Apapun posisi Anda, yuk sama-sama belajar untuk punya mental seorang sales jug acara merayu konsumen agar jatuh hati pada produk Anda!

Sebenarnya, pengusaha dan karyawan sama-sama bertanggung jawab untuk menjual. Apa maksudnya?

Karena pada dasarnya, semua perusahaan itu harus menjual, baik barang maupun jasa. Untuk dapat menjual barang itu tidak mudah, perlu memiliki mental yang luar biasa.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Wealth Mindset

 

Mental Luar Biasa Seorang Sales

Sales adalah ujung tombak kesuksesan sebuah bisnis. Tanpa seorang sales, mustahil sebuah produk akan sampai ke tangan konsumen. Karena itu banyak perusahaan yang mengandalkan sales untuk kemajuan usahanya.

Menjadi seorang sales tentu bukan hal yang mudah. Seorang sales tidak hanya dituntut untuk pandai menawarkan produk dan menjualnya kepada konsumen tetapi butuh mental yang kuat.

Ryan Zagata pemilik dari Brooklyn Co pernah berkata, “Sebelum memulai bisnis ini, saya banyak belajar mengenai produk dan branding. Strategi promosi tersebut salah. Setelah saya pelajari, saya ternyata harus lebih gencar melakukan penjualan sambil terus melakukan kampanye mengenai produk ini.”

Skill Dalam Dunia Kerja 02 - Finansialku

[Baca Juga: Hindari Kesalahan ini Dalam Menjaga Etika Bisnis Anda]

 

Di Amerika Serikat, karyawan di bidang sales adalah orang-orang yang pada akhirnya terinspirasi untuk menjadi pengusaha. Dalam dunia marketing atau sales, Anda akan belajar mengenai keterampilan berkomunikasi dengan orang lain.

Sebagai sales, Anda harus bisa meyakinkan calon klien untuk mau menggunakan produk yang Anda tawarkan. Dan ada beberapa mental luar biasa lainnya dari seorang sales yang perlu kita pelajari yaitu:

 

#1 Terus Melakukan Proyek

Orang sales biasa melakukan prospek ketika angka penjualan yang mereka lakukan mulai menurun. Berbeda dengan orang sales luar biasa, yang terus melakukan prospek ketika mereka sedang laris-larisnya.

Mereka tidak menunggu “lumbung” mereka kosong dahulu baru bekerja keras.

Adam Fridman, pendiri dan CEO Mabbly, sebuah agensi digital marketing, sebelum mendirikan perusahaan, Adam mencoba mengerjakan suatu proyek di tempat kerjanya dulu. Karena mengerjakan proyek itu, dia terinspirasi untuk mendirikan sebuah perusahaan.

[Baca Juga: Taktik Penjualan, Minimalkan Kerugian Jika Produk Tidak Laku]

#2 Menentukan Tenggat Waktu Pembelian

Waktu amatlah berharga. Bukan hanya dalam dunia bisnis, dalam bidang lain pun keberadaan waktu sama dihargai.

Saking berharganya waktu, Richard Branson berkata, “Jika Anda tidak punya waktu untuk hal-hal kecil, maka Anda tidak punya waktu untuk hal-hal besar.”

Orang sales biasa menciptakan pengalaman membeli yang “santai”. Mereka memberikan pilihan kepada konsumen dan membiarkan konsumen tersebut memutuskan sendiri kapan ia harus melakukan pembelian. Orang sales yang luar biasa tidak seperti itu.

Mereka justru menciptakan “kekhawatiran”. Mereka menciptakan energi dan hasrat untuk membeli. Tanpa memanipulasi konsumen, mereka menciptakan sebuah keadaan yang mendorong konsumennya untuk memutuskan membeli sesegera mungkin.

[Baca juga: Job Desc Sales Manager, Associate, Representative, Dan Sales Specialist]

 

#3 Menjual Solusi

Orang sales biasa menjual produk dan jasa. Sedang orang sales yang luar biasa “menjual” solusi untuk masalah yang konsumen alami.

Mereka bukan hanya seorang penjual, namun juga ahli. Mereka sangat mengenal apa yang mereka jual sehingga mereka juga dapat menjadi konsultan.

