Pengertian Kurs Pajak: Fungsi dan Cara Menghitungnya (Terbaru 2021)

Apa yang di maksud dengan kurs pajak? Dan, seberapa jauh pemahaman Anda tentang kurs pajak?

Kebijakan baru kurs pajak di Indonesia menuai banyak perhatian publik. Khususnya para pemilik perusahaan, mungkin juga termasuk Anda.

Kali ini Finansialku akan membahas mengenai Kurs Pajak yang kami siapkan untuk Anda!

Rubrik Finansialku

Apa itu Kurs Pajak?

Laporan keuangan akan menghasilkan informasi mengenai kinerja suatu perusahaan berupa laba-rugi, posisi keuangan, arus kas, dan lain-lain.

Informasi tersebut sebagai dasar untuk diproses lebih lanjut bagi kepentingan banyak pihak, salah satunya adalah pemerintah melalui pajak. Oleh karena itu muncul istilah kurs pajak.

[Baca Juga: Lengkap! Mengenal Jenis-jenis Pajak di Indonesia Serta Penjelasannya]

Kurs Pajak merupakan kurs yang dikonversi dari mata uang asing ke mata uang rupiah. Kementerian Keuangan Indonesia menjelaskan kurs pajak digunakan sebagai dasar pelunasan antara lain:

1. Dasar Pelunasan Bea Masuk
2. Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
3. Pajak Ekspor
4. Pajak Penghasilan

Kurs pajak tercantum dalam Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU Nomor 8 Tahun 1983 tentang PPN dan PPnBM sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun 2009 (UU PPN dan PPnBM).

Kurs Pajak diatur dan ditetapkan melalui keputusan Menteri Keuangan yang dikeluarkan secara periodik setiap pekan dan berlaku untuk tujuh hari.

Kurs pajak digunakan wajib pajak ketika transaksi yang melibatkan aspek yang telah disebutkan di atas menggunakan mata uang asing sehingga perlu dikonversi ke dalam mata uang rupiah.

Misalnya terjadi sebuah transaksi seperti penerbitan faktur pajak, penentuan harga jual produk impor dan nilai ekspor untuk keperluan dalam menghitung besaran beban pajak yang harus diperhitungkan, sebagai harga atau sebagai kewajiban pajak yang harus dibayarkan.

Kurs pajak ditetapkan seminggu sekali melalui keputusan Kementerian Keuangan.

Apabila dalam kurs valuta asing terdapat sebuah negara yang tidak tercantum dalam keputusan Kementerian Keuangan tersebut, maka nilai kurs yang digunakan sebagai dasar dalam pelunasan adalah kurs spot harian valuta asing.

Kurs spot harian valuta asing ini yang bersangkutan di pasar Internasional yang kemudian dikonversi ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs pajak sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan.

Fungsi Kurs Pajak

Berikut beberapa fungsi kurs pajak:

1. Menghitung bea masuk

2. Menghitung bea keluar

3. Menghitung PPN

4. Menghitung PPh

5. Menghitung PPnBM

Kapan Kurs Pajak Digunakan?

Wajib Pajak yang bertransaksi dengan mata uang asing seringkali merasa bingung ketika akan membayar pajak, kurs mana yang digunakan untuk keperluan pajak, apakah harus menggunakan kurs pajak atau Kurs Tengah Bank Indonesia (KTBI)?

Kurs Pajak digunakan hanya untuk transaksi yang berkaitan dengan perpajakan, seperti pembuatan faktur pajak serta laporan pajak untuk kantor pajak.

[Baca Juga: Buat E-Billing Pajak Melalui DJP Online Itu Mudah Lho!]

Sedangkan Kurs Tengah Bank Indonesia (KTBI) digunakan sebagai nilai tukar dalam closing pembukuan akuntansi. Kurs tersebut ditentukan dengan menghitung nilai rata-rata kurs beli dan kurs jual.

Kurs pajak dan Kurs Tengah Bank Indonesia memiliki keterkaitan satu sama lain. Kaitannya ketika akan melakukan pencatatan dan pembukuan.

Ketika terjadi transaksi dalam mata uang asing, semua mata uang asing dikonversi ke dalam mata uang Rupiah menggunakan kurs pajak, sedangkan nilai transaksi total dikonversi menggunakan kurs tengah BI.

Keduanya dicatat kedalam pembukuan, ditambah akun laba atau rugi selisih kurs yang diperoleh dari selisih nilai transaksi kurs tengah BI dengan nilai transaksi kurs bank yang digunakan sebenarnya.

Bagaimana Cara Penggunaan Kurs Pajak?

Jika transaksi yang dilakukan dalam valuta uang asing, maka kurs mata uang asing yang digunakan adalah kurs pajak mingguan yang diatur dalam peraturan Kementerian Keuangan pada tanggal terjadinya transaksi.

Contohnya, wajib pajak akan menerbitkan faktur pajak dalam mata uang asing maka harus diisi juga nilai Rupiah yang berasal dari konversi nilai transaksi dalam mata uang asing dengan kurs pajak yang berlaku pada tanggal dibuatnya faktur pajak.

Contoh lainnya, apabila wajib pajak ingin melakukan pembayaran pajak ke bank dari transaksi mata uang asing, maka nilai Rupiah yang disetor ke bank adalah hasil perkalian antara nilai mata uang asing dengan kurs mingguan pajak.

Pengaruh Kurs Pajak terhadap Pengusaha Kena Pajak

Kurs pajak merupakan hal yang sangat penting bagi kebijakan fiskal dan sangat mempengaruhi produksi dalam negeri.

Kurs pajak berkaitan erat dengan kurs valuta asing. Hal itu memberikan dampak bagi produksi dalam negeri dan juga Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Kurs pajak memiliki kaitan yang erat dengan kurs valuta asing. Pada era globalisasi saat ini kegiatan perdagangan dilakukan dalam transaksi lintas batas.

Transaksi berupa kegiatan ekspor dan impor melibatkan kurs valuta asing. Jika keadaan perekonomian global melemah, maka akan mengakibatkan melemahnya juga sektor dagang.

[Baca Juga: Mengetahui dan Memahami SSE Pajak Itu Banyak Manfaatnya Lho!]

Sebagai contoh, Amerika Serikat sebagai mitra dagang Indonesia sedang mengalami inflasi yang menyebabkan nilai Dollar tinggi. Hal ini akan menyebabkan permintaan barang impor menjadi menurun.

Ketika permintaan barang impor menurun, maka nilai ekspor Indonesia pun akan terpengaruh. Peristiwa tersebut mempengaruhi produksi dalam negeri menjadi menurun.

Kurs pajak juga digunakan sebagai dasar pelunasan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), Pajak Ekspor, dan Pajak Penghasilan.

Pajak tersebut merupakan pajak-pajak yang harus dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan kegiatan ekspor impor.

Jika nilai Rupiah naik maka kurs akan naik dan beban pajak yang ditanggung oleh pemerintah juga akan semakin besar.

Hal yang dapat dilakukan untuk menjaga keseimbangan perekonomian yaitu dengan menjaga kebijakan fiskal yang baik dan tugas pemerintah dalam menjaga valuta asing.

Pengaruh Pengusaha Kena Pajak (PKP) dalam hal ini sangat besar karena bersentuhan langsung dengan keadaan pasar dan kegiatan perdagangan yang akan mempengaruhi bagaimana perekonomian di dalam negeri.

Jika Anda sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka Anda harus secara jeli memeriksa pergerakan kurs, karena akan berdampak kepada tagihan pajak yang harus Anda bayarkan.

Tagihan pajak yang besar karena kesalahan dalam menggunakan nilai kurs, memberikan pengaruh yang besar pula pada nilai jual produk Anda. Anda dapat terus memantau kurs pajak dari laman www.fiskal.kemenkeu.go.id.

Apakah Anda mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan Pribadi dan Bisnis Anda? Silahkan baca ebook Pentingnya mengelola keuangan Pribadi dan Bisnis di bawah ini secara GRATIS.

Free Download Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis

Selain itu, Anda dapat menggunakan bantuan Aplikasi Finansialku untuk merencanakan dan mengelola keuangan Anda. Aplikasi Finansialku dapat Anda download dengan mudah melalui link di bawah ini atau melalui Google Play Store.

Bagaimana tanggapan Anda terhadap nilai kurs yang selalu berubah? Apakah Anda sudah mengikuti nilai kurs yang selalu berubah setiap minggunya?

Berikan jawaban dan pendapat Anda pada kolom yang tersedia dibawah ini. Terima Kasih.

Sumber Referensi:

• Suci Noor Aeny. 18 Juni 2016. Apa Itu Kurs Pajak?. News.ddtc.co.id – https://goo.gl/51ceSP
• Novia Widya Utami. 02 September 2018. Memahami Pengaruh Kurs Pajak Pada Gairah Perekonomian Indonesia. Klikpajak.id- https://goo.gl/sYsrT1
• Elisabeth Isnawati. 06 Juni 2012. Kurs Pajak Mingguan. Keuanganlsm.com – https://goo.gl/uCsxhE

Sumber Gambar:

• Kurs Pajak 1 – https://goo.gl/eZ6o1A
• Kurs pajak 2 – https://goo.gl/4SF6SS
• Ekspor-Impor – https://goo.gl/Ei99xx