Perencanaan keuangan dibuat untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan. Maka, sebaiknya dibuat sewajar dan serealistis mungkin. Mengapa pembuatan perencanaan keuangan harus realistis?

Yuk, simak artikel Finansialku berikut untuk tahu jawaban lengkapnya.

 

Ditinjau oleh Shierly, S.E., M.B.A.,CFP®

 

Summary:

  • Perencanaan keuangan yang masuk akal dapat memudahkan seseorang mengalokasikan penghasilan secara tepat sesuai kebutuhan.
  • Melakukan analisis hingga evaluasi keuangan penting dilakukan setiap orang untuk menjaga cash flow tetap aman dan terkendali.

 

Sudah Punya Rencana Keuangan, Kok Masih Gini-gini Aja?

Setelah menerima gaji, biasanya orang-orang akan mengalokasikan sesuai rencana keuangan yang sudah dibuat.

Namun, setelah beberapa waktu, ternyata kondisi finansial tidak kunjung membaik. Apakah hal ini juga terjadi pada Sobat Finansialku?

Jika hal ini terjadi, Anda patut mengkaji ulang perencanaan keuangan. Bisa jadi, kesalahan tidak terletak pada diri Anda, melainkan kesenjangan antara pendapatan dan anggaran.

Hal ini mengindikasikan mengapa pembuatan perencanaan keuangan harus realistis perlu diterapkan. Jika jumlah anggara lebih besar daripada pemasukan, maka kondisi keuangan akan terganggu.

Nah, untuk menemukan solusinya, kali Finansialku akan memaparkan beberapa alasan mengapa pembuatan perencanaan keuangan harus realistis. Simak baik-baik, ya!

 

Alasan Mengapa Pembuatan Perencanaan Keuangan Harus Realistis

Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda. Namun, bukan berarti perencanaan keuangan hanya untuk mereka dengan penghasilan dan kebutuhan banyak.

Justru, orang dengan penghasilan UMR atau bahkan kurang, perlu menerapkan cara ini agar tidak ada uang yang terbuang sia-sia.

Beberapa orang pernah mengalami kehabisan uang di tengah bulan. Padahal, mereka telah memiliki perencanaan keuangan. Kondisi tersebut bisa karena sejumlah faktor, misal:

  1. Tidak patuh terhadap perencanaan keuangan.
  1. Menggunakan dana kebutuhan utama untuk kebutuhan lain dengan sistem buka tutup lubang.
  1. Timbul kebutuhan tak terduga melebihi jumlah dana darurat yang dimiliki.
  1. Perencanaan keuangan tidak realistis.

 

Dari empat kondisi tadi, carut-marut akibat perencanaan keuangan yang tidak realistis kerap menimbulkan masalah. Efek domino ke masa depan bisa terjadi jika keadaan tidak Anda perbaiki.

Karenanya, alasan mengapa pembuatan perencanaan keuangan harus realistis perlu kita kaji.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa pembuatan perencanaan keuangan harus realistis:

  1. Perencanaan keuangan realistis akan membuat penghasilan tumbuh. Sebab, seseorang akan memaksimalkan asetnya untuk investasi daripada diendapkan.
  1. Berpotensi meningkatkan arus kas berkat penghasilan yang bertambah.
  1. Mampu melindungi keluarga dari dampak ekonomi di waktu tertentu, seperti menjamin hari tua, pendidikan, dan kesehatan.
  1. Memungkinkan mulai investasi.
  1. Menciptakan aset baru dari perputaran aset lama. Dengan begitu, valuasinya bisa Anda tingkatkan dari waktu ke waktu.
  1. Mampu menyiapkan diri menghadapi inflasi. Sebab, seseorang sadar kebutuhan di masa depan akan terus bertambah.
  1. Meraih tujuan jangka panjang.
  1. Memungkinkan memasuki masa pensiun dengan tenang.

[Baca Juga: Mengenal Perencanaan Keuangan, Manfaat dan Contohnya]

 

Cara Memperbaiki Perencanaan Keuangan yang Tidak Realistis

Setelah paham alasan mengapa pembuatan perencanaan keuangan harus realistis, kini Anda perlu tahu cara memperbaikinya.

Silakan ikuti langkah berikut untuk memulainya:

 

#1 Analisis Perencanaan Keuangan

Langkah pertama yang perlu Anda tempuh adalah menganalisisnya. Mungkin Anda akan menemukan kebutuhan dengan anggaran terlalu sedikit karena berorientasi untuk menekan sebanyak mungkin pengeluaran.

Padahal, perencanaan keuangan tidak hanya bertujuan untuk berhemat, melainkan kemampuan analisis dan kemauan mengembangkan aset.

 

#2 Hitung Kembali Pemasukan dan Pengeluaran

Langkah selanjutnya, silakan hitung kembali pendapatan dan pengeluaran. Ada baiknya Anda fokus ke bagian pengeluaran karena pos tersebut yang umumnya bermasalah.

Pengeluaran konsumtif, seperti kebutuhan liburan, pakaian, dan gawai, sebaiknya alihkan untuk kebutuhan produktif, seperti investasi. Tenang, Anda hanya harus mengurangi frekuensinya.

 

#3 Hitung Ulang Utang

Anda bisa menghitung ulang utang untuk menyusun rencana keuangan yang baru. Pastikan utang tersebut untuk kebutuhan produktif, misalnya membeli properti, emas, dan surat berharga negara.

Sebelum berutang, silakan pertimbangkan pertanyaan berikut:

  1. Apakah seluruh aset yang Anda punya lebih besar dari utang yang dimiliki?
  1. Bagaimana pengaruh utang terhadap keuangan bulanan dan kebutuhan yang Anda miliki?

