Mana strategi investasi reksa dana yang lebih baik? Ada dua tipe strategi investasi reksa dana yang sering digunakan oleh para investor yaitu buy and hold dan chasing return. Mari kita bahas strategi mana yang lebih baik.
Rubrik Finansialku
Mencari Keuntungan dengan Investasi Reksa Dana
Reksa dana merupakan salah satu produk investasi yang digemari masyarakat. Bukan hanya karena kemudahannya, tetapi juga karena investasi reksa dana dapat dimulai dengan modal yang relatif sangat kecil. Dalam berinvestasi reksa dana setiap investor pasti memiliki strateginya masing-masing. Ada dua jenis strategi yaitu buy and hold serta chasing return. Kedua strategi ini seringkali dimanfaatkan dalam investasi reksa dana.
Buy and hold berarti membeli dan menahan reksa dana tersebut untuk jangka waktu yang panjang dengan harapan harga reksa dana akan meningkat pesat dalam beberapa tahun. Sementara dalam strategi chasing return investor menggunakan data untuk mengetahui reksa dana mana yang terbaik di tahun tersebut.
[Baca Juga: Ingin Keuntungan Maksimal dari Reksa Dana? Kenali Reksa Dana Trillion Club]
Untuk strategi chasing return seharusnya investor menggunakan analisis teknikal. Analisis ini dilakukan untuk mencari tahu reksa dana mana yang memiliki prospek terbaik di tahun tersebut. Ketika sudah menemukan reksa dana terbaik di tahun sebelumnya, investor akan menjual reksa dana lain yang memiliki return lebih rendah dan menggantinya dengan yang baru. Inilah mengapa strategi tersebut diberi nama chasing return. Investor berusaha mencari produk reksa dana yang memberikan keuntungan tertinggi.
Hanya saja analisis teknikal relatif sulit untuk dilakukan. Tidak semua orang mampu menjalankannya serta sulit untuk mendapatkan data yang dapat dijadikan referensi. Karena itu ada cara yang lebih mudah untuk melakukan sistem chasing return yaitu dengan mencari tahu reksa dana mana yang memiliki return tertinggi di tahun sebelumnya.
[Baca Juga: Mengenal Asumsi Return yang Wajar untuk Investasi Reksa Dana Campuran]
Misalnya seorang investor membeli reksa dana saham yang mendapatkan peringkat nomor 1 reksa dana dengan return tertinggi pada tahun 2015. Di akhir tahun kemudian investor tersebut melihat-lihat lagi reksa dana mana yang masuk ke dalam daftar reksa dana saham dengan return tertinggi. Jika ada reksa dana terbaik tersebut memiliki return yang sama dengan reksa dana yang sudah dimiliki maka reksa dana tersebut tetap dipertahankan. Tetapi jika return reksa dana peringkat satu yang baru lebih tinggi, maka investor akan menjual reksa dana saham lamanya dan membeli reksa dana saham baru tersebut.
Lalu strategi manakah yang sebenarnya lebih efektif untuk berinvestasi reksa dana? Anda dapat membuat sebuah penelitian sederhana untuk membandingkan buy and hold serta chasing return. Berikut adalah langkah-langkah penelitian yang dapat Anda lakukan.
Pertama-tama Anda harus mengumpulkan data reksa dana saham di Indonesia sejak beberapa tahun sebelumnya. Dalam contoh ini, kami menggunakan data reksa dana di Indonesia dari tahun 2002 hingga 2013. Anda bisa mendapatkan informasi tersebut dari www.bareksa.com atau website-website lainnya yang menyediakan data mengenai reksa dana.
[Baca Juga: Ini Cara Merencanakan Keuangan dengan Menggunakan Reksa Dana]
Setelah memiliki data tahunan reksa dana, Anda dapat menentukan reksa dana mana yang memiliki kinerja terbaik selama beberapa tahun. Hanya saja reksa dana yang disebut reksa dana terbaik disini hanya ditentukan berdasarkan return-nya. Semakin tinggi return tahunan reksa dana tersebut maka semakin tinggi peringkatnya. Namun peringkat ini tidak diintegrasikan dengan risiko, jumlah dana kelolaan, pengelola asing atau lokal, dijual oleh bank atau tidak dan lain sebagainya.