Sebagai contoh ketika Anda menjual produk-produk kecantikan tidak disebut sebagai salesman atau saleswoman, melainkan beauty consultant.

Seorang salesman atau saleswoman akan mengatakan kepada calon konsumen mengenai manfaat yang bisa didapatkan jika memakai produknya. Dan menawarkan solusi dari masalah yang dimiliki konsumen.

 

#4 Tidak Memiliki Busy Season

Orang sales biasa sering kali memiliki “busy season”, yang otomatis membuat mereka memiliki “relax season”. Sedangkan orang sales yang luar biasa tidak seperti itu.

Mereka mengejar setiap peluang closing seolah itu adalah penjualan terakhir yang bisa mereka lakukan.

 

#5 Menjual Adalah Gaya Hidup

Orang sales biasa menganggap aktivitasnya sebagai pekerjaan, sedangkan orang sales yang luar biasa menganggapnya sebagai hobi.

Mereka mencintai apa yang mereka lakukan. Bahkan, mereka memang merasa dilahirkan sebagai seorang penjual. Mereka tidak bisa membayangkan diri melakukan pekerjaan yang lain selain menjual. Bagi mereka, menjual bukanlah pekerjaan, namun gaya hidup.

 

#6 Mengutamakan Relasi

Orang sales biasa hanya memikirkan bagaimana ia bisa menjual. Di sisi lain, orang sales yang luar biasa memikirkan bagaimana ia bisa menjalin relasi dengan konsumen.

Ini ia lakukan dengan harapan ada peluang konsumen untuk membeli di masa mendatang (jika kali itu tidak membeli) atau ada repeat sales di kemudian hari (jika konsumen membeli).

Seorang pengusaha adalah orang yang berpikir bahwa mereka bisa bekerja sekaligus bersenang-senang. Ini adalah hal penting untuk dilakukan entrepreneur atau pengusaha. Seorang pengusaha harus banyak menjalin relasi dengan pihak lain.

3-rahasia-sukses-berbisnis-yang-harus-diketahui-oleh-entrepreneur-finansialku

[Baca Juga: Boss, Bagaimana Anda Mengomunikasikan Visi??]

 

Dengan begitu, mereka justru harus sering hangout bersama para calon rekan bisnisnya itu. Pemilik dari Sonicbids, Panos Panay, mengatakan, “Ketika Anda berkumpul dengan teman-teman Anda, tawarkanlah produk usaha Anda. Lakukan seperti layaknya orang-orang yang sedang mengobrol santa agar teman-teman Anda tidak terganggu kenyamanannya.”

Seorang pengusaha yang juga seorang penulis buku, Clifton Taulbert mengatakan, penting bagi semua orang untuk selalu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.

Jika seseorang mampu untuk menjalin hubungan dekat dengan banyak orang, maka dia akan lebih mudah menggapai kesuksesan, karena akan banyak orang yang membantunya.

 

#7 Tidak Cepat Putus Asa

Mental dari seorang sales yang sukses adalah tidak cepat putus asa. Jika menemui masalah dan seolah-olah menemui jalan buntu, jangan cepat putus asa. Segera berpikir dan mencari banyak referensi. Ingat, setiap masalah muncul untuk diatasi.

 

7 Cara Membuat Konsumen Jatuh Cinta

Seorang pengusaha akan merasa senang jika konsumennya merasa senang. Sebaliknya, jika konsumennya merasa kurang atau tidak puas, maka dia pun akan merasakan tidak puas.

Menurut David Hagenbuch, seorang profesor bidang marketing di Messiah College yang juga merupakan pendiri mindfulmarketing.org, mengatakan bahwa selain keberhasilan dirinya sendiri, para pengusaha menganggap konsumen adalah orang terpenting.

Mereka bisa sukses karena memikirkan kebutuhan dan kebaikan konsumennya. Para pengusaha itu selalu berinovasi agar para konsumennya bisa jatuh cinta pada produk atau jasanya.