 

Jika Anda ingin meminimalisasi masalah keuangan termasuk soal utang, yuk, konsultasikan pada ahlinya, Perencana Keuangan Finansialku.

Langsung saja buat janji konsultasi secara 1 on 1 dengan cara klik banner di bawah ini.

Konsul Masalah Keuangan

 

#4 Melakukan Evaluasi

Evaluasi keuangan merupakan hal yang harus Anda lakukan secara rutin, seperti per bulan, per dua bulan, atau per tiga bulan.

Hal ini bisa menjadi tolok ukur keberhasilan rencana yang telah disusun ulang. Evaluasi juga akan memberi tahu Anda efektivitas perencanaan keuangan.

Berikut adalah langkah-langkah evaluasi keuangan:

 

#1 Mempelajari Keuangan Periode Sebelumnya

Mempelajari keuangan periode lama akan membuat Anda paham hal-hal yang perlu diubah.

Anda akan menghadapi opsi menambah dan mengurangi kebutuhan. Silakan pilih dengan bijak tanpa memandang kepentingan pribadi.

 

#2 Menyusun Kembali Perencanaan Keuangan

Setelah mengetahui ha-hal yang perlu Anda hapus, selanjutnya silakan susun perencanaan keuangan yang baru.

Jika tidak memungkinkan untuk melakukan eliminasi, Anda perlu mengurangi frekuensinya. Misal, kebiasaan makan di luar yang biasanya setiap akhir pekan, kurangi menjadi dua minggu sekali.

 

#3 Menghitung Rasio Utang

Rasio utang yang besar akan merusak perencanaan keuangan. Pos ini juga menyebabkan keuangan pribadi tidak realistis.

Jumlah utang ideal adalah di bawah 35% pendapatan. Jika utang Anda lebih dari jumlah seharusnya, sebaiknya susun rencana tambahan untuk menurunkannya.

 

#4 Mencatat Perkembangan Keuangan

Terakhir, silakan catat perkembangan keuangan. Kemudian, bandingkan arus kas pada bulan-bulan sebelumnya.

Dari sana, Anda bisa melihat bulan dengan kebiasaan belanja terbaik. Jika perlu, Anda bisa menggunakan strategi di bulan tersebut untuk periode selanjutnya.

[Baca Juga: Sekarang Saatnya Untuk Evaluasi Rencana Keuangan]

 

Tips Mengelola dan Merencanakan Keuangan dengan Realistis

Melansir laman resmi OJK, ada 4 tips mengelola keuangan dalam rangka memperbaiki financial planning tidak realistis yang dapat Anda ikuti, antara lain:

 

#1 Selektif Belanja

Kebiasaan belanja berpengaruh besar terhadap perencanaan keuangan. Setelah memiliki strategi baru, hentikan belanja impulsif.

 

#2 Tidak Berutang Kecuali untuk Kebutuhan Produktif

Utang konsumtif merupakan beban keuangan. Sebisa mungkin, Anda tidak memiliki utang jenis ini.

 

#3 Menyiapkan Dana Darurat

Tips berikutnya yang bisa Anda ikuti adalah menyiapkan dana darurat. Dana darurat sebaiknya Anda simpan dalam rekening berbeda.

Anda bisa mengalokasikan dana darurat sekaligus atau mengalokasikan 5% penghasilan bulanan untuk memenuhinya.

 

#4 Menerapkan Rumus S.M.A.R.T

Berikut adalah rumus rumus S.M.A.R.T yang dapat Anda ikuti:

  1. S = spesific. Artinya, Anda harus memiliki tujuan yang jelas agar fokus mewujudkannya.
  1. M = measurable. Artinya, Anda harus memiliki tujuan keuangan yang bisa diukur dengan uang, waktu, atau manfaat.
  1. A = achievable. Artinya, tujuan yang dibuat bisa diwujudkan dan sesuai dengan pendapatan.
  1. R = relevant. Artinya anggaran dan tujuan sesuai.
  1. T = time-related. Artinya memiliki batas waktu. Misal, rencana beli rumah dalam 10 tahun ke depan.

 

Siapkan Kebutuhan Masa Depan dengan Perencanaan Keuangan yang Masuk Akal

Kini Anda tahu alasan mengapa pembuatan perencanaan keuangan harus realistis. Selanjutnya, silakan susun perencanaan keuangan pribadi yang relevan dengan kondisi terkini.

Jika masih kesulitan menyusun perencanaan keuangan, Anda bisa meminta arahan dari Perencana Keuangan Finansialku. Yuk, buat janji dan konsultasi sekarang!

 

Demikian pembahasan tentang alasan mengapa pembuatan perencanaan keuangan harus realistis. Bagaimana tanggapan Anda? Yuk sampaikan di kolom komentar.

Jangan lupa bagikan informasi ini ke platform yang tersedia untuk membantu rekan Anda yang kesulitan menyusun perencanaan keuangan. Terima kasih!

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

  • Admin. Ayo Be S.M.A.R.T Dalam Merencanakan Keuangan Tahun Depan! Ojk.go.id – https://bit.ly/3I23aiv
  • Haris Ihsanil Huda. 31 Maret 2022. Pentingnya Realistis Dalam Membuat Budgeting Bulanan Rumah Tangga. Stekom.ac.id – https://bit.ly/3I22zxh
  • Khurin N Imandini. 26 September 2022. Bagaimana Cara Melakukan Evaluasi Keuangan & Tips Perencanaan Keuangan. landx.id – https://bit.ly/3pw7Sig
  • Olivia Anidita. 23 September 2016. Mengapa Pembuatan Perencanaan Keuangan Harus Realistis. Braily.co.id – https://bit.ly/3Mfn8b9