Biasanya, saat tapering pertama kali diumumkan The Fed. Maka investor yang panik berusaha menarik uang dari pasar bond.

Simak informasi selengkapnya dalam artikel Finansialku berikut.

 

Pengertian Tapering dan Efeknya Terhadap Dunia Investasi Indonesia

Dalam dunia perbankan terdapat istilah tapering. Pernahkah Anda mendengarnya? Istilah tapering mencuat pasca beredar kabar The Federal Reserve (The Fed) atau Bank Sentral Amerika Serikat akan memberlakukan tapering sebagai upaya meredam laju inflasi.

Penerapan tapering yang dilakukan The Fed tersebut, tentu, akan berdampak terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Sebab, bank sentral yang menerbitkan mata uang dolar, yang dipakai seluruh dunia sebagai cadangan devisa.

Supaya Sobat Finansialku mengetahui apa itu tapering dan bagaimana efeknya terhadap dunia investasi, yuk simak penjelasannya.

 

Pengertian Tapering

Dikutip dari Forex Indonesia, arti tapering adalah langkah pengurangan gradual bank sentral terhadap tindakan-tindakan yang diterapkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Tapering dilaksanakan ketika para pembuat kebijakan di Bank Sentral meyakini bahwa ekonomi sudah pulih dan tak lagi memerlukan stimulus.

Kebijakan tapering pada umumnya difokuskan pada suku bunga dan pengaturan ekspektasi investor terkait rate acuan di masa depan.

Dalam penerapannya, Bank Sentral akan mengimplementasikan beberapa jenis kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan.

[Baca juga: Istilah-Istilah dalam Investasi Saham, Investor Pemula Wajib Tahu]

Tapering dilaksanakan dengan menyeimbangkan langkah-langkah yang diambil dalam jangka pendek, namun memiliki ekspektasi perkembangan dalam jangka panjang.

Bank Sentral tidak bisa menghentikan stimulus secara tiba-tiba. Pasalnya jika hal itu dilakukan akan memicu terjadinya resesi ekonomi. Namun apabila tapering tak juga dilakukan, maka yang terjadi adalah inflasi tinggi.

Oleh karena itu, waktu yang tepat adalah kunci utama Bank Sentral dalam melakukan tapering. Keterkejutan pasar akibat pengumuman tapering biasa disebut sebagai Taper Tantrum.

Pada tahun 2013 The Fed sempat memberlakukan tapering yang alhasil terbukti memicu Taper Tantrum. Pasalnya, investasi asing yang saat itu mendominasi pasar modal jadi pada cabut.

Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga sempat berada di level 3994 pada Agustus 2013. Dalam sehari, rata-rata dana asing yang keluar dari pasar modal mencapai Rp2,7 triliun. Hal ini tentu diperparah dengan harga dolar yang perkasa atas rupiah.

 

Rencana tapering saat ini tentu membuat pemerintah dan dunia usaha di Indonesia ketar-ketir lantaran takut kejadian yang sama berulang lagi.

Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo yakin dampak tapering dari The Fed ini tidak akan sebesar taper tantrum pada tahun 2013.

“Saya tegaskan sekali lagi. Kebijakan tapering off The Fed ini dampaknya tidak akan sebesar di 2013. Baik ke global, emerging market, bahkan ke Indonesia. Insya Allah tidak akan sebesar itu,” ujar Perry, dikutip dari Tribunnews.com.

Perry menjelaskan dasar optimismenya, pasalnya The Fed sangat terbuka, alias komunikasi bank sentral AS tersebut sangat jelas terkait kerangka kerja, kebijakan seperti apa, perkiraan ekonomi, inflasi, dan tingkat pengangguran juga sangat jelas.

Dengan demikian, pasar termasuk Indonesia akan lebih mudah memahami bagaimana pola kerja kerangka The Fed ke depan.

Kemudian BI sudah memiliki kebijakan yang matang dalam mengelola risiko tapering, baik itu dampaknya kepada nilai tukar rupiah dan pergerakan arus modal asing yang masuk.

Dalam hal ini, BI sudah siap untuk melakukan triple intervention berupa intervensi di pasar spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder bila asing melepaskan kepemilikan SBN nya.

Selain itu, BI juga akan siap dalam mengelola perbedaan imbal hasil SBN dalam dan luar negeri agar menarik bagi investor asing untuk membeli obligasi pemerintah.

Lalu selanjutnya BI memiliki bantalan yang cukup gendut berupa cadangan devisa yang hingga akhir Juli 2021 berada di posisi US$ 137,4 miliar.

Efek Tapering Untuk Investor

Biasanya, saat tapering pertama kali diumumkan The Fed. Maka investor yang panik berusaha menarik uang dari pasar bond. Sehingga akan menyebabkan lonjakan bunga obligasi.

 

Indonesia tentu bisa repot kalau itu terjadi, karena pasar keuangan Indonesia masih bergantung pada investor asing meski saat ini porsi kepemilikan asing di pasar modal dan SBN semakin menciut.

Dengan kata lain, sudah didominasi investor domestik sehingga pasar keuangan Indonesia tak goyang-goyang amat bila sewaktu-waktu dana asing kabur (capital outflow). Kalau dana asing kabur, dolar AS juga bisa jadi makin tinggi harganya, rupiah bakal melemah.

 

Untuk mencatat keuangan secara praktis dan terperinci kalian bisa gunakan aplikasi Finansialku yang bisa langsung diunduh lewat Google Play Store maupun App store. Segera rasakan manfaatnya!

 

Editor: Ari A. Santosa

 

Sumber Referensi:

  • Inez. 20 Agustus 2021. Apa Itu Tapering? Pengertian dan Efeknya Pada Perekonomian Indonesia. Jateng.tribunnews.com – https://bit.ly/3mwXOlE
  • Agustina Melani. 21 Agustus 2021. Trivia Saham: Mengenal Tapering dan Dampaknya ke Pasar Modal. Liputan6.com – https://bit.ly/2UORc6G
  • Ignacio Geordi Oswaldo. 20 Agustus 2021. Apa Itu Tapering?detik.com – https://bit.ly/3BdeyCe
  • Fathia Nurul Haq. 15 Juni 2021. Apa Itu Tapering?pluang.com – https://bit.ly/3kqg0dI

 

Sumber gambar:

  • https://bit.ly/2ULnO0Z