Meski sempat kontroversial, ternyata dr. Terawan secara khusus dipilih Presiden Joko Widodo untuk menolongnya sebagai Menteri Kesehatan.

Dalam Kabinet Indonesia Maju 2019-2024, simak sepak terjang dr. Terawan melalui rubrik Finansialku berikut ini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Success Story

 

Cita-cita Sejak Kecil Terwujud

Tidak hanya para pejabat dan pesohor politik, tetapi dari kalangan selebritis terkenal juga telah menjadi pasien dr. Terawan. Beliau sempat menduduki jabatan sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.

Lahir di Yogyakarta pada tanggal 5 Agustus 1964, dr. Terawan Agus Putranto mengenyam pendidikan di SMP Negeri 2 Yogyakarta. Melanjutkan studinya di tahun 1980, beliau berhasil lulus dari SMA Bopkri 1 Yogyakarta di tahun 1983.

Menteri Kesehatan dr. Terawan 1

[Baca Juga: HRD dan Startup Founder Perlu Tahu Kompensasi dan Benefit untuk Karyawan]

 

Cita-citanya sebagai dokter memang ia impikan sejak masih kecil. Prestasinya membawa beliau ke jenjang perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dan berhasil lulus di tahun 1990.

Di usianya yang begitu muda, yaitu berusia 26 tahun, dr. Terawan sudah menjadi seorang dokter. Lulus dari fakultas kedokteran membuat langkah kakinya semakin mantap untuk mengabdikan diri kepada negara melalui pendidikan di TNI Angkatan Darat jalur Korps Kesehatan Militer.

Selama bergabung dengan TNI AD, dr. Terawan pernah bertugas di Bali, Lombok dan kemudian Jakarta.

Meski ayahnya adalah pensiun PNS biasa, hal itu tidak menyurut niat dr. Terawan untuk melanjutkan studi masternya di bidang spesialis Radiologi di universitas Airlangga, Surabaya.

Kala itu, beliau berhasil mendapatkan beasiswa ikatan dinas dan lulus pada tahun 2004. Di tahun 2009, beliau masuk dalam jajaran tim dokter kepresidenan.

Selain itu, ia terus memperdalam ilmu kedokterannya dengan menempuh program Doktor (S3) di Universitas Hasanuddin, Makassar.

 

Therawan Theory – Metode ‘Cuci Otak’

Dr. Terawan dalam studinya menaruh perhatian pada penderita stroke melalui disertasi yang ia beri judul ‘Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evoked Potentials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis’.

Melalui disertasinya itu, dr. Terawan berhasil menemukan metode yang ia sebut sebagai ‘Brain Flushing‘.

Ternyata, metode yang ia temukan tersebut malah menuai banyak perdebatan dikalangan akademisi dan ilmuwan kedokteran.

Hal itu dikarenakan latar belakangnya sebagai seorang radiolog. Tapi pada akhirnya, ia pun berhasil membuktikan keberhasilan dari metode tersebut.

Metode itu disebut-sebut sebagai metode pengobatan “cuci otak” yang ia terapkan di Jerman dan dipatenkan dengan nama ‘Therawan Theory’.

Berdasarkan pengalamannya, beliau menggunakan metode tersebut kepada para pasien dan mereka bisa sembuh setelah 4 hingga 5 jam pasca operasi. Dikutip dari CNN Indonesia disebutkan bahwa dalam sebuah wawancara dr. Terawan yang dimuat dalam dalam situs Good To Know.

Menteri Kesehatan dr. Terawan 3

[Baca Juga: Jarang Diketahui Orang! Ini Rahasia Meraih Kebebasan Keuangan Sebelum Pensiun]

 

Di situ menyebutkan bahwa beliau berhasil mengobati pasien bernama Benny Panjaitan, yang diketahui merupakan seorang penyanyi grup Panbers yang saat itu sedang mengidap penyakit stroke selama satu tahun dan membuat ia mengalami kelumpuhan.

Namun, berkat metode yang beliau ciptakan yaitu cuci otak atau bahasa ilmiahnya Intra Arterial Heparin Flushing (IAHF), sang pasien bisa sembuh.  

Intra Arterial Heparin Flushing (IAHF) merupakan modifikasi dari penggunaan teknik pencitraan dengan Digital Substraction Angiography (DSA) yang kemudian dilakukan tindakan dengan metode flushing heparin dengan yang dipandu dengan kateter.

Dikutip dari CNN Indonesia, menurut dr. Terawan, intervensi radiologi dapat memperbaiki penumbra. Dimana dalam otak penderita stroke terdapat bagian inti atau bagian otak yang mati dan penumbra atau bagian yang mati sebagian. Bagian yang rusak tidak bisa diperbaiki, tetapi bagian penumbra masih bisa.

