Mengapa banyak karyawan cemas menghadapi masa pensiun? Ternyata masalahnya tidak hanya uang lho, ada juga masalah lainnya. Kira-kira kecemasan apa yang dihadapi oleh karyawan yang akan masuk ke masa pensiun?

 

Rubrik Finansialku:

Rubrik Finansialku Finansialku Watch

 

Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun

Banyak karyawan yang merasa cemas atau takut dengan masa-masa pensiun. Kecemasan menghadapi masa pensiun bukanlah hal yang aneh, karena banyak karyawan masih bingung dengan apa yang akan terjadi, apa yang akan dihadapi, ketidakpastian dan rasa takut karena tidak berdaya jika sudah usia lanjut.

Mengapa Banyak Karyawan Merasa Cemas Menghadapi Masa Pensiun - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga: 5 Ketakutan yang Dipikirkan Orang, saat Nanti Pensiun]

 

9 Gejala Orang yang Merasa Cemas

Tahukah Anda ciri-ciri orang yang sedang dalam kondisi kecemasan? Menurut Supratiknya dalam bukunya berjudul “Mengenal Perilaku Abnormal” disebutkan 9 gejala orang yang mengalami kecemasan:

  1. Merasa tegang, was-was dan resah yang sifatnya tidak menentu (disffuse uneasiness).
  2. Terlalu peka dan mudah tersinggung dalam pergaulan. Secara tidak sadar orang terebut akan menarik diri dari pergaulan karena sering merasa tidak mampu, minder, depresi dan serba salah.
  3. Sulit konsentrasi dan mengambil keputusan, karena takut salah.
  4. Lamban dalam bereaksi, terkadang melakukan tindakan yang berlebihan dan sering melakukan gerakan-gerakan neurotik tertentu (geleng-geleng kepala, mematah-matahkan kuku jari, mendehem dan lain sebagainya).
  5. Mengalami ketegangan ototnya (khususnya pada leher dan sekitar bagian atas bahu), diare ringan, sering buang air kecil dan menderita gangguan tidur berupa insomnia dan mimpi buruk.
  6. Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangannya sering basah.
  7. Sering berdebar-debar tanpa sebab yang jelas dan tekanan darahnya tinggi.
  8. Sering mengalami gangguan pernafasan.
  9. Sering mengalami anxiety attacksatau tiba-tiba cemas tanpa ada sebab pemicunya yang jelas.

 

Kecemasan juga sering kita jumpai pada orang-orang yang mengalami post power syndrome.

[Baca Juga: Gejala Post Power Syndrome pada Pensiunan]

 

Mengapa Karyawan Merasa Cemas Menghadapi Masa Pensiun?

Teman-teman tahukah Anda ternyata rasa kecemasan memasuki masa pensiun terjadi karena seseorang memasuki masa transisi yang tadinya produktif (setiap hari bekerja) menjadi tidak kerja. Secara psikologis ada timbul rasa “saya sudah tidak dibutuhkan lagi” dan ujung-ujungnya timbul perasaan “saya tidak berguna”. Secara tidak langsung hal tersebut menyerang rasa “pengakuan”.

 

Beberapa orang karyawan juga mengalami keresahan karena:

  1. Tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah pensiun. Artinya orang tersebut pensiun tanpa memiliki rencana matang. Banyak pensiunan yang mencoba memulai bisnis dengan menggunakan uang pensiunnya. Banyak pensiunan yang merasa
  2. Kehilangan rekan-rekan kerja (dahulu ketemu setiap hari, sekarang jarang-jarang ketemu). Jika merujuk piramida Maslow, orang diserang pada sisi rasa cinta memiliki dan dimiliki.
  3. Kehilangan status sosial (dulu direktur, sekarang pensiunan). Jika merujuk piramida Maslow, orang diserang pada sisi harga diri dan ini sangat menjatuhkan mental setiap orang. Perasaan ini sama seperti jika seseorang dimarahi oleh atasannya, di depan orang lain.  
  4. Penurunan penghasilan (jika tidak ada perencanaan dana hari tua). Masalah keuangan ini menjadi sumber kecemasan, karena berhubungan dengan masa depannya.

 

Maslows-Hierarchy-of-Needs-Finansialku-2016

[Baca Juga: Perusahaan Perlu Membantu Karyawannya untuk Merencanakan Keuangan]

 

Bagaimana Cara Mengurangi Kecemasan Karyawan Saat Menghadapi Masa Pensiun?

Sebagai perencana keuangan, kami beberapa kali diundang ke perusahaan untuk memberikan wawasan atau pandangan persiapan masa pensiun. Berdasarkan pengalaman tersebut, kami akan bagikan fakta-fakta yang menarik:

  1. Beberapa perusahaan mengundang kami sebagai pembicara, untuk mempersiapkan keuangan karyawannya yang 3 – 5 tahun lagi pensiun.
  2. Banyak karyawan yang pensiun dengan hanya mengandalkan uang pensiun dari perusahaan + BPJS Ketenagakerjaan.
  3. 5 dari 6 Karyawan yang mau pensiun, belum punya rencana apa yang harus dilakukan setelah pensiun.
  4. 50% karyawan berusia muda (usia 25 – 35) tidak memprioritaskan perencanaan dana hari tua.
  5. 8 dari 10 karyawan merasa bingung, karena mereka mengira pensiun = tidak ada penghasilan (bergantung pada uang pensiun dan anak).
  6. 80% karyawan tidak pernah merencanakan dana hari tua, khususnya untuk karyawan yang sudah berusia 40 tahun ke atas. Meskipun mereka tahu, perencanaan dana hari tua penting, mereka merasa takut dan menghindari diskusi perencanaan pensiun.

 

Bagaimana solusinya?

Perusahaan perlu memberikan sosialisasi mengenai perencanaan dana hari tua, kepada karyawan-karyawan yang masih muda. Tujuannya agar mereka memiliki waktu yang cukup banyak untuk mempersiapkan dana hari tuanya. Selain itu mereka juga masih memiliki banyak waktu untuk meningkatkan penghasilan dari investasinya serta penghasilan pasif.

 

Ada dua buah informasi penting, yang banyak orang tidak sadari:

  1. Seseorang memiliki 3 potensi sumber penghasilan, yaitu penghasilan karena kerja, penghasilan dari investasinya dan penghasilan dari aset (pendapatan pasif).
  2. Ketika seseorang pensiun, orang tersebut akan kehilangan salah satu sumber penghasilannya, yaitu penghasilan karena kerja. Mereka masih bisa memiliki sumber penghasilan dari investasi dan pendapatan pasif, jika mereka sudah mulai menyiapkan dari usia muda.

 

Semoga sharing ini dapat berguna untuk Anda dalam menyiapkan masa pensiun, sehingga Anda tidak perlu mengalami kecemasan yang berlebihan. Selain itu artikel ini juga dapat digunakan teman-teman HRD dan manajemen perusahaan dalam memberikan sosialisasi dana hari tua kepada para karyawan.

 

Sumber referensi:

  • Budhi Dharmawan Prasojo. 2011. Skripsi: Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun pada Pegawai Kementrian Agama yang Istrinya Bekerja dan Tidak Bekerja (Studi Komparatif Pada Pegawai Kementrian Agama Kabupaten Banjarnegara). Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
  • Ramaiah, Savitri. 2003. Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
  • A. 1995. Mengenal perilaku abnormal. Yogyakarta : Kanisius

 

Sumber gambar:

  • People Group – http://goo.gl/bMqrWI

 

 

 

Download E-Book Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an (GRATIS)

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku