Sudahkah kamu ajukan pertanyaan sebelum menikah dengan pasangan yang kamu cintai ini pada diri sendiri?

Ketahui informasi selengkapnya di artikel Finansialku di bawah ini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Sudahkah Kamu Lontarkan Pertanyaan Sebelum Menikah Ini Pada Diri Sendiri?

Mendengar kata menikah, apa makna yang bisa kamu ambil dari kata yang cukup ambigu itu?

Makna pernikahan sama seperti kata bahagia. Tidak bisa dikotakkan dalam satu definisi berisi rangkaian kalimat terbatas.

Begitu juga dengan hakikat yang ada dalam pernikahan. Kita tidak pernah tahu secara pasti sebenarnya apa hakikat dari pernikahan selain menciptakan kerajaan kecil baru bersama istri/suami dan prajurit cilik.

Tapi untuk kita ketahui saja, kalau menikah bukan karena kita sudah berada di usia atau umur yang tepat.

Tidak, tentu pernikahan tidak berlandaskan pada usia, pada kritik sosial atau pertanyaan menggelitik dari orangtua setiap kali kita pulang ke rumah.

Pernikahan tentu bukan cuma karena usia, bukan juga cuma karena cinta. Lebih dalam dari itu, menggadaikan kebebasan dan kehidupan kita untuk saling mengikatkan diri pada satu sama lain. Selamanya.

Mau Menikah Tapi Belum Mapan Begini Caranya! 01 - Finansialku

[Baca Juga: QUIZ: Cek Yuk, Kamu Sudah Siapkah Untuk Menikah?]

 

Apapun yang terjadi, semua harus dilalui berdua, semua harus dirasakan berdua, tidak peduli itu rasa susah dan bahagia.

Tidak selesai dengan menggadaikan kebebasan diri dan menepati komitmen dengan pasangan.

Menikah punya aspek yang lebih kompleks dibandingkan dengan hal-hal yang sarat dengan angan-angan yang menjauhkan kita dari kenyataan.

Bukan, kali ini bukan soal pasangan kita. Ini semua tentang kita. Tentang diri kita sepenuhnya, yang kadang malah jarang diajak berkomitmen.

Pernahkah kamu benar-benar berkomunikasi dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan ini pada dirimu sendiri ketika memutuskan akan menikah?

banner -Untung Rugi memiliki pre Nuptual Agreement (1)

#1 Siapkah Aku Untuk Berkomitmen?

Pernikahan adalah sebuah babak baru dalam kehidupan. Babak baru bukan cuma soal pencapaian baru.

Tapi lebih dari itu. Ketika menikah, kita tahu kalau perputaran gravitasi dalam kehidupan kita bukan hanya berpusat pada diri kita.

Ada subjek baru yang datang dan ‘mengintervensi’, dan ini akan terjadi selamanya.

Apakah kamu sudah siap untuk itu?

Apakah kamu sudah rela menanggalkan ego dan kepentingan diri sendiri untuk dibagi berdua dengan orang lain?

Apakah kamu sudah siap kalau kamu akan kehilangan beberapa persen jatah menyendirimu setelah menikah?

Apakah kamu sudah siap untuk berjanji dan berkomitmen dengan orang lain sepanjang sisa hidupmu?

Sudah berapa kali kamu menanyakan hal ini pada diri sendiri sebelum menikah? Atau malah belum sama sekali?

 

#2 Apakah Aku Punya Pola Pikir yang Sama Dengan Dia?

Kalau diibaratkan sebuah bangunan baru, pertanyaan kedua ini serupa pondasi sebelum benar-benar membangun dan membentuk rumah idaman.

Ya, kamu tahu kalau kamu cinta pasanganmu, begitupun sebaliknya. Kamu tahu kalau dia cinta kamu.

Tapi pernahkah kamu bertanya pada dirimu sendiri, soal pola pikir atau pandangan terhadap sesuatu antara kamu dan pasangan?

Yakinkah kamu kalau kalian punya suara yang sama terhadap satu atau lebih permasalahan?

Apa guna cinta kalau kamu bahkan tidak punya suara yang sama dengan dia?

Bukan menakut-nakuti, tapi cobalah untuk berpikir lebih jauh. Berpikirlah kalau kehidupan pernikahan ini akan kamu jalani selama seumur hidup.

Maka segera tanyakan ini pada dirimu sendiri. Yakinkah kamu bisa bertahan dengan perbedaan pendapat yang tentunya akan menjadi ‘bumbu’ rumah tanggamu nanti?

Yakinkah kamu bisa mengontrol itu semua, bisa mendapatkan jalan tengah dari perbedaan pola pikir yang kadang kamu anggap sepele selama berpacaran?

 

#3 Apakah Kamu Bisa Terima Kelebihan dan Kekurangan Dia?

Kita ini manusia, pusatnya kesalahan dan ketidaksempurnaan. Kita bukan malaikat yang tidak pernah menyakiti hati satu sama lain.

Selama berpacaran atau berkenalan, kamu tentu sudah mengobservasi sifatnya secara garis besar, ‘kan?

Kalau sudah, sekarang waktunya kamu untuk bertanya pada dirimu sendiri, apakah kamu bisa menerima semua kekurangan dan kelebihan menjadi satu paket dan hidup bersama paket itu selamanya?

Jangan mencoba membodohi diri dengan kata-kata manis penuh omong kosong seperti, “Manusia akan berubah.” , “Aku yakin setelah menikah nanti, dia akan berubah.”

