Sering gagal dalam melamar kerja? Mungkin Anda melakukan kebiasaan pelamar kerja yang tidak disenangi oleh HRD.

Nyatanya, ada beberapa kebiasaan pelamar yang akan menjatuhkan Anda sehingga kalah dari para pelamar lainnya.

Mari kita lihat apa saja kebiasaan pelamar kerja yang tidak disenangi oleh HRD tersebut.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Lifestyle (rev)

 

Melamar Kerja: Kesan Pertama Bisa Jadi Kesan Terakhir

Tentunya Anda pernah mendengar sebuah tagline iklan produk yang kira-kira berbunyi sebagai berikut:

“Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda.”

 

Ternyata, tagline ini benar adanya. Kesan pertama Anda bisa menjadi kesan terakhir Anda pada dunia kerja, terutama ketika Anda harus mengalahkan ratusan pelamar lainnya.

Jangan lupakan bahwa perekrut cenderung berurusan dengan volume besar aplikasi setiap hari, jadi Anda perlu melakukan yang terbaik untuk mengesankan mereka dari awal. Jika tidak, Anda tidak akan bisa melangkah lebih jauh.

Ingin Berhasil Inilah Kiat Memilih Lowongan Kerja dengan Tepat 04 Interview 2 - Finansialku

[Baca Juga: 10 Tips Sukses Wawancara Kerja atau Interview Kerja untuk Para Fresh Graduate]

 

Namun karena cemas dan khawatir, banyak pelamar yang memikirkan apa yang harus dilakukan tanpa menghindari kebiasaan yang biasanya tidak disenangi oleh para HRD.

Kebiasaan ini biasanya menjadi tolak ukur HRD dalam menerima atau menolak Anda sebagai karyawan. Umumnya kebiasaan ini akan sangat mencolok pada tahap wawancara.

Wawancara merupakan suatu jenis tahapan dalam seleksi kerja yang melibatkan percakapan antara pelamar atau pencari kerja dengan pihak perwakilan dari organisasi yang mempekerjakan untuk melihat, apakah calon pekerja merupakan kandidat yang tepat atau tidak.

Umumnya wawancara dilakukan secara bertahap, dimulai dari atasan langsung, bahkan bisa sampai ke direksi atau pimpinan tertinggi perusahaan.

Kenyataan pahitnya adalah Anda hanya diberikan satu kesempatan untuk meninggalkan kesan pertama yang baik dan berkesan untuk dapat terpilih, yang sekaligus menjadi kesan terakhir Anda.

Dengan kata lain, Anda tidak bisa memperbaiki kesalahan atau penyesalan yang Anda lakukan dalam melamar kerja. Kemudian bagaimana mengantisipasinya?

Nyatanya sudah banyak pengalaman para pelamar kerja yang bisa Anda jadikan contoh sehingga Anda bisa meningkatkan peluang diterima bekerja di perusahaan tersebut. Menarik bukan?

Jika Anda juga sedang berusaha melamar pekerjaan, berikut adalah beberapa hal-hal yang perlu Anda hindari:

 

#1 Tidak Melampirkan Pembuka dan Penutup dalam Email

Mengirimkan email lamaran kerja dengan opening pada body email adalah hal yang penting.

Hal ini bukan sekedar basa-basi, namun akan memperjelas lamaran Anda dan juga menunjukkan keseriusan Anda dalam melamar posisi tersebut.

Disini perekrut dapat melihat bagaimana tata bahasa yang digunakan, sehingga ada bayangan apakah Anda santun dalam berbahasa dan berbicara.

Oleh karena itu, jangan malas menuliskan pembuka dan penutup, alih-alih hanya attachment surat lamaran dan CV Anda saja.

Ingin Berhasil Inilah Kiat Memilih Lowongan Kerja dengan Tepat 03 Interview - Finansialku

[Baca Juga: Ingin Melamar Kerja? Hindari Beberapa Penyebab Kegagalan Wawancara Ini]

 

#2 Attachment CV atau Surat Lamaran dengan Judul Aneh

Pernahkah Anda membuat file dengan judul “CV Budi Sutejo Terbaru 2018 Fix UpdateBener”

Jujur saja saya juga melakukannya, terutama saat kuliah dimana saya sering merevisi tugas maupun skripsi. Kebiasaan ini bisa berlanjut hingga Anda masuk ke dunia kerja.

Bahayanya, nama file seperti ini dalam lamaran kerja menunjukkan bahwa Anda tidak teliti dan malas. Oleh karena itu, saat melampirkan attachment pada lamaran kerja, pastikan nama filenya rapi dengan penulisan yang sesuai EYD.

Dengan demikian, perekrut bisa melihat kerapihan Anda dan tentunya akan mempermudah kerja HRD saat menilik CV Anda.

HRD pun akan mengapresiasi niat yang lebih serius dan teliti.

 

#3 Pelamar Tidak Membaca Lowongan dengan Cermat

Sering kali pelamar melamar tanpa membaca dengan cermat lowongan terkait. Akhirnya setelah proses panjang, HRD merasa sia-sia karena Anda mungkin menolak pekerjaan pada akhirnya.

Contoh paling umumnya adalah masalah penempatan. Biasanya dalam lowongan tertera kebutuhan karyawan untuk wilayah tertentu.

Namun ada saja pelamar melamar lowongan itu dan bersikukuh ingin penempatan di kota asal. Ini hanya membuang-buang waktu pihak HRD dan akan membuat Anda tidak disenangi.

Satu hal yang perlu diingat bahwa hal ini bukan hanya membuang-buang waktu HRD saja, namun juga membuang-buang waktu dan tenaga Anda yang melamar.

Jadi, selalu cermat dalam membaca lowongan dan hanya melamar pada pekerjaan yang memang sesuai dengan kualifikasi Anda ya.

 

#4 Pelamar Tidak Memberikan Respon Cepat

Saat HRD membalas email lamaran kerja, sering kali pelamar lupa membalas atau bahkan tidak membaca email-nya. Hal ini tentunya menyebabkan delay pada proses di bagian HRD.

Rekrutmen kerja adalah salah satu agenda perusahaan yang terbilang resmi, sehingga pihak HRD mengharapkan Anda untuk memantau email jika sewaktu-waktu muncul panggilan kerja dan memberikan konfirmasi secara cepat.

Hal ini akan mempermudah pekerjaan pihak HRD dalam merekrut Anda. Jika terlambat, Anda juga yang akan dirugikan, karena bisa saja perusahaan akan merekrut kandidat lain selagi Anda slow response.

Bagaimana Sih Cara Mempromosikan Diri Saat Interview Kerja 01 - Finansialku

[Baca Juga: Pertanyaan Wawancara kepada Penasihat Keuangan untuk Menggunakan Jasanya]

 

#5 Pelamar Tidak Mengetahui Posisi yang Dilamar

Sekali lagi, penting untuk membaca lowongan dengan cermat sehingga Anda paham posisi seperti apa yang tersedia termasuk gambaran jelas pekerjaannya.

Sayangnya banyak pelamar yang sewaktu wawancara, tidak tahu apa pun soal perusahaan dan posisi yang dilamarnya. Artinya pelamar bahkan tidak mencari tahu seperti apa pekerjaan yang dilamarnya tersebut.

Hal ini sangatlah membuat HRD tidak paham, karena Anda tidak menunjukan ketertarikan sama sekali untuk bekerja namun melamar.

Menurut Albert Mahendra, Talent Acquisition Kulina.id, orang yang sudah melakukan persiapan dan mengetahui gambaran pekerjaan dan punya sedikit pengetahuan akan perusahaan akan lebih terlihat menarik di mata HRD daripada yang tidak sama sekali.

Begini katanya:

“Ia sudah tahu perusahaan yang dilamar itu perusahaan apa, sudah ada pengetahuan, dan pengalaman mengenai apa yang dilakukan.”

 

#6 Batal Melamar Tanpa Memberikan Kabar

Jika Anda melamar kerja kemudian menerima panggilan untuk tahap selanjutnya, sebaiknya Anda hadir dan melakukan prosesnya dengan baik. Pihak HRD menghargai lamaran Anda dan Anda pun harus menanggapinya dengan baik.

Jika Anda malah batal melamar tanpa kabar sama sekali, tentunya Anda membuat HRD menunggu dengan cemas. Terlebih jika Anda adalah satu-satunya kandidat yang paling baik dan dinanti-nanti.

Apabila Anda memang batal melamar, sebaiknya berikan kabar dengan alasan yang jelas agar HRD tidak harap-harap cemas dan menanti tanpa kepastian.

 

#7 Menolak Bekerja di Lapangan

Dalam bekerja, tentunya Anda bisa ditempatkan di kantor pusat, cabang, dan sebagainya. Anda pun mungkin bekerja hanya sebatas di belakang meja namun bisa juga diwajibkan kerja lapangan alias kerja di luar kantor.

Nah, sayangnya banyak pelamar yang terkadang berharap untuk bekerja di dalam kantor saja dan tidak mau ambil risiko untuk bekerja di lapangan tapi melamar pekerjaan yang justru mengharapkan sebaliknya.

Jika Anda memang ingin bekerja di belakang meja saja, perhatikan lowongan yang tersedia dan lamarlah yang memang sesuai dengan harapan pekerjaan Anda.

