Pelajaran berharga dibalik krisis ekonomi tahun 1999. Belajar dari sejarah untuk mempelajari berbagai hal yang dapat menjadi pembelajaran pada masa mendatang adalah hal yang sangat dianjurkan. Berikut ini Tim Finansialku akan membawa Anda pada masa krisis ekonomi tahun 1999 yang dapat memberi kita inspirasi akan hal yang harus dilakukan pada masa mendatang.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Watch

 

Krisis Keuangan Asia di Indonesia

Krisis Keuangan Asia dimulai pada tanggal 2 Juli 1997 ketika pemerintah Thailand yang saat itu dibebani utang luar negeri yang besar, memutuskan untuk mengambangkan mata uang Baht setelah serangan yang dilakukan para spekulan mata uang terhadap cadangan devisa negaranya. Pergeseran moneter ini bertujuan untuk merangsang pendapatan ekspor namun strategi ini terbukti sia-sia.

Sehingga dengan cepat hal ini menimbulkan efek penularan ke negara-negara Asia lainnya karena investor asing, yang telah menanamkan uang mereka di ‘Asian Economic Miracle Countries’ (Ekonomi-ekonomi Negara Asia yang Ajaib) sejak satu dekade sebelum 1997 – kehilangan kepercayaan di pasar Asia dan membuang mata-mata uang dan aset-aset Asia secepat mungkin.

Pelajaran Berharga dari Kilas Balik Krisis Ekonomi 1999 Indonesia 02 - Finansialku

[Baca Juga: Pentingnya menjadikan Investasi yang Menguntungkan sebagai Sebuah Kebiasaan]

 

Sebab-Sebab Terjadinya Krisis Ekonomi Tahun 1997-1998

Ada beberapa sebab terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 diantaranya adalah sebagai berikut:

 

#1 Stok utang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek yang telah menciptakan “ketidakstabilan”.

Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri yang berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri di bidang ekonomi maupun masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta persyaratan utang swasta tersebut.

Pemerintah sama sekali tidak memiliki mekanisme pengawasan terhadap utang yang dibuat oleh sektor swasta Indonesia. Setelah krisis berlangsung, barulah disadari bahwa utang swasta tersebut benar-benar menjadi masalah yang serius.

Antara tahun 1992 sampai dengan bulan Juli 1997, 85% dari penambahan utang luar negeri Indonesia berasal dari pinjaman swasta (World Bank, 1998).

Karena kreditur asing tentu bersemangat meminjamkan modalnya kepada perusahaan-perusahaan (swasta) di negara yang memiliki inflasi rendah, memiliki surplus anggaran, mempunyai tenaga kerja terdidik dalam jumlah besar, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, dan menjalankan sistem perdagangan terbuka.

Ingin Sukses Berbisnis dan Berinvestasi Ini Salah Satu Kuncinya 02 - Finansialku

[Baca Juga: Ingin Sukses Berbisnis dan Sukses Berinvestasi? Ini Salah Satu Kuncinya]

 

#2 Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu faktor politik.

Pada tahun 1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa saat rezim Soeharto hendak tumbang. Begitu sulitnya merobohkan bangunan rezim Soeharto sehingga harus disertai pengorbanan besar berupa kekacauan (chaos) yang mengakibatkan pemilik modal dan investor kabur dari Indonesia.

Pelarian modal besar-besaran (flight for safety) karena kepanikan politik ini praktis lebih dahsyat daripada pelarian modal yang dipicu oleh pertimbangan ekonomi semata (flight for quality). Karena itu, rupiah merosot amat drastis dari level semula Rp2.300 per dollar AS (pertengahan 1997) menjadi level terburuk Rp17.000 per dollar AS (Januari 1998).

 

#3 Banyaknya utang dalam valas

proyek jangka panjang yang dibiayai dengan utang jangka pendek, proyek berpenghasilan rupiah dibiayai valas, pengambilan kredit perbankan yang jauh melebihi nilai proyeknya, APBN defisit yang tidak efisien dan efektif, devisa hasil ekspor yang disimpan di luar negeri, perbankan yang kurang sehat, jumlah orang miskin dan pengangguran yang relatif masih besar, dan seterusnya.

 

Dampak Krisis Ekonomi Indonesia

Krisis Moneter yang dialami Indonesia pada pertengahan tahun 1997 sampai akhir tahun 1998 berdampak pada lemahnya perekonomian Indonesia. Faktor utama penyebab krisis moneter ini adalah turunnya nilai tukar rupiah atas dolar US.

Faktor lain yang menjadi pemicunya adalah tingkat utang perusahaan swasta yang tinggi dan sudah mulai jatuh tempo pada tahun-tahun tersebut, hal ini diperparah dengan berbagai musibah nasional yang terjadi seperti krisis moneter yang membawa dampak besar bagi seluruh segi kehidupan Indonesia yaitu:

  1. Segi Ekonomi:
    1. Inflasi tinggi.
    2. Banyaknya perusahaan yang tutup akibat utang luar negeri mereka yang membengkak.
    3. Pengangguran tinggi.
    4. Rendahnya tingkat investasi dan tabungan masyarakat.
  2. Segi Sosial Politik
    1. Banyak kerusuhan dimana-mana akibat rasa ketidakpercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan presiden.
    2. Turunnya Soeharto sebagai presiden.
    3. Banyak rakyat miskin.

