Laporan keuangan syariah adalah sajian informasi keuangan dari lembaga yang menggunakan prinsip Islam.

Kira-kira bagaimana contohnya? Daripada bingung, yuk simak pembahasan berikut sampai habis!

 

Summary:

  • Laporan keuangan syariah merupakan informasi yang valid tentang posisi keuangan, kinerja, serta arus kas lembaga.
  • Bukan hanya mencakup pernyataan mengenai keuangan, laporan keuangan juga jadi sarana komunikasi informasi.

 

Pengertian Laporan Keuangan Syariah

Laporan keuangan syariah merupakan sajian informasi terstruktur dari lembaga syariah mengenai kinerja keuangan perusahaan.

Di Indonesia, sajian laporan ini berdasarkan PSAK No. 101 yang memberi pedoman teknik pengungkapan laporan keuangan.

Seluruh lembaga syariah wajib menggunakan standar ini untuk melakukan penyesuaian, termasuk lembaga yang tidak memiliki modal terbagi atas saham.

Laporan keuangan ini meliputi kewajiban, aset, dana syirkah temporer, ekuitas, beban dan pendapatan, cash flow, zakat, serta dana kebajikan.

Namun, laporan keuangan ini pun memiliki beberapa perbedaan dengan laporan keuangan konvensional.

 

Komponen Laporan Keuangan Syariah

Laporan keuangan syariah didasarkan pada beberapa komponen berikut ini:

 

#1 Neraca

Dalam sajian laporan keuangan, informasi aset lancar dan kewajiban jangka pendek dipisahkan dari aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang, kecuali jika ada peraturan khusus yang mengatur.

Lembaga syariah pun harus menuliskan informasi jumlah aset dan kewajiban yang perlu selesai sebelum dan setelah 12 bulan tanggal neraca.

Beberapa hal yang lembaga syariah tuliskan atau catat, yakni:

  1. Jenis saham
  2. Saham modal dasar
  3. Saham terbit
  4. Nilai saham
  5. Perubahan jumlah saham beredar
  6. Sifat dan tujuan pos cadangan dalam ekuitas

Jika suatu lembaga tidak memiliki saham, mereka harus menulis informasi setara yang mengungkapkan perubahan dalam satu periode.

 

#2 Laporan Laba Rugi

Komponen dalam laporan keuangan berikutnya adalah laporan laba rugi. Menurut PSAK No. 101, laporan ini disajikan dengan menonjolkan kinerja keuangan.

Selain itu, laporan harus memperhatikan penambahan atau perubahan terkait hakikat, materialitas, dan fungsi komponen.

Jika ada, pendapatan non-halal tidak boleh lembaga cantumkan dalam laporan laba rugi. Informasi dana tersebut ditulis dalam laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.

 

#3 Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas harus menyertakan informasi berikut:

  • Catatan laba rugi dalam periode tertentu.
  • Pos arus kas, laba atau rugi dan jumlahnya berdasarkan PSAK terkait.
  • Pengaruh kumulatif perubahan akuntansi dan perbaikan kesalahan yang berdasarkan PSAK.
  • Transaksi modal dan distribusi dengan pemilik.
  • Saldo akumulasi laba rugi di awal dan akhir periode.
  • Rekonsiliasi nilai tercatat setiap modal saham, agio, dan cadangan awal dan akhir periode dengan penulisan terpisah untuk tiap perubahan.
  • Laporan perubahan ekuitas lembaga syariah yang mencerminkan penurunan atau peningkatan aset bersih.

 

#4 Laporan Cash Flow (Arus Kas)

Sajian laporan cash flow lembaga tulis berdasarkan ketentuan yang ada yaitu PSAK. Dalam laporan ini, lembaga menulis informasi pendapatan dan pengeluaran.

 

#5 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat

Laporan sumber dan penggunaan dana zakat menuliskan informasi sumber dana, saldo dana zakat, serta penggunaan dana dalam jangka tertentu.

Dana zakat sendiri tidak boleh untuk menutup kerugian aset.

 

#6 Laporan Sumber dan Dana Kebajikan

Komponen laporan keuangan berikutnya adalah laporan sumber dan dana kebajikan.

Dalam laporan ini, lembaga harus mengungkap sumber dana dan penyaluran dana ke penerima yang berhak. Alokasi dana ini berdasarkan peraturan PSAK.

 

#7 Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat

Investasi terikat merupakan sumber dana yang berasal dari pemilik yang terikat atau dikelola bank.

