Apakah Anda tahu risiko berinvestasi reksa dana dan bagaimana cara menghitungnya? Sebagai investor Anda perlu tahu apa saja risiko yang akan Anda dapatkan ketika berinvestasi di Reksa Dana.

 

Pengertian Reksa Dana

Reksa dana merupakan produk dari pasar modal yang di dalamnya selalu mengandung risiko. Bunga yang bisa didapatkan dari investasi reksa dana bukanlah bunga yang pasti, disitulah letak terciptanya risiko. Anda harus tahu bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja reksa dana dan membuat keuntungan Anda menjadi fluktuatif. Berbeda dengan bunga deposito bank yang angkanya sudah pasti akan Anda dapatkan.

banner -mudah cara memilih reksa dana yang tepat

 

 

Risiko Reksa Dana

Mari kita bahas risiko apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja reksa dana Anda :

 

#1 Risiko Pasar Alias Return yang Tidak Pasti

Risiko Pasar atau Market Risk adalah risiko fluktuasi harga yang disebabkan oleh perubahan faktor pasar. Dalam konteks reksa dana, biasanya risiko ini dikenal sebagai risiko turunnya Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/UP) reksa dana. Tetapi penurunan harga tersebut tidak bersifat permanen. Suatu waktu harga reksa dana bisa naik lagi atau turun lebih jauh. Perubahan harga reksa dana dapat terus terjadi setiap detik.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi perubahan harga saham di pasar. Misalnya kurs nilai tukar, pertumbuhan ekonomi, jual beli yang dilakukan investor lain, dsb. Perubahan harga juga bisa terjadi karena sentimen negatif dari investor luar negeri sehingga memberi dampak pada investasi di Indonesia. Risiko ini tidak dapat dihindari dan pasti akan selalu dialami oleh setiap investor.

[Baca Juga : Risiko dan Keuntungan Investasi Reksa Dana Online]

 

#2 Risiko Wanprestasi

Risiko lain yang ada dalam investasi reksa dana adalah Risiko Wanprestasi atau Default Risk. Risiko wanprestasi adalah risiko penurunan harga reksa dana yang disebabkan gagal bayarnya obligasi perusahaan yang menjadi tujuan investasi reksa dana. Hal ini berlaku bagi reksa dana yang dananya banyak dialokasikan pada investasi obligasi. Ada kemungkinan perusahaan yang mengeluarkan surat utang (obligasi) kemudian tidak mampu membayarnya sehingga memberi pengaruh buruk pada investornya.

[Baca Juga : Apakah Anda Sudah Sehat Secara Keuangan, Sebelum Berinvestasi Reksa Dana]

 

Risiko wanprestasi berbeda dengan risiko pasar yang sifatnya sementara. Jika terjadi kegagalan pembayaran obligasi dari suatu perusahaan, harga reksa dana bisa turun drastis dan tidak naik lagi.

 

#3 Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas atau Liquidity Risk adalah risiko terlambat atau tidak diterimanya dana hasil pencairan unit reksa dana Anda. Dalam persyaratan pencairan reksa dana, investor berhak menerima dana hasil pencairan unit reksa dana pada H+7 dari sejak perintah pencairan.

Hal ini bisa saja terjadi jika Manajer Investasi menginvestasikan uang Anda pada saham dan obligasi yang tidak likuid atau jarang diperdagangkan. Selain itu jika pada satu saat banyak investor melakukan pencairan dalam jumlah bersamaan, risiko keterlambatan juga bisa terjadi.

 

#4 Risiko Perubahan Peraturan

Risiko Perubahan Peraturan atau Regulation Risk adalah risiko turunnya harga reksa dana yang disebabkan perubahan peraturan terkait pengelolaan reksa dana dan peraturan yang berdampak negatif terhadap emiten saham dan obligasi. Perubahan ini biasanya berasal dari instruksi pemerintah. Misalnya jika ada perubahan peraturan pajak, peraturan baru dari OJK, dll. Perubahan ini tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dibantah. Pasar akan selalu menyesuaikan diri dengan peraturan baru yang dikeluarkan.

#5 Risiko Ekonomi dan Politik

Risiko Perubahan harga akibat ekonomi dan politik juga tidak lepas dari investasi reksa dana. Risiko ini muncul akibat suatu kondisi ekonomi atau politik yang terjadi baik di dalam negeri maupun yang di dalam negeri. Efeknya pun bisa langsung maupun tidak langsung.

 

[Baca Juga : Bagamaina Cara Mendaftar Reksa Dana Online?]

#6 Reksa Dana Tidak Dijamin Pemerintah / Asuransi

Reksa dana memiliki risiko tidak stabilnya return investasi. Apabila nasabah mengalami kerugian akibat penurunan harga, maka tidak ada jaminan pemerintah ataupun asuransi.

