Liburan musim panas tahun 2018 ini termasuk liburan yang tak terlupakan sepanjang sejarah hidup saya karena untuk pertama kalinya saya pergi ke sebuah destinasi wisata yang cukup jauh, yaitu Dubai.

Mau tahu pengalaman liburan saya ke Dubai? Siapa tahu suatu hari nanti Anda juga pergi ke sana dan bisa memiliki sedikit info dari perjalanan pengalaman saya backpacker-an ke Dubai.

Selamat membaca!

 

Pengalaman Tak Terlupakan Berlibur ala Backpacker ke Dubai

Momen liburan tentunya sangat ditunggu-tunggu, terutama bagi mereka yang merasa lelah dengan kegiatan rutin harian seperti pekerjaan, sekolah, dan rutinitas lainnya.

Liburan musim panas bulan Juni tahun 2018 ini adalah termasuk liburan yang paling berkesan bagi saya.

Perkenalkan saya, Kriswangsa Bagus Kusuma Yudha, panggil saja Yudha. Izinkan saya berbagi pengalaman liburan musim panas saya ke Dubai ala backpacker.

Pengalaman Tak Terlupakan Berlibur ala Backpacker ke Dubai 1

[Baca Juga: Liburan dengan Dana Minim? Siasati Dengan 10 Cara Ampuh Ini!]

 

Jika Anda melihat berbagai situs di internet tentang destinasi wisata di Dubai, Anda akan ditawarkan banyak sekali wahana, atraksi dan berbagai destinasi wisata menarik lainnya.

Yuk, simak perjalanan wisata backpacker saya selama 10 hari di Dubai, efektifnya sih 8 hari karena dipotong dengan waktu perjalanan yang mengharuskan saya transit di Bangkok selama kurang lebih 17 jam dan bermalam di pesawat/bandara.

 

Day One – Transit di Bangkok 17 Jam

Perjalanan liburan saya ke Dubai diawali dengan keberangkatan dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta dan transit di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, selama 17 jam.

Mungkin Anda bertanya, kenapa tidak keluar untuk main di kota Bangkok alias keluar dari airport?

Saya memang berniat demikian, tapi karena harus membayar pengeluaran lebih yang menurut saya cukup mahal (setelah dihitung-hitung), maka saya mengurungkan niat saya untuk keluar dari Bandara Suvarnabhumi.

Selain itu, dipikir-pikir, saya sudah pernah liburan ke Bangkok selama 2 kali dan mengunjungi beberapa destinasi wisata, seperti Pattaya dan Hua Hin. Alhasil, saya mengurungkan niat untuk main ke kota Bangkok.

Di samping itu, di dalam Bandara Suvarnabhumi ada banyak tempat belanja suvenir yang unik-unik dan cukup murah.

Selama 17 jam penantian pesawat berikutnya ke Dubai, saya menikmati berjalan-jalan di dalam Bandara Suvarnabhumi. Lagipula, 17 jam masa penantian pesawat kan tidak selama waktu penantian pasangan hidup, bukan? Ups… Jadi aja curhat! Hehehe.

Intinya, enjoy your life with valueable things around you!

Negara Bebas Visa yang Bisa Jadi Tempat Wisata untuk WNI 01 - Finansialku

[Baca Juga: Liburan Murah dan Hemat! Ini Dia Cara Menyiapkan Dana Liburan ke Amerika]

 

Oh iya, mengenai pesawat yang saya gunakan, saya menggunakan pesawat AirAsia yang memang sudah akrab digunakan oleh para backpacker untuk bepergian ke luar negeri dengan biaya yang terjangkau.

Kemudian, dari Bandara Suvarnabumi, saya melanjutkan perjalanan menuju Dubai dengan pesawat Thai Airways.

Tiket pesawat pulang-pergi dengan Air Asia dan Thai Airways yang harus saya bayar sekitar Rp6 juta.

Kok bisa pakai Thai Airways dengan biaya yang murah?

Tentu saja harus cari tiket promo. Saya dapat tiket sekitar 8 bulan sebelumnya.

Pembayaran tiket pesawat saya bayar dengan menggunakan fasilitas cicilan 0% selama 6 bulan dari kartu kredit. Sehingga, ketika akan berangkat ke Dubai, cicilan saya sudah beres dan saya hanya tinggal menyiapkan dana akomodasi lainnya dan termasuk biaya untuk jajan dan beli oleh-oleh.

Berikut rincian biaya untuk tiket pesawat dan visa:

  • Tiket pesawat PP: Rp6.000.000
  • Pembuatan Visa Uni Emirat Arab, Dubai: Rp1.450.000

 

Day Two – Akhirnya Menginjakkan Kaki di Tanah Dubai

Selama di pesawat, Thai Airways, fasilitas yang saya nikmati selain bisa menonton TV, Anda juga akan disediakan makanan dan minuman secara gratis. Sebenarnya, karena sudah sekalian dibayarkan dengan tiket pesawat (sudah termasuk).

Makanan tersebut sebetulnya sudah dipesan sebelumnya ketika memesan tiket via online. Jadi, makanan yang Anda terima adalah sesuai dengan pesanan Anda.

Pengalaman menarik seputar makanan di dalam pesawat, saya mencoba makanan Kosher yang bersertifikat dari sebuah Organisasi Israel di Bangkok. Namun sayangnya, saya lupa mengabadikan sertifikat dari makanan tersebut.

Saya tiba di Airport Dubai (DXB) sekitar pukul 19.40 waktu setempat. Perbedaan waktu dengan Indonesia sekitar 3 jam. Jadi, jika saat itu pukul 7 malam, maka di Indonesia sudah menunjukkan pukul 10 malam.

 

Iklan Banner Perencanaan Dana Liburan - 728x90

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

Ketika sampai di Airport Dubai, untuk pertama kalinya saya merasakan panasnya udara di sana, meskipun pada malam hari.

Hal pertama yang saya cari adalah Nol Card, sebuah kartu yang digunakan untuk transportasi selama di Dubai.

Anda bisa membuka situs www.nol.ae untuk mencari tahu setiap keunggulan dari fasilitas nol card Dubai, yang tidak hanya diperuntukkan untuk fasilitas transportasi, tetapi juga ketika Anda membeli makanan di berbagai store atau supermarket.

Nol Card yang saya pilih adalah Silver Nol Card karena saya hanya 7 hari berada di Dubai, di samping itu harganya pun cukup terjangkau.

Mengapa saya tidak memilih 1 day pass atau 7 days pass? Karena jika dihitung-hitung, akan lebih mahal daripada saya membeli Silver Nol Card, mengingat beberapa destinasi wisata yang perlu saya kunjungi berbeda wilayah dan cukup jauh.

Selain itu, Gold Nol Card juga tidak menjadi pilihan saya walaupun dengan harga pembeliaan yang sama. Namun, dengan fasilitas yang lebih bagus ketika naik Metro (kereta cepat, seperti MRT Singapura) karena harga sekali naik jauh lebih mahal daripada Silver Nol Card.

Misalnya, jika menggunakan Silver Nol Card saya harus membayar 3 dirham dari satu station ke station tujuan, maka dengan Gold Nol Card saya harus membayar 6 dirham (2 kali lipat). Memang, Anda akan mendapatkan privilege access seats.

Pengalaman Tak Terlupakan Berlibur ala Backpacker ke Dubai 2

[Baca Juga: Minim Budget? Lakukan Tips Liburan Gak Over Budget Supaya Liburanmu Tetap Menyenangkan]

 

Seperti yang Anda lihat pada gambar di atas, saya membayar 25 dirham untuk Silver Nol Card dengan isi 19 dirham di dalamnya. Kemudian, saya mengisi ulang sebesar 70 dirham.

Jika ditotal, saya menghabiskan 95 dirham untuk membayar moda transportasi.

Setelah mendapatkan Silver Nol Card yang didapatkan di salah satu counter di Airport Dubai, saya menuju ke hotel di daerah Al Fahidi.

Untungnya, saya booking hotel yang letaknya sangat dekat dengan stasiun metro Al Fahidi yang berjarak hanya 2 menit jalan kaki. Jadi, saya tidak perlu berjalan jauh dan panas-panasan untuk waktu yang lama sambil membawa tas dan barang bawaan saya.

Jika Anda ingin berlibur di Dubai selama musim panas, saya sarankan untuk memilih hotel yang dekat dengan stasiun metro, mengingat suhu udara yang cukup panas berkisar 36 hingga 46 derajat Celcius di musim panas.

Bahkan, saat puncak musim panas di bulan Agustus, beberapa pekerja ekspatriat yang saya temui mengatakan bahwa suhu udara bisa mencapai di atas 50 derajat Celcius.

Sunscreen juga sangat diperlukan ketika Anda berlibur musim panas ke Dubai agar kulit tidak terbakar.

Berikut ini kisaran biaya yang saya keluarkan untuk transportasi di Dubai dan akomodasi selama di Dubai dan Abu Dhabi:

  • Silver Nol Card Dubai: Rp380.000 (total)
  • 1 Kamar York International Hotel (2 orang) selama 6 malam: Rp350.000/malam x 6 = Rp2.100.000
  • 1 Kamar Sheraton Hotel Abu Dhabi (2 orang) selama 1 malam: Rp550.000/malam x 1 = Rp350.000

 

Day Three – Menjelajahi Dubai Downtown, Termasuk Burj Khalifa

Hari ketiga, saya menjelajahi Downtown Dubai, seperti Dubai Mall, Dubai Aquarium yang terletak di dalam Dubai Mall dan juga gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa.

Untuk tiket masuk ke Dubai Aquarium, saya sudah pesan sebelumnya secara online. Anda bisa memanfaatkan situs KLOOK.com yang biasanya memberikan potongan harga yang lumayan bagi para wisatawan dengan biaya yang lebih murah. Beberapa atraksi lainnya, saya juga menggunakan KLOOK.com.

Selain itu, saya mendapatkan tiket masuk ke Burj Khalifa dari agen pembuatan visa yang saya gunakan.

Pengalaman Tak Terlupakan Berlibur ala Backpacker ke Dubai 3

[Baca Juga: 5+ Tips Liburan Hemat Bersama Keluarga yang Membahagiakan dan Menyenangkan]

 

Sebetulnya, saya termasuk orang yang takut dengan ketinggian. Namun, karena ini adalah kesempatan pertama berada di lantai 124-125 gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa, maka saya memberanikan diri untuk melakukan pengambilan foto seperti di atas.

Jika Anda berniat untuk liburan ke Dubai, jangan lewatkan untuk berkunjung ke gedung Burj Khalifa dan menikmati pemandangan kota dari gedung tertinggi di dunia ini.

Pilihan tiket masuk ke Burj Khalifa bervariasi, termasuk pilihan waktu saat Anda masuk. Tiket masuk untuk waktu peak hours (sore ke malam hari) akan lebih mahal daripada tiket masuk saat non-peak hours (siang hari).

Setelah menikmati panorama Dubai dari lantai 124-125 gedung Burj Khalifa, saya menikmati wahana Dubai Aquarium yang letaknya ada di dalam Dubai Mall.

[Baca Juga: Sebelum Anda Pergi Berlibur, Ketahui Dulu 5 Pos Pengeluaran Saat Liburan]

 

Salah satu pengalaman menarik ketika berkunjung ke Dubai Aquarium, saya mendapatkan teguran dari salah satu petugas atraksi untuk tidak makan atau minum selama waktu puasa oleh petugas setempat. Saat itu, Dubai juga sedang melaksanakan ibadah puasa.

Tentu saja mereka menegur saya dengan cara yang sopan, dan saya sebagai turis yang patuh dengan peraturan, saya menyimpan makanan dan minuman saya di dalam tas.

Lalu gimana caranya buat makan siang? Tenang saja, bagi Anda turis yang tidak berpuasa, di berbagai mall tersedia food court yang tetap beroperasi dan sudah dijaga petugas dan dikhususkan bagi mereka yang tidak berpuasa.