Berikut ini cara agar konsumennya bisa jatuh cinta:

 

#1 Tepat

Kirim tepat waktu, tepat seperti pesanan, tepat alamat, tepat seperti katalog, dan lain-lain. Jika ada masalah, informasikan tepat pada konsumen, jelaskan usaha Anda untuk mengatasinya, follow up sekali lagi setelah semua dibereskan.

Jika perlu, buat sistem yang memastikan setiap hal di atas dikerjakan dengan benar dan waktu yang tepat.

 

#2 Latih Staf Anda

Staf adalah yang berjuang di garis depan. Di tangan merekalah kepuasan konsumen ini dibentuk. Karena itu, berikan training dan pelatihan khusus secara rutin kepada mereka. Mulai dari training komunikasi hingga empati, sikap fleksibel, dan lain-lain.

 

#3 Perlakuan yang Berbeda

Ya, jangan hanya fokus pada pelanggan baru saja. Pelanggan lama juga haru mendapat perlakuan spesial sebagai wujud penghargaan Anda, misalnya lewat diskon, program khusus, dan sebagainya.

 

#4 Jangan Berasumsi

Merasa tahu masalah dan keinginan konsumen tanpa merasa perlu bertanya pada mereka? Inilah awal kesalahan Anda. Jangan berasumsi, tapi lakukan riset (sederhana pun lebih baik daripada tidak sama sekali) yang didasari data.

Buat pelayanan atau produk yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini bukan hanya membuat Anda lebih paham kebutuhan mereka, tapi juga bisa menghasilkan inovasi.

 

#5 Hubungan Berkelanjutan

Hubungan Anda dengan konsumen bukan terbatas pada saat transaksi saja. Memberikan info-info (bukan hanya info agar mereka membeli produk), misalnya, bisa Anda lakukan. Pakai dan manfaatkan teknologi untuk memudahkan melakukan hal ini.

Intinya, tetaplah jaga hubungan dengan mereka.

 

#6 Hargai Kesetiaan Tiap Konsumen

Perhatikan kata “tiap” di atas. Ya, penghargaan itu harus Anda tunjukkan secara personal, ke masing-masing orang.

Hargai tiap konsumen yang sudah setia, juga konsumen yang sudah membeli lebih, yang sudah memberi saran/kritik, dan lain-lain. Buatlah program dan rencana khusus untuk itu.

 

#7 Ucapkan Terima Kasih

Terima kasih bukan hanya bicara tentang ucapan staf kepada konsumen. Ini juga termasuk ucapan terima kasih perusahaan kepada mereka. Kartu ucapan, misalnya, adalah hal sederhana yang sering kali dilupakan.

Donald Porter, pendiri British Airways mengatakan, “Konsumen tidak berharap perusahaan Anda sempurna, tapi mereka berharap Anda memperbaiki apa yang salah.”

 

GRATISSS Download!!! Ebook Perencanaan Keuangan Entrepreneur & Freelance

Mockup ebook entrepreneur dan freelancer

 

Nah, apa Anda siap untuk menjadi ‘sales’ di bidang apa pun yang Anda kerjakan? Bagaimana pendapat Anda mengenai artikel di atas? Anda bisa kemukakan itu pada kolom komentar di bawah ya.

Jangan lupa untuk selalu membawa informasi positif yang membangun, salah satunya dengan cara membagikan artikel ini pada grup Anda!

Sukses selalu!

 

Sumber Referensi:

  • Budi Safa’at. 2015. 99 Perbedaan Cara Mengelola Uang Miliarder vs Orang Biasa. Jakarta: Grasindo.
  • Parsaoran Sirait. 2015. 99 Perbedaan Kebiasaan Miliarder vs Orang Biasa. Jakarta: Grasindo.
  • Budi Safa’at. 2016. 99 Perbedaan Kebiasaan Pengusaha vs Karyawan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
  • Mira R & Linda Irawati. 2016. 99 Perbedaan Pola Pikir Pengusaha vs Karyawan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
  • Ariestiyanty, Laura. 2018. 99 Taktik Bisnis Ala Miliarder. Jakarta: Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia.
  • Saputra, Imelda. 2018. 99 Hari Melesatkan Bisnis. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.