Jangan memprediksi pasar, alangkah baiknya Anda membuat skenario.

Banyak yang berpikir bahwa untuk menjadi trader handal yang dapat profit konsisten (apalagi dalam jumlah besar), tentu harus “jago” meramal arah pasar. Jika demikian maka syarat utama untuk menjadi trader sukses adalah harus memiliki indera ke-6 donk? Hehehe…

Namun pasar bergerak semaunya dan berubah-ubah sehingga usaha memprediksi pasar rasanya tidak masuk akal. Karena pasar bergerak semaunya dan bersifat dinamis.

Yang bisa dilakukan yaitu membuat berbagai skenario pasar dan mengikuti kemana ia ingin bergerak. Mengapa memprediksi pasar justru keliru? Seperti apa skenario yang sebaiknya dilakukan?

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Learn and Invest

 

Memprediksi Arah Market

“EUR/USD harusnya bakal bullish (naik) nih hari ini!”

“Nah kalo USD/JPY bakalan turun besok pagi, tungguin aja.”

 

Kalimat-kalimat ini mungkin sudah tidak asing di telinga kita.

Dalam keseharian apalagi di grup diskusi sering kali ditemukan begitu banyak “peramal pasar”. Biasanya seseorang memprediksi berdasarkan histori harga ataupun pengamatannya terhadap pasar.

Bukankah hal ini wajar dilakukan? Dimana kelirunya memprediksi demikian?

Berikut ini penjelasan mengapa kurang tepat jika memprediksi arah harga:

 

#1 Pasar Selalu Berubah-ubah

Pertimbangan utama karena pasar bersifat dinamis. Bisa saja saat dilakukan analisis menunjukkan kesimpulan akan naik. Namun ketika pembukaan pasar justru berubah arah.

Sebaik apapun analisisnya tetap berlaku di saat itu, di masa depan belum tentu.

Contoh kasus: Mr Y memprediksi pembukaan pasar besok pagi USD/JPY akan bullish karena telah melewati resisten di 112, di penutupan hari terakhir. Namun rupanya USD/JPY justru dibuka di bawah 112, hanya naik hingga 112,1 lalu turun terus.

Pernahkah Anda mengalaminya? Tenang saja, saya juga pernah

 

#2 Tidak Semua Kemungkinan Dapat Diperkirakan

Ada kalanya kondisi yang unik terjadi di luar pola ataupun histori pasar. Misalnya ketika terjadi hal-hal di luar kondisi biasa seperti bencana alam, terorisme, pidato petinggi bank sentral, dan sebagainya.

Jika kebetulan hal itu terjadi dan seorang trader sudah yakin bahwa pasar akan berjalan sesuai analisisnya maka hal ini bisa mengacaukan portofolio.

Pasar sangatlah unik. Bahkan berita kebijakan positif belum tentu bisa meredakan pasangan mata uang yang sedang bearish (turun). Dan ketika ada berita negatif, pernah juga terjadi malah tidak berpengaruh pada mata uang yang sedang naik.

Jangan Memprediksi Pasar, Lebih Baik Buat Skenarionya. Caranya Simpel Kok! 02 - Finansialku

[Baca Juga: Mengapa 95% Trader Forex Rugi? Kenali Penyebab dan Cara Antisipasinya]

 

Pasar bergerak bebas dan terdiri dari berbagai pemikiran individu. Di balik pemikiran analisis individu ada banyak faktor yang mempengaruhi.

 

#3 Seiring Berjalannya Waktu, Volatilitas Makin Tinggi

Dapat diamati bahwa dari waktu ke waktu, pasar makin volatile. Sebentar naik, sebentar turun dalam rentang waktu makin pendek.

Pelaku pasar semakin jarang yang melakukan beli dan tahan, terlebih forex umumnya trader scalping. Trader menggunakan periode waktu lebih singkat sehingga tidak jarang indikator overbought dan oversold menjadi kurang akurat.

 

#4 Jarang Terjadi Harga Naik Dalam 1 Garis Lurus

Maksudnya jarang sekali terjadi pergerakan harga suatu mata uang melanjutkan tren yang sama secara terus menerus. Misalnya, selama berhari-hari naik atau turun terus tanpa koreksi.

Prediksi sering kali terpengaruh oleh faktor emosi. Seperti asumsi pada perumpamaan di atas bahwa harga akan terus-menerus bergerak pada 1 arah.

 

Gratis Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

Ebook Panduan Investasi Saham untuk Pemula Finansialku.jpg

 

Menyusun Skenario Berbeda Dengan Prediksi

Jika tidak boleh memprediksi atau berasumsi, lalu bagaimana cara trading-nya?

Adakah yang memiliki pertanyaan yang sama seperti itu?

Perlu diingat bahwa prediksi terkait dengan hal-hal eksternal yang artinya tidak dapat kita kendalikan.

Hal-hal yang dapat dikendalikan adalah pasangan mata uang apa yang hendak ditransaksikan, ke mana arahnya apakah buy atau sell, berapa banyak lot, dan berapa besar profit ataupun target kerugian yang hendak dicapai.

Daripada terpaku hanya pada prediksi, sedangkan pasar bergerak terus dan berubah. Lebih baik kita membuat berbagai skenario untuk merespons pasar.

Berikut ini beberapa alternatif yang lebih baik daripada memprediksi:

 

#1 Harga Bergerak Seperti Ombak di Lautan

Layaknya ombak, harga bergerak naik dan turun meskipun ada kecenderungan harga. Misalnya dalam kondisi uptrend, tentu harga tidak terus menerus naik namun ada juga masa-masa koreksi.

Tidak perlu panik jika seandainya setelah Anda membuka posisi buy namun bergerak turun. Asalkan ketika hendak membuka posisi Anda harus menentukan, dimana titik take profit dan dimana posisi cut loss.

Apakah Benar Lebih Untung Investasi Reksa Dana Pasar Uang daripada Tabungan dan Deposito 01 - Finansialku

[Baca Juga: Apakah Tepat Investasi Forex Bagi Milenial?]

 

Inilah yang dimaksud membuat skenario dan tidak memprediksi semata. Memprediksi harga memiliki kecenderungan untuk hanya terpaku pada prediksi dan tidak merespons kondisi harga real karena emosi tertutupi oleh halusinasi.

 

#2 Cerdik Membaca Situasi Harga Saat Support Dan Resisten

Pada umumnya, support dan resisten memang kisaran harga yang sulit dilewati. Jika salah satunya berhasil ditebus, maka terjadi breakout dan harga cenderung terus melewatinya. Namun janganlah terpaku dengan hal ini.

Lebih baik jika trader mengawasi kondisi harga ketika berada di area support resisten tersebut.

Siapkan berbagai kemungkinan skenario. Misalnya, jika rupanya breakout tersebut hanya dalam kisaran sangat sempit (sinyal palsu) maka perlu cut loss, atau jika harga hanya menyentuh namun berhasil tertahan ataupun harga benar-benar melewatinya jauh maka tentukanlah target profit yang dikehendaki.

Jangan terkecoh dengan support ataupun resisten. Seperti yang disebutkan sebelumnya, harga bergerak seperti ombak sehingga mungkin saja jika ia hanya melewati support atau resisten, namun kembali balik sesuai arah sebelumnya.

 

Intinya: Jangan Prediksi Pasar

Memprediksi harga artinya terpaku berasumsi pada suatu kondisi pasar. Prediksi mudah terpengaruh oleh emosi karena tidak memperhatikan kondisi pasar ketika harga bergerak.

Sering kali apa yang diprediksi berbeda dengan kondisi nyata di pasar karena harga berubah secara dinamis dan pasar terdiri dari berbagai pemikiran investor yang berbeda-beda pula.

Daripada memprediksi harga lebih baik mempersiapkan berbagai skenario yang bisa terjadi dan fokus pada kondisi harga aktual lalu melakukan eksekusi sesuai trading plan.

 

Apa yang bisa Anda lakukan untuk membuat scenario? Ingat! Jangan memprediksi pasar yang kondisinya selalu berubah-ubah.

 

Sumber Referensi:

  • Van K Tharp, PhD. 2009. Super Trader Make Consistent Profits in Good and Bad Markets. New York: McGraw Hill.

 

Sumber Gambar:

  • Jangan Memprediksi Pasar – https://bit.ly/2Vqcs0I
  • Memprediksi Pasar – https://bit.ly/2IWaqyX