#7 Risiko Pertanggungan Harta

Investasi yang satu ini juga memiliki risiko hilangnya aset nasabah yang disimpan pada bank kustodian. Namun jangan khawatir, karena pada umumnya aset tersebut diasuransikan.

 

Risiko yang Dapat Dihitung

Setelah mengenal 4 macam risiko yang ada dalam investasi reksa dana, Anda perlu mengetahui bahwa risiko dapat dihitung. Hanya saja tidak setiap macam risiko dapat dihitung. Dari empat risiko yang ada hanya satu yang dapat dihitung yaitu Risiko Pasar. Risiko ini dapat dihitung karena ketersediaan data historis yang memadai. Berbeda dengan risiko wanprestasi dan risiko likuiditas dimana tidak semua data perusahaan dapat diketahui publik. Penting mengukur risiko pasar karena setiap investor yang bertransaksi di pasar modal pasti terekspos dengan risiko ini. Sementara tiga risiko lainnya sangat jarang terjadi dan sifatnya sementara.

 

[Baca Juga : Investasi Reksa Dana Bisa Untuk Persiapan Beli Rumah]

 

Mengukur risiko berarti menyatakan risiko tersebut dalam satuan kuantitatif. Dengan menghitung risiko dari suatu reksa dana, Anda dapat membandingkan kinerjanya dengan reksa dana lain. Ada dua faktor yang digunakan untuk mengukur risiko yaitu Standar Deviasi dan Beta.

 

Standar Deviasi

Standar deviasi adalah sebuah istilah statistik yang artinya penyimpangan dari rata-rata dalam suatu data. Misalnya jika suatu reksa dana memiliki kinerja bunga per tahun seperti berikut :

  • Tahun pertama : 10%
  • Lalu Tahun kedua : 30%
  • Dan Tahun ketiga : -10%

 

  • Rata-rata bunga per tahun adalah :    = 10%
  • Jarak dari rata-rata ke nilai tertinggi adalah : 30% – 10% = 20%
  • Jarak dari rata-rata ke nilai terendah adalah : 10% – (-10%) = 20%
  • Maka standar deviasi dari bunga reksa dana tersebut adalah 20%.

 

Jika standar deviasi semakin tinggi, artinya kemungkinan fluktuasi bunga reksa dana semakin besar. Dengan begitu bunga reksa dana semakin tidak stabil dan sulit diprediksi. Karena itu jika standar deviasi kinerja sebuah reksa dana semakin tinggi maka risikonya pun semakin tinggi.

 

Beta

Beta biasa disebut koefisien regresi. Koefisien regresi adalah angka yang menunjukkan pengaruh suatu angka terhadap angka lainnya. Dalam hal investasi, koefisien regresi menunjukkan pengaruh IHSG terhadap kinerja reksa dana saham. Misalnya, berikut contoh kinerja IHSG & Reksa dana :

Tahun ke Return IHSG Return Reksa Dana
Tahun 1 5% 10%
Tahun 2 15% 30%
Tahun 3 -5% -10%

Keterangan : return adalah hasil investasi

 

Jika dibandingkan, kinerja reksa dana setiap tahunnya selalu 2 kali lipat jika dibandingkan dengan IHSG. Pada tahun pertama kinerja IHSG adalah 5% sementara reksa dana 10%, tahun ketiga IHSG -5% sementara reksa dana -10%. Artinya beta dari reksa dana tersebut adalah 2 kali lipat. Semakin tinggi beta maka semakin besar risiko investasi  tersebut karena perubahannya akan semakin ekstrem.

Cara Autodebet Investasi Otomatis Reksadana Online - Perencana Keuanagn Independen Finansialku

[ Baca Juga : Investasi Reksa Dana Juga Bisa Otomatis]

 

Kesimpulan: Kenali dan Hitung Risiko Investasi Reksa Dana

Dalam berinvestasi Anda perlu memahami beberapa macam risiko yang dapat dialami. Risiko adalah hal yang selalu ada dalam setiap investasi. Penting untuk mengetahui penyebab-penyebabnya agar jika terjadi sesuatu Anda dapat mengerti akar permasalahannya. Ada risiko yang dapat dihitung dan perlu dipahami sehingga mudah untuk membandingkan kinerja suatu reksa dana terhadap reksa dana lainnya.

 

Bagaimana pendapat Anda mengenai artikel di atas ? Semoga artikel diatas dapat membantu Anda, silakan tuliskan pendapat dan komentar Anda pada kolom di bawah ini. 

 

Sumber Gambar :

  • Risk – https://goo.gl/2ZiuZh dan https://goo.gl/6WLuLa

 

Sumber Referensi :

  • Rudiyanto. 2016. Seri Panduan Investasi : Reksa Dana untuk Pemula. Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo.

 

Download E-Book Panduan Berinvestasi Reksa Dana untuk Pemula (GRATIS)

Download Panduan Berinvestasi Reksa Dana untuk Pemula -Finansialku.com

Â