Sudah saatnya generasi Z belajar mengelola cash flow supaya bisa tetap bersenang-senang, tapi investasi masa depan jalan terus. Mau tahu caranya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

 

Summary

  • Survei Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), didapatkan hasil bahwa literasi keuangan responden generasi Z mencapai 44,4%.
  • Terdapat beberapa permasalahan keuangan pada generasi Z, seperti persaingan dengan gen Z lain, sifat konsumtif yang besar, dan tidak memikirkan tujuan jangka panjang.
  • Beberapa tips yang bisa dilakukan dalam mengatur cash flow generasi Z yaitu, mencatat pemasukan dan pengeluaran, berinvestasi, menggunakan bank digital, menyiapkan dana darurat, dan self reward yang tidak berlebihan.

 

Masalah Keuangan Generasi Z

Generasi Z atau Zoomer merupakan generasi pertama yang tumbuh bersama dengan teknologi. Sehingga, tidak heran jika mereka sering disebut dengan istilah digital native.

Arus deras informasi dari dunia digital, media, film, bahkan sosial media sedikit banyak menjadi sumber pembelajaran bagi para Zoomer dalam mendapatkan pengetahuan mengenai keuangan.

Jika dilihat dari tahun lahirnya, generasi Z termuda berusia sekitar 10 tahun dan yang tertua berusia sekitar 24-25 tahun.

Usia yang terbilang masih muda, namun sudah waktunya mengatur keuangan pribadi karena mayoritas gen Z tertua sudah menjadi first jobber dan memiliki penghasilan sendiri.

Memiliki penghasilan sendiri dan tidak lagi bergantung pada orang tua tentu satu pencapaian besar dalam hidup seseorang. Tapi itu juga diikuti dengan tanggung jawab dalam mengelola ‘hasil keringat’ yang diperoleh.

Bukan berarti menjadi digital native berarti langsung bisa menerapkan semua pengetahuan keuangan terhadap diri sendiri serta bebas dari segala masalah keuangan. Tetapi bukan juga artinya generasi Z, tidak bisa mengelola keuangan seperti generasi sebelumnya.

[Baca Juga: Mobil Vs Rumah, Gen Z Lebih Pilih yang Mana?]

 

Permasalahan Keuangan Generasi Z

Setiap generasi memiliki permasalahan keuangannya masing-masing, tidak terkecuali bagi Generasi Z. Menjadi generasi yang tumbuh dengan teknologi, menjadi satu privilege tapi juga tantangan besar untuk mereka. 

Berikut beberapa permasalahan yang kerap dijumpai pada generasi Z, apakah Sobat Finansialku mengalami salah satunya?

 

Sering Membandingkan Dengan Orang Lain

Sosial media di era digital ibaratnya dua sisi koin. Sisi pertama memberikan keuntungan bagi kita dalam menjangkau pasar yang lebih luas dalam memasarkan bisnis.

Tetapi pada sisi lain, dari sosial media kita bisa melihat pencapaian orang lain. Baik teman maupun para influencer, sehingga seringkali Zoomer membandingkan apa yang dimiliki dengan orang lain.

Itu juga yang membuat generasi Z merasa terus kurang dengan penghasilan yang dimiliki. Sehingga rasa kompetitif antara generasi Z menjadi lebih besar, karena ingin menjadi lebih dibandingkan rekannya. 

 

Mau Ini.. Mau Itu.. Banyak Maunya

Masalah yang banyak ditemukan pada generasi Z salah satunya adalah banyaknya keinginan yang mau diwujudkan.

Scrolling sosial media, pilih barang, suka, beli. Influencer kesayangan meng-endorse produk baru, suka, ikutan beli.

Gaya hidup konsumtif inilah yang lama-kelamaan bisa membuat keuangan generasi Z menjadi tidak sehat.

Belum lagi kegiatan liburan dan staycation dengan dalih healing yang justru tidak “menyembuhkan” kondisi keuangan Sobat Finansialku. Jika tidak segera direm, tujuan keuangan kita tidak bisa terwujud akibat keuangan yang berantakan.