Apakah Anda Ingin Membeli Asuransi Investasi Terbaik Pikirkan Lagi 3 Hal Ini! 01 - Finansialku

[Baca Juga: Apakah Anda Ingin Membeli Asuransi Investasi Terbaik? Pikirkan Lagi 3 Hal Ini!]

 

Dampak dari Krisis Moneter tersebut salah satunya adalah tingkat inflasi yang tinggi dan pengangguran yang tinggi pula. Kedua hal tersebut bila dihubungkan menurut ilmu makro ekonomi tidak cocok. Karena tingginya tingkat inflasi berhubungan negatif dengan tingkat pengangguran. Semakin tinggi tingkat inflasi, maka semakin turun tingkat pengangguran tersebut.

Bila dikaji lebih lanjut hal tersebut tidak bisa dijadikan sebagai konsep utama. Jadi, hubungan antara keduanya bergantung pada faktor penyebab terjadinya tingkat inflasi dan pengangguran tersebut.

 

Kebijakan untuk Mengatasi Krisis Ekonomi

Langkah kebijakan yang diambil selama krisis ini terfokus kepada mengembalikan kestabilan makro ekonomi dan membangun kembali infrastruktur ekonomi, khususnya di sektor perbankan dan dunia usaha. Adapun langkah-langkahnya untuk mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia, antara lain sebagai berikut:

 

#1 Bidang Moneter

Ditempuh kebijakan moneter ketat untuk mengurangi laju inflasi dan penurunan atau depresiasi nilai mata uang lokal secara berlebihan.

 

#2 Bidang Fiskal

Ditempuh kebijakan yang lebih terfokus kepada upaya relokasi pengeluaran untuk kegiatan-kegiatan tidak produktif kepada kegiatan-kegiatan yang diharapkan dapat mengurangi social cost yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi. Salah satu bentuknya adalah dengan program Jaring Pengaman Sosial.

 

#3 Bidang Pengelolaan (Governance)

Ditempuh kebijakan untuk memperbaiki kemampuan pengelolaan baik di sektor publik maupun swasta. Termasuk di dalamnya upaya mengurangi intervensi pemerintah, monopoli, dan kegiatan-kegiatan yang kurang produktif lainnya.

Apa Bedanya Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja Apa Syaratnya 02 - Finansialku

[Baca Juga: Apa Bedanya Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja? Apa Syaratnya?]

 

#4 Bidang Perbankan

Ditempuh kebijakan yang akan memperbaiki kelemahan-kelemahan sistem perbankan berupa program restrukturisasi perbankan yang bertujuan untuk mencapai dua hal, yaitu: mengatasi dampak krisis dan menghindari terjadinya krisis serupa di masa datang.

Pada dasarnya untuk menghadapi krisis perbankan perlu kiranya melakukan pengawasan terhadap kegiatan perbankan, pembuatan kebijakan yang pas serta penerapan hukum yang baik akan menjadi sebuah kombinasi yang pas dalam pencegahan ataupun sebagai solusi jika suatu saat nanti terjadi krisis perbankan atau krisis keuangan di Indonesia.

Sebagai pebisnis, berbagai permasalahan politik erat kaitannya dengan berbagai kebijakan yang dapat mempengaruhi laju perekonomian dan bisnis para wirausahawan. Namun demikian, menurut Peter Thiel dalam Bukunya Zero to One, untuk membangun generasi bisnis berikutnya diperlukan kerelaan untuk melepaskan dogma-dogma yang diciptakan sesudah masa keruntuhan.

Beberapa prinsip yang dapat diterapkan pasca keruntuhan itu untuk membangun generasi masa depan diantaranya:

  1. Lebih baik mengambil risiko dengan berani daripada terjebak melakukan hal yang tidak penting.
  2. Rencana yang buruk lebih baik daripada tidak ada rencana.
  3. Pasar yang kompetitif menjauhkan kita dari laba.
  4. Penjualan sama pentingnya dengan produk.

 

Tindakan yang paling melawan arus bukanlah untuk menentang pemikiran orang banyak, melainkan untuk berpikir secara mandiri – Peter Thiel

 

Berikan komentar Anda mengenai hal-hal yang dapat menjadi pembelajaran dari krisis keuangan tahun 1999 pada kolom yang tersedia di bawah ini dan bagikan juga setiap informasi dari Finansialku kepada rekan-rekan dan kenalan Anda. Terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Peter Thiel. 2014. Zero To One (Notes on Startups, or How to Build the Future). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  • 3 April 2017. Krisis Keuangan Asia di Indonesia. Indonesia-investment.com – https://goo.gl/gdHQ3H
  • 30 April 2015. Kilas Balik Krisis Ekonomi Di Indonesia. (1997-1998) – https://goo.gl/ixM5wf
  • Puji Fajriani. 29 April 2015. Kilas Balik Krisis Ekonomi 1997-1998 Dan Sekarang. https://goo.gl/OYr0RU

 

Sumber Gambar:

  • Rupiah Melemah – https://goo.gl/UbbYM1 dan https://goo.gl/SMWOr7

 

Download E-Book Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an (GRATIS)

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku