Bagaimana kesuksesan bisnis Lucky Bamboo Sukabumi? Ternyata, semua pelaku bisnis Lucky Bamboo Sukabumi kompak dalam menyatukan suara demi memajukan bisnis tersebut. Bisnis yang sudah berjalan 20 tahun ini juga dibalut dengan nilai-nilai kearifan lokal lho!

Harmoni inilah yang akan dibahas pada penjelasan berikut ini! Baca kisah selanjutnya ya.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Start It Up

 

Di Balik Kesuksesan Bisnis Lucky Bamboo Sukabumi

Dalam dunia bisnis, kerap kita menemukan adanya gesekan antara lawan bisnis. Demi meraup untung, saling jegal terhadap lawan bisnis tak segan dilakukan.

Gesekan yang terjadi antar pelaku usaha itu dapat menimbulkan hubungan yang tidak baik, apalagi bila lawan bisnis berada di satu perkampungan yang sama.

Namun berbeda dengan bisnis tanaman suji yang berada di daerah Selabintana, berbagai elemen masyarakat kompak memajukan bisnis ini. Mulai dari pengrajin kecil sampai pengepul, bahu-membahu menjalankan industri tanaman suji ini.

Industri tanaman hias suji ini sudah melekat di keseharian masyarakat Selabintana dua puluh tahun terakhir. Suji sering kali disebut sebagai Lucky Bamboo.

Tak ayal, banyak orang ramai-ramai menaruh tanaman suji sebagai hiasan di rumahnya.

Selain itu, tanaman yang tumbuh subur di daerah Selabintana ini digunakan juga sebagai sarana sembahyang masyarakat Tionghoa.

Harmoni Di Balik Kesuksesan Bisnis Lucky Bamboo Sukabumi 02 - Finansialku

[Baca Juga: Inspirasi Bisnis Kreatif Kisah UMKM Sandal Jepit Mengukir Pundi-Pundi Rezeki]

 

Industri ini bermula dari menjamurnya plasma, sebutan bagi pengrajin skala kecil yang berada di Selabintana. Salah satunya Yana, dirinya sudah berkecimpung di bisnis tanaman suji selama dua puluh tahun.

Menurut Yana, bisnis ini awalnya sulit berkembang karena warga tidak tahu cara pemasaran produknya.

Di tempat produksi tanaman suji, Babakan Situ Selabintana (26/12), Yana mengungkapan:

“Saya juga produksi, cuman tidak sanggup dalam jumlah besar. Jadi, biasanya nanti dikumpulkan ke pengepul. Di pengepul nanti yang bakal ngejual tanaman suji ini ke yang pesen.”

 

Kualitas Internasional dengan Nuansa Tradisional

Dikelola dengan tangan-tangan ahli masyarakat sekitar, industri ini telah diakui berbagai Negara akan kualitas dan keindahannya.

Yana bercerita, sejak dahulu tanaman hias buatan masyarakat Selabintana memang sudah jadi buruan masyarakat asing.

Menyulap bambu menjadi hiasan yang cantik tidak bisa dilakukan dalam sekejap. Kami bertemu dengan pengrajin tanaman suji di tingkat pengepul Bucek (51) untuk tahu proses pembuatan tanaman hias incaran warga asing ini.

Harmoni Di Balik Kesuksesan Bisnis Lucky Bamboo Sukabumi 03 - Finansialku

[Baca Juga: Kisah UMKM: Sobir Lubis Bocorkan Inspirasi Bisnis dan Rahasia Kesuksesannya!]

 

Awalnya, tanaman suji telah dibentuk sesuai dengan pesanan saat masih tertanam di tanah. Setelah itu, tanaman suji melalui tahap pemotongan sesuai dengan keinginan pemesan. Agar tidak membusuk, tanaman hias diberi obat lalu didiamkan selama dua minggu.

Tidak terlihat mesin-mesin besar yang beroperasi di pusat pengrajin Alamanda mau pun pengrajin kecil. Semuanya dikerjakan dengan tangan-tangan ahli yang telaten mengolah satu per satu tanaman suji. Alat-alat tradisional sesekali dipakai.

