Investment Outlook 8-12 November 2021: Saatnya Akumulasi Saham! Simak perkiraan pasar seminggu ke depan, rekomendasi saham, kinerja reksa dana pilihan, obligasi hingga p2p lending berikut ini.

 

IHSG “Review dan Outlook

Review IHSG “Sideways menjelang Keputusan FOMC terkait Tapering”

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Jumat (5/11) ditutup masih  mengalami penurunan tipis hanya sebesar 5 poin atau -0,07% pada level 6.582.

Dibuka pada harga 6.600 sempat mengalami kenaikan ke 6.608, namun setelah itu mengalami penurunan sampai ke level 6.550 dan ditutup pada 6.581.

Nilai transaksi harian sebesar Rp 12,3 triliun dan Market Caps sebesar Rp 81.008 triliun.

 

 

Dalam pergerakan IHSG selama seminggu kemarin, IHSG sesuai dengan analisis akan mengalami dalam kondisi koreksi tipis karena pelaku pasar masih menunggu hasil keputusan rapat Bank Sentral AS (FOMC) terkait dengan tapering dan adanya take profit wajar.

IHSG  tidak mampu untuk tembus di 6.660 setelah itu mengalami koreksi dengan batas support di 6.490 sebelum ditutup di 6.581.

Hasil FOMC telah dirilis yaitu akan dilakukan tapering pada November 2021 ini,  dan berikut ini adalah beberapa poin penting yang terjadi pada minggu kemarin.

[Baca Juga: Investment Outlook 1-5 Nov “Sideways Menanti Hasil FOMC”]

 

Hot Topik yang menjadi Penggerak Market Minggu kemarin

  • Tapering AS Akan Dilakukan Pada November 2021 Ini

Bank Sentral AS yaitu The Fed akan mulai mengurangi pembelian aset alias tapering pada November ini.

Program pengurangan pembelian aset ini (tapering) yang baru diumumkan ini yaitu pengurangan US$ 15 miliar (sekitar Rp 214 triliun) setiap bulan dari total sebelumnya yang mencapai US$ 120 miliar (sekitar Rp 1.713 triliun) per bulan.

Dalam konferensi pers pada 3 November 2021, Jerome Powell mengatakan meskipun melakukan tapering sikap The Fed akan tetap akomodatif dan masih akan berusaha untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol.

Dampak tapering ke pasar global dan domestik juga soft alias kecil karena komunikasi The Fed sudah sering terkait tapering, kondisi makro ekonomi Indonesia yang baik dan stabil serta dominasi investor lokal (domestik) di tahun 2021 yang berbeda dengan Efek Tapering di 2013 dulu.

Pasar sudah mengantisipasi dan saatnya move on dari isu tapering!

 

  • Senat AS Loloskan RUU Infrastruktur Biden Sebesar Rp 14.300 T

Partai demokrat AS akhirnya berhasil membawa Rancangan Undang-Undang (RUU) Infrastruktur senilai US$ 1 triliun atau setara dengan Rp 14.300 triliun untuk dibawa ke presiden Joe Biden untuk disahkan menjadi Undang-Undang.

Pemungutan suara dilakukan pada Jumat (5/11) malam waktu AS. Dilansir dari Reuters, hasilnya 228 suara menyatakan setuju untuk disahkan dan 206 suara menolak.

Hal ini merupakan kemenangan yang substansial bagi demokrat partai pendukung Biden.

Pemerintahan Joe Biden sekarang akan memaksimalkan infrastruktur AS seperti jalan, kereta api, infrastruktur transportasi lainnya di AS dengan tujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing AS.

 

  • Ekonomi Indonesia di Q3 2021 Hanya Tumbuh di 3,51% YoY (year on years)

Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku di Q3 2021 mencapai Rp 4.325 triliun.

Ekonomi Indonesia pada Q3 terhadap Q3 2020 mengalami pertumbuhan sebesar 3,51% secara YoY.

Hal ini lebih rendah dari konsensus analisa dan statemen Kemenkeu, BI yang memprediksi pertumbuhan ekonomi di atas 4%.

 

Outlook IHSG Minggu Ini (8-12 November 2021)

Investment Outlook 8-12 Nov Outlook IHSG Minggu Ini

Koreksi sehat sedang terjadi di IHSG, namun karena tapering AS sudah jelas dan beberapa data makro baik global dan domestik terkait dengan pertumbuhan ekonomi maka pergerakan IHSG minggu ini masih dalam fase konsolidasi alias sideways dengan kecenderungan NAIK.

Dengan level pergerakan harga di support (batas bawah) di 6.490 dan 6.430, sedangkan batas resisten (batas atas) masih di 6.630 dan 6.700. Secara outlook mingguan masih SIDEWAYS dengan kecenderungan NAIK.

