Gara-gara pandemi Covid-19, pertumbuhan perekonomian Indonesia melambat. Butuh banyak waktu untuk memulihkan perekonomian dari pandemi.
Namun, kita bisa berkaca dari perkembangan perekonomian Indonesia saat ini. Bagaimana kondisinya? Yuk, simak ulasannya dalam artikel berikut ini.
Rubrik Finansialku
Apa Kabar Perekonomian Indonesia Saat Ini?
Belakangan ini, banyak sekali isu-isu yang beredar mengenai perekonomian Indonesia. Banyak pengamat ekonomi yang memprediksi bagaimana kondisi perekonomian Indonesia setelah dihantam pandemi Covid-19.
Namun, kita tidak boleh menutup mata dari keadaan ekonomi saat ini. Lalu, bagaimana kabar perekonomian saat ini?
#1 Menguatnya Rupiah
Kurs Rupiah memberikan pergerakan positif dalam sepekan terakhir ini. Bahkan, pada tanggal 5 Juni 2020 lalu, rupiah menguat terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
Bahkan pada Jumat siang pada tanggal yang sama, nilai tukar rupiah menyentuh Rp 13.885 per dolar AS. Bisa dibilang, Rupiah menguat 1,49%.
Level tersebut merupakan level tertinggi Rupiah sejak 24 Februari 2020 lalu. Hal ini bisa berarti pasar mulai percaya terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Akibatnya, aliran modal asing meningkat.
[Baca Juga: Kalender 2020: Prediksi Ekonomi Indonesia di Masa Mendatang]
Pengamat ekonomi Perbanas Institute, Piter Abdullah Redjalam, menilai optimisme pasar terhadap ekonomi Indonesia sangat besar. Hal ini didorong rencana pelonggaran karantina di luar dan dalam negeri.
Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dinilai memperlambat kegiatan perekonomian. Namun, menjelang pembukaan PSBB di berbagai daerah mempengaruhi pergerakan rupiah.
Hal ini dapat mendorong produktivitas perekonomian Indonesia. Buktinya, aliran modal asing mulai masuk ke bursa saham dan menguatkan Rupiah.
#2 Lonjakan Tingkat Pengangguran
Saat ini, pemerintah sedang mengevaluasi data-data ekonomi yang memburuk imbas pandemi COVID-19. Salah satu hal yang paling berimbas adalah tingkat PHK yang cukup tinggi.
Berdasarkan data dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia, PHK akibat pandemi Covid-19 di Indonesia mencapai 15 juta orang.
Pengangguran dan kemiskinan sangat erat kaitannya. Berdasarkan data Kementerian Keuangan pada Mei 2020 ini, potensi angka kemiskinan dalam skenario berat akan bertambah 1,89 juta orang dengan tambahan 2,92 juta orang pengangguran.
Penambahannya makin besar pada skenario sangat berat, yakni hingga 4,86 juta orang miskin dengan 5,23 juta pengangguran.
[Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Akhir Tahun Bakal Positifkah?]
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia diminta untuk mengambil langkah tegas untuk menangani masalah ini. Pemerintah harus mengutamakan tenaga kerja Indonesia untuk semua jenjang pekerjaan.
Pasalnya, rakyat Indonesia mampu mengerjakan apapun asalkan diberi kesempatan dan bimbingan. Hal ini seperti yang dikatakan Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan yang dilansir oleh Asiatoday.id.
#3 Berpotensi Alami Resesi?
Indonesia diprediksi akan dihantam resesi akibat pandemic virus Corona. Seperti yang dilansir Bisnis.com, Piter Abdullah mengatakan bahwa potensi Indonesia mengalami resesi adalah tahun ini.
Untuk menghindari hal ini, diperlukan stimulus dari pemerintah supaya menahan kontraksi ekonomi sampai akhir tahun 2020.
Namun, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia akan berangsur-angsur pulih pada kuartal III dan kuartal IV.
Memang, roda perekonomian pada kuartal II/2020 melambat akibat PSBB. Namun, itu bukan berarti menjadi patokan.
[Baca Juga: Corona Belum Usai, Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?]
Perry menyatakan bahwa pihaknya telah mempertimbangkan kondisi di dalam negeri hingga kondisi global untuk memproyeksi perhitungan pertumbuhan ekonomi.
Bank sentral justru memasang target perekonomian RI tumbuh sebesar 2,3% sampai akhir tahun ini. Namun, tentu saja target tersebut dapat berubah.
Hal yang membuat tinggi kepercayaan diri Perry adalah beberapa waktu lalu bank sentral telah memprediksi tentang periode PSBB.
Sebelumnya, periode PSBB diperkirakan hanya berlangsung selama 2,5 bulan, hingga pertengahan Juni. Buktinya, saat ini sudah ada tanda-tanda pelonggaran PSBB secara bertahap.
Jangan Panik, Jangan Terlalu Santai
Dalam menghadapi kondisi perekonomian yang belum pasti seperti sekarang, masyarakat ada baiknya tidak panik. Namun, waspada untuk kemungkinan buruk pun sangat diperlukan.
Kondisi perekonomian Indonesia bukan hal yang dapat kita kontrol. Oleh karena itu, fokuslah dengan apa yang bisa kita kontrol. Misalnya, dengan mengelola keuangan lebih baik lagi.
Di masa seperti sekarang, ada baiknya kita dapat mendeteksi hal apa saja yang menjadi kebutuhan dan keinginan. Dua hal itu sangat menentukan kondisi finansial kita.
Jika Anda merasa sulit untuk membedakan kebutuhan dan keinginan, Anda dapat berkonsultasi dengan perencana keuangan Finansialku.
Caranya, cukup dengan menggunakan fitur konsultasi di aplikasi Finansialku. Anda dapat mengunduh aplikasi ini di Google Playstore dan Appstore atau dengan klik link di bawah ini.
GRATISSS Download!!! Ebook Perencanaan Keuangan Entrepreneur & Freelance
Itu dia kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Menurut Anda, apakah perekonomian negeri ini bisa segera pulih? Share pendapat Anda di kolom komentar, yuk!
Sumber Referensi:
- Agatha Olivia Victoria. 5 Juni 2020. Paling Perkasa di Asia, Rupiah Sentuh Level Rp 13.885 per Dolar AS. Katadata.co.id – https://bit.ly/2BxQZdW
- Hikma Dirgantara. 6 Juni 2020. Kurs Rupiah Menguat 5,01% dalam Sepekan, Ini Prediksi untuk Pekan Depan. Insight.kontan.co.id – https://bit.ly/2AaVtXw
- Fika Nurul Ulya. 5 Juni 2020. Bos BI “Pede” Indonesia Bisa Lolos dari Resesi Ekonomi. Money.kompas.com – https://bit.ly/2YltUDh
- Yosepha Purparisa. 5 Juni 2020. Covid-19 Berpotensi Menciptakan Jutaan Angka Kemiskinan dan Pengangguran. Databoks.katadata.com – https://bit.ly/2MAO9HC
Sumber Gambar:
- Ekonomi 1 – https://bit.ly/2XDB4DG
- Ekonomi 2 – https://bit.ly/376z21O
- Ekonomi 3 – https://bit.ly/3h2p5a8
Leave A Comment