Sudah menjadi rahasia umum hidup di kota besar itu tidak mudah. Segala sesuatunya serba mahal sehingga biaya hidup yang diperlukan pun cukup besar.

Nah pada artikel berikut ada sebuah pengalaman tentang bagaimana hidup di sebuah kota besar di Indonesia. Yuk baca ceritanya!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Lifestyle (rev)

 

Hidup di Kota Besar itu Berat

Fenny: “Sekarang kerja di mana kamu, Lan?”

Saya: “Jakarta cuy, udah setahun nih di Jakarta.”

Fenny: “Wuah, asyik dong gajinya besar pasti, bisa banyak nabung lah.”

Saya: “Gaji mah memang lebih besar daripada di kampung, ‘kan menyesuaikan sama UMR sini. Kalo soal menabung tetep tergantung gimana kita mengelola uangnya. Biaya hidup di Jakarta mahal, cuy! Awal-awal di Jakarta boro-boro bisa nabung, uang cukup sampai gajian berikutnya aja udah syukur.”

 

Percakapan di atas adalah sepenggal percakapan saya dengan teman saya, Fenny.

Sama seperti Fenny, kebanyakan orang mengira hidup di kota besar akan menyenangkan, gaji lebih besar daripada di kampung, dan semua kebutuhan tersedia.

Tanpa disadari, dengan keuntungan seperti itu, hidup di kota besar juga membutuhkan perjuangan yang lebih besar ketimbang hidup di desa atau di kota kecil.

Hidup-di-Kota-Besar-Tidak-Mudah-3-Karyawan-Finansialku

[Baca Juga: Baca Ini: Saya Ingin Mempraktikkan Cara Hidup Hemat Di Jakarta]

 

Selain biaya hidupnya mahal, hidup di kota besar juga melelahkan. Setiap hari harus menghadapi macet dan polusi.

Jangankan untuk sering-sering menghibur diri dengan pergi ke tempat rekreasi atau belanja pakaian, harga kebutuhan pokok saja mahal!

Yah, cukup berat lah untuk satu dua bulan pertama saya tinggal di Jakarta. Saya masih kesulitan untuk mengatur keuangan saya.

Pasalnya gaji langsung habis, bahkan uang yang telah saya alokasikan untuk tabungan harus terpakai untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

 

Iklan Perencanaaan Hari Tua - 728x90

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

10 Cara Hidup yang Saya Lakukan

Memang dulu saya kesulitan mengatur keuangan saya, hingga akhirnya saya menggunakan aplikasi Finansialku yang dapat membantu penggunanya untuk mengatur keuangan pribadi.

Setelah menggunakan fitur-fitur di aplikasi Finansialku, saya pun dapat mengevaluasi kembali pengeluaran saya dan mempraktikan hal-hal yang sedikit berbeda dari sebelumnya untuk menekan pengeluaran saya.

Segera download aplikasinya di Google Play Store dan nikmati berbagai fiturnya.

Berikut adalah cara yang saya lakukan untuk menekan pengeluaran saya untuk menyiasati besarnya biaya hidup di kota besar:

 

#1 Menghemat Biaya Tempat Tinggal

Saya seorang perantau dan tidak memiliki seorang kerabat pun di kota Jakarta.

Jika saya memiliki kerabat yang tinggal di Jakarta dan tempat tinggalnya dekat dengan tempat saya bekerja, itu akan menjadi pilihan yang tepat untuk saya.

Alhasil, satu-satunya pilihan adalah mencari tempat kos. Saya memilih tempat kos yang jaraknya cukup dekat dengan tempat kerja saya, dengan pertimbangan biaya transportasi pulang pergi bekerja nantinya.

Saya juga memilih tempat kos yang harganya cukup terjangkau bagi saya, yaitu sekitar 20% dari gaji saya.

Harga yang harus saya bayarkan sudah termasuk biaya listrik, air, dan beberapa fasilitas lain.

Hidup-di-Kota-Besar-Tidak-Mudah-4-Kamar-Kostan-Finansialku

[Baca Juga: Fresh Graduate: Gaji UMR Jakarta, Bagaimana Cara Mengatur Keuangannya?]

 

Fasilitas yang saya dapatkan tidaklah mewah, di sana sudah tersedia kasur, lemari, meja dan kipas angin.

Namun, biaya bulanan itu belum termasuk biaya WIFI. Tapi tidak masalah bagi saya jika tidak tersedia WIFI karena WIFI bukanlah kebutuhan pokok saya.

Itu dia tips untuk menghemat biaya tempat tinggal. Carilah tempat kos yang dekat dengan kantor. Selain itu, tidak perlu mencari kos yang fasilitasnya lengkap namun tidak sesuai dengan kebutuhan Anda.

 

#2 Mulai Memasak Sendiri

Dengan memasak makanan sendiri, saya dapat menghemat biaya makan hingga 50%.

Jika biasanya biaya membeli makanan sekitar Rp20 ribu untuk sekali makan, artinya perlu Rp40-60 ribu untuk 2-3 kali makan dalam sehari. Cukup besar, bukan?