 

Sektoral IHSG Secara Mingguan

Kinerja Sektoral IHSG Dalam Sepekan kemarin (1-5 November 2021)

No Sektoral Senin (18/10) Jumat (22/10) Perubahan % Perubahan
1 IDXFinance 1.537,88 1.534,18 3,70 -0,24%
2 IDXBasic 1.194,61 1.206,70 12,09 1,01%
3 IDXEnergy 1.000,36 996,19 4,17 -0,42%
3 IDXCyclic 852,01 860,73 8,72 1,02%
5 IDXNonCyclic 689,99 689,84 0,15 -0,02%
6 IDXHealth 1.404,00 1.415,45 11,45 0,82%
7 IDXProperty 865,93 867,69 1,76 0,20%
8 IDXTechno 9.404,79 9.357,60 47,19 -0,50%
9 IDXInfra 986,62 982,45 4,17 -0,42%
10 IDXTrans 1.210,04 1.258,04 48,00 3,97%
 11 IDXIndustri 1.080,96 1.059,81 21,15 -1,96%
IDX30 506,86 503,78 3,08 -0,61%
LQ45 952,58 947,96 4,62 -0,48%
IHSG 6.591,34 6.581,78 9,56 -0,15%

Sumber: IDX

 

Dari 11 sektoral dari IHSG, 6 sektor yang mengalami kenaikan dipimpin oleh sektor transportasi yang naik 3,97%, selanjutnya sektor industri dasar, sektor konsumer cyclic dan sektor kesehatan.

Sedangkan sektor yang menjadi pemberat IHSG sektor dengan bobot terbesar yaitu sektor keuangan yang turun -0,24%, sektor industri yang turun 1,96% dan sektor infrastruktur yang turun -0,42%.

 

Investor Asing

Pergerakan Investor Asing pada IHSG

Berdasarkan Data RTI, investor asing (foreign) pada hari Jumat (5/11) di semua market melakukan aksi jual pembelian atau Net Buy sebesar Rp 1,10 triliun.

Yang terdiri dari market reguler tipis saja di Rp 55 miliar dan Market Tunai & Negosiasi sebesar Rp 1,04 triliun.

Dalam sepekan investor asing sudah masuk sebesar Rp 1,51 triliun dengan rincian di pasar reguler Rp 607 miliar dan Pasar Tunai & Negosiasi sebesar Rp 905 miliar.

 

5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dibeli Asing)

No Nama Saham Net Buy Asing (Rp) Harga Saham (5/11) (Rp) % Mingguan
1 Kalbe Farma (KLBF) 424 Miliar  1.630   -0,66%
2 Bank Mandiri (BMRI) 317 Miliar 7.100   -6,04%
3 Bank BRI ( BBRI) 272 Miliar 4.240   -0,35%
4 Astra Agro Lestari (AALI)  98 Miliar  10.875   9,97%
5 Bank BNI ( BBNI)  60 Miliar  6.950   -0,98%

Sumber data: RTI Business

 

Pergerakan dari 5 saham yang menjadi akumulasi pembelian asing yang dipimpin oleh saham sektor kesehatan yaitu Kalbe Farma (KLBF) sebesar Rp 424 miliar, Bank Mandiri (BMRI) sebesar Rp 317 miliar dan BRI (BBRI) sebesar Rp 272 miliar.

 

5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)

No Nama Saham Net Sell Asing (Rp) Harga Saham (5/11) (Rp) % Mingguan
1 Astra International (ASII)  270 Miliar  5.925   -2,43%
2 Telkom Indonesia (TLKM) 196 Miliar  3.770   -9,24%
3 Bank BCA ( BBCA)  142 Miliar 7.450   2,82%
4 Adaro (ADRO) 56 Miliar 1.645   16,31%
5 United Tractor (UNTR)  50 Miliar 22.400   -8,87%

Sumber data: RTI

 

Saham yang paling banyak dijual asing selama seminggu kemarin yaitu saham Astra (ASII) sebanyak Rp 270 miliar, saham Telkom (TLKM) sebanyak Rp 196 miliar dan saham BCA (BBCA) sebanyak Rp 142 milliar.

 

Data dan Sentimen Kuat Penggerak Market

Data Global:

Data Global

Sumber: Investing.com

 

Rekomendasi Saham

Time to BUY!! Cicil bertahap maksimal 30% dari alokasi November tiap saham.