Lantas, jika di luar mall dan ingin minum atau makan bagaimana? Pengalaman menarik berikutnya, saya sempat makan di toilet saat berada di Museum of Dubai yang akan saya ceritakan di hari ke-4 ketika menjelajahi Old Town, Dubai.

Menjelang malam, saya tidak mau melewatkan atraksi yang paling dinanti yaitu Dubai Fountain yang terletak di depan gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa. Dubai Fountain dinobatkan sebagai air mancur atau air menari terbesar di dunia lho!

Selain itu, setiap 20 menit sekali secara bergantian akan ada atraksi LED yang terlihat di tubuh gedung Burj Khalifa dari pukul 8 malam hingga 11 malam.

Pengalaman Tak Terlupakan Berlibur ala Backpacker ke Dubai 8

[Baca Juga: Liburan dengan Dana Minim? Siasati Dengan 10 Cara Ampuh Ini!]

 

Setelah lelah berpetualang di Downtown Dubai, saya kembali ke hotel sekitar pukul setengah 12 malam waktu setempat sebelum stasiun metro berhenti beroperasi.

Berikut ini perkiraan biaya yang saya keluarkan untuk berwisata di Downtown Dubai di hari ketiga:

  • Tiket masuk Burj Khalifa (non-peak hours, siang hari): Rp650.000
  • Tiket masuk Dubai Aquarium: Rp300.000

 

Free Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku 

 

Day Four – Menjelajahi Old Town Dubai

Petualangan saya belum berakhir di Dubai. Banyak tempat destinasi yang ingin saya nikmati termasuk Old Town Dubai yang terletak di daerah Al Fahidi dan Bur Dubai.

Pengalaman Tak Terlupakan Berlibur ala Backpacker ke Dubai 9

[Baca Juga: Walaupun Rupiah Melemah, Kamu Masih Bisa Liburan Ke Luar Negeri Kok]

 

Di daerah Old Town ini banyak toko-toko yang menjual suvenir dengan harga yang cukup terjangkau. Kalau di Bandung, ini seperti pasar baru. Di Jakarta, seperti Tanah Abang. Tapi tetap saja harganya menyesuaikan dengan Dubai ya, kalau dikonversi tetap saja lebih mahal dari belanja di Indonesia.

Beberapa destinasi yang saya jelajahi di antaranya adalah

  • Sheikh Saeed Al-Maktoum House
  • Heritage Shindagha Village
  • Bastakiya Quarter
  • Bur Dubai Mosque
  • Museum of Dubai
  • Dubai Creek dengan menggunakan Dhow Cruise sambil dinner di atas kapal

 

Dari semua destinasi di atas, saya hanya mengeluarkan biaya tiket masuk untuk Museum of Dubai sebesar 3 dirham atau sekitar Rp12 ribu dan makan malam di Dhow Cruise yang sudah saya pesan tiketnya secara online sebelumnya dengan harga sekitar Rp320 ribu.

Pengalaman tak terlupakan ketika makan malam di Dhow Cruise, semacam kapal kecil, saya berkenalan dengan salah satu turis asal Chennai, India di mana ayahnya bekerja di Abu Dhabi.

Kami mengobrol banyak hal termasuk beberapa tips yang ia berikan saat ia berada di Abu Dhabi. Ini bisa jadi info untuk saya karena 2 hari berikutnya, saya akan pergi ke Abu Dhabi selama 1 malam.

Berikut ini adalah rincian pengeluaran saat wisata di hari keempat:

  • Tiket masuk Museum of Dubai: Rp12.000
  • Dhow Cruise (makan malam): Rp320.000

 

Day Five – Menjelajahi Legoland Dubai

Untuk pertama kalinya, saya mengunjungi Legoland dan di hari ke-5 ini saya menghabiskan hari saya untuk bermain di setiap wahana Legoland.

Sekali lagi untuk tiket masuk Legoland, saya sudah membelinya secara online di salah satu situs yang juga bisa Anda akses melalui situs KLOOK.com dengan harga yang lebih murah.

