Bagaimana prospek emiten SRIL, salah satu market leader industri tekstil dan garmen terbesar di Asia di tengah pandemi ini?

 

Analisis Fundamental

Sebagai salah satu market leader pada industri tekstil dan germen terbesar di Asia Tenggara, Sritex yang terintegrasi secara vertikal telah dapat mengantisipasi tantangan yang terjadi selama tahun 2020 dengan beberapa strategi yang secara konsisten terus dikembangkan.

Sritex juga memperkuat pasar domestik terutama dari order institusi pemerintah.

Terlebih saat pandemi ini Sritex memproduksi alat perlindungan diri (APD) yang kualitasnya sudah sesuai yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO). Selain APD, perusahaan juga memproduksi masker.

Dengan mengombinasikan inovasi dan teknologi dalam pengembangan bisnis, Sritex secara konsisten berusaha untuk menciptakan nilai tambah pada produk yang dihasilkan.

Prospek Bisnis Emiten Tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) 02

[Baca Juga: IHSG Hari Ini 10 Desember 2020 Dibuka Menguat di 5.976,999]

 

Usaha Sritex dalam “Penciptaan Nilai Melalui Inovasi dan Teknologi” dapat tercapai tidak lepas dari hasil kerja keras seluruh sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di masing-masing divisi di dalam perusahaan.

Sritex memiliki basis pelanggan yang besar, terdiversifikasi dan loyalitas yang tinggi.

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan salah satu sektor yang berperan penting karena memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.

Hal ini terlihat dari pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi yang meroket paling tinggi hingga 15,08% pada triwulan III tahun 2019.

Industri TPT juga merupakan salah satu kelompok industri pengolahan yang dikategorikan sebagai industri strategis dan prioritas

Segmen usaha Sritex diantaranya Pemintalan berkontribusi hingga 39,6% dari total penjualan SRIL, Pertenunan 6,17%, Finishing kain 26,4%, Konveksi 27,4%.

 

Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA

9 Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

 

Kinerja Keuangan PT Sri Rejeki Isman Tbk.

Memiliki kinerja keuangan yang kuat dengan rekam jejak yang baik atas pertumbuhan yang konsisten dan menguntungkan selama pandemi ini, berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan, SRIL di Q3 2020 mencatatkan pertumbuhan atas Aset sebesar 11,28% dari September 2019 yakni Total Aset US$ 1,7 miliar yang berasal dari peningkatan piutang usaha, persediaan hingga Aset tetap.

Aset SRIL

SRIL Data: rivankurniawan

 

SRIL juga mencatatkan pertumbuhan terhadap revenue hingga +28% selama 2020 ini. Dari sisi profitabilitasnya, GPM SRIL cenderung meningkat dari tahun sebelumnya. Sritex membukukan pendapatan US$ 907,09 juta per 30 September 2020.

Realisasi itu naik dari US$ 895,07 juta di periode yang sama pada 2019. Penjualan ke kawasan Amerika Serikat dan Amerika Latin naik dari US$ 72,67 juta per 30 September 2019 menjadi US$ 74,12 juta pada Q3 2020, berbanding terbalik dengan penjualan ke Asia turun dari US$ 323,25 juta pada Q3 2019 menjadi US$ 308,11 juta per 30 September 2020.

Karena tarif impor dari AS yang tinggi, China lebih memilih impor katun dari Indonesia, sehingga ekspor katun ke dua negara tersebut masih kuat.

GPM SRIL

SRIL Data: rivankurniawan

 

Sritex bisa memproduksi hingga 500.000 unit APD per bulan dan mengekspor maksimal hingga 125.000 unit APD per bulan, sedangkan sisanya dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri.

NPM SRIL

SRIL Data: rivankurniawan

 

Untuk kondisi liabilitas SRIL pada Q3 2020 berada pada US$ 1 miliar yang meningkat 11,08%. Sritex juga diketahui akan fokus pada utang jatuh tempo terdekat pada 2020 ini.

lIabilitas SRIL

SRIL Data: rivankurniawan

 

Dari pos Ekuitas mengalami peningkatan tipis menjadi US$ 661 juta, meningkat 11,65%

Ekuitas SRIL

SRIL Data: rivankurniawan

 

Untuk melihat apakah saham ini tergolong mahal/murah, kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV) nya yang ada di 0,5x, SRIL saat ini sudah dihargai undervalued.

Untuk Price Earning Ratio SRIL ada di 2,9x yang menandakan SRIL dihargai lebih murah daripada tahun 2019.

Recovery dari segmen tekstil atas permintaan ekspor dan domestik akan membantu saham ini semakin menarik lagi. Saat ini SRIL diperdagangkan diharga yang cukup undervalued jika melihat analisa teknikalnya.

PBV PER SRIL

SRIL Data: rivankurniawan

 

Untuk Return on Equity SRIL pada 2020 ada di 16% dan SRIL di Q3-2020, membukukan peningkatan laba bersih. Realisasi itu naik 53,81% dibandingkan dengan 16.773 unit pada bulan sebelumnya.

ROE SRIL

SRIL Data: rivankurniawan

 

Pada 2020 Sritex memangkas sebagian Impor dan pembelian serat rayon berasal dari pasokan bahan baku yang cukup stabil dari PT RUM, pembangunan pabrik serat rayon (PT RUM) ini juga bisa memberi garansi kualitas serat rayon bagi produksi PT Sritex dan berdampak positif pada keberlangsungan produksi.

