020. Dampak Joe Biden Menang Bagi Ekonomi RI. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/2Ii5yGm
  • Annisa Ayu Artanti. 09 November 2020. Efek Biden, Dana Asing Kembali ke Indonesia. Medcom.id –
  • Fika Nurul Ulya. 08 November 2020. Efek Joe Biden, IHSG Rawan Aksi Ambil Untung Minggu Depan. Kompas.com – https://bit.ly/2Ijp6tN
  • Admin, 08 November 2020. Melihat Efek Kemenangan Biden bagi Ekonomi Indonesia. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/38otaDP