 

#1 BBCA

Investment Outlook 8-12 Nov BBCA (1)

 

#2 BBRI

Investment Outlook 8-12 Nov BBRI

 

#3 PGAS

Investment Outlook 8-12 Nov PGAS

 

#4 PTPP

Investment Outlook 8-12 Nov PTPP

 

#5 ANTM

Investment Outlook 8-12 Nov ANTM

 

Untuk dapatkan update dan detail informasi tentang perkembangan saham dan emiten, Sobat Finansialku bisa gabung dalam grup belajar saham Finansialku. Klik banner kalau mau bergabung.

komunitas saham

 

Reksa Dana

Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45

Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45 (1)

Indeks LQ45:  Reksa dana berbasis Indeks dan ETF berbasis LQ45 minggu ini akan dominan sideways.

 

Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30

Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX3

Indeks IDX30 minggu ini masih outlook-nya sideways.

 

Indeks Syariah/Jakarta Islamic Indeks  (JII)

Jakarta Islamic Indeks

Secara teknikal JII juga akan rawan Sideways.

 

Reksa Dana Saham YTD kinerja lebih baik dibandingkan dengan market

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas IHSG
  • Asset Under Management (AUM): di atas 200 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 9-15%
  • Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Manulife Institusional Equity 2.087 48,18 62,94 212 M 9,66 0,1937
2 Manulife Dana Andalan 2.482 23,87 32,5 4,85 T 9,74 0,1385
3 Panin Dana Teladan 1.569 13,78 8,07 577 M 9,45 0,0957
4 HPAM Ultima Ekuitas 1 2.389 11,51 -0,79 308 M 8,81 0,0639
5 Simas Saham Unggulan  1.413 9,33 -22,41 1,42 T 11,19 0,0509

Sumber: Indopremier per 5 November 2021

 

Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS

  • Manulife Institusional Equity: alokasi bobot investasinya adalah 97,98% saham dan 2,02% pasar uang. Alokasi sektoral dalam produk ini adalah sektor keuangan (20,95%), sektor teknologi (17,36%), sektor layanan komunikasi (16,25%). Sedangkan untuk Top Holding sahamnya adalah: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, DMMX, MCASH, MDKA, TLKM, TBIG.
  • Manulife Dana Andalan: Alokasi sektoral dalam produk ini adalah sektor keuangan (28,99%), layanan komunikasi (20,14%), dan teknologi informasi (13,68%) sedangkan untuk Top Holding sahamnya adalah: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, DMMX, MCAS, MPPA, MDKA, TLKM, TBIG.
  • HPAM Ultima Ekuitas 1: Alokasi aset di produk ini adalah saham 97% dan pasar uang 3% dengan Top Holding sahamnya adalah: AKRA, ASII, BBRI, BRPT, SMCB, SRTG, SSIA, TPIA, WIFI, WSKT.
  • Panin Dana Teladan: Alokasi sektoral produk ini adalah sektor keuangan 34%, sektor infrastruktur 25% dan sektor barang baku 14%. Sedangkan Top Holding sahamnya adala : ANTM, BBCA, BMRI, BBNI, BBRI, BUMI, MDKA, TOWR, TLKM dan UNTR.

 

Reksa Dana Campuran YTD kinerja lebih baik dibandingkan dengan market

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
  • Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 7-12%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Henan Putih – HPAM Premium  1.320 58,07 15,23 179 M 7,44 0,2359
2 Jarvis Balanced Fund 1.914 54,13   780 M 13,63 0,1926
3 Syailendra Balanced Opportunity 3.166 22,51 31,12 248 M 12,29 0,1171
4 Trimegah Balanced Absolut 1.555 15,34   194 M 7,01 0,1242
5 Sucorinvest Flexsi Fund  5.562 13,01 31,61 248 M 4,09 0,1283

Sumber: Indopremier

 

Sektoral dan Top Holding Saham dan Obligasinya Per Data FFS

  • Henan Putih HPAM Premium (Produk ekslusif tidak dijual di umum)
  • Jarvis Balance Fund: Portofolio investasi di saham 71,9%, obligasi 1,1% dan pasar uang sebanyak 27%. Sedangkan Top Holding sahamnya adalah: BANK, ARTO, AGRO, BUKA, MDKA, MLPL, FREN, TBIG, EXCL.
  • Syailendra Balance Opportunity Fund: Portofolio investasi berdasarkan FFS bulan Juli adalah saham 67%, obligasi perusahaan swasta 13%, obligasi pemerintah 4% dan cash 16%. Sedangkan untuk Top Holding sahamnya adalah FREN, SRTG, LINK, EXCL.  
  • Trimegah Balanced Absolut: Portofolio aset alokasi di saham 55%, obligasi 13% dan cash 32% dengan Top Holding saham di ASII, BBTN, ARTO, BFIN, BUKA, TLKM, INCO, AMRT.
  • Panin Dana Unggulan: Portofolio komposisi panin dana unggulan sekarang di efek ekuitas sebesar 70%, efek obligasi sebesar 24% dan kas sebesar 5,4%. Dengan Top Holding sahamnya adalah di ADRO, BCA, BBRI, BMRI, BUMI, MDKA dan TLKM.