 

Analisis Teknikal PT Sri Rejeki Isman Tbk.

Hingga perdagangan market Sesi I – 10 Desember 2020 tren IHSG kembali bullish 0,66%. SRIL diperdagangkan pada harga 244/lembar cenderung stagnan dan terlihat frekuensi perdagangan yang tidak terlalu besar dengan volume 16M.

Pergerakan harga sejak Mei hingga November terlihat bullish, selama 3 bulan terakhir menguat 15,1% karena permintaan akan APD dan produksi masker menjadi sentimen positif terhadap harga saham emiten ini.

Penguatan IHSG dan saham dari industri tekstil termasuk SRIL mengantarkannya dari harga 117/lembar (Maret) ke harga 250/lembar (November). Jika dilihat selama 1 tahun ini harga saham masih -7,6%.

Teknikal SRIL

 

Jika melihat rentang daily, Indikator MACD berada di atas garis nol dengan volume buy dan sell yang cukup rendah, ada kemungkinan bullish bisa terjadi lagi jika pasar masih berharap SRIL untuk window dressing dan prospek masa depan terhadap kebutuhan APD dan masker kesehatan.

Pola candle yang terbentuk memberi sinyal akan terjadi bulllish berkelanjutan.

Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu daily terlihat sinyal potensi buy, SRIL saat ini berada diatas Moving Average.

Untuk indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) membentuk pola bullish. SRIL sudah menembus harga 250.

Jika menembus resistancenya terdekatnya di harga 250, ini bisa jadi tempat untuk take profit, jika naik bisa saja menembus harga tertinggi sebelumnya di 270 pada Januari 2020.

Jika prospek menembus harga 270 sudah terlihat ada kemungkinan SRIL mampu menembus harga terdahulunya di 300. Jika SRIL tidak mampu bertahan di harga tertinggi sebelumnya (230), untuk Anda yang sudah hold bisa take profit terlebih dahulu.

Sentimen cukup netral karena prospek masa depan bisa menjadi pertimbangan untuk investor jangka pendek. Namun saham ini sedang dijual pada harga murah, masih menarik untuk dikoleksi.

Terlebih SRIL adalah emiten yang cenderung memiliki kontrak jangka panjang dengan klien mereka.

 

Outlook PT Sri Rejeki Isman Tbk.

Dengan tekanan pandemi Covid-19 di tahun 2020 ini, arus ekspor di sektor tekstil cukup agresif karena permintaan yang cukup kuat. Namun, meningkatnya persaingan untuk pasar ekspor tetap menjadi tantangan bagi Sritex.

Industri TPT diharapkan agar terus berinovasi seiring berkembangnya industri fashion dan gaya para fashionista.

Sritex masih dapat mencetak pertumbuhan atas penjualan dan laba mereka di tahun 2020. Dengan melakukan transformasi dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital seperti 3D printing dan automation.

Transformasi ini diyakini dapat mengoptimalkan efisiensi dan produktivitas Sritex, menciptakan klaster industri tekstil terintegrasi dengan terkoneksi teknologi industri 4.0.

Prospek Bisnis Emiten Tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) 03

[Baca Juga: Prospek Bisnis Kayu di New Normal: PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD)]

 

Saat ini Indonesia hanya menguasai 2,3% pangsa pasar tekstil dunia, mayoritas pangsa pasar dunia masih dikuasai oleh China, yaitu sebesar 46,5% dan Bangladesh menguasai sebesar 6,7%.

Amerika Serikat adalah pangsa pasar terbesar untuk tekstil Indonesia, yaitu sebesar 36%, diikuti oleh Timur Tengah sebesar 23% dan Eropa sebesar 13%. Potensi pasar luar negeri adalah Australia, Selandia Baru, Jepang dan Korea Selatan.

Terkait pemilihan presiden di Amerika Serikat, emiten pertekstilan yang memiliki pasar ekspor ke Negeri Paman Sam ini tidak terlalu berdampak signifikan karena pasar AS adalah sekitar 20% dari total pendapatan perseroan saat ini.

Negara tersebut menjadi tujuan terbesar kedua Pan Brothers setelah Asia. Target pasar yang dibidik Sritex nantinya adalah Amerika dan Eropa dengan nilai yang belum bisa diperkirakan.

Pandangan nilai tukar Rupiah yang mulai akan stabil sesuai dengan fundamentalnya serta recovery mekanisme pasar di 2021 (berdasarkan asumsi kurva infeksi Covid-19 yang menunjukan perlambatan dan prospek penemuan vaksin), akan menciptakan prospek aliran masuk modal asing ke Indonesia yang cukup menjanjikan.

Hal ini seiring dengan prospek ekonomi domestik yang baik dan imbal hasil yang menarik serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju.

Pasar dalam dan luar negeri juga diyakini akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perubahan gaya hidup.

Industri tekstil merupakan industri yang menyerap cukup luas tenaga kerja maka dari itu mempertahankan serta memperkuat industri ini di Indonesia akan menjadi mesin untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi nantinya.

Peluang bisnis SRIL akan semakin menarik di masa depan, terkait dengan pakaian perang dan pesanan seragam dari pemerintah luar negeri dan domestik.

Selain itu, prospek SRIL juga akan semakin baik karena perusahaan terus berinovasi sesuai permintaan market global dan nasional, memroduksi produk kualitas unggulan yang sesuai dengan kepuasan pelanggan dan didukung dengan fasilitas produksi dan sistem kontrol yang modern dan ketat, serta menciptakan produk yang