Salah satu keterampilan komunikasi yang dibutuhkan oleh pebisnis adalah kemampuan untuk melakukan negosiasi. Nah apa saja yang menjadi mitos dan kalimat terlarang saat negosiasi?

Dalam dunia bisnis, komunikasi bisnis yang efektif sangat dibutuhkan. Berikut ini ulasannya.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Lifestyle (rev)

 

6 Mitos Negosiasi

Kali ini finansialku akan membahas mengenai negosiasi. Negosiasi sebenarnya merupakan hal yang penting dalam kehidupan ini. Tidak hanya ketika kita berbisnis tetapi juga ketika kita dalam berkomunikasi dengan sesama kita.

Nah, berikut ini ada daftar mitos dalam negosiasi yang bisa kita ketahui supaya kita bisa lebih bijak lagi dalam melakukan negosiasi. Kita simak yuk!

 

#1 Negosiator Harus Pandai Bicara

Banyak orang berpikir bahwa untuk menjadi seorang negosiator, maka seseorang harus dibekali dengan kemampuan berkomunikasi yang baik. Benar, dalam beberapa kasus hal ini memang diperlukan.

6 Mitos & 5 Kalimat “Terlarang” Saat Negosiasi 02 Negosiasi 2 - Finansialku

[Baca Juga: Rahasia Mengembangkan Keahlian Negosiasi Untuk Karyawan Pemula]

 

Tapi yang paling penting dalam proses negosiasi adalah kemampuan untuk mendengar.

Jadi, asal Anda bisa menyampaikan maksud Anda dengan baik (tidak perlu ahli), tapi di sisi lain Anda adalah orang yang “pandai” mendengar, maka Anda sudah sangat layak menjadi seorang negosiator.

 

#2 Negosiator Harus Garang

Untuk mendapatkan apa yang Anda mau dalam sebuah negosiasi, Anda tidak perlu menjadi galak, sadis dan tanpa kompromi. Anda adalah negosiator, bukan seorang debt collector yang identik dengan sikap-sikap seperti itu, bukan?

Ingat bahwa sering kali bukan gertakan yang membuat negosiasi berjalan lancar, namun kesantunan dan respect. Selama ada kedua unsur ini, peluangnya lebih besar untuk semua pihak dapat terpenuhi kebutuhannya.

 

#3 Negosiator Bukan Musuh

Bagi beberapa orang, proses negosiasi layaknya ring tinju di mana salah satu pemain harus menjatuhkan lawannya agar ia menjadi pemenang. Mentalitas seperti ini tentu sudah sangat usang dan justru tidak akan memberikan keuntungan apa-apa.

Tidak ada orang yang mau “dikalahkan”, jadi alih-alih menganggap pihak lain sebagai musuh, fokuslah pada apa yang menjadi masalahnya dan bagaimana Anda dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.

“Serang” masalahnya, bukan negosiatornya.

 

#4 Negosiasi itu Sulit

Bernegosiasi memang bukan hal yang mudah, bila kita tidak sering melakukannya. Dengan kata lain, negosiasi sebenarnya hanyalah masalah kebiasaan.

Practice makes perfect, Semakin banyak Anda terlibat dalam proses negosiasi, semakin baik pula Anda jadinya ketika bernegosiasi.

6 Mitos & 5 Kalimat “Terlarang” Saat Negosiasi 03 Negosiasi 3 - Finansialku

[Baca Juga: Belajar Cara Negosiasi dari 10 Orang Sukses Bagaimana Mereka Melakukan Negosiasi]

 

Pada percobaan-percobaan awal, ada kemungkinan Anda tidak mendapatkan tujuan Anda, namun setidaknya Anda dapat mengambil pelajaran penting dari pengalaman tersebut agar dapat bernegosiasi dengan lebih baik di kemudian hari.

 

#5 Negosiator Terbaik Adalah Pria

Ada kesan bahwa pria lebih agresif daripada wanita, yang cenderung lebih pasif dan karena itu dianggap tidak siap untuk berkonfrontasi. Sehingga, menurut sebagian orang, pria lebih baik dalam bernegosiasi.

Menurut Ed Brodow, seorang pakar negosiasi, hal ini tidak benar. Ia menegaskan bahwa beberapa pria adalah negosiator yang lebih baik daripada sebagian besar wanita.

Tapi ada juga beberapa wanita yang ternyata dapat menjadi negosiator yang lebih baik daripada pria, hanya gayanya saja yang sering kali membedakan.

 

#6 Tujuan Negosiasi Bukan Menang

Terkait dengan poin sebelumnya, Anda sebenarnya bernegosiasi bukan untuk memenangkan sesuatu, tapi lebih untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan.

Banyak orang yang bangga karena mereka menang pada suatu negosiasi tapi sebenarnya keuntungan yang mereka peroleh itu tidak ada.

Riset menunjukkan bahwa banyak dari para pemenang ini akhirnya menyesal dengan kemenangan mereka. Keinginan untuk menang adalah pergeseran fokus yang berbahaya: memenangkan kompetisi menjadi tujuan utama, sedangkan hasil menjadi tujuan kedua.

Jadi jangan biarkan Anda menyakiti diri sendiri untuk hal yang sebenarnya tidak bermanfaat bagi diri sendiri.

 

5 Kalimat “Terlarang” Saat Negosiasi

Bisa dikatakan, negosiasi rasanya sudah menjadi makanan sehari-hari. Nah karena itu tidak ada salahnya apabila kita berusaha mengasah skill ini.

Salah satunya dengan cara menghindari beberapa kalimat ceroboh yang justru akan menimbulkan masalah saat bernegosiasi.

 

#1 “Sekitar…”

Antara, kira-kira, dan kata-kata sejenisnya dapat menimbulkan masalah. Dengan seorang pelanggan/klien, Anda mungkin akan terjebak berkata:

”Saya bisa membantu Anda dengan biaya sekitar Rp1 juta hingga Rp5 juta.”

 

Atau dengan calon karyawan, Anda dapat tergoda untuk berkata:

“Anda bisa mulai bekerja antara tanggal 1 Desember hingga 15 Desember.”

 

Dalam setiap negosiasi, pastikan Anda pasti. Angka pasti, tanggal pasti, spesifikasi produk/jasa pasti, sehingga tidak ada masalah kedepannya.

Iklan Banner Online Course Yuk Buat Sendiri Rencana Keuangan Anda - Finansialku 728 x 90

Iklan Banner Online Course Yuk Buat Sendiri Rencana Keuangan Anda - Finansialku 336 x 280

#2 “Baik, saya rasa kita sudah hampir sepakat tentang…”

Lelah bernegosiasi, kita semua mungkin pernah mengalaminya. Saat-saat itu adalah saat di mana Anda benar-benar ingin menyelesaikan negosiasi sehingga Anda memberi sinyal pada pihak kedua bahwa Anda siap untuk sepakat.

Namun masalahnya, ketika Anda melakukan hal ini, Anda sebenarnya hanya sedang menunjukkan diri lebih ingin hanya mencapai sebuah kesepakatan daripada mendapatkan apa yang benar-benar Anda mau.

Hal ini akan membuat pihak lain menggunakan momen ini untuk “menguasai” Anda. Dan Anda yang diburu waktu pun akhirnya jadi cenderung menerima saja. Dia “menang”, Anda “kalah”. Tidak ada win-win solution.

 

#3 “Sebut saja jumlahnya”

Sebuah studi menunjukkan fakta yang menarik mengenai siapa yang pertama menyebut angka.

Dalam sebuah negosiasi antara pembeli dan penjual misalnya, apabila penjual dahulu yang menetapkan harga, maka kesepakatan harga jual yang terjadi biasanya cenderung lebih tinggi daripada saat penjual tadi membiarkan pembeli menentukan harganya terlebih dahulu.

Jadi, alih-alih meminta orang melempar dadu, andalah yang sebaiknya melempar dadu terlebih dahulu. Tentukan angkanya. Asal angka tersebut masuk akal, maka hasil dari negosiasi biasanya akan lebih baik.

 

#4 “Sayalah pengambil keputusan finalnya.”

Di awal negosiasi, seseorang biasanya akan bertanya:

“Siapa pemegang saham utama di perusahaan Anda? Apakah orang-orang yang berhak mengambil keputusan sudah ada dalam ruangan ini?”

6 Mitos & 5 Kalimat “Terlarang” Saat Negosiasi 04 Negosiasi 4 - Finansialku

[Baca Juga: Bisa Lho Dapat Gaji Sesuai Yang Anda Inginkan! Ini Trik Cara Negosiasi Gaji!]

 

Bagi banyak pengusaha, tentu jawabannya ya. Namun, dalam kasus negosiasi, khususnya dengan perusahaan yang lebih besar, Anda sebaiknya berkata “tidak”.

Meski pada akhirnya Anda memang adalah pengambil keputusannya, alangkah lebih aman jika pada proses negosiasinya Anda “menciptakan” seorang “pengambil keputusan bayangan” yang kepadanya Anda harus melapor atau meminta persetujuan dahulu.

Ini terutama akan sangat membantu jika pada proses negosiasinya, Anda mendapati diri disudutkan oleh pihak seberang.

 

#5 “Terserahlah!”

Dan kata-kata sejenis yang bernuansa personal sering kali memang sangat menggoda untuk digunakan, terutama jika pada prosesnya negosiasi ternyata berjalan cukup alot.

Namun bagaimanapun keadaannya, usahakan untuk tetap menjaga hati dan kepala dingin, bahkan pada saat pihak lawan mulai marah atau kecewa terlebih dahulu.

Dua pihak yang diselimuti emosi tidak akan menghasilkan sebuah kesepakatan. Sementara jika Anda tetap dingin, masih ada kemungkinan untuk Anda mencapai kesepakatan yang Anda inginkan.

 

Negosiasi dalam Keseharian

Negosiasi dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dalam dua hal yaitu kompromi dan kompetisi.

Kompromi adalah situasi dimana kedua pihak saling memberikan kepercayaan dan menyesuaikan diri dan dapat dicapai situasi dimana kedua pihak sama-sama diuntungkan (win-win solution).

Sementara pada kompetisi, hanya ada satu pihak yang akan mencapai tujuannya (i win and you lose).

Free Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku 

 

Bagaimana pendapat Anda mengenai Mitos dan kalimat Terlarang tersebut? Berikan tanggapan Anda mengenai artikel di atas pada kolom komentar di bawah.

Jangan lupa bagikan artikel ini kepada teman dan kerabat Anda. Semoga bermanfaat, terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Admin. 5 Biggest Myths About Negotiation. Karrass.com – http://bit.ly/2LmLpzB
  • Horacio Falcao. 22 Januari 2014. The Seven Myths of Win-Win Negotiations. Knowledge.insead.edu – http://bit.ly/2GZKhxO
  • Aja Frost. 24 April 2017. 14 Phrases That’ll Instantly Sabotage Your Negotiation. Blog.hubspot.com – http://bit.ly/2WkqWfN

 

Sumber Gambar:

  • Negosiasi 1 – http://bit.ly/2GXTpmk
  • Negosiasi 2 – http://bit.ly/2DItFZe
  • Negosiasi 3 – http://bit.ly/2Y5UjTt
  • Negosiasi 4 – http://bit.ly/2H6yWuL