Namun, dengan mulai memasak sendiri saya hanya memerlukan Rp20 ribu sehari untuk membeli sayur, telur, dan bahan lainnya.

Bahkan terkadang biaya belanja bahan makanan untuk sehari bisa kurang dari Rp20 ribu, lho.

Selain bisa menghemat pengeluaran untuk makan, saya juga bisa meningkatkan kemampuan memasak. Sekali menyelam dua pulau terlampaui! Kegiatan menghemat jadi menyenangkan deh.

 

#3 Belanja di Pasar Tradisional

Pasti banyak yang heran, kok bisa sih hanya Rp20 ribu untuk membeli sayur dan kebutuhan memasak untuk sehari?

Saya akan dengan percaya diri menjawab, tentu saja bisa dong! Tergantung di mana Anda berbelanja.

Saya lebih memilih berbelanja di pasar tradisional sekitar tempat tinggal saya ketimbang di supermarket atau minimarket.

Kenapa saya lebih memilih pasar? Pertama, harga di pasar jauh lebih murah daripada di supermarket atau toko kelontong sekalipun. Harga di pasar pun masih bisa ditawar apalagi jika saya berbelanja cukup banyak.

Hidup-di-Kota-Besar-Tidak-Mudah-2-Pasar-Tradisional-Finansialku

[Baca Juga: Wahai Pecinta Makanan Enak: Tips Wisata Kuliner on Budget]

 

Sebenarnya, saya tidak anti dengan berbelanja di supermarket. Tetapi supermarket seringkali membuat saya tidak fokus dengan apa yang saya butuhkan.

Contohnya, supermarket sering memberi diskon pada barang-barang yang sebenarnya tidak saya butuhkan. Alhasil, saya malah boros dan memborong keperluan yang kurang penting.

Apakah Anda juga berpikir demikian?

Saya juga mulai membiasakan diri untuk membuat list belanjaan sebelum berbelanja di pasar maupun supermarket. Dan saya bertekad untuk mendisiplinkan diri saya dengan hanya membeli barang yang terdapat pada list.

Walau terkesan sepele, tapi tips ini ampuh, lho!

 

#4 Menghemat Biaya Transportasi

Biaya transportasi juga merupakan pos pengeluaran yang penting untuk dihemat.

Tersedia banyak transportasi umum di Jakarta seperti Bus Trans Jakarta, Commuter Line, mikrolet, kopaja, bajaj, ojek online, dan lain-lain.

Untuk menyiasati adanya pengeluaran untuk transportasi, saya memilih tempat kos yang dekat dengan tempat kerja saya dengan tujuan menghemat biaya transportasi saya.

Saya biasa berjalan kaki jika jarak tempat yang saya tuju cukup dekat. Selain dapat menghemat pengeluaran, dengan berjalan kaki saya juga dapat berolahraga.

Saya juga lebih memilih menggunakan transportasi umum saat saya pergi rekreasi ke mall. Menggunakan transportasi umum akan menghemat biaya untuk bahan bakar dan biaya untuk parkir jika menggunakan kendaraan pribadi.

 

#5 Bijak dalam Berekreasi

Rekreasi atau hiburan tentunya merupakan salah satu kebutuhan setiap orang, termasuk saya.

Tinggal di kota besar dengan segala hiruk pikuk ditambah beban pekerjaan yang cukup berat membuat saya penat. Nah, untuk menghilangkan penat dan stres, saya cenderung mencari kegiatan yang dapat menghibur tanpa perlu mengeluarkan biaya besar.

Saya tau, bila saya ke mall, godaan mengeluarkan uang untuk berbelanja akan sangat besar. Itulah mengapa saya mengurangi hang out atau jalan-jalan ke mall atau cafe.

Ide-Bisnis-yang-Cocok-untuk-Single-Parents-Personal-Shopper-3-Finansialku

[Baca Juga: TERUNGKAP! 20 Cara Hidup Hemat agar Bisa Menabung]

 

Taman dan rumah teman menjadi alternatif untuk hang out bersama teman. Ada banyak kegiatan yang saya dan teman-teman saya lakukan saat berkumpul di rumah atau kos salah satu dari kami.

Tentunya dengan hanya berjalan-jalan di taman atau berkumpul di rumah akan menghemat pengeluaran dibanding hang out di mall atau cafe.

Bila saya membutuhkan me time atau waktu untuk sendiri, saya juga lebih memilih untuk membaca buku, menonton TV atau memasak ketimbang pergi ke pusat perbelanjaan.

 

#6 Mengendalikan Hasrat Belanja

Belanja merupakan suatu hal yang seringkali menggoda kita, terutama bagi kaum hawa. Saya yang seorang wanita terkadang ingin membeli pakaian, aksesoris, make up, dan barang-barang lainnya.

Nah, saya menyiasati keinginan saya untuk berbelanja dengan mengatur budget untuk belanja, di mana saya membatasi pengeluaran belanja kebutuhan tersier tiap bulannya.

Selain itu, saya juga memanfaatkan diskon dan promo yang ada. Dengan berbelanja barang yang sedang diskon, saya bisa menghemat 20-50% pengeluaran saya.

Saya juga membatasi belanja online yang saya lakukan. Kemudahan akses untuk berbelanja online terkadang membuat saya kalap.

Untuk itu, saya menyiasatinya dengan hanya berbelanja saat ada promo dan diskon khusus misalnya pada saat Harbolnas (hari belanja online nasional).

 

#7 Bijak dalam Menggunakan Kartu Kredit

Penggunaan kartu kredit sangat memudahkan transaksi manusia dalam banyak aspek. Itulah mengapa penggunaannya memerlukan pengaturan dan pemikiran yang bijak.

Saya hanya akan menggunakan kartu kredit apabila saya sudah menghitung kemungkinan utang yang harus saya bayarkan nantinya.

Mengendalikan penggunaan kartu kredit sangatlah penting. Jika saya salah dalam menggunakannya, bisa-bisa lebih besar utang yang harus saya bayar karena kartu kredit dibandingkan penghasilan yang saya terima setiap bulannya.

 

#8 Mencari Penghasilan Tambahan

Untuk membantu keuangan saya, saya memutuskan untuk mencari penghasilan tambahan.

Selain bekerja kantoran, saya juga mempunyai pekerjaan sampingan lain yaitu dengan menjadi seorang freelancer.

Pekerjaan sampingan lainnya yang sedang saya pikirkan untuk saya coba antara lain adalah menjual pulsa atau kuota, menjual barang online, atau berjualan makanan di kantor.

 

#9 Mulai Berinvestasi

Saya juga mulai belajar investasi. Keuntungan dari investasi bisa menjadi salah satu penghasilan pasif bagi saya.

Ada berbagai macam investasi dengan berbagai risiko. Karena saya masih pemula dan belajar, saya memilih investasi dengan risiko rendah dan modal yang tidak besar.

Salah satu investasi yang saya pilih adalah reksa dana. Saya juga menginvestasikan uang saya dengan membeli emas.  Investasi emas saya pilih karena harga emas cukup stabil dan cenderung meningkat setiap tahunnya.

Pelajari cara berinvestasi emas lewat ebook berikut ini!

 

Free Download Ebook Panduan Investasi Emas untuk Pemula

Download Ebook Panduan Berinvestasi Emas untuk Pemula - Harga Emas Hari Ini - Finansialku

 

#10 Mengalokasikan Dana Lebih untuk Tabungan

Tabungan merupakan salah satu hal yang penting untuk dimiliki setiap orang. Pasalnya tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

Saya megalokasikan dana lebih untuk tabungan saya. Sekitar 10% dari penghasilan saya, saya alokasikan  untuk tabungan.

Saya langsung mengalokasikan uang saya untuk tabungan sebelum digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Dan jika ada sisa dari anggaran untuk kehidupan sehari-hari, saya akan memasukkannya ke dalam tabungan.

 

Bersakit-sakit Dahulu, Bersenang-senang Kemudian

Mengendalikan keinginan, gaya hidup, serta pengeluaran mmemang bukanlah hal yang mudah. Saya harus berusaha, berkorban, dan mendisiplinkan diri saya sendiri.

Pengorbanan dan disiplin memang harus dilakukan, agar saya bisa mempunyai kondisi keuangan yang lebih sehat.

Bagaimana pendapat Anda tentang apa yang saya lakukan?

Apakah Anda juga kesulitan mengatur keuangan Anda? Anda bisa menggunakan aplikasi Finansialku atau berkonsultasi dengan financial planner tersertifikasi dari Finansialku untuk membantu Anda mengatur keuangan Anda.

hubungi Finansialku di sini!

Semoga pengalaman saya dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk Anda!

 

Artikel ini bermanfaat bagi Anda? Bagikan artikel ini kepada sahabat-sahabat Anda yang juga bekerja di kota besar!

 

Sumber Referensi:

  • Admin. 15 Juni 2016. Dengan 9 Cara Hidup Ini, Kamu Bisa di Kota Besar Selama 2 Minggu Cuma Bermodal 500 Ribu! Idntimes.com – https://goo.gl/1JegrA
  • Raden Jihad Akbar. 23 September 2015. Tips Ampuh Bisa Bertahan Hidup di Kota Besar. Viva.co.id. https://goo.gl/FejaSL
  • Asep Irawan. 28 April 2018. 6 Resep Hidup di Kota Besar dengan Gaji Pas-Pasan, Manjur Lho! Uangonline.com https://goo.gl/Pe2yA4

 

Sumber Gambar:

  • Jakarta – https://goo.gl/awSSDw
  • Pasar Tradisional – https://goo.gl/cxt9Qp
  • Pekerja – https://goo.gl/ZJzcqK
  • Kamar Kost – https://goo.gl/1MUke4