Penjualan Surat Berharga Negara (SBN) atau Surat Utang Negara (SUN) merupakan upaya Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilisasi rupiah yang beberapa waktu ke belakang tengah terpuruk.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Penjualan SBN Telah Capai Rp18,5 Triliun

Keterpurukan nilai tukar rupiah atas mata uang Negeri Paman Sam tidak lantas menjadikan otoritas Bank Indonesia berdiam diri. BI terus melakukan Intervensi dengan melakukan penjualan Surat Berharga Negara (SBN).

Rabu kemarin, data penjualan Surat Berharga Negara (SBN) oleh BI di pasar sekunder untuk perbaikan nilai tukar rupiah terhadap AS telah mencapai Rp18,5 triliun, secara year to date (ytd).

Jumlah penjualan SBN yang telah mencapai Rp18,5 triliun langsung disampaikan oleh Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Nanang Hendarsah.

Seperti dilansir oleh Tirto.id, Kamis (12/7/18), Nanang mengatakan:

Year to date Rp18,5 triliun untuk SBN di pasar sekunder.”

 

 

Nanang menambahkan, kedepannya BI akan terus menggunakan SBN sebagai upaya stabilisasi nilai tukar rupiah. Selain untuk stabilisasi kurs rupiah, perlu diketahui bahwa SBN juga digunakan untuk pengelolaan likuiditas dalam operasi moneter di pasar primer.

“Sisanya Rp42 triliun sekian di pasar primer. Kalau di pasar primer bukan dalam konteks intervensi, bukan stabilisasi. BI memang bagian dari bidder (pelelang), tapi non-competitive.”

 

Saat ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah 5,3 persen atau secara konkret sebesar Rp14.385.

Dibandingkan dengan beberapa negara lain di dunia, dikatakannya, pelemahan kurs rupiah jauh lebih kecil. Negara lain mengalami pelemahan kurs mata uang yang lebih buruk, misalnya Argentina yang mengalami pelemahan sebesar 30 persen, Brasil 17 persen, Turki di atas 10 persen, dan India di atas 7 persen.

“Kalau pun terdepresiasi harus secara terukur. Ketidakpastian global, makanya year to date rupiah melemah 5,2 persen. Kami harap tentunya tidak terlalu melemah lagi ya.”

 

Intervensi BI terhadap perbaikan kurs rupiah juga melalui pengeluaran cadangan devisa. Cadangan devisa tercatat hingga 30 Juni 2018 sebesar 119,839 miliar dolar AS.

“Masih mencukupi, itu memang ongkos stabilisasi kurs rupiah.”

 

Cadangan devisa tersebut dapat cukup untuk 7,2 bulan. Semua negara, dikatakan Nanang, menggunakan cadangan devisa untuk melakukan stabilisasi kurs negara masing-masing.

“Thailand sudah berkurang 8 miliar dolar AS dalam 3 bulan terakhir. India mungkin sudah berkurang lebih dari 13 miliar dolar AS. Semua negara memang harus stabilisasi, sesuatu yang tak bisa dihindarkan.”

 

Di tengah ketidakpastian global dengan Bank Sentral AS (The Fed) naikkan suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate) secara agresif, BI juga menaikkan suku bunga acuannya untuk dapat menahan adanya aliran dana keluar dari dalam negeri (outflow) dan untuk menarik kembali dana masuk dalam negeri (inflow).

Apa Saja Peran Bank Indonesia di Sektor Fintech Apa Dukungan Bank Indonesia 01 - Finansialku

[Baca Juga: Laris Manis Penjualan Sukuk Ritel (Sukri) SR010]

 

Tujuannya juga untuk menstabilkan kurs rupiah. Nanang menyebutkan dengan kenaikan suku bunga 50 basis points (bps) terakhir dapat menarik inflow dari lelang SBN sekitar Rp6 triliun.

Inflow 5 hari terakhir SBN ya, kami tidak melihat equity, mungkin equity belum begitu banyak.”

 

Terkait inflow yang masuk, menurut Nanang, investor-investor sudah melihat gejolak ketidakpastian di Indonesia hanya sementara. Imbal hasil investasi (yield treasury) di Indonesia, menurutnya, sudah termasuk atraktif bagi para investor.

“(Yield) Selasa sempet ke 7,8 persen, Rabu 7,4 persen. Sejak di level 7,8 sudah ada yang masuk. Jadi Bank Indonesia melakukan pemilihan SBN juga memperhatikan spread antara SBN 10 tahun kita, dengan US treasury bond yang 10 tahun. Kami jaga supaya tetap menarik bagi investor asing.”

 

Keuntungan Memiliki Surat Berharga Negara (SBN)

Kini Surat Berharga Negara (SBN) ritel bisa dibeli secara online sejak akhir Mei 2018.

Pemasaran SBN ritel online ini juga melibatkan financial technology (fintech) yang sudah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ada sembilan mitra yang telah mendistribusikan SBN, di antaranya Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Bank BCA, Bank Permata, dan Bank DBS. Dua perusahaan efek yaitu Trimegah dan Bareksa, dan satu lagi Investree yang merupakan fintech P2P lending.

SBN Sebagai Upaya Stabilisasi Rupiah Investree 02 Finansialku

[Baca Juga: Investree Siap Ekspansi ke Asia Tenggara]

 

Jika membeli SBN sebesar Rp10 juta, maka investor akan mendapatkan keuntungan kurang lebih sebesar 7,5 persen per tahun dari dana yang diinvestasikan tersebut. Artinya, keuntungan yang didapatkan sebesar Rp750.000 per tahun.

Kupon sebesar 7,5 persen dibayarkan setiap bulan, artinya sebesar Rp62.500 dikirim ke pemegang SBN setiap bulannya. Setelah tenor habis, maka pemegang SBN akan mendapatkan Rp10 juta miliknya.

 

BI Berharap Investor Asing Masuk SBN

Mengatasi keterpurukan nilai tukar rupiah, Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan BI akan terus berada di pasar untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah. Intervensti pasar valuta asing serta membeli SBN (Surat Berharga Negara) di pasar sekunder jadi salah satu langkah yang diambil.

Dengan hal tersebut Perry berharap investor asing bisa tertarik untuk masuk sehingga dapat mendorong stabilitas nilai tukar rupiah. Sembari menunggu besarnya investasi asing yang masuk.

 

Iklan Banner Perencanaan Dana Membeli Rumah - 728x90

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

BI pun telah merespons upaya untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah dengan menaikkan suku bunga acuan. Lewat kenaikan suku bunga, khususnya di obligasi pemerintah, Perry menilai pasar keuangan Indonesia tetap memiliki yield yang menarik bagi investor asing.

“Kalau ada investor asing yang menjual SBN, BI akan membeli SBN dari pasar sekunder, tentu saja at market price.”

 

Guna merealisasikan berbagai langkah tersebut, Perry mengatakan koordinasi harus terus dilakukan. Di antaranya, koordinasi antara BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

 

Terima kasih sudah membaca tulisan ini hingga selesai.

Apakah informasi dalam tulisan ini menambah wawasan dan berguna untuk Anda? Apakah ada teman-teman atau rekan Anda yang membutuhkan informasi ini juga?

Bantu sebarkan artikel ini untuk membantu mereka mendapatkan informasi ini ya.

 

Sumber Referensi:

  • Shintaloka Pradita Sicca. 12 Juli 2018. Intervensi BI Capai Rp18,5 Triliun untuk Stabilisasi Rupiah. Tirto.id – https://goo.gl/6Sr1Hp
  • Damianus Andreas. 3 Juli 2018. Rupiah Terus Melemah, BI Harap Investor Asing Masuk SBN. Tirto.id – https://goo.gl/go7Mz5
  • Hendra Kusuma. Untung Nggak Sih Beli Surat Utang Negara? Finance.detik.com – https://goo.gl/CCbbfY

 

Sumber Gambar:

  • SUN – https://goo.gl/qxgVGD
  • Investree – https://goo.gl/XwKPjB

 

Bagaimana Caranya Menyekolahkan Anak dari TK sampai Sarjana, Tanpa Utang!

Download ebook-nya, GRATIS!!!

Ebook Dana Pendidikan Anak - Finansialku Mockup