Menteri Keuangan Sri Mulyani peringati bakal terjadi resesi 2023. Lantas, apa hal yang harus kita lakukan sekarang?

Ketahui tips persiapan resesi 2023 dari ahli melalui artikel Finansialku satu ini!

 

Sri Mulyani Wanti-wanti Bakal Terjadi Resesi 2023

Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan prediksinya tentang resesi yang akan terjadi di 2023.

Dia mengatakan, penyebab resesi 2023 ini adalah inflasi yang tinggi dan suku bunga acuan yang juga mengalami kenaikan di tengah tingginya harga energi dan pangan.

Bukan hanya Sri Mulyani, Presiden Joko Widodo dan Menko Maritim dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan juga mengatakan hal serupa.

Secara kompak, mereka mengatakan bahwa keadaan ekonomi global akan gelap gulita.

“Hati-hati ketidakpastian ini, mengenai ketidakpastian ini, dan tiap hari kita selalu diingatkan dan kalau kita baca baik di media sosial dan di media cetak, di media online semuanya mengenai resesi global, tahun ini sulit dan tahun depan sekali lagi saya sampaikan akan gelap, dan kita tidak tahu badai besarnya seperti apa sekuat apa tidak bisa dikalkulasi.” Ucapnya saat Pengarahan Presiden kepada seluruh Menteri/Kepala Lembaga, Kepala Daerah, Pangdam dan Kapolda, mengutip laman Cnbcindonesia.com, Jumat (30/09).

 

Permasalahan resesi 2023 ini menyerang berbagai negara maju dan berkembang tanpa ampun, seperti Inggris.

“Apalagi urusan perang di Ukraina lebih sulit lagi dihitung kapan selesainya, referendum yang kemarin dilakukan di 4 wilayah Ukraina, di Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson makin merumitkan lagi kapan akan selesai dan imbasnya ke ekonomi seperti apa makin rumit.” Lanjutnya.

 

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan bahwa momok terbesar saat ini adalah kenaikan inflasi.

Inflasi di semua negara mengalami kenaikan yang signifikan, di mana biasanya hanya pada kisaran 1%, kini 8, bahkan lebih dari 10%.

Untuk menghindari ini, Jokowi memberikan cara untuk menekan kenaikan inflasi, seperti menaikkan interest rate.

“Tapi teori seperti itu sekarang tidak menjamin inflasi turun. Oleh sebab itu, di Indonesia bank sentral dan fiskal harus beriringan jadi saya senang BI dan kemenkeu berjalan beriringan rukun tanpa intervensi kewenangan BI, tapi yang lebih penting adalah bukan rem uang beredar, tapi menyelesaikan di ujungnya yaitu kenaikan barang dan jasa yaitu menjadi tanggung jawab kita semua.” Katanya.

 

Dampak Resesi 2023

Pada beberapa lapis masyarakat, ancaman resesi mungkin tidak terasa begitu signifikan dampaknya. Meski begitu, bukan berarti resesi jadi sesuatu yang bisa kita abaikan begitu saja.

Berikut ini adalah beberapa dampak resesi 2023 secara umum, yang bisa kamu jadikan gambaran:

 

#1 PHK Besar-besaran

Dampak resesi yang pertama adalah PHK besar-besaran terhadap karyawan. 

Hal serupa pernah terjadi di tahun 2020, saat pandemi sedang ganas-ganasnya menyerang dunia. Banyak perusahaan kolaps karena penyesuaian aturan yang banyaknya merugikan perusahaan di beberapa sektor.

Piter Abdullah, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) mengamini hal ini.

“Dari pengalaman 2020 itu paling terdampak kalangan menengah ke bawah. Ketika perekonomian terkontraksi makan akan banyak perusahaan tertutup sehingga banyak PHK.” Ungkapnya, mengutip laman cnbcindonesia.com, Senin (03/10).

 

#2 Kemiskinan

Dampak resesi ini berhubungan dengan poin pertama, yaitu kemiskinan. 

Ketika terjadi PHK besar-besaran, kemiskinan akan meningkat karena daya beli dan kualitas hidup akan menurun, karena orang akan kehilangan sumber pendapatan.

“PHK akan mengurangi daya beli dan kualitas hidup mereka. Kemiskinan pun meningkat.” Imbuh Piter.

Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani optimis mampu menjaga stabilitas makro ekonomi Indonesia.

“Pemerintah akan melanjutkan program perlindungan sosial untuk mendorong tingkat kemiskinan pada tahun 2023 kembali menurun di kisaran 7,5% hingga 8,5%.” Katanya, mengutip laman yang sama.

 

#3 Rupiah Melemah

Dampak selanjutnya adalah harga dolar yang terus melejit. Per hari ini, 03 Oktober saja, harga dollar mencapai Rp15.281,30.

Rizqi Syam, CFP, salah satu perencana keuangan Finansialku mengatakan bahwa  salah satu yang jadi faktor penyebab dari naiknya harga dolar adalah bank sentral yang menaikkan suku bunga.

Dalam investasi, ada tiga instrumen yang terdampak, yaitu saham, obligasi, dan komoditas.

Ketika terjadi resesi, masyarakat cenderung menghindari instrumen yang berbahaya.

Alih-alih, mereka berpindah haluan pada instrumen yang terjamin, seperti obligasi, yang dijamin oleh negara.

Kemudian, orang-orang juga berbondong-bondong menukarkan uangnya dari mata uang negaranya ke dolar.

Ini kemudian yang membuat demand dolar meningkat. Sebagaimana dengan hukum ekonomi, semakin tinggi permintaan, maka semakin tinggi pula harga dari barang tersebut.

Begitu juga dengan dolar, yang harganya akan terus naik selama permintaan masyarakat masih tinggi.

Kamu bisa mencari tahu dampak resesi ekonomi lainnya lewat artikel Finansialku satu ini.

[Baca Juga: Ketahui Pengertian, Faktor Penyebab, dan Dampak dari Resesi Ekonomi!]

 

Harus Gimana?

Resesi tidak hanya mengancam beberapa lapisan masyarakat saja. Oleh karena itu, kita tidak bisa berbesar kepala dan merasa kalau keuangan pribadi aman-aman saja.

Tidak ada salahnya untuk mempersiapkan keuanganmu dari sekarang, agar saat resesi 2023 nanti benar-benar terjadi, kondisimu tidak terlalu terpuruk.

Gembong Suwito, CSA CFP QWP AEPP QFE, salah satu perencana keuangan dari Finansialku menuturkan, terdapat beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menghadapi resesi 2023 nanti, di antaranya:

 

#1 Cari Alternatif Penghasilan Tambahan

Resesi menyebabkan naiknya barang-barang dan segala kebutuhan sehari-hari.

Ini akhirnya membuat pengeluaran terus membengkak, dan mengharuskan kita untuk menambah penghasilan.

Cari tahu alternatif menambah penghasilan yang bisa kamu lakukan di rumah, melalui artikel Finansialku satu ini.

[Baca Juga: Catat! Tips Hadapi Resesi Bagi UMKM Agar Bisa Bertahan]

 

#2 Hemat dan Penuhi Dana Darurat

Tips yang kedua, mulailah untuk berhemat dan melakukan efisiensi pada keuanganmu.

Kurangi pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya bukan primer agar kamu bisa memaksimalkannya pada tabungan.

Selain itu, mulai isi ulang dana daruratmu jika sempat terpakai atau belum sepenuhnya terkumpul.

Kamu bisa mengalokasikan pengeluaran yang berkurang ini untuk memenuhi jatah dana daruratmu.

Setidaknya, pastikan jumlah dana daruratmu 6x dari pengeluaran bulanan agar tetap aman.

 

#3 Perkuat Proteksi

Tips selanjutnya, mulailah perkuat proteksimu. Gembong mengatakan untuk setidaknya memiliki asuransi kesehatan.

Asuransi kesehatan memungkinkan keuanganmu tetap aman dan tidak terkuras ketika kamu sakit nanti.

 

#4 Rombak Ulang Portofolio

Saat ini, tidak ada instrumen investasi yang bebas 100% dari risiko resesi.

Bahkan belakangan, pasar saham terus menunjukkan penurunan yang cukup signifikan.

Oleh karena itu, Gembong merekomendasikan kita untuk merombak ulang portofolio investasi kita.

Di dunia ini memang tidak ada investasi yang tepat untuk semua orang.

Semuanya bergantung pada tujuan dan profil risiko masing-masing individu.

Tapi, Gembong menyarankan untuk menyimpan sebagian investasimu di instrumen yang menawarkan pertumbuhan dan stabilitas.

Misalnya, reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap dengan dominan fokus pada obligasi swasta.

Gembong mengatakan, penempatan obligasi negara ritel dengan tenor pendek seperti ORI22 yang memberikan return sebesar 22% per tahun mampu menjaga stabilitas cashflow keuangan bulanan kita.

[Baca juga: Daftar Negara yang Dibayangi Resesi 2023, Indonesia Termasuk?]

 

#5 Siapkan Cash

Sebagaimana yang telah Finansialku sebutkan di atas, saat resesi nanti, segala jenis instrumen investasi akan mengalami penurunan. 

Oleh karena itu, investasi jangka pendek di pasar saham bukanlah hal yang bijak jika kita belum mencapai keleluasaan finansial.

Meski begitu, bukan berarti keduanya tidak bisa kita lakukan secara beriringan.

Kita bisa tetap top-up portofolio, sembari menyiapkan uang tunai.

Aksi ini tentu tidak bisa kamu lakukan secara literal. Menyiapkan uang cash artinya menyimpan sebagian uangmu di bank atau di lembaga keuangan yang sifatnya likuid.

Gembong menambahkan, terdapat dua jenis produk yang tersedia di bank.

Adalah deposito dan tabungan. Kamu bisa membagi asetmu ke dalam dua produk ini.

Tabungan, bisa kamu gunakan untuk operasional dan mitigasi risiko apabila kamu memerlukan uang sewaktu-waktu.

Sementara untuk investasi, Gembong menyarankan untuk mememanfaatkan deposito dan reksa dana pasar uang yang 100% penempatannya di deposito dan obligasi jangka pendek.

 

#6 Atur Ulang Pos Keuangan

Terakhir, cobalah untuk mulai mengatur ulang pos anggaran keuangan bulananmu.

Keadaan terus memaksa kita untuk berhemat. Sembari menambah penghasilan, langkah kita akan menjadi lebih ringan ketika mengiringinya dengan mengatur ulang pos anggaran keuangan bulanan kita.

Kamu bisa mulai urutkan pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya tersier, atau sesuatu yang bisa kamu eliminasi.

Selain itu, kamu juga bisa mengurangi jumlah dana untuk anggaran yang bisa kamu kurangi jumlahnya. Misalnya, kamu bisa mengurangi anggaran untuk transportasi dengan menggunakan kendaraan pribadi, dan lain-lain.

Kamu bisa mengaturnya dengan mudah menggunakan fitur ‘Anggaran Keuangan’ di aplikasi Finansialku.

Banner Iklan Fitur Anggaran

 

Bukan Akhir dari Segalanya

Meski terlihat menyeramkan, resesi bukanlah akhir dari segalanya. Hanya saja, kita harus berhati-hati dalam bertindak.

Apalagi, resesi berdampak langsung pada keadaan keuangan kita.

Terus penuhi wawasan keuanganmu dengan membaca ebook tentang mengatur keuangan dari Finansialku yang bisa kamu unduh gratis dengan menekan tombol di bawah ini.

Banner Iklan Ebook Belajar Trading Untuk Pemula - HP
Banner Iklan Ebook Belajar Trading Untuk Pemula - PC

 

Apakah ada pertanyaan terkait resesi yang belum terjawab? Kalau ada, sampaikan pertanyaanmu lewat kolom komentar, ya!

 

Editor: Ratna Sri H.

Sumber Referensi:

  • Anisa Rizki Febriani. 01 Oktober 2022. Hadapi Ancaman Resesi 2023, Pakar UGM Sarankan Hal Ini. Detik.com – https://bit.ly/3rqM1q2
  • Admin. 02 Oktober 2022. Tahun 2023 Resesi Ekonomi? Ini Tips Mengelola Keuangan Pribadi untuk Menghadapinya dari Pakar UGM. Kampus.republika.co.id – https://bit.ly/3M7ZVHd
  • Admin. 01 Oktober 2022. Dunia Terancam Resesi dan Stagflasi, Lebih Baik Nabung atau Investasi?. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/3RuXIXt
  • Emir Yanwardhana. 02 Oktober 2022. Resesi Dunia di Depan Mata, Lebih Baik Nabung atau Investasi?. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3C08NtL
  • Admin. 28 September 2022. Sri Mulyani Ungkap Ancaman Resesi 2023, Nasib RI Bagaimana?. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3rn0jIi
  • Admin. 30 September 2022. Merinding! Ini Pidato Jokowi, Sri Mulyani & Luhut Soal Resesi. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3e3sCIL
  • Admin. 03 Oktober 2022. Amit-amit Jika RI Resesi, Ini yang Akan Menimpa Warga RI. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3SSTABs
  • Hadijah Alaydrus. 30 September 2022. Dunia Terancam Resesi Jamaah, INi Dampak Pahitnya ke RI. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3C56p59