Berikut adalah data reksa dana saham yang memiliki return nomor 1 tertinggi di Indonesia selama 10 tahun:
Tahun | Reksa Dana Saham Peringkat 1 dalam Return | Return (%) |
---|---|---|
2007 | Emco Mantap | 102,37 |
2008 | Panin Dana Maksima | -36,10 |
2009 | Pratama Saham | 170,63 |
2010 | Panin Dana Maksima | 102,10 |
2011 | Emco Mantap | 23,93 |
2012 | SAM Indonesian Equity Fund | 39,72 |
2013 | Millenium Equity | 71,76 |
2014 | Dana Pratama Ekuitas | 23,03 |
2015 | Kharisma Kapital Prima | 15,41 |
2016 | OSO Borneo Equity Fund | 13,06 |
Chasing Return, Apakah Efektif?
Menggunakan chasing return memang terlihat seperti strategi yang sangat menjanjikan. Bagaimana tidak? Anda diharapkan memiliki produk-produk investasi reksa dana saham dengan return tertinggi di Indonesia. Hanya saja, apakah ada jaminan bahwa data tahun lalu tersebut akan sama seperti tahun selanjutnya? Misalnya coba kita lihat data dari tabel reksa dana saham terbaik selama 10 tahun tersebut. Pada tahun 2007, reksa dana Emco Mantap memiliki return tertinggi yaitu sebesar 102,37%. Tetapi pada tahun selanjutnya reksa dana tersebut tidak lagi memiliki return tertinggi. Artinya, return reksa dana Emco Mantap pada tahun 2008 pasti lebih rendah daripada return Panin Dana Maksima yang bahkan saat itu sedang merugi hingga -36,1%. Bisakah Anda bayangkan sebesar apa kerugian yang dialami investor pada saat itu?
[Baca Juga: Benarkah Ada Reksa Dana yang Tidak Pernah Rugi?]
Secara tidak langsung chasing return dapat dianggap sebagai strategi yang sangat berisiko. Karena tidak ada kepastian bahwa reksa dana terbaik pada tahun lalu akan menjadi reksa dana yang terbaik juga di tahun berikutnya. Nyatanya pada tahun 2009 setelah kondisi pasar membaik pun reksa dana Emco Mantap tidak kembali menjadi reksa dana terbaik sepanjang tahun. Karena itu jika Anda ingin menggunakan strategi chasing return sebaiknya lebih waspada dalam menganalisa data. Reksa dana unggulan di tahun sebelumnya memang dapat menjadi salah satu acuan, tetapi tidak selalu mutlak benar.
Berikan pengalaman Anda pada kolom di bawah ini tentang investasi reksa dana! Mana yang lebih Anda pilih, buy and hold atau chasing return? Terima kasih.
Sumber Referensi:
- Rudiyanto. 2015. Fit. Focus. Finish: Panduan Mencapai Kesuksesan Finansial Melalui Investasi Reksa Dana. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.
Sumber Gambar:
- Businessman – https://goo.gl/ZVvqTW
- Lup – https://goo.gl/SqBZk2
Bagaimana menurut perhitungan dari segi kemaanan modal jika misalkan modalnya ditempatkan di ORI sebesar 200jt contoh. Kemudian Bunganya setiap bulan secara konsisten di tempatkan pada 3 jenis reksa dana masing masing pasar uang 100rb, pendapatan tetap 100rb, dan campuran 100rb dalam waktu 5tahun. Akankah selisihnya jauh berbeda jika mengabaikan keamanan modal menempatkannya 25% dari modal 200jt tersebut jadinya hanya 50jt pada reksadana sekali membeli. Dan 150jt pada ORI dan bunganya tidak ditempatkan pada reksa Dana. Mohon pencerahannya. Terima Kasih
Halo Pak Budiarta,
Jawaban dari pertanyaan bapak tersebut sangatlah relatif. Tergantung dari produk reksadana apa yang bapak beli, serta produk ORI apa yang bapak beli. Setiap produk memiliki return yang berbeda beda pastinya, sehingga sulit mengkalkulasi jika bapak tidak memberikan informasi secara detail kepada kami produk2 investasi apa yang bapak beli.
Jika Pak Budiarta masih ada pertanyaan seputar bagaimana cara menghitung perencanaan investasi, bapak dapat melakukan konsultasi kepada perencana keuangan kami di aplikasi Finansialku yang dapat Anda download gratis di google playstore/appstore. Berikut link download aplikasi Finansialku di google playstore (untuk android): https://play.google.com/store/apps/details?id=com.finansialku.mobile&hl=in&gl=US
Terimakasih.