Jangan memaksakan diri agar bisa bekerja namun malah banyak negosiasi saat tahap wawancara. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, pihak HRD tentu membuat lowongan dengan serius dan penuh pertimbangan, bukan asal-asalan.

Jadi sebaiknya Anda juga melamar dengan penuh pertimbangan agar tidak perlu banyak negosiasi belakangan.

Pakai Kata-kata Sakti Ini Selama Anda Melakukan Interview Kerja 02 - Finansialku

[Baca Juga: Para Fresh Graduate, Baca 9 Panduan Keuangan untuk Hidup Sukses]

 

#8 Meminta Gaji Atau Upah Tinggi

Negosiasi gaji memang disarankan, karena hal ini akan membantu Anda memulai pekerjaan dengan gaji yang baik sehingga ke depannya juga akan semakin baik.

Tapi satu hal yang perlu diketahui adalah Anda harus menegosiasi gaji secara masuk akal, bukan asal sebut gaji tinggi tanpa ada pertimbangan matang.

Ada beberapa pertimbangan HRD saat menghadapi permintaan gaji yang tinggi. Di antaranya adalah portofolio pelamar dan hasilnya. Ketika pelamar meminta gaji tinggi namun tidak punya kelebihan dibanding pelamar lainnya, sudah pasti mereka akan mencari kandidat lain.

Artinya, selalu cari data gaji standard dan sesuaikan dengan kualifikasi Anda sebelum melakukan negosiasi gaji.

Jika Anda memang cocok dengan pekerjaannya dan memiliki kualifikasi luar biasa baik, maka pihak HRD pun akan mempertimbangkan negosiasi gaji Anda selama hal itu masuk akal.

 

#9 Menuntut Banyak Fasilitas yang Tidak Masuk Akal

Selain gaji, Anda juga biasanya ditawarkan beberapa fasilitas dari perusahaan. Misalnya saja fasilitas kendaraan, kesehatan, akomodasi dan masih banyak lagi. Sejatinya fasilitas diberikan untuk mendukung kinerja karyawan.

Nah, saat Anda melamar kerja dan kemampuan Anda belum teruji secara objektif, akan sulit bagi perusahaan memberikan fasilitas ekstra di luar fasilitas pada umumnya.

Oleh karena itu, hindari menuntut macam-macam fasilitas yang tidak masuk akal, misalnya meminta fasilitas setara atasan Anda. Ingat bahwa Anda baru mulai bekerja, sedangkan mungkin atasan Anda sudah bekerja puluhan tahun.

Lebih baik tunjukkan dahulu performa Anda, barulah Anda bisa mulai menegosiasikan fasilitas ini.

 

#10 Tidak Konsentrasi Saat Wawancara

Seperti telah disebutkan sebelumnya, Anda hanya memiliki satu kesempatan dalam memberikan first impression yang baik dalam wawancara kerja.

Oleh karena itulah, penting untuk mendengarkan dengan baik setiap pertanyaan yang diberikan sehingga HRD tidak perlu mengulang-ulang pertanyaan yang sama.

Bahkan disarankan agar Anda terbiasa mengulang apa yang diucapkan oleh pewawancara dengan kata-kata sendiri, yang artinya Anda sudah mengaplikasikan teknik reflective listening.

Sebuah studi membuktikan bahwa reflective listening meningkatkan peluang diterima kerja karena menunjukkan bahwa Anda memahami perkataan pewawancara.

Selain itu, teknik ini juga membuat pewawancara lebih merasa positif terhadap Anda karena Anda menyimak apa yang dikatakannya.

Sebagai contoh, berikut aplikasi reflective listening yang baik:

Pewawancara:

“Posisi yang dibutuhkan adalah penulis yang tidak akan kesulitan dalam menulis mengenai politik, kasus selebriti, bahkan keduanya sekaligus.  Bagaimana menurut Anda?”

 

Anda:

“Maksudnya Anda mencari seorang penulis yang antusias dan siap melakukan apa saja? Itu sangat mendeskripsikan diri saya. Seperti yang dapat Anda lihat dalam CV saya, saya sudah melakukan hampir segalanya. Mulai dari menulis kisah travelling hingga investigasi. Saya yakin saya cocok dengan spesifikasi yang dimaksud.”

 

First Jobber, Hati-hati! Ada 14+ Pertanyaan Interview yang Menjebak 02 - Finansialku

[Baca Juga: 30 Hal yang Dapat Anda Lakukan dalam Cara Mempersiapkan Keuangan Untuk Usia 30 Tahun]

 

#11 Tidak Memanfaatkan Waktu dengan Baik

Salah satu contoh paling umum yang akan dilihat oleh HRD adalah pemanfaatan waktu dalam tahap psikotes. Banyak calon karyawan yang tidak bisa memanfaatkan waktu sehingga kekurangan waktu saat pengerjaan.

Contoh lebih parah lainnya adalah calon karyawan yang pergi tanpa izin saat psikotes berlangsung dan kemudian protes waktunya kurang.

Hal ini tentu menunjukan bagaimana pelamar sangat tidak profesional dalam memanfaatkan waktunya.

Oleh karena itu, disarankan untuk lebih fokus dalam melamar kerja, terutama dalam tahapan yang memang dibatasi waktu seperti psikotes.

 

#12 Tidak Sopan saat Wawancara

Berikut pendapat Albert Mahendra, Talent Acquisition Kulina.id:

“Orang yang tidak respect pada HRD bisa karena merasa posisinya lebih tinggi. Bentuknya bisa dari telat datang atau seenaknya sendiri menentukan waktu tes.”

 

Meski biasanya Anda akan berhadapan dengan staff HRD saja, namun bukan berarti Anda bisa tidak menghargai HRD saat wawancara berlangsung.

Albert menambahkan:

“Itu akan menurunkan nilai pelamar di mata HRD. Perusahaan yang baik akan memperhatikan masukan HRD dan bisa bikin pelamar gugur walaupun punya kemampuan yang dibutuhkan perusahaan.”

 

Anda bisa dinilai tidak sopan melalui beberapa hal, misalnya saja bermain HP saat wawancara, menyanggah atau memotong pembicaraan pewawancara, berbicara dengan kasar, dan masih banyak lagi.

Hal-hal tersebut menimbulkan emosi negatif. Dengan demikian, jangan pernah melakukan hal kurang sopan seperti itu pada saat wawancara untuk menunjukan diri Anda dengan lebih baik lagi.

 

#13 Hilang Tanpa Kabar di Hari Pertama Kerja

Saat sudah diterima bekerja, tak jarang pelamar tidak hadir dan tidak memberikan kabar sama sekali. Parahnya lagi, ada juga yang sampai memblokir semua channel komunikasi.

Biasanya hal ini terjadi karena pelamar sudah menerima pekerjaan lain atau memang berniat menolak pekerjaan.

Hal seperti ini tentu membuat pihak HRD serba salah. Mereka membuang-buang banyak waktu dan tentunya masih terus mencoba menghubungi Anda.

Albert Mahendra mengungkapkan:

“Ada lho pelamar yang gak jadi masuk ke kantor yang diinginkan tapi tanpa pemberitahuan gitu. Kemudian memblokir WA dan juga gak respon semua email yang masuk ke dia.”

 

Disarankan untuk selalu memberikan kabar dengan alasan yang jelas jika memang Anda berniat melepas pekerjaan tersebut, dengan demikian sama-sama enak dengan pihak HRD yang bisa langsung melakukan perekrutan kembali.

First Jobber, Hati-hati! Ada 14+ Pertanyaan Interview yang Menjebak 01 - Finansialku

[Baca Juga: Mau Sukses dan Menjadi Orang Kaya? Awali Dengan Menerapkan Prinsip Dasarnya Terlebih Dahulu]

 

Maksimalkan Peluang Diterima Kerja dengan Memberi Big Impact

Nah, kini Anda sudah tahu beberapa kebiasaan pelamar kerja yang tidak disenangi oleh HRD.

Dengan beberapa tips tersebut, Anda akan menonjol dibandingkan pelamar kerja lainnya.

Mengapa bisa? Secara tidak langsung, Anda memberikan big impact dalam melamar kerja, sehingga Anda memberikan kesan yang lebih mendalam bagi perekrut. Kelihatannya sederhana, namun nyatanya dampaknya besar lho.

Yuk segera dicoba!

 

Apakah Anda memiliki pertanyaan mengenai 10 kebiasaan pelamar kerja yang tidak disenangi oleh HRD lainnya? Tinggalkan pertanyaan dan komentar Anda di bawah. Perencana Keuangan kami siap membantu Anda, terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Febriyanti Revitasari. 4 September 2018. Terlihat Sepele, 14 Kebiasaan Pelamar Kerja Ini Paling Bikin HRD Sebel. Idntimes.com – https://goo.gl/qAzV6m

 

Sumber Gambar:

  • Interview 1 – https://goo.gl/MCsxKq
  • Interview 2 – https://goo.gl/GxfY3R
  • Interview 3 – https://goo.gl/uDufnW
  • Interview 4 – https://goo.gl/AXg7Zk
  • Interview 5 – https://goo.gl/Wik2Qf