Perjalanan memakan waktu sekitar hampir 1 jam menggunakan bus khusus untuk turis yang akan pergi ke Legoland. Saat itu, saya dijemput Pit Stop Wahana Legoland di depan BurJuman Shopping Mall, daerah BurJuman.

 

728x90 Buat rencana sekarang 1
300x250 - Buat Rencana Sekarang - bulan madu

 

Sambil menunggu bus, saya berbincang dengan salah satu pegawai bus yang berkebangsaan Filipina.

Selain mereka memiliki pelafalan bahasa Inggris yang lebih jelas dibanding para pendatang lainnya dari India dan Pakistan dan negara lainnya, berbicara dengan orang Filipina layaknya berhadapan dengan orang-orang dari Indonesia karena mereka memiliki ras yang sama seperti saya.

Bukan artinya saya sedang mengangkat isu SARA ya! Intinya, saya seperti lebih dekat dengan kaum keluarga saya.

Setelah sampai di Legoland, saya bermain cukup banyak wahana di sana dan mengabadikan foto salah satunya di depan gerbang Legoland.

Pengalaman Tak Terlupakan Berlibur ala Backpacker ke Dubai 10

[Baca Juga: Guys, Yuk Cek 5 Tips Liburan Murah Ala Mahasiswa yang Bisa Kamu Lakukan!]

 

Setelah seharian bermain dan berfoto di Legoland, saya berkunjung ke Mall of Emirates pada malam harinya yang terletak di daerah Al Barsha sebelum kembali ke hotel.

Mall ini termasuk mall terbesar di Dubai setelah Dubai Mall yang terletak di satu daerah yang sama dengan kawasan Burj Khalifa.

Berikut ini adalah rincian biaya yang keluar di hari kelima:

  • Tiket masuk Legoland: Rp800.000

 

Day Six – Perjalanan ke Abu Dhabi

Hari berikutnya, saya check out dari hotel karena saya akan melanjutkan perjalanan ke Abu Dhabi dan menghabiskan 1 malam di sana.

Saya hanya membawa barang yang saya perlukan untuk menginap satu malam dan sisanya saya titip di resepsionis hotel di Dubai, karena sepulang dari Abu Dhabi, saya akan kembali ke hotel tersebut dan menghabiskan sisa hari-hari liburan saya menginap di hotel itu.

Perjalanan ke Abu Dhabi masuk dalam salah satu daftar perjalanan yang sangat tidak terlupakan karena ada unsur yang sedikit menegangkan.

Tadinya, saya akan naik bus dengan biaya sekitar 25 dirham, namun ketika akan menuju ke terminal, ada orang yang menawarkan jasa transportasi menggunakan mobil dengan biaya 35 dirham, tapi saya bisa langsung ke destinasi yang saya tuju, tidak perlu ke stasiun bus yang jaraknya masih jauh dari tempat destinasi.

Intinya dengan 35 dirham, saya tidak perlu mengambil metro atau bus lagi untuk menuju destinasi yang saya tuju yang letaknya cukup jauh dari stasiun bus dan harus mengeluarkan biaya lagi.

Satu sisi lebih murah, tapi pengalaman menegangkan terjadi.

Dalam satu mobil berisi 5 orang termasuk pengemudi yang menawarkan jasa antar ke Abu Dhabi, termasuk 3 orang penumpang lainnya.

Di tengah jalan mereka berdebat mengenai suatu hal yang saya tidak mengerti dan mereka berbicara dalam sebuah bahasa yang saya tidak mengerti sama sekali.

Selama perjalanan itu sangat menegangkan, apalagi salah satu penumpang diturunkan di pinggir jalan tol karena ia ingin turun di situ.

Hal itu membuat saya agak sedikit terkejut, lantas bagaimana saya nanti kalau diturunkan di pinggir jalan seperti orang itu.

Tapi, ternyata ketakutan saya tidak terjadi, saya sampai di destinasi saya, yakni di depan Sheikh Zayed Grand Mosque, sebuah masjid besar yang menjadi salah satu ikon destinasi wisata dari Abu Dhabi.

Ketika menjelajahi masjid besar tersebut, suhu udara saat itu menunjukkan 46 derajat Celcius. Ini merupakan suhu udara terpanas yang saya pernah rasakan selama hidup saya.

Pengalaman Tak Terlupakan Berlibur ala Backpacker ke Dubai 11

[Baca Juga: Liburan ke Wakanda: Melihat Pesona Keindahan di Air Terjun Iguazu]

 

Setelah menghabiskan waktu berfoto di dalam Masjid tersebut, saya pergi ke Hotel Sheraton tempat saya menginap dengan menggunakan taksi.

Sebagai informasi, di Abu Dhabi tidak terdapat Metro seperti di Dubai, sehingga para turis harus mengantre di halte bus atau mencari taksi.

Oleh sebab itu, saya sendiri menilai bahwa transportasi di Abu Dhabi kurang bersahabat dengan para backpacker, terutama saat musim panas karena Anda harus berjalan di tengah udara panas menuju halte bus.

Jika tidak mau menggunakan transportasi bus, Anda disarankan untuk menggunakan taksi yang biasanya selalu tersedia di depan mall, hotel atau di depan tempat wisata yang Anda kunjungi.

Setelah sampai di Hotel Sheraton, saya beristirahat sejenak dan pada sore harinya berjalan-jalan di seputar daerah hotel untuk melihat-lihat suasana berbuka puasa yang saat itu diadakan oleh beberapa warga di sebuah taman dekat hotel.

Menurut beberapa situs, destinasi wisata yang direkomendasikan di antaranya seperti:

  • Sheikh Zayed Grand Mosque
  • Ferrari World Abu Dhabi
  • Heritage Village
  • Emirates Palace Hotel
  • Qasr Al-Hosn Palace (Royal Palace)
  • Al Maqtaa Fort
  • Al Jahili Fort
  • Marina Mall
  • Camel Souk
  • Aldar Headquarters Building
  • Etihad Antique Gallery
  • Bait El Khetyar

 

Selama di Abu Dhabi, saya tidak terlalu banyak menjelajahi tempat-tempat wisata tersebut di atas. Saya hanya mengunjungi Sheikh Zayed Grand Mosque.

 

Day Seven – Menikmati Desert Safari Tour

Hari berikutnya saya kembali ke Dubai dengan waktu tempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam dan kali ini saya menggunakan bus dengan biaya 25 dirham, tidak seperti saat berangkat ke Abu Dhabi yang telah saya ceritakan sebelumnya.

Untuk mendapatkan bus, saya harus menuju ke terminal terlebih dahulu sehingga saya memesan taksi dari resepsionis hotel untuk pergi ke terminal dengan biaya sebesar 15 dirham.

Pergi ke Dubai akan kurang rasanya jika tidak menjelajahi suasana gurun pasir. Oleh sebab itu, di hari ketujuh perjalanan ke Dubai saya habiskan di gurun pasir dengan menggunakan jasa Desert Safari Tour.

Untuk tiket Desert Safari Tour pun sudah saya booking sebelumnya melalui situs online, jadi saya tidak perlu kesulitan memesan tiket, apalagi dengan harga yang lebih mahal.

Desertsafaridubai.com mungkin bisa menolong Anda untuk memperkirakan biaya dan juga wahana atau atraksi yang akan Anda nikmati.

Saya dijemput oleh supir agen Desert Safari Tour di hotel tempat saya menginap dengan menggunakan mobil. Saat itu saya bersama dengan 5 orang penumpang lainnya yang juga adalah turis yang sedang berlibur di Dubai dan akan menikmati wahana dari Desert Safari Tour.

Ketika menikmati Dune Bashing, tour menjelajahi padang gurun dengan menggunakan mobil sambil menikmati atraksi dari sang sopir dalam menyetir, saya sangat menyarankan untuk duduk di kursi paling depan (sebelah supir) atau di tengah dan jangan lupa menggunakan sabuk pengaman Anda.

Ini video yang saya ambil dari dalam mobil saat atraksi Dune Bashing Evening Desert Safari Tour:

 

Setidaknya selama 10 hingga 15 menit, Anda akan merasa seperti sedang dalam wahana mini jet coaster atau kora-kora yang mengocok perut Anda. Atraksi ini tidak diperkenankan untuk ibu hamil atau mereka yang menderita sakit jantung karena akan cukup membahayakan keselamatan.

Jika Anda mendapatkan kursi di paling belakang, saya tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya kepala Anda akan sering terbentur dengan atap mobil, seperti yang dirasakan oleh 2 orang turis yang berada dalam satu mobil dengan saya.

Setelah menikmati atraksi Dune Bashing, Anda akan dibawa ke dalam satu kawasan pemukiman kecil yang terdiri dari banyak tenda dan berkumpul dengan semua turis lainnya.

Pengalaman Tak Terlupakan Berlibur ala Backpacker ke Dubai 12

[Baca Juga: Selain Disneyland Hong Kong, Ini 30 Tempat Wisata Hong Kong Bikin Kamu Betah Liburan Di Sana (Part 2)]

 

Di tempat ini saya menikmati sajian buffet dinner & BBQ, Fire Dance dan beberapa atraksi lainnya dari sore hingga malam hari.

Karena saat itu sedang Bulan Ramadan, pihak pengelola tidak mengadakan atraksi Belly Dance seperti yang biasanya dilakukan di bulan-bulan lainnya.

Berbeda dengan di kawasan perkotaan, udara di daerah gurun cukup sejuk ketika menjelang sore dan malam hari.

Setelah semua atraksi tersebut, semua turis diantar pulang kembali ke hotel, demikian juga saya.

Di dalam mobil, saya berbincang dengan 2 orang turis di sebelah saya yang berkewarganegaraan Korea Selatan, karena saya duduk di bagian tengah.

Oleh karena hotel saya termasuk yang paling jauh dari hotel turis lainnya, sehingga saya diantar ke hotel paling akhir.

Namun, di tengah perjalanan, saya menyempatkan diri mengobrol dengan sang sopir dan ternyata sang sopir tersebut mengaku bahwa ia sebetulnya adalah manajer dari Desert Safari Tour tersebut.

Wahh, betapa beruntungnya saya mendapatkan banyak informasi dari manajer tersebut tentang hal-hal seputar Dubai, di mana ia mengatakan bahwa tidak ada pendatang yang bisa menjadi warga lokal alias mengganti kewarganegaraan, termasuk tunjangan hidup bagi warga lokal UAE yang sangat besar dan fasilitas gratis untuk air, listrik dan telepon setiap bulannya.

Selain itu, menurut informasi yang saya dapatkan juga dari para pendatang asal Filipina yang bekerja di Dubai, warga lokal UAE (biasa disebut Emarati) diberi tunjangan kira-kira sebesar Rp50 juta setiap bulannya dari semenjak mereka baru lahir hingga mereka kuliah.

Tertarik mau jadi warga lokal di sana?

Eits, seperti info yang saya dapatkan dari manajer Desert Safari Tour yang sudah bekerja kurang lebih 20 tahun di sana, tidak ada kesempatan bagi warga negara luar untuk mengganti kewarganegaraan menjadi UAE.

Berikut ini rincian biaya di hari ketujuh:

  • Tiket Desert Safari Tour: Rp500.000

 

Day Eight – Menjelajahi Dubai Marina & Atlantis Hotel

Tiba di hari ke-8, saatnya menikmati kawasan pantai sebelum besoknya harus kembali ke Tanah Air tercinta, Indonesia.

Saya menjelajahi Dubai Marina dengan Yellow Boat Tour di mana saya sudah memesan tiket sebelumnya via online dengan harga sekitar Rp750 ribu.

Tur ini memanjakan turisnya melalui penjelajahan wisata Dubai Marina, Atlantis Hotel dan Burj Al Arab Hotel dengan menggunakan boat, ditemani oleh seorang pemandu wisata yang akan menjelaskan setiap destinasi wisata dan juga seorang pengemudi boat.

Pengalaman Tak Terlupakan Berlibur ala Backpacker ke Dubai 13

[Baca Juga: Cara Menghemat Uang Makan Saat Liburan Dengan Tetap Makan Makanan Enak]

 

Jika mengikuti tur ini, sangat disarankan untuk menggunakan sunscreen agar kulit tidak terbakar oleh paparan sinar matahari dan membawa kacamata agar Anda bisa tetap melihat pemandangan meski boat yang Anda naiki sedang melaju dengan kencang.

Setelah puas menjelajahi Dubai Marina, melihat pemandangan Hotel Atlantis dan Burj Al Arab yang nampak seperti kapal layar dengan menggunakan boat selamat kurang lebih hampir 1,5 jam, saya masuk ke kawasan Hotel Atlantis menggunakan tram.

Hotel Atlantis adalah kawasan yang berada di Pulau Palm Jumeirah dan termasuk kawasan yang private. Jika Anda bukan tamu dari Hotel Atlantis yang menyewa kamar di hotel tersebut, Anda tidak dapat memasuki kawasan lebih dalam lagi.

Pengalaman Tak Terlupakan Berlibur ala Backpacker ke Dubai 14

[Baca Juga: 35 Tempat Wisata di Malaysia yang Asik Buat Liburan dan Bagus Buat di Instagram]

 

Oleh sebab itu, saya hanya bisa menikmati suasana Hotel Atlantis dari lobi dan juga bagian halaman hotel.

Tapi, berfoto ria di depan kawasan Hotel Atlantis sudah cukup mengobati rasa penasaran saya untuk mengagumi dari dekat salah satu hotel dengan beberapa kamar super mahal di dunia ini.

Anda bisa menggunakan monorail ke Hotel Atlantis melewati Pulau Palm Jumeirah. Harga tiket pulang pergi monorail yaitu 30 dirham, setara dengan Rp120.000.

Malam terakhir di Dubai membuat saya masih penasaran untuk ingin mengeksplorasi daerah destinasi wisata lainnya di salah satu negeri yang kaya dengan minyak ini.

Seperti biasa, sekitar tengah malam saya baru sampai di hotel tempat saya menginap di York International Hotel di kawasan Al Fahidi.

Berikut rincian biaya di hari kedelapan:

  • Yellow Boat Tour: Rp750.000
  • Monorail ke Hotel Atlantis: Rp120.000

 

Day Nine – Saatnya Kembali ke Tanah Air

Tak terasa sudah hari ke-9 dan sore hari saya harus berada di Airport Dubai untuk berangkat pulang ke Tanah Air menggunakan Thai Airways yang akan kembali transit di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok selama 2 jam.

Perjalanan dari Dubai ke Bangkok memakan waktu sekitar 5,5 jam, kemudian dari Bangkok ke Bandara International Soekarno Hatta Jakarta sekitar 3 jam.

Perjalanan selama seminggu lebih di Dubai dan Abu Dhabi membuat saya rindu dengan masakan Indonesia, terutama soto. Jujur saja, saya cukup bosan dengan makanan yang banyak mengandung kare yang membuat saya sempat mual di pesawat saat pulang ke Tanah Air.

Demikian perjalanan liburan yang sepertinya dulu sempat menjadi impian dan kini telah menjadi kenyataan.

 

Apakah Anda memiliki mimpi ke Dubai atau Abu Dhabi? Sudahkah Anda mempersiapkan dana liburan Anda?

Persiapkan dana liburan Anda dengan mudah dan praktis hanya menggunakan Aplikasi Finansialku yang dapat Anda unduh secara gratis melalui Google Play Store.

Anda dapat membagikan setiap artikel Finansialku kepada rekan-rekan atau kenalan Anda yang membutuhkan.

Jika Anda membutuhkan konsultasi mengenai perencanaan keuangan pribadi, keluarga atau bisnis, Anda dapat menghubungi Konsultan Perencana Keuangan Finansialku yang siap menolong Anda.  

 

Sumber Gambar:

  • Dubai – https://goo.gl/XrzVVN
  • Dokumentasi pribadi