 

Sosok dr. Terawan & Metode “Cuci Otak” yang Kontroversial

Terawan Agus Putranto atau yang akrab disapa dr. Terawan. Melalui metode “cuci otak”-nya untuk pasien stroke, beliau dikenal sebagai dokter yang kontroversial. Pasalnya, metode tersebut dianggap masih kontroversi oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia).

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyebut metode Digital Substraction Angogram (DSA) atau cuci otak untuk pengobatan stroke belum teruji secara klinis. Oleh sebab itu, dr. Terawan sempat diberhentikan sementara dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK).

Ketua MKEK, dr Prijo Pratomo, Sp. Rad, mengatakan, MKEK tidak mempermasalahkan teknik terapi pengobatan DSA yang dijalankan untuk mengobati stroke. Namun yang dipermasalahkan adalah kode etik yang dilanggar, seperti yang dilansir dari laman foto kita.

Prijo menyebut ada pasal Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki) yang dilanggar. Dari 21 pasal yang yang tercantum dalam Kodeki, Terawan telah mengabaikan dua pasal yakni pasal empat dan enam. Pada pasal empat tertulis: Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.

Menteri Kesehatan dr. Terawan 4

[Baca Juga: Rahasia dan Kunci Sukses Mengatur Keuangan Untuk Pasangan Suami Istri]

 

Terawan tidak menaati itu, dan kata Prijo, Terawan mengiklankan diri. Padahal, ini adalah aktivitas yang bertolak belakang dengan pasal empat serta mencederai sumpah dokter. Sementara itu, kesalahan lain dari Terawan adalah berperilaku yang bertentangan dengan pasal enam.

Bunyi pasal enam Kodeki: “Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat”.

Namun, temuan hasil penelitian akademik yang akan diterapkan pada pasien harus melalui serangkaian uji hingga layak sesuai standar profesi kedokteran. Bukan berarti yang sudah ilmiah secara akademik lantas ilmiah secara dunia medis.

 

Penghargaan

Penemuan dan inovasinya di bidang kedokteran melalui metode “cuci otak” tersebut membawa dr. Terawan pada sejumlah penghargaan seperti Hendropriyono Strategic Consulting (HSC) dan dua rekor MURI sekaligus sebagai penemu terapi cuci otak dan penerapan program Digital Substraction Angiogram (DSA).

Selain penghargaan tingkat nasional, dr. Terawan juga mendapatkan penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (Leprid) yakni Lifetime Achievement Award atas penemuannya.

 

Sederatan Politikus yang Sembuh di Tangannya

Meski demikian, setidaknya sudah ribuan pasien yang sudah ia tangani dan mengalami kemajuan dalam kesehatan mereka. Sederetan tokoh nasional pun sempat menjadi pasien yang beliau tangani.


 

#1 Prabowo Subianto

Sebut saja Prabowo Subianto seperti yang dilansir dari harian Jawa Pos. Mantan Danjen Koppasus itu tiga kali diterapi. Bahkan dirinya mengaku, jika suatu saat sakit lagi, Prabowo ingin ditangani oleh dr. Terawan.

Setelah mendapatkan perawatan dari dr Terawan, Prabowo pun akhirnya sembuh dari vertigo dan bisa kembali beraktivitas dalam berbagai kegiatan kepartaian. Terbukti, Prabowo kini sanggup berpidato selama 3 hingga 5 jam.

 

#2 Aburizal Bakrie

Terapi “cuci otak” dr. Terawan juga sempat dicicipi oleh Aburizal Bakri, seorang politikus sekaligus pengusaha papan atas Tanah Air.

Beliau sempat membela dr. Terawan yang mendapat cuitan-cuitan bernada nyinyir karena metodenya yang ampuh bagi para penderita stroke.

 

#3 Hendropriyono

Salah satu pasien dr. Terawan yang mengaku sembuh karena metode “cuci otak”-nya itu adalah Mantan Kepala Badan Inteligen Negara (BIN), Hendropriyono

Bahkan Hendropriyono pun tak segan untuk memberikan penghargaan kepada dr. Terawan melalui melalui Hendropriyono Strategic Consulting (HSC).

 

GRATISSS Download!!! Ebook Asuransi Kesehatan Bisa Menyelamatkan Hidup

Mockup Ebook Studi Kasus Asuransi Kesehatan

 

#4 Dahlan Iskan

Dalam tulisannya yang berjudul ‘Membersihkan Gorong-gorong Buntu di Otak’, Dahlan Iskan juga menuliskan pengalamannya merasakan metode “cuci otak” dari dr. Terawan.

Dalam tulisan itu, Dahlan mengaku tidak dalam keadaan sakit dan tidak punya keluhan apapun saat melakukan terapi. Ia hanya ingin mencoba, karena sepengetahuannya brainwash merupakan metode baru untuk membersihkan saluran-saluran darah di otak.