 

Reksa Dana Pendatapan Tetap

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
  • Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD) : 4-6%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Bahana Revolving 1.730 16,63 30,02 502 M 0,56 0,0829
2 Sucorinvest Stable Fund 1.158 7,82   3,62 T 0 1,1361
3 Bahana Income Bond 1.550 6,87 34,16 178 M 2,39 0,1471
4 Equity Dana Pasti 5.169 6,26 25,94 322 M 0 0,5928
5 CIMB Prinsipal Bond  37.860 6,15 39,01 1,47 T 1,95 0,1905

Sumber: Indopremier

 

Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan kinerja diatas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market karena strategi investasi mereka adalah di obligasi swasta yang dominan diambil. Oleh karena itu kinerjanya lebih bagus dan stabil.

Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund, dkk.

 

Reksa Dana Pasar Uang

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD)
  • Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
  • DrawDown (DD): 0-0,5%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Sucorinvest Money Market 1.602 4,48 20,71 6,81 T 0 0,4321
2 Danamas Rupiah Plus 1.549 4,33 17,01 2,42 T 0 0,3551
3 HPAM Money Market 1.398 4,21 18,33 608 M 0,5 0,0858
4 Sucorinvest Syariah Money Market 1.214 3,86 20,67 2,28 T 0 0,2796
5 Danareksa Seruni Pasar Uang III 1.553 3,62 15,73 1,34 T 0,09 0,0908

Sumber: Indopremier

 

Penempatan reksa Dana Pasar Uang lebih dominan di obligasi jangka pendek dibandingkan dengan deposoto dan penempatan deposito dengan rate bunga yang menarik.

[Baca Juga: Reksa Dana Pasar Uang, Aman dan Cocok untuk Pemula]

Sama seperti komunitas saham, Sobat Finansialku juga bisa cari tahu informasi dan update seputar investasi reksa dana dengan bergabung dalam komunitas belajar reksa dana Finansialku.

Dengan webinar analisis reksa dana aktif di setiap bulannya, tentu saja dapat memaksimalkan investasi reksa dana Anda. Klik banner untuk bergabung!

komunitas reksa dana

 

Obligasi

Obligasi Negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR Tenor 10 tahun :

Obligasi

Obligasi 2

Sumber: CNBC

 

Pergerakan Yield Obligasi yang tenor 10 tahun seminggu ini mengalami penurunan yield dari 6,23% ke 6,16%.

Isu Tapering AS masih menjadi pemberat dari pergerakan harga obligasi dan yield-nya.

[Baca juga: Pengertian dan Jenis Bunga Obligasi yang Belum Kamu Ketahui]

 

Peer-to-Peer (P2P) Lending

4 P2P Lending yang mempunyai TKB90 sebesar 100%

No Nama Perusahaan P2P Jenis P2P Range Return p.a TKB90 Minimal Invest (Rp)
1 Asetku Konsumtif 15-19,5% 100% 100.000
2 Danain P2P beragunan Emas 8-15% 100% 100.000
3 Tanifund Produktif ke Pertanian 12-17% 100% 100.000
4 ALAMI Produktif ke UMKM basis Invoice (syariah) 12-17% 100% 500.000

TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara P2P dalam memfasilitasi Penyelesaian Kewajiban Pinjam meminjam dalam jangka waktu sampai 90 hari terhitung sejak jatuh tempo.

Sobat Finansialku bisa baca juga artikel Cara Kerja P2p Lending untuk tahu apa itu P2p Lending.

 

Membeli produk investasi sekaligus mengatur keuangan secara langsung dalam satu aplikasi? Bisa konsultasi dengan Financial Planner saat butuh pencerahan tentang masalah keuangan juga dalam aplikasi yang sama?

Semua bisa di aplikasi Finansialku! Atur keuangan, belajar keuangan, ikut kelas keuangan, rencanakan masa depan, hingga beli langsung produk keuangannya bisa dilakukan dalam satu aplikasi Finansialku.

Penasaran? Download aplikasinya dan dapatkan akses premium gratis selama 30 hari.

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Sobat Finansialku bisa konsultasikan keuangan Anda, termasuk investasi, secara terpisah bersama Perencana Keuangan Finansialku dengan membuat jadwal melalui whatsapp Finansialku.

 

Disclaimer ON: Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pertimbangan investasi berdasarkan data yang tertera. Penulis tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi, baik itu yang mendatangkan keuntungan atau pun kerugian.

 

Itu dia investment outlook seminggu ke depan. Bagaimana menurut pendapat Anda?

Yuk share informasi ini pada sesama investor! Jika ada yang tidak Anda mengerti, silakan tanyakan dalam kolom komentar. Kami akan bantu Anda mengerti investasi Anda.

 

Editor: Eunice