Kalau keuangan kamu cukup untuk makan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, apakah artinya kamu sudah masuk ke dalam tahap Financial Freedom?

Lanjut baca artikel ini dan temukan jawabannya.

 

Kesadaran Akan Financial Planning di Indonesia

Merencanakan keuangan bukan hal yang baru, namun tidak demikian dalam praktiknya di Indonesia. Masih banyak masyarakat yang belum memahami perlunya menyusun rencana keuangan.

Fenomena ini bukan hanya dijumpai pada masyarakat dengan tingkat pendidikan dan penghasilan rendah.

Pada kenyataannya ada juga masyarakat dengan tingkat pendidikan dan penghasilan yang terbilang cukup tinggi tapi belum sadar betapa pentingnya perencanaan keuangan.

Sebuah survei yang dilakukan oleh HSBC di tahun 2019, disebutkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menginginkan bisa memiliki masa pensiun yang nyaman namun baru 30% yang sadar dan memiliki perencanaan keuangan untuk persiapan pensiun kelak. 

Mengutip survei tersebut, yang mengkhawatirkan adalah lebih dari 3/4 responden usia kerja mengharapkan anaknya akan membantu mereka di masa pensiun, sedangkan kenyataannya pada saat ini hanya kurang dari 1/3 responden usia pensiun yang mendapatkan bantuan dari anaknya.

Wow, jika hal tersebut terus terjadi maka tidak heran mengapa “lingkaran setan” sandwich generation terus berlanjut, yaitu orang tua menggantungkan kehidupan pensiun kepada anaknya.

 

Bagi sobat finansialku yang saat ini dalam usia produktif, mungkin belum bisa membayangkan bagaimana saat pensiun kelak. Sehingga karena masih belum ada visualisasi yang jelas menyebabkan lebih sulit dalam membuat rencana keuangan. Berbeda dengan persiapan rencana keuangan seperti membeli rumah atau pergi liburan yang lebih mudah divisualisasikan.

Mungkin hal tidak terjadi pada semua orang, karena ada juga orang tua yang sudah mempersiapkan “peninggalan” bagi keluarganya atau sebagai persiapan saat masa pensiun nanti.

Umumnya aset yang disiapkan adalah dalam bentuk aset properti, seperti tanah maupun rumah. Hal itu tidak salah, dengan alasan harga tanah yang cenderung naik dari tahun ke tahun. Terlebih jika disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. 

[Baca Juga: Cara Siapkan Dana Pensiun Sejak Dini]

Perlu diingat kalau aset properti adalah jenis aset yang tidak likuid atau tidak mudah untuk dicairkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Di mana membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam proses untuk menjual, serta ada biaya cukup besar dalam proses tersebut, seperti biaya agen penjualan, pajak penjual, dan lain sebagainya.

Dalam perawatannya pun memakan biaya yang tidak sedikit, seperti untuk biaya pajak (PBB) dan biaya perawatan atau renovasi.

Sehingga bagi sebagian orang, akan merepotkan saat harus mempertahankan properti yang tidak produktif atau tidak menghasilkan passive income, misalnya seperti pendapatan dari sewa.

Selain aset dalam bentuk properti yang sudah umum dilakukan sebagai persiapan masa pensiun, sobat finansialku bisa memilih instrumen lain yang lebih likuid dan biayanya tidak pada properti, salah satunya adalah dengan cara berinvestasi di pasar modal.

 

Kondisi Investor Pasar Modal di Indonesia

Berinvestasi di pasar modal bukan barang baru, terlebih pada masa pandemi investor pasar modal di Indonesia bertambah dengan cukup cepat.

Pada tahun 2020, di tengah kondisi pandemi, pertumbuhan jumlah investor ritel pasar modal melesat hingga 4,16 juta dari posisi sebelumnya sebanyak 2,48 juta di tahun 2019.

Selain itu pertumbuhan juga dapat dilihat dari meningkatnya porsi kepemilikan instrumen investasi di pasar modal oleh investor domestik yang pada tahun 2020 yang sudah lebih tinggi dari investor asing, yaitu mencapai 58%.

Kenaikan yang signifikan tersebut menjadi angin segar dalam upaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia.

Namun demikian, ternyata jika kita bandingkan dengan jumlah usia produktif penduduk Indonesia sebanyak 189 juta dan jumlah investor ritel di pasar modal 4,16 juta, maka rasionya hanya sekitar 2,2%.

Artinya kurang dari 5% jumlah usia produktif di Indonesia yang sudah sadar dan memahami investasi di pasar modal.

Angka ini masih jauh jika dibandingkan dengan negara lain, seperti Amerika Serikat yang memiliki rasio mencapai 55%, bahkan dengan negara tetangga yaitu Singapura mencapai 26% dan Malaysia memiliki rasio 9%.

Merupakan peluang yang sangat besar sekali untuk Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan investor ritel di pasar modal, karena masih besar pasar bisa dikembangkan.

Sebenarnya, berinvestasi di pasar modal tidaklah sulit, namun memang dibutuhkan beberapa pengetahuan khusus untuk setidaknya memahami jual beli saham.

Untuk meningkatkan presentase investor muda di Indonesia, Finansialku juga terus berusaha memberikan pengetahuan tersebut yang dikemas dalam bentuk audiobook agar semakin bisa dimengerti masyarakat khususnya anak muda.

Dengarkan audiobook-nya di sini.

banner_jangan_asal,_ketahui_ini_dulu_sebelum_investasi_saham

 

Financial Freedom Apa Cuma Mimpi?

Apa sih yang sobat finansialku pikirkan saat terlintas kata Financial Freedom atau kebebasan finansial? Apakah artinya bisa pesan makanan apa saja tanpa melihat harga atau lebih dari itu?

Apakah kebebasan finansial cuma sekedar mimpi atau sudah sobat finansialku masukkan menjadi salah satu tujuan keuangan?

Kebebasan tentu bisa diartikan kondisi di mana individu memiliki kemampuan untuk bertindak sesuai dengan keinginannya.

Dalam mencapai kebebasan, tidak jarang dibutuhkan perjuangan sebelum pada akhirnya bisa mencapai kebebasan tersebut.

Saat membicarakan kebebasan finansial, banyak orang yang beranggapan bahwa hal itu dapat dicapai cukup dengan memenuhi kebutuhan kita akan makanan dan kebutuhan sehari-hari.

[Baca Juga: 7 Tips Sukses Meraih Financial Freedom Ala Milenial]

Anggapan tersebut tidak bisa dikatakan salah, karena memang intuisi utama manusia adalah memenuhi kebutuhan fisiologis, seperti makan, minum, pakaian dan tempat tinggal.

Salah satu teori yang sangat terkenal dan umum digunakan dalam berbagai jurnal terkait motivasi pemenuhan kebutuhan adalah Hirarki Kebutuhan dari Abraham Maslow.

Teori ini diperkenalkan Maslow dalam jurnal berjudul “The Theory of Human Motivation” pada tahun 1943, walau sudah lama tapi teori ini masih relevan dan banyak digunakan dalam memahami kebutuhan manusia.

The Theory of Human Motivation

The Theory of Human Motivation by Abraham Maslow. Sumber: Indopositif.org – https://bit.ly/3xQGGJu

 

Seperti sudah dibahas sebelumnya, banyak yang beranggapan bahwa kebebasan finansial hanya terbatas pada pemenuhan kebutuhan fisiologis saja.

Jika dikaitkan dengan rencana keuangan, pada jenjang pertama dalam hirarki Maslow hanya terbatas pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari saja. 

Setelah memenuhi kebutuhan fisiologis, tentu sobat finansialku memiliki keinginan untuk meningkatkan standar hidup yang lebih baik.

Ingin menyekolahkan anak ke sekolah terbaik agar masa depannya terjamin, mulai berpikir untuk memiliki proteksi kesehatan jika sakit, hingga proteksi jiwa untuk mengamankan keluarga jika terjadi hal tidak diinginkan terhadap sobat finansialku sebagai sumber income.

Artinya saatnya kita untuk naik ke jenjang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Rasa aman disini bukan hanya perlindungan dari bahaya fisik dan emosi, tapi juga bisa diartikan sebagai kestabilan dalam penghasilan dan perencanaan persiapan dana pensiun kelak.

Kebutuhan akan rasa aman didapatkan setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi dan bisa mendukung pemenuhan kebutuhan lain dapat berjalan dengan baik.

 

Jenjang selanjutnya adalah kebutuhan sosial yang meliputi kasih sayang, bersosialisasi, penerimaan dan persahabatan.

Bukan hanya terkait dengan keluarga tapi juga teman di kantor, organisasi, dan rekan bisnis.

Karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari bantuan serta interaksi dengan orang lain, maka pemenuhan kebutuhan sosial ini sangat terasa pentingnya, terutama di masa pandemi yang memberlakukan kondisi social distancing.

Setelah berhasil mencapai kebutuhan sosial, selanjutnya kita perlu memenuhi kebutuhan akan pengakuan dan rasa dihargai, misalnya seperti mendapat apresiasi dari atasan, promosi pekerjaan, kenaikan gaji, atau penghargaan lainnya.

Kebutuhan ini merupakan hak untuk memperoleh dan kewajiban untuk meraih atau mempertahankan pengukuran dari orang lain,

Puncak tertinggi dari hirarki Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri, di mana pada kondisi ini sobat finansialku sudah bisa memenuhi segala kebutuhan sebelumnya dan mencapai kondisi di mana ingin menaklukkan kemampuan diri dan menginginkan tantangan dari luar guna memperoleh kepuasan batin dan meningkatkan kepercayaan diri.

Jika dikaitkan dengan perencanaan keuangan, aktualisasi diri bisa berarti sobat finansialku dapat menghabiskan masa pensiun dengan aman dan nyaman tanpa perlu khawatir dengan biaya hidup, karena semua kebutuhan dasar sudah terpenuhi. 

[Baca Juga: Kapan Saya Bisa Bebas Keuangan ( Financial Freedom )?]

 

Mencapai Financial Freedom

Setelah membahas jenjang yang harus dipenuhi dalam mencapai Financial Freedom, apa yang ada dalam pikiran sobat finansialku? Apakah berpikir “Aduh proses mencapai kebebasan finansial kok susah sekali ya, malas ah kalau gitu mendaki sampai ke jenjang tertinggi.”

Come on, semangat ya sobat finansialku, kita pasti bisa mencapainya. Ada baiknya fokus kita bukan pada kesulitan dalam prosesnya tapi keuntungan jika kita bisa mencapai kondisi financial freedom.

Sebagai tambahan referensi, yuk, tonton juga video Finansialku berikut ini!

 

Menikmati Hidup Tanpa Kerja Keras

Tentu saja dengan financial freedom artinya sobat finansialku bisa menikmati hidup tanpa harus bekerja keras. Dengan aset yang dimiliki, kita dapat menikmati hari-hari dengan tenang tanpa dipusingkan oleh pekerjaan. 

Dalam hal ini bukan berarti sobat finansialku tidak melakukan apa-apa, melainkan bisa memilih kegiatan apa yang ingin dilakukan. Jika itu bekerja, maka tujuannya bukan lagi bekerja keras untuk menghidupi diri lagi tapi untuk menikmati pekerjaan tersebut.

 

Hidup Mandiri Secara Finansial

Financial freedom bisa berarti sobat finansialku bisa hidup mandiri secara finansial. Terlebih jika saat memasuki masa pensiun nanti, di mana anak-anak sudah berkeluarga.

Tentu akan menjadi tanggung jawab masing-masing untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Tidak ada yang ingin menjadi beban dan menjadikan anaknya menjadi golongan sandwich generation berikutnya bukan?

Dengan mencapai kebebasan finansial maka sobat finansialku bisa menghabiskan masa pensiun lebih tenang dan tidak menjadi beban, sekaligus memutus rantai sandwich generation.

 

Dapat Melakukan Hobi yang Tertunda

Bekerja keras demi penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup membuat kita terikat dan tidak bebas dalam melakukan hal yang kita sukai.

Sangat jarang orang yang dianugrahi pekerjan yang merupakan hobinya, sehingga senang dalam menjalaninya.

Pada saat kita mencapai financial freedom, maka kita dapat melakukan hobi yang selama ini tertunda baik karena keterbatasan waktu maupun biaya.

Kita bebas menentukan kapan mau melakukan hobi dan membelanjakan dana untuk memenuhi kepuasan melakukan hobi tersebut.

 

Jadi Generasi Financial Freedom

Mendaki gunung tentu banyak rintangan dalam perjalanannya, tapi saat di puncak pemandangannya akan sangat indah. Demikian juga dalam mencapai tujuan financial freedom.

Tidak mudah dalam prosesnya, karena memang dibutuhkan kerja keras, komitmen dan fokus pada tujuan. Tapi percaya deh, saat mencapai posisi tersebut segala perjuangan yang kita lakukan terbayar sudah.

Saat itu, bukan kita yang akan merasa bangga, tapi juga keluarga yang merupakan alasan dari perjuangan kita selama ini.

Jika Sobat Finansialku ingin memiliki strategi untuk mencapai financial freedom, kamu dapat berkonsultasi dengan Financial Planner Finansialku.

Yuk download aplikasinya di Google Play Store maupun Apple Apps Store sekarang! Nikmati konsultasi dan cek kesehatan keuangan dengan akses premium gratis selama 30 hari. 

Jika kamu merasa terbantu dengan aplikasi Finansialku premium, silakan gunakan kode voucher WEBTAHUNAN saat melakukan upgrade aplikasi premium dan dapatkan diskon langsung Rp 50 ribu.

 

Mencapai financial freedom bukan hanya mimpi, jika kita bisa merencanakan segera mungkin. Jika sobat finansialku merasa artikel ini memberikan manfaat, mari bagikan ke teman dan keluarga agar mereka juga mendapatkan pengetahuan yang sama.

 

Editor: Eunice Caroline

Sumber:

  • Indonesiasatu.co – https://bit.ly/3moLzaP
  • Kompas.com – https://bit.ly/3xS7gBR
  • Kompas.com – https://bit.ly/3iVdT2o
  • Indogold.id – https://bit.ly/3iW2BLf