Keuntungan investasi terikat sebelum dikurang fee manajer investasi adalah nilai kenaikan atau penurunan nilai investasi terikat

 

Tujuan Laporan Keuangan Syariah

Laporan keuangan ini bertujuan untuk menyampaikan informasi yang valid tentang posisi keuangan, kinerja, serta arus kas lembaga.

Informasi ini akan membantu dalam membuat keputusan ekonomi sekaligus sebagai bentuk tanggung jawab manajemen atas pemanfaatan sumber daya lembaga.

[Baca Juga: Mengapa Pembuatan Perencanaan Keuangan Harus Realistis? Simak Penjelasannya!]

 

Contoh Laporan Keuangan Syariah

Berikut adalah beberapa contoh laporan keuangan syariah dari beberapa lembaga di Indonesia:

 

Perbedaan Laporan Keuangan Syariah dengan Konvensional

Ada beberapa perbedaan antara laporan keuangan syariah dengan konvensional, antara lain:

 

#1 Unsur Laporan

Laporan keuangan konvensional memiliki unsur neraca, laporan cash flow, perubahan modal atau ekuitas, dan laporan laba rugi.

Sedangkan laporan jenis syariah memiliki komponen yang sudah Finansialku jelaskan di atas.

Selain itu, laporan tersebut juga memuat informasi perubahan dana investasi terikat, penggunaan ZIS, dan laporan sumber dan penggunaan dana qadhuk hasan.

 

#2 Komponen Laporan

Laporan keuangan konvensional mengarah pada komersial. Sedangkan, laporan keuangan syariah fokus ke arah komersial dan sosial.

 

#3 Format Institusi dan Perusahaan

Laporan keuangan konvensional ditulis oleh akuntan berdasarkan PSAK. Kemudian, laporan lembaga serahkan ke stakeholder perusahaan.

Sedangkan dalam laporan keuangan syariah, penulisan didasarkan pada PSAK dan 3 ahli hukum Islam dalam Dewan Pengawas Syariah yang punya wewenang memberi fatwa dan pengawasan.

 

#4 Piutang

Laporan keuangan konvensional memiliki teknik penulisan sederhana karena membubuhkan informasi pemilik akun piutang.

Jika perusahaan adalah milik seseorang, maka piutang ditulis dengan nama pemilik.

Sementara itu, dalam keuangan syariah ada beberapa jenis piutang, yakni piutang murabahah, salam, qardh, dan istishna.

 

#5 Penyelesaian Masalah Keuangan

Masalah dalam laporan keuangan konvensional bisa melalui penyelesaian di pengadilan negeri. Dengan begitu, vonis hukumnya nanti pun berdasarkan undang-undang di Indonesia.

Berbeda dengan yang konvensional, masalah dalam keuangan syariah penyelesaiannya berdasarkan syariat Islam.

Putusannya pun kelak Badan Arbitrase Muamalah yang menentukan.

[Baca Juga: Apa Saja Komponen-Komponen Dalam Laporan Keuangan?]

 

Buat Laporan Keuangan dengan Cermat dan Teliti!

Itulah penjelasan seputar laporan keuangan syariah, komponen, dan contohnya. Laporan yang lembaga buat dengan tepat akan membuat perusahaan mampu memperhitungkan keuangan.

Selanjutnya, stakeholder bisa menyusun rencana lanjutan untuk meningkatkan bisnis.

Selain dalam lingkup bisnis, perencanaan keuangan pribadi juga perlu Anda lakukan sebagai individu agar masa depan lebih terjamin.

Untuk mulai merencanakannya, Anda bisa berkonsultasi dengan Perencana Keuangan Finansialku untuk mendapatkan advice dan strategi terbaik.

Tak perlu khawatir, kini Anda bisa membuat janji temu dengan menghubungi WhatsApp di nomor 0851 5866 2940. Yuk, konsultasi sekarang!

 

Demikian ulasan tentang laporan keuangan yang dapat Anda pahami. Yuk, bagikan artikel ini ke media sosial Anda agar semakin banyak orang yang tahu!

 

Sumber Referensi:

  • Aldean Moch Rafli. 10 April 2022. Bagaimana Cara Penyajian Laporan Keuangan Syariah? Jurnal.id – https://bit.ly/3OXc6dj
  • Vely Sia. 08 Februari 2023. Perbedaan Laporan Keuangan Syariah dan Konvensional. Jurnal.id – https://bit.ly/3WQJzrO