Pak Dis, sebutan akrabnya, bagaimana kisah sukses seorang Dahlan Iskan dan perjalanan hidupnya? Ikuti dalam artikel ini.

Karena Finansialku akan membahas tentang tokoh yang satu ini.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Success Story

 

Kisah Sukses Dahlan Iskan dan Perjalanan Hidupnya

Sejak mulai berkiprah dalam dunia politik dengan gaya yang ‘nyetrik’, saat itulah masyarakat mulai mengenal sosok yang satu ini. Sebelum beliau terjun di dunia politik, Dahlan Iskan adalah CEO dari surat kabar Jawa Post dan Jawa Post News Network, yang bermarkas di Surabaya.

17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur adalah tanggal dan tempat lahir beliau. Dahlan Iskan, berangkat dari sebuah keluarga sederhana. Putra dari pasangan suami-istri Mohammad Iskan dan Lisnah. Beliau anak ketiga dari empat bersaudara. 

Kakak pertamanya bernama Khosyatun, kakak keduanya bernama Sofwati sedangkan adik bungsunya bernama Zainuddin. Dahlan Iskan dan istrinya, Nafsiah Sabri dikaruniai 2 orang anak, Azrul Ananda dan Isna Fitriana.

Dalam perjalanan hidup, sekalipun dalam keterbatasan, Nafsiah sang istri tetap setia dan mencintai Pak Dis.

Sang istri menemani Pak Dis, dari hanya seorang Dahlan Iskan reporter lepas biasa, sampai menjadi menteri BUMN. Nafsiah juga pintar memasak. Pak Dis sangat menyukai masakannya dan sering mengajak wartawan juga stafnya untuk ikut menikmati masakan sang istri.

 

Perjalanan Karier Dahlan Iskan

Menjalani kesibukan sebagai kepala biro Tempo Jatim tidak membuat karirnya berhenti di situ saja. Dahlan Iskan. Pak Dis dikenal gila kerja. Hasil kerja gilanya mengantar Dahlan Iskan memiliki media di seluruh Indonesia di bawah Jawa Post Group.

Sejarahnya Jawa post bernama Java Post, yang kemudian mengalami beberapa pergantian nama menjadi Djawa Post kemudian menjadi Jawa Post. Jawa Post didirikan oleh The Chung Shen pada tahun 1949. Sukses dengan Jawa Post, The Chung Shen juga mendirikan koran dengan bahasa Mandarin dan Belanda. 

Dahlan Iskan 1

[Baca Juga: Kisah Sukses Rio Dewanto: Tanda Tanya Hingga NKCTHI]

 

Namun, roda bisnis media cetaknya mulai menemui kendala. Di akhir tahun 1970an, omzet Jawa Post menurun dratis hingga tahun 1982, oplahnya tesisa 6.800 eksemplar saja.

Merasa tidak mampu untuk menjalankan bisnisnya ini, The Chung Shen memutuskan untuk menjual Jawa Post pada Eric Samola yang merupakan Direktur Utama PT Grafiti Pers, Penerbit Tempo

Eric Samola menilai, Dahlan cukup memiliki prestasi dan melihat semangat Dahlan yang mampu melakukan sesuatu yang lebih.

Pada akhirnya Dahan dipromosikan menjadi pemimpin koran Jawa Post. Sekalipun banyak media cetak yang sudah tutup, bukan berarti koran Jawa Post mendapat jalan yang mulus di bawah pimpinan Dahlan Iskan.

Apalagi media masa Surabaya banyak didominasi oleh Kompas dan Surabaya Post saat itu. Di ambang kebangkrutannya, Dahlan Iskan yang diembani tugas memimpin media Jawa Post mulai berpikir untuk mencari solusi yang dapat menyelamatkan Jawa Post.

Strategi yang ia jalankan didasari oleh kesadaran akan pola masyarakat dalam mengkonsumsi berita yang terbit hanya pada saat sore hari saja. Lalu ide cemerlang itu muncul dengan membawa Jawa Post yang akan diterbitkan dan disebarkan pagi hari.

Dasar pemikirannya adalah membuat citra Jawa Post mampu memberikan berita lebih cepat dari koran lainnya.

Dahlan Iskan 2

[Baca Juga: Kisah Sukses Aburizal Bakrie, Pebisnis & Politikus Sukses Tanah Air]

 

Dengan alasan waktu pagi adalah waktu yang sibuk, sehingga bukan waktu yang tepat untuk membaca koran.

Beberapa staf tidak menyetujui ide Dahlan ini, tetapi beliau berhasil meyakinkan mereka. Di awal penerbitannya masyarakat sempat kaget dengan adanya koran yang terbit di pagi hari.

Namun dengan ketekunan, Dahlan dan timnya terus mencoba mengenalkan Jawa Post pada masyarakat sebagai media yang mampu memberi kabar terbaru dan tercepat di pagi hari. Dalam hal ini, Dahlan Iskan pun ikut terjun ke lapangan dalam memasarkan koran Jawa Post.

Selain untuk memasarkan koran, Dahlan juga perlahan membentuk opini jika mendapat berita lebih cepat akan tampak lebih terkini dan lebih cerdas. Dari hasil usahanya, lambat laun pola masyarakat mulai dapat diubah dan masyarakat  mulai membaca koran saat pagi hari.

Terbitnya Jawa Post di pagi hari nyaris tidak memiliki pesaing, sebab koran lainnya masih tetap terbit di sore hari. Terhitung dalam kurun waktu 5 tahun, tepatnya tahun 1987 Jawa Post berhasil terbit dengan kenaikkan oplah hingga 126.000 eksemplar.

Dahlan Iskan 4

[Baca Juga: Kisah Sukses Andrea Hirata, Sang Bapak ‘Laskar Pelangi’]

 

Omzet Jawa Post naik 20 kali lipat dari omzet di tahun pertama di tahun 1982, omzetnya mencapai 10,6 miliar. Melihat keberhasilan Jawa Post, para pesaing pada akhirnya ikut memasarkan korannya di pagi hari agar tidak kehilangan konsumennya.

Lima tahun kemudian beliau membentuk Jawa Post News Network (JPNN), yang merupakan salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia. Di mana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Tahun 1997 ia mendirikan Graha Pena.


Salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian membangun gedung serupa di Jakarta. Tidak hanya itu saja, perjalanan kariernya terus berkembang. Dahlan Iskan pun mendirikan beberapa stasiun televisi lokal.

Seperti JTV di Surabaya, Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru, FMTV di Makasar, PTV di Palembang, dan Parahyangan TV di Bandung, dan di berbagai kota-kota lainnya yang totalnya mencapai 34 stasiun televisi lokal. 

Sejak awal 2009, Dahlan menjabat sebagai Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang memulai pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL). SKKL ini menghubungkan Surabaya dengan Hong Kong menggunakan serat optik sepanjang 4.300 kilometer.

Lalu, di tahun yang sama ia dipercayakan untuk memimpin PLN sebagai Direktur Utama menggantikan Fahmi Mochtar di era kepemimpinan Presiden SBY.

Dahlan melakukan berbagai perencanaan dalam kepemimpinannya antara lain pencanangan gerakan sehari sejuta sambungan, pembangunan PLTS untuk 100 pulau di Indonesia Timur seperti Pulau Banda, Manado, Derawan, Wakatobi, dan Citrawangan.

Keberhasilan Dahlan Iskan yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat soal listrik sangat dihargai pemerintah, hingga ia pun dipilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tanggal 17 Oktober 2011.

Sekalipun sebenarnya Dahlan merasa berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat mereformasi PLN saat itu.

Berkarier politik dengan menjabat sebagai Menteri BUMN bukan perkara sederhana. Dikenal sebagai lembaga yang sering menjadi sasaran korupsi, menjadi sebuah tantangan dan pertanyaan.

Namun Dahlan Iskan memiliki pandangan lain, katanya  “ Menurut pengamatan saya, di lembaga ini ada 10% orang yang jujur dan ada 10% orang yang tidak jujur. Sedangkan yang 80% berada di tengah-tengahnya, tergantung yang memimpin. Jika yang memimpin termasuk orang yang jujur, maka yang 80% tadi ikut yang jujur sehingga yang jujur menjadi 90%. Sebaliknya, jika pemimpinnya tidak jujur, maka yang 80% juga ikut yang tidak jujur sehingga yang tidak jujur juga menjadi 90%. Jadi, kembali lagi ke pemimpinnya” Demikian yang ia sampaikan untuk mengemukakan pendapatnya mengenai kisruh korupsi di lembaga yang akan dipimpinnya.

 

GRATISSS Download!!! Ebook Perencanaan Keuangan Entrepreneur & Freelance

Mockup ebook entrepreneur dan freelancer

 

Kisah Transplantasi Liver

Pada tahun 2007, Dahlan harus menghadapi meja operasi untuk melakukan transplantasi hati dikarenakan ia mengidap penyakit. Ia mendapat donor dari pemuda Tionghoa berusia 21 tahun.

Keberhasilan transplantasi tersebut memberi dampak positif pada dirinya. Ditambah lagi, manusia akan berubah pasca melakukan transplantasi hati, ia menjadi lebih berjiwa muda setelahnya.

Kisah ini pun ia tulis dalam buku “Ganti Hati.” Dikutip dari laman wordpress dahlaniskan, demikian pemaparan singkat mengenai pengalamannya menjalani transplantasi hati. Kalau saja foto liver lama saya dimuat di koran tanpa penjelasan, setidaknya akan muncul tiga versi tanggapan.

Orang di desa saya akan langsung mengatakan, “Pasti ini karena disantet”. Begitu jugalah dulu penilaian terhadap ibu saya juga terhadap kakak saya. Pandangan kedua akan datang dari kalangan agama yang berpandangan sempit.

Yang suka marah-marah, termasuk di mimbar Jumat. Kalangan ini, kalau melihat hati seperti itu, akan langsung mengambil kesimpulan: Tuhan telah murka padanya. Ditemani dan didukung oleh Nasfiah sang istri tercinta, Dahlan Ishkan berangsur-angsur pulih dari penyakitnya ini.

Setelah pulih dari penyakitnya, Dahlan Iskan menjadi orang yang lebih menghargai waktu yang diberikan oleh Allah. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya.” Itulah prinsip yang dipegang oleh Dahlan Iskan, yang direalisisasikan dengan berdedikasi dalam bekerja untuk kebaikan banyak orang.

Dengan segudang pengalaman yang disertai keikhlasan dalam hidup dan bekerja, apresiasi kerja kerasnya membuahkan penghargaan dari Charta Politika Award III dalam kategori sebagai pimpinan kementerian paling berpengaruh selama tahun 2011

 

 

Baiklah kita sudah membahas kisah sukses Dahlah Iskan, Apa yang Anda pelajari dari tokoh ini? Silakan Tulis tanggapan Anda pada kolom komentar. Semoga terinspirasi, dan silakan bagikan artikel ini pada rekan Anda. 

 

Sumber Referensi:

  • Admin. 2020. Dahlan Iskan. Viva.co.id – https://bit.ly/2V5r7x8
  • Admin. Profil Tokoh: Dahlan Iskan. Berkuliah.com – https://bit.ly/3dfsYpb

 

Sumber Gambar:

  • Dahlan Iskan 1 – https://bit.ly/3fLFMFl
  • Dahlan Iskan 2 – https://bit.ly/37RGtKH
  • Dahlan Iskan 3 – https://bit.ly/37Lyy1q
  • Dahlan Iskan 4 – https://bit.ly/2Nea7QT