Setelah merugi di tahun 2020, PGAS mencatatkan laba bersih sebesar 303,82 juta dollar AS di tahun 2021. Bagaimana prospek ke depannya?

Simak informasi lengkapnya di sini.

 

Bisnis PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) 

PGAS merupakan perusahaan BUMN yang memiliki peran sebagai Sub Holding Gas.

PGAS secara berkelanjutan mengoptimalkan setiap peluang gas bumi melalui program gasifikasi, seperti jargas, kilang, pembangkit listrik, industri tertentu, sektor maritim dan darat. Inilah fokus PGAS saat ini dan ke depan.

Selain itu, PGAS juga memiliki fokus dalam pengembangan utilisasi gas bumi yang ramah lingkungan di masa transisi energi menuju energi terbarukan (EBT).

Aksi perusahaan yang terbaru adalah PGN menjalin kemitraan dengan perusahaan energi asal Korea Selatan yakni SK E&S Co., Ltd (SK) dalam rangka pengembangan energi bersih khususnya dalam bisnis Liquid Natural Gas (LNG), hidrogen, dan Carbon Capture and Storage (CCS).

Dengan sinergi ini menjadi strategi perusahaan untuk bisa meningkatkan pertumbuhan bisnis gas bumi sekaligus upaya menekan emisi karbon.

[Baca Juga: Kontrak Baru Rp 4,07 triliun, Momen Sunrise WIKA?]

 

Selain itu, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) juga bersinergi dengan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) terkait hilirisasi pengembangan gas bumi yang ramah lingkungan yaitu blue ammonia.

Untuk itu, ditandangani Nota Kesepahaman yang dilakukan oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan dan Direktur Utama PIM Budi Santoso Syarif beberapa waktu lalu.

Kerjasama dari Pihak PGAS ini nantinya siap berkolaborasi dengan PIM untuk melakukan kajian bersama dalam rangka hilirisasi gas bumi dan pengembangan bisnis berbasis gas (C1) yang ramah lingkungan terutama terkait bisnis blue ammonia.

 

Kondisi Keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) 

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berhasil memperbaiki kinerja keuangan sepanjang tahun lalu. PGAS membukukan laba bersih senilai US$ 303,82 juta di 2021.

Realisasi ini membaik dari tahun lalu di mana PGAS membukukan kerugian bersih hingga US$ 264,77 juta.

Mengutip laporan keuangan yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia yang baru dirilis kemarin (15 Maret 2022) kenaikan bottomline PGAS bersamaan dengan kenaikan pendapatan.

Emiten pelat merah ini mencetak pendapatan bersih senilai US$ 3,03 miliar, naik 5,23% dari pendapatan di tahun 2020 sebesar US$ 2,88 miliar.

Kinerja keuangan yang positif ini tidak terlepas dari membaiknya operasional PGAS. 

Pencapaian kinerja tersebut diperoleh dari kinerja volume distribusi gas periode 2021 yang meningkat menjadi sebesar 871 british thermal unit per day (BBTUD) dari periode sebelumnya sebesar 828 BBTUD. 

Sedangkan untuk volume transmisi selama tahun 2021 adalah sebesar 1.352 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).

 

Outlook PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) 

PGN hingga 2021 mampu meningkatkan pangsa pasar melalui penambahan jumlah pelanggan di berbagai sektor menjadi sebanyak 663.877 pelanggan dengan cakupan jaringan pipa sepanjang 10.776 km.

Realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun lalu adalah sebesar US$ 308,6 Juta.

Capex ini digunakan di antaranya untuk pembangunan beberapa wilayah, yaitu:

  • Pipa Minyak Rokan
  • Pipa Gresik-Semarang
  • Wilayah Kerja (WK) Pangkah
  • WK Ketapang
  • Serta kegiatan investasi lain yang sudah tahap eksekusi seperti jaringan gas (Jargas) Pipa Senipah-Balikpapan dan LNG RU IV Cilacap

 

Bisnis gas alam yang dikelola PGAS adalah sumber energi yang relatif lebih bersih dibanding minyak atau batu bara, dan beberapa jenis industri lainnya.

PGAS bisa dibilang merupakan bisnis monopoli di bidangnya karena dari data per tahun 2020, PGAS menguasai 92,3% pangsa pasar distribusi gas niaga di Indonesia.

 

Sulit bagi perusahaan lain untuk masuk di industri distribusi gas ini, karena butuh investasi yang sangat tinggi, serta waktu break even point yang sangat panjang.

Karena, ketika sebuah perusahaan membangun jaringan pipa gas sepanjang ratusan kilometer, maka konstruksinya akan butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa selesai dan mulai beroperasi.

Thus, PGAS dalam hal ini memiliki ‘unbreachable moat’.

Dengan prospeknya yang lebih cerah dan operasional yang juga membaik, bisnis distribusi gas ini memang menguntungkan.

Gas alam relatif lebih bersih dibanding bahan bakar fosil lainnya, sehingga sesuai dengan konsep ESG (environmental, social, governance).

Jika dilihat dalam jangka panjang, PGAS masih mampu untuk membukukan rekor laba bersih kembali.

Apakah Anda tertarik untuk berinvestasi saham PGAS atau bahkan sudah memiliki sahamnya? Sudah tahu bagaimana cara dapat keuntungan lewat saham?

Yuk, cari tahu bagaimana cara meraih keuntungan dalam investasi saham lewat ebook gratis dari Finansialku berikut ini.

Banner Iklan Ebook Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham - HP
Banner Iklan Ebook Petunjuk Praktis Dapat Keuntungan di Saham - PC

 

 

Kesimpulan

Posisi keuangan konsolidasian PGAS pada 2021 tetap menunjukkan posisi keuangan yang masih baik dan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya juga masih terjaga.

Dengan capaian angka operasional yang lebih tinggi, adanya pemulihan kegiatan ekonomi, ini menjadi sentimen positif untuk PGAS di 2022.

 

Bagaimana pendapat Anda mengenai raihan laba bersih PGAS di atas? Tulis opini dan pertanyaan Anda di kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa untuk bagikan informasi ini pada rekan-rekan lainnya. Terima kasih. 

 

Editor: Ratna SH

Sumber Referensi:

  • Kontan.co.id
  • Market.bisnis.com
  • CNBC Indonesia
  • IPOT news
  • Tradingviews
  • Investing.com