Apa saja strategi investasi reksa dana yang paling mudah untuk diterapkan? Kali ini Finansialku.com akan membahas 3 strategi investasi yang paling mudah diterapkan dan Anda tentu juga bisa melakukannya.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Learn and Invest

 

Jenis-Jenis Strategi Investasi Reksa Dana

Apakah Anda tahu jenis-jenis strategi investasi yang sering digunakan dalam investasi pasar modal, khususnya reksa dana? Ternyata di dunia ini ada banyak sekali strategi investasi, namun tidak semua strategi mudah untuk diterapkan. Berikut ini Finansialku akan membahas 4 strategi yang umum digunakan oleh investor: Lump Sum, Dollar Cost Averaging dan Value Cost Averaging.

4 Strategi Investasi Reksa Dana yang Paling Mudah Diterapkan - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga: Cara Berinvestasi Reksa Dana Online]

 

Sekilas namanya keren-keren ya…

Tetapi lebih keren lagi kalau profitnya besar bukan?

 

Oleh sebab itu mari kita bahas secara lebih detil ke empat strategi tersebut. Ingat investasi reksa dana adalah salah satu strategi untuk menambah pemasukan bulanan. Salah satu cara untuk mengoptimalkan hasil investasi adalah dengan mempelajari produknya, belajar juga dari kesalahan – kesalahan yang pernah dibuat dan tentu saja strateginya.

 

Investasi Reksa Dana dengan Strategi Lump Sum

Strategi investasi Lump Sum adalah menginvestasikan seluruh dana investasi pada awal investasi. Jadi jika Anda memiliki uang Rp 10 juta, maka Anda investasikan seluruh uang Rp 10 juta. Kemudian Anda tidak menambahkan lagi dana investasi. Jika Anda masuk pada saat yang tepat (harga murah atau harga diskon), Anda akan berpotensi mendapatkan keuntungan yang besar.  Strategi ini memiliki kelemahan jika Anda salah memilih waktu pembelian (misal saat harga masih sangat tinggi atau pasar dalam kondisi crash).

Jangan Pernah Sisihkan Uang untuk Menabung dan Berinvestasi - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga: Jangan Pernah Menyisihkan Uang untuk Investasi dan Menabung]

 

Investasi Reksa Dana dengan  Strategi DCA (Dollar Cost Averaging)

Strategi investasi Dollar Cost Averaging (DCA) adalah strategi investasi bertahap setiap periode tertentu. Contoh seorang karyawan yang berinvestasi Rp 500.000 setiap bulannya di reksa dana. Strategi investasi DCA lebih cocok jika calon investor tidak memiliki modal besar di awal. Saat ini ada banyak produk reksa dana yang menawarkan fitur auto debet atau investasi secara otomatis.

[Baca Juga: Cara Autodebet Reksa Dana Online]

 

Strategi ini dari segi keuntungan, bisa jadi kalah dibandingkan dengan strategi lump sum. Beberapa ahli mengatakan DCA adalah salah satu strategi dalam mendiversifikasi (waktu dan harga beli) sehingga investor diharapkan dapat memperkecil risiko.

 

Investasi Reksa Dana dengan Strategi VCA (Value Cost Averaging)

Strategi investasi Value Cost Averaging (VCA) pada dasarnya mirip dengan DCA yaitu berinvestasi setiap periode tertentu. Perbedaan utama adalah jumlah dana yang disetorkan setiap bulannya. Jumlah dana yang disetorkan dengan menggunakan strategi DCA selalu tetap, contoh Rp 500.000 per bulan. Jadi jumlah unit reksa dana yang didapat bisa jadi berbeda-beda, contoh:

  • Bulan April, harga reksa dana saham XYZ Rp 1.000, jika Pak Ronald Investasi sebesar Rp 500.000, maka Pak Ronald mendapatkan Rp 500.000 / Rp 1.000 = 500 unit.
  • Bulan Mel, harga reksa dana saham XYZ Rp 2.000, jika Pak Ronald Investasi sebesar Rp 500.000, maka Pak Ronald mendapatkan Rp 500.000 / Rp 2.000 = 250 unit.

 

[Baca Juga: Kalau Cinta Berinvestasi Selama Masa Penantiannya, Kayanya Sudah Sia Uang Nikahnya]

 

Sebaliknya dengan strategi VCA, maka telah ditentukan berapa jumlah unit yang harus dibeli setiap bulannya. Contoh Pak Ronald menentukan setiap bulannya membeli 500 unit, maka:

  • Bulan April, harga reksa dana saham XYZ Rp 1.000, maka Pak Ronald harus berinvestasi sebesar 500 unit x Rp 1.000 = Rp 500.000
  • Bulan Mel, harga reksa dana saham XYZ Rp 2.000, maka Pak Ronald harus berinvestasi sebesar 500 unit x Rp 2.000 = Rp 1.000.000.

 

Investasi Reksa Dana dengan Strategi Constant Share atau Dollar Constant Share

Strategi ini sebenarnya lebih cocok jika digunakan dalam investasi Saham. Ada beberapa ahli yang mengatakan strategi ini bisa diaplikasikan ke dalam investasi reksa dana. Meskipun agak sulit, tetapi kami akan coba jelaskan.

[Baca Juga: Keluarga Lebih Bahagia Karena Perencanaan Keuangan]

 

Pak Rudi memiliki seorang anak berusia 13 tahun. Rencananya 5 tahun lagi anak tersebut akan masuk kuliah. Pada saat masuk kuliah, Pak Rudi harus mempersiapkan uang sebesar Rp 40.000.000. Jika rata-rata hasil investasi reksa dana saham adalah 15% per tahun, berapa yang harus diinvestasikan pak Rudi setiap bulannya?

 

Apa kesulitan utama Anda mempraktekkan sistem di atas? Beri tahu kami kesulitan yang Anda alami dengan mengisi kolom komentar di bawah ini. 

 

Sumber Gambar

  • Woman Happy Invest – https://goo.gl/BWjZ5M

 

Download E-Book Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an (GRATIS)

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku

Â