Apakah Anda termasuk orang yang suka beli barang-barang konsumtif demi gengsi? Hati-hati lho, bisa-bisa, gara-gara nurutin gengsi, bisa jadi Anda harus menjual barang-barang yang sebenarnya Anda perlukan.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Fin Quotes

 

Gara-Gara Konsumtif dan Gengsi, Akhirnya Harus Jual Rumah

Sebagai perencana keuangan independen, saya tertarik membahas sebuah permasalahan yang mendasar yaitu pengeluaran konsumtif dan gengsi. Saya teringat sebuah pelajaran berharga dari kasus bubble di Amerika. Saya ingin menceritakan sebuah hal yang tragis dan hal ini terjadi di Amerika:

Pada saat itu orang-orang beranggapan harga rumah selalu naik, sehingga mereka menganggap rumah adalah asset. Orang-orang kelas menengah merasa gatal untuk melakukan take over kredit KPR dan revaluasi harga rumah. Jadi KPR yang belum lunas, dipindahkan ke bank lain agar direvaluasi dan mendapatkan pinjaman baru.

 

Pelajari contoh berikut ini dan berikan komentar, dimana letak kesalahannya:

  • Pak Ronald 7 tahun yang lalu membeli sebuah rumah seharga Rp1 miliar. Sesuai rencana KPR tersebut harusnya akan berjalan selama 15 tahun.
  • Sekarang Pak Ronald mengajukan take over kredit dan revaluasi rumah tersebut. Bank menghargai rumah tersebut seharga Rp2,5 miliar, karena rumah tersebut terletak di lokasi yang sangat strategis.
  • Pak Ronald mendapat pinjaman dana kontan sebesar Rp2 miliar. Sebagian digunakan untuk melunasi utang KPR di bank sebelumnya dan sisanya dibelikan mobil.
  • Ternyata 2 tahun kemudian ada sebuah krisis (real estate bubble), yang menyebabkan harga rumah turun. Pak Ronald masih harus melunasi utang yang totalnya Rp2,5 miliar (dan bunganya). Padahal jika rumah tersebut dijual nilainya tidak mencapai Rp2,5 miliar.
  • Pak Ronald menyesal telah melakukan kesalahan tersebut.

Menurut Anda apa kesalahan fatal yang dilakukan oleh Pak Ronald? Dan menurut Anda bagaimana solusi yang tepat untuk Pak Ronald?

 

Saya teringat sebuah kata-kata bijak dari Warren Buffet yang mengatakan:

Bahasa Inggris

If you buy things you do not need, soon you will have to sell things you need.

Warren Buffet

 

Rahasia Sukses Investasi ala Warren Buffet - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga: Cara Mengurus Keuangan ala Warren Buffet]

 

Bahasa Indonesia

Jika Anda membeli barang-barang yang tidak Anda butuhkan, dalam waktu segera, Anda bisa jadi menjual barang-barang yang Anda butuhkan.

Warren Buffet

 

Sayangnya, hal yang sama juga terjadi di Indonesia lho. Banyak orang yang terpaksa meningkatkan gengsi dan/atau gaya hidup hanya karena gengsi, contoh:

  • Ambil cicilan kartu kredit untuk membeli smartphone terbaru, yang sebenarnya tidak diperlukan.
  • Ajukan kredit kendaraan untuk membeli mobil mewah, yang sebenarnya tidak diperlukan.
  • Ajukan KTA untuk merenovasi rumah, padahal masih ada cicilan lain yang belum terlunasi.

 

Anda perlu mengingat idealnya jumlah cicilan maksimal adalah 35% dari penghasilan seseorang. Sebagai perencana keuangan independen saya lebih setuju jika Anda tidak menggunakan utang atau kredit untuk membeli barang-barang konsumtif.

Saya sendiri pernah menyaksikan seseorang yang memiliki banyak utang konsumtif. Bahkan cicilan bulanan mencapai 80% dari gaji bulanan. Coba Anda bayangkan bagaimana orang tersebut bisa hidup sejahtera? Apakah orang tersebut bisa tidur nyenyak? Jawabannya sulit sekali. Akhirnya orang tersebut harus jual rumah yang sudah dimiliki dan uangnya digunakan untuk melunasi utang-utang. Tentu saja Anda tidak mau kan mengalami permasalahan seperti itu?

Cara Melunasi Hutang, Kredit dan Cicilan [Flowchart] - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga: Flowchart untuk Melunasi Utang Konsumtif]

 

Pertanyannya: Apakah kita tidak boleh membeli barang-barang yang sifatnya konsumtif atau gengsi?

Jawabannya: tergantung posisi keuangan Anda sekarang. Jika Anda sudah tidak memiliki prioritas lain yang lebih penting, mungkin saja Anda dapat membeli barang-barang konsumtif.

 

Jika saat ini Anda masih memiliki tujuan keuangan yang lebih prioritas, misal menyekolahkan anak, membeli rumah, membeli kendaraan dan lainnya, lebih baik Anda fokus mewujudkannya. Anda dapat menggunakan Aplikasi Finansialku untuk membantu Anda mengurus keuangan dan merencanakan keuangan.

Aplikasi Finansialku Iklan 1 - Perencana Keuangan Independen Finansialku

 

Aplikasi Finansialku ini dapat membantu Anda membuat anggaran keuangan bulanan. Dengan anggaran tersebut, Anda dapat mengetahui berapa limit untuk masing-masing pos. Setelah itu baru mulai mencatat pengeluaran harian. Dengan adanya anggaran dan catatan keuangan, Anda memegang kendali penuh atas keuangan.

Setelah itu baru merencanakan keuangan, mulai dari dana darurat, kebutuhan uang pertanggungan asuransi jiwa, baru dana untuk membeli rumah, kendaraan, pendidikan anak dan lainnya.

 

Saya meyakini dengan mengurus keuangan secara benar, maka Anda tidak perlu menjual asset. Bagikan juga artikel ini kepada pasangan dan teman-teman Anda di grup, karena mereka juga perlu tahu cara mengurus keuangan yang benar.

 

Apakah Anda pernah membuat keputusan yang salah, misal membeli barang yang kurang berguna dengan utang? Silakan share pengalaman Anda dan perencana keuangan kami akan membantu menjawabnya. Terima kasih.

 

Sumber Gambar

  • Komputer – https://goo.gl/ojA74z

 

Download E-Book Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an (GRATIS)

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku

Â