Alhasil, Dahlan Iskan merasakan pikirannya menjadi jernih dan segar.

Dilansir dari Detik Health, selama menjalani terapi pun, ia langsung merasakan sensasi ‘pyar’ seperti rasa mint di kepala yakni saat dr. Terawan membersihkan sumbatan di otak kirinya yang selama ini tidak pernah ia sadari.

 

#5 Mahfud MD

“Tiga jam selesai, langsung pulang. Kalau pengalaman saya bagus,” demikian ungkapan Mahfud MD setelah menjalani terapi dari dr. Terawan.

Menurutnya, metode dr. Terawan itu bagus dan setelah menjalani proses terapi selama 3 jam, ia merasakan kondisinya semakin membaik.

Menteri Kesehatan dr. Terawan 6

[Baca Juga: Begini Lho Rahasia dan Strategi Atur Keuangan Hobi Tanpa Menyiksa Kantong]

 

Dapat Kehormatan Jadi Menkes RI

Meskipun sebagian kalangan praktisi kedokteran menolak metode cuci otak dr Terawan, pada bulan oktober 2019, Presiden Joko Widodo malah menunjuk dr. Terawan Agus Putranto sebagai Menteri kesehatan menggantikan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Anfasa Moeloek Sp.M yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Kesehatan.

Presiden Joko Widodo menjelaskan alasannya memilih dr. Terawan Agus Putranto sebagai Menteri Kesehatan meski tahu mantan Kepala RSPAD Gatot Subroto itu pernah diberi sanksi pelanggaran etik kedokteran.

Selain berpengalaman dalam manajemen, dr. Terawan dinilai mampu menangani bencana endemik. Hal ini menjadi pertimbangan karena wilayah Indonesia yang rawan bencana juga tak terlepas dari ancaman penyakit endemik.

“Saya lihat dokter Terawan dalam mengelola RSPAD memiliki kemampuan itu. Beliau juga ketua dokter militer dunia. Artinya pengalaman track record tidak diragukan,” ungkap Presiden Joko Widodo saat dialog bersama awak media di Istana Merdeka seperti yang dilansir dari laman Foto Kita. 

Menurut Presiden Joko Widodo, beliau adalah sosok yang memenuhi kriteria sebagai menteri kesehatan, yaitu berpengalaman dalam manajemen anggaran dan personalia di sebuah lembaga.

 

Kisah Sukses seorang dokter Terawan ini akan sangat bagus untuk kita bagikan kepada semua orang. Karena kisahnya dapat menginspirasi siapa saja yang membacanya.

Jadi pastikan artikel ini bukan hanya kamu yang membacanya. Terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Wink. 23 Oktober 2019. Biografi dr. Terawan Agus Putranto, Kisah Ahli ‘Cuci Otak’ Menjadi Menteri Kesehatan. Biografiku.com – https://bit.ly/3fI9gFd
  • CNN Indonesia. 24 Oktober 2019. Dokter Terawan dan Jejak-jejak Kontroversi Cuci Otak. CnnIndonesia.com – https://bit.ly/2WHZqKI
  • CNN Indonesia. 3 April 2018. Kesaksian Barisan Pasien yang ‘Disembuhkan’ Dokter Terawan. CnnIndonesia.com – https://bit.ly/2WL8pLf
  • Bayu Dwi Mardana Kusuma. 25 Oktober 2019. Meskipun Sudah Tahu Dokter Terawan Pernah Dapat Sanksi dari IDI, Presiden Jokowi Beberkan Alasan Kenapa Mantan Kepala RSPAD Itu Tetap Terpilih Sebagai Menteri Kesehatan. Grid.id – https://bit.ly/2WKHZsU
  • Jawa Pos. 5 April 2018. Berkat dr Terawan, Prabowo Bisa Pidato 5 Jam dan Sembuh dari Vertigo. Jawapos.com – https://bit.ly/2STxp1C
  • Sarah Oktaviani Alam. 23 Oktober 2019. Deretan Tokoh Nasional yang Pernah Jadi Pasien ‘Cuci Otak’ dr Terawan. Health.detik.com – https://bit.ly/2xU73Fs

 

Sumber Gambar:

  • Menteri Kesehatan dr. Terawan 1 – https://bit.ly/2XLvZYC
  • Menteri Kesehatan dr. Terawan 2 – https://bit.ly/2Bh6eId
  • Menteri Kesehatan dr. Terawan 3 – https://bit.ly/3djoe2z
  • Menteri Kesehatan dr. Terawan 4 – https://bit.ly/3evUvnp
  • Menteri Kesehatan dr. Terawan 5 – https://bit.ly/2XhRBg4
  • Menteri Kesehatan dr. Terawan 6 – https://bit.ly/3cj58Z4