Kehabisan Ide Ini Dia Konsep Pernikahan Murah 03 Menikah di Bali - Finansialku

[Baca Juga: Polling: Lebih Memilih Pacaran Dulu Atau Langsung Menikah]

 

Kawan, catat hal ini. Manusia tidak akan semudah itu berubah. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang hobi mengulang kesalahan.

Dalam mempertanyakan hal ini, kamu juga dilarang untuk menipu dirimu sendiri. Memanipulasi jawaban sesuai dengan yang kamu harapkan.

Jangan cuma andalkan hati, tapi juga logika dan pikiran yang objektif. Karena ini semua menyangkut kehidupan dan masa depanmu.

Berusahalah untuk jujur kepada diri sendiri. Terima semua jawaban dengan tangan terbuka.

Karena yang paling mengetahui kapasitas dan semua aspek dalam dirimu adalah kamu sendiri. Bukan dia atau calon pasanganmu.

Jangan sampai kamu terlena dengan kata-kata manis yang sering kamu dengar ketika membaca buku atau artikel romantis.

 

#4 Apakah Kamu Sudah Selesai Dengan Dirimu Sendiri?

Dalam memulai hidup baru dengan pasanganmu nanti, pastikan kalau tidak ada sisa-sisa kontemplasi dalam benak yang mengganggumu.

Pastikan kalau tidak ada lagi masalah antara kamu dengan dirimu sendiri yang belum terselesaikan.

Pastikan juga kalau kamu sudah punya jawaban atas keraguan dan kontemplasi yang diam-diam kamu kubur di dalam dirimu.

Jangan sampai kehidupan pernikahan dengan pasanganmu nanti malah dipenuhi oleh drama-drama tidak penting hanya karena kamu belum selesai menyelesaikan masalah internalmu.

Jangan juga menyulitkan pasanganmu yang harus berhadapan dengan semua permasalahan internal yang sebenarnya, hanya kamu yang bisa selesaikan.

Jangan jadikan pernikahan dan pasangan sebagai tempat bergantung dan berharap bisa menyelesaikan semua masalah internalmu.

 

#5 Sudahkah Kamu Siap Secara Finansial?

Pertanyaan terakhir ini bisa dibilang pertanyaan yang mendasar dan paling penting sebelum menikah.

Biasanya, kita terlalu sibuk mengurusi keadaan finansial pasangan kita sampai kita lupa untuk bertanya pada diri kita sendiri, “Siapkah kamu secara finansial?”

Mari kita lupakan sejenak soal mental dan perasaan. Kita sama-sama bertanya pada diri kita sendiri soal ini.

Kehabisan Ide Ini Dia Konsep Pernikahan Murah 02 Menikah Tamasya - Finansialku

[Baca Juga: Pernikahan di Mata Pria: Ini Alasan Pria Tidak Buru-buru Menikah]

 

Sudahkah kamu siap untuk memiliki tanggung jawab finansial yang baru setelah menikah?

Sudahkah kamu menyiapkan dana untuk menikah dan hidup bersama nanti?

Sudahkah kamu punya pandangan, seperti apa keadaan finansialmu nanti setelah menikah?

Sudahkah kamu punya kesepakatan yang sama dengan pasangan soal pembagian tanggung jawab finansial?

Sudahkah kamu melontarkan pertanyaan di atas pada dirimu sendiri? Apa jawabannya?

Apakah jawabannya masih penuh keraguan atau sudah sarat kepastian?

Jangan dipaksakan, kita tahu kalau fase menikah ini bukanlah fase yang mudah untuk dilalui.

Kamu bisa penuhi wawasanmu terlebih dahulu soal finansial dengan membaca e-book gratis tentang Perencanaan Keuangan yang bisa kamu unduh GRATIS di bawah ini.

Kamu juga bisa pelan-pelan menyiapkan semuanya dari sekarang, dengan mulai membuat anggaran di aplikasi Finansialku yang bisa kamu unduh di Google Play Store dan Apple Apps Store sekarang.

Jangan lupa juga untuk terus mengkomunikasikannya dengan pasanganmu. Kalau sulit mencari jawaban sendiri, kamu bisa mencari jawabannya berdua, ‘kan?

 

Makna Pernikahan

Makna pernikahan bukan cuma soal menyatukan cintamu dan pasanganmu. Lebih dari itu, ada kenyataan yang tertutup angan-angan.

Jangan sampai kamu terbelenggu dengan indahnya dongeng para pendahulumu tentang keindahan dunia pernikahan.

Ya, dengan menikah, semua beban dan masalah akan sedikit lebih ringan karena dipikul berdua.

Tapi jangan sampai kamu lupa kalau ada konsekuensi dan kesepakatan yang harus kamu setujui dan lakukan seumur hidupmu.

Jangan lupa kalau kamu akan dihadapkan kenyataan kalau tanggung jawab berdua akan lebih kompleks dan sulit dibandingkan dengan tanggung jawab ketika kamu belum hidup satu atap bersama pasangan.

Maka dari itu, selain membicarakan perjanjian dalam pernikahan bersama pasanganmu, pastikan kalau dirimu sudah siap dihadapkan dengan perubahan.

 

Adakah pertimbangan atau pertanyaan lain yang harus ditanyakan pada diri sendiri sebelum menikah versimu? Sampaikan pada kami melalui kolom komentar, ya!

Kamu juga bisa tunjukkan kepedulianmu pada temanmu yang akan menikah dengan membagikan artikel ini pada mereka melalui pilihan platform yang ada di bawah ini. Terima kasih!