 

Tidak Memikirkan Tujuan Jangka Panjang

Merasa masih muda dan banyak waktu membuat Generasi Z kerap enggan untuk mulai memikirkan tujuan keuangan jangka panjang. Jangankan menyiapkan dana pensiun, mengambil keputusan untuk mencicil rumah seringkali tidak menjadi prioritas para Zoomer

Padahal dengan usia yang masih muda, justru ini adalah waktu yang sangat tepat untuk mulai mengatur keuangan dan berinvestasi. Dengan waktu yang panjang, tentu saja dana yang harus disiapkan lebih ringan bukan?

 

Mengatur Cash Flow Generasi Z

Mengutip survei yang dilakukan oleh Bank of America, dengan mengambil responden generasi Z di Amerika, didapatkan hasil bahwa generasi z merasa mereka mengetahui konsep dasar pengelolaan keuangan pribadi, seperti menabung (87%), mengatur keuangan (82%) dan menyusun anggaran keuangan (77%).

Lalu bagaimana dengan kondisi literasi keuangan pada generasi Z di Indonesia? Dikutip dari Survei Literasi dan Inklusi Keuangan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), didapatkan hasil bahwa literasi keuangan responden generasi Z mencapai 44,4%.

literasi keuangan pada generasi Z

Literasi Keuangan Pada Generasi Z. Sumber: OJK

 

Tentu saja ini berita baik mengingat data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, 27% komposisi masyarakat Indonesia adalah generasi Z. Sehingga Indonesia mendapatkan bonus demografi usia produktif pada tahun 2045 kelak, yaitu para kaum Milenial dan Generasi Z.

Karena itu, penting bagi Zoomer untuk memahami cara mengelola keuangannya sehingga bisa mempersiapkan bukan hanya untuk hari ini tapi juga tujuan jangka panjang. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan dalam mengatur cash flow generasi Z:

 

Gunakan Aplikasi Pencatatan Keuangan

Langkah pertama yang bisa dilakukan Zoomer dalam mengatur keuangannya adalah dengan cara menyusun anggaran (cash flow) bulanan.

Tidak perlu membayangkan spreadsheet yang rumit. Sobat Finansialku bisa kok membuat catatan keuangan dengan memanfaatkan aplikasi pencatatan keuangan. Sehingga di manapun bisa melakukan pencatatan karena aplikasi sudah terinstal pada smart phone.

Salah satu aplikasi yang bisa digunakan seperti aplikasi Finansialku. Pada aplikasi Finansialku, kamu bisa menggunakan fitur anggaran serta melakukan pengecekan terkait kesehatan keuangan saat ini.

Coba deh, sangat mudah dilakukan dan bermanfaat. Yuk, download aplikasinya di Play Store atau App Store sekarang!

Fitur Anggaran Keuangan

 

Pertimbangkan Bank Digital 

Dibandingkan dengan bank konvensional, aplikasi yang dikeluarkan oleh bank digital pada umumnya bukan hanya bisa mengakomodasi kebutuhan transaksi perbankan via online, namun juga dilengkapi dengan fitur menarik yang bisa membantu Sobat Finansialku memantau kondisi cash flow yang telah dibuat.

Bisa tersambung dengan aplikasi e-wallet, menampilkan persentase pengeluaran yang dilakukan dalam satu bulan, bebas biaya administrasi dan biaya transfer seringkali menjadi alasan bagi generasi Z cenderung memilih bank digital sebagai tempat mereka menaruh dana.

[Baca Juga: Upaya Transformasi Bank Digital, OJK Hadirkan Beleid Baru]

 

Berinvestasi via Aplikasi

Tidak bisa lepas dari smartphone adalah karakter generasi Z pada umumnya. Apapun dilakukan via aplikasi smartphone, termasuk dalam hal berinvestasi.

Saat ini sudah banyak sekali platform digital yang bisa digunakan untuk berinvestasi. Mulai dari menabung emas, membeli reksa dana, hingga transaksi saham dan cryptocurrency semua bisa melalui aplikasi.

Namun perlu diingat, sebelum melakukan investasi, pahami dulu risiko dari produk yang ingin kamu beli. Cari juga informasi terkait platform yang digunakan melalui review maupun berkonsultasi dengan profesional yang ahli dalam bidang tersebut.

 

Ingat Dana Darurat

Dana darurat adalah hal terpenting yang harus diingat dalam mengelola keuangan. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, misalnya saja saat ada kebutuhan mendesak dengan nominal yang cukup besar, kondisi market sedang kurang baik, hingga kehilangan penghasilan.

Besarnya dana darurat disesuaikan lagi dengan profil dan tanggungan finansial kita

Misalnya, Sobat Finansialku bekerja dan tidak memiliki tanggungan atau masih single, maka besar dana darurat yang perlu disiapkan sebesar 3-6 bulan dari pengeluaran bulanan.

Angka tersebut akan semakin besar jika pekerjaan Sobat Finansialku cenderung yang berisiko tinggi seperti freelancer yang bisa sewaktu-waktu kehilangan penghasilan karena tidak ada job. 

Semakin besar pula, jika Sobat Finansialku memiliki orang yang ditanggung secara finansial seperti menanggung orang tua, adik atau saudara.

Kalau kamu mau lebih paham soal dana darurat, yuk dengarkan audiobook berikut ini.

banner -mengupas pentingnya dana darurat

 

Self Reward Boleh, Asal…

Ketakutan yang banyak diungkapkan oleh generasi Z terkait keengganan menyusun cash flow adalah khawatir tidak bisa mendapat self-reward sebagai hadiah dari hasil jerih payahnya.

Padahal self-reward tetap kamu dapatkan, asal kamu memasukkannya ke dalam pos anggaran bulanan.

Menyusun cash flow bukan berarti menyiksa diri, tapi menyesuaikan agar pengeluaran tidak melebihi dari penghasilan. Termasuk untuk pos hiburan dan self-reward.

Jika saat ini penghasilanmu belum bisa mencukupi tujuan self-reward yang diinginkan, maka jangan paksakan untuk bisa masuk menjadi pos bulanan dan mengorbankan kebutuhan lainnya.

Jadikan pos tersebut sebagai pengeluaran tahunan dan sisihkan dana setiap bulan untuk mengisi pos tersebut. Tidak mau kan, niatnya liburan ke Bali untuk healing eh pulang-pulang, malah jadi sakit karena lihat tagihan kartu kredit?

[Baca Juga: Waspada! Ini Bahayanya Self Reward yang Berlebihan]

 

Mandiri dan Bertanggung Jawab Secara Finansial

Memiliki pekerjaan pertama dan bertanggung jawab terhadap penghasilan yang diperoleh adalah salah satu langkah pendewasaan dalam hal finansial.

Bukan hanya dewasa karena bisa mandiri dan tidak bergantung lagi pada uang jajan orang tua. Namun harus juga diikuti dengan tanggung jawab dalam mengelola keuangan pribadi. Salah satunya adalah dengan membuat anggaran keuangan.

Dari menyusun cash flow, kamu bisa mendapatkan manfaat yaitu mengetahui ke mana saja pengeluaran yang dilakukan. 

Selain itu, juga bisa membantu mendisiplinkan diri untuk mengikuti cash flow yang telah dibuat agar kesehatan keuangan tetap terjaga, investasi masa depan pun bisa terus terlaksana. Selamat mencoba.

 

Bagaimana Sobat Finansialku, apakah artikel ini bermanfaat? Bagikan ke teman dan saudara supaya bisa mendapatkan pengetahuan yang sama dalam mengelola keuangan mereka.

 

Editor: Ratna SH

Sumber Referensi:

  • Redaksi. Gen Z Merapat! Ini Cara Belajar Keuangan Kekinian yang Paling Cocok buat Kamu! Qmfinancial.com – https://bit.ly/3fGg0V4
  • Redaksi. Gen Z’s Financial Priorities, Barriers & The Path Forward. About.bankofamerica.com – https://bit.ly/3GLFUCN
  • Prisma Ardianto. 13 Februari 2021. OJK: Nasabah Milenial dan Gen Z Segmen Investasi Jangka Panjang. Investor.id – https://bit.ly/3FI7ejZ