Kenaikan Ongkos Naik Haji 2018 Dipengaruhi Oleh Beberapa Faktor Ini!

Berkembang berita di masyarakat jika adanya kenaikan ongkos naik Haji 2018.

Kenaikan ongkos naik Haji 2018 diperkirakan mencapai 2,25% atau sekitar Rp900.670. Apa penyebabnya?

Mari kita bahas.

Rubrik Finansialku

Daftar Isi

Penyebab Kenaikan Ongkos Naik Haji 2018

Sudah memiliki niat untuk beribadah ke Tanah Suci?

Tahun ini Jemaah akan membayar ongkos naik Haji sedikit lebih besar dibandingkan dengan Jemaah tahun kemarin.

Pasalnya ada beberapa faktor yang berpeluang mendorong kenaikan biaya naik Haji.

Selain efek penerapan Pajak Pertumbuhan Nilai (PPN) sebesar 5% oleh pihak pemerintah Arab Saudi, dikabarkan juga kenaikan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) dipengaruhi oleh melemahnya kurs rupiah serta meningkatnya biaya pemondokan.

Dengan demikian, Kementerian Agama akan menaikan BPIH tahun ini rata-rata sekitar 2,25% atau sebesar Rp900.670 dari biaya awal, menjadi kisaran Rp35.790.982 per Jemaah.

Pada tahun 2017/1438H BPIH berada di angka Rp34.890.000.

Perkiraan kenaikan BPIH tahun ini disampaikan langsung oleh Menteri Agama, Lukman Hakim.

Sementara itu, Ramadhan Harisman selaku Direktur Pengelolaan Keuangan Haji Kementerian Agama (Kemenag) mengungkapkan adanya tiga faktor utama yang mempengaruhi kenaikan BPIH tahun ini.

Pertama, estimasi kenaikan biaya penerbangan karena diperkirakan harga avtur akan meningkat.

Dengan kenaikan harga avtur, Kemenag memprediksi biaya penerbangan naik hingga Rp97.000 per Jemaah, meskipun angka ini diklaim Ramadhan belum final dan masih bisa berubah.

Kedua, biaya akomodasi yang naik dan berdampak langsung pada kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 5% terhadap produk barang dan jasa di Arab Saudi.

Selain itu, saat ini sistem pemondokan di Arab Saudi berubah dari tahun sebelumnya. Tahun lalu Kemenag menyewa pemondokan untuk Jemaah Haji dengan sistem sewa blocking time.

Namun, ketika kuota Haji kembali normal di angka 221.000 Jemaah, Ramadhan mengaku kesulitan mencari pemondokan untuk Jemaah Haji.

Seperti dilansir oleh Koran Kontan, Rabu (24/1/18), Ramadhan mengungkapkan:

“Hasilnya kami menggunakan sistem sewa musim Haji penuh. Dengan sistem ini biaya naik hingga empat kali lipat.”

Alhasil biaya pemondokan naik menjadi Rp4.515, Riyal Saudi Arabia (SAR) sebelumnya Rp4.375.

Ketiga, kenaikan biaya konsumsi pun menjadi imbas kenaikan PPN 5%. Terlebih Kemenag berencana menaikkan frekuensi konsumsi Jemaah Haji.

Disisi lain, Wakil Ketua Komisi VIII DPR berharap Kemenag dapat menekan ongkos ibadah Haji tahun ini dengan mengoptimalkan produk dan jasa perusahaan nasional.

Sodik berpendapat penekanan ongkos bisa dilakukan dengan cara memperbanyak penggunaan maskapai Garuda Indonesia dan maskapai lokal lain.

Dengan cara demikian pemerintah bisa meminimalisasi penggunaan maskapai Arab Saudi yang tarifnya akan naik seiring pengenaan PPN 5%.

Kendati demikian, Ramadhan menjelaskan bahwa Indonesia tak bisa menerapkan usulan tersebut lantaran kebijakan penggunaan angkutan Haji sudah ditetapkan oleh Arab Saudi.