Bagi Bucek, keotentikan tanaman hias suji Sukabumi berada di pembuatannya yang masih tradisional.

Bahan baku tanaman ini tumbuh subur di daerah Selabintana. Akan tetapi, membludaknya pesanan membuat pengrajin kerap membeli bahan baku dari daerah lain, seperti Cianjur.

Permasalahan itu semakin pelik mengingat kini pengrajin sudah kekurangan lahan untuk menanam suji.

Gratis Download Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis

Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis - Mock Up - Finansialku Jurnal

 

Dari Pekarangan Rumah Hingga Pabrik Besar

Produk andalan masyarakat Selabintana ini telah dikenal di kancah internasional. Yana sering menemui konsumen dari luar negeri. Namun sayang, dahulu kendala bahasa menjadi hambatan bagi pengrajin kecil di sana.

“Banyak orang luar datang langsung kesini, ada yang dari Korea sampai Timur Tengah. Namun, sulit lah dulu mah soalnya bapak tidak bisa bahasa mereka.”

 

Geliat bisnis tanaman hias makin menunjukan kemajuan saat ada sentralisasi bisnis tersebut. Melalui tangan pengepul, pengrajin kecil seperti Yana tidak perlu risau lagi memasarkan karyanya.

Selain itu, adanya sentralisasi juga membuat industri tanaman hias suji ini semakin dikenal.

728x90 - Entrepreneur
300x250 Kotak - entrepreneur

 

Kelompok tani Alamanda menjadi jawaban atas segala permasalahan yang dialami oleh pengrajin kecil. Bisnis ini dirintis oleh Anas sejak tahun 1998.

Anas memulai bisnis ini setelah menelan kekecewaan dengan mitra bisnis tanaman hiasnya dari Korea. Jalan terjal ditemui Anas saat mengembangkan bisnis tanaman suji ini.

Anas mengaku bisnis ini sempat bangkrut dua kali. Meski begitu, Anas tak gentar untuk memulai kembali bisnis ini.

Di sentra industri tanaman suji Sundajaya Girang (26/12), Anas mengatakan:

“Waktu itu sempat bangkrut dua kali, tinggal sisa sandal jepit. Lalu kita (Anas dan rekannya) mencari market lain. Saya beralih dengan menyasar Negara di Timur Tengah, Eropa, Juga termasuk Malaysia.”

 

Melalui Kelompok Tani Alamanda ini pengrajin kecil seperti Yana kecipratan rezeki. Mekanisme produksi di kelompok tani ini justru dititikberatkan pada pengrajin kecil.

Jika ada pesanan, Kelompok Tani ini akan membagi pesanan itu ke pengrajin kecil. Pengrajin kecil akan memproduksi tanaman hias sesuai dengan kesanggupannya masing-masing.

“Produksinya 70% dari Plasma, 30% dari kita. Jadi kalau ada pesanan, kita sebar dulu ke plasma, baru kalau ternyata kurang kita produksi sendiri. Bahkan, awalnya di Alamanda itu rencananya buat packaging saja. Namun karena plasmanya tidak menyanggupi jadi aja kita ikut memproduksi.”

 

Harmoni Di Balik Kesuksesan Bisnis Lucky Bamboo Sukabumi 04 - Finansialku

[Baca Juga: Kisah Sukses UMKM Marissa Haryati, Pembuat Produk Ant Man yang Unik dan Meraih Perhatian Masyarakat]

 

Tidak main-main, industri ini bisa meraup omzet US$20.000 (Rp290 juta) tiap bulan. Tak heran, mengingat industri ini menyasar ekspor sebagai target utama mendulang laba.

Negara yang jadi langganan mulai dari kawasan Timur Tengah seperti Azerbaijan, Qatar hingga India. Tak ketinggalan, Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura juga tidak pernah absen mengisi pundi-pundi rupiah warga Selabintana.

Kemajuan yang dialami industri ini memikat pemerintah untuk memberi bantuan. Bucek menceritakan sejak beberapa tahun silam, pemerintah sudah turun tangan memberi bantuan.

Biasanya, pemerintah melalui Kementerian Pertanian mendorong produktivitas pengrajin lewat bantuan bibit dan pupuk. Kelompok tani Alamanda lah yang jadi pusat penyaluran bantuan itu ke pengrajin kecil.

Meski sudah meraup untung yang melimpah, industri ini masih berjuang meningkatkan produktivitasnya.

Kelangkaan bahan baku yang jadi kendala utama coba diatasinya lewat pembebasan lahan. Lahan yang tidak terurus di sekitar Sundajaya Girang seluas dua puluh hektar coba didapatkan industri ini.

Bucek berharap, jika lahan sudah didapat maka akan semakin banyak masyarakat yang terlibat.

Iklan Banner Online Course Yuk Buat Sendiri Rencana Keuangan Anda - Finansialku 728 x 90

Iklan Banner Online Course Yuk Buat Sendiri Rencana Keuangan Anda - Finansialku 336 x 280

Mendulang Untung, Memberdayakan Masyarakat

Bila di industri lain sangat menjaga karyawannya agar tetap mau bekerja hingga pensiun, lain halnya dengan pusat kerajinan Suji Alamanda. Uniknya, karyawan yang bekerja di Pusat kerajinan Alamanda justru didorong untuk mandiri.

Saat ini, karyawan yang masih bekerja jumlahnya hanya sepuluh orang.

“Dulu itu di sini yang kerja ada dua puluh orang, tapi beberapa keluar buat bikin sentra tanaman hias suji sendiri. Kalau sudah mampu bikin sendiri, kenapa tidak buat bikin usaha mandiri. Jadi beberapa plasma yang ada dulunya mah kerja di sini. Malah, yang sudah keluar beberapa ada yang sudah bisa punya karyawan masing-masing.”

 

Harmoni Di Balik Kesuksesan Bisnis Lucky Bamboo Sukabumi 05 - Finansialku

[Baca Juga: Kisah Sukses UMKM Pebisnis Roti yang Mulanya Adalah Karyawan Gaji Dua Digit]

 

Industri ini dirasakan oleh Yana dapat memberdayakan masyarakat. Kegiatan pertanian dan perkebunan yang sudah mengakar di masyarakat kini sudah menemui jalan terang.

Senada dengan Yana, Bucek menuturkan betapa industri ini membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar.

“Melalui industri tanaman hias suji ini masyarakat sekitar terberdayakan sekali. Ibu-ibu bisa menambah penghasilan suaminya. Terus juga pemuda sekitar yang belum punya penghasilan bisa terbantu juga. Intinya, kalau ada kemauan ya pasti bisa.”

 

Merangkul Masyarakat Sekitar

Industri tanaman suji telah jadi contoh pengelolaan yang bisa merangkul masyarakat sekitar. Meski telah ada sentralisasi, industri ini tidak serta-merta mematikan pendapatan pengrajin kecil.

Melalui industri ini pula produktivitas warga bisa meningkat. Industri ini jadi bukti adanya harmoni antar masyarakat dalam menyejahterakan daerahnya sendiri.

 

Setelah membaca artikel ini hingga selesai, apa komentar Anda? Pelajaran apa yang bisa Anda dapatkan?

Semoga Anda mendapatkan informasi yang berguna dan bermanfaat sehingga Anda bisa membagikan artikel ini kepada rekan terdekat Anda!

 

Sumber Gambar:

  • Lucky Bamboo – https://goo.gl/hAUxC6
  • Jenis Lucky Bamboo – https://goo.gl/ijQGsF
  • Tanaman Suji – https://goo.gl/YLjaQB
  • Kesuksesan Bisnis Lucky Bamboo Sukabumi – https://goo.gl/wHuq3C

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan adalah seorang mahasiswa aktif program studi Jurnalistik di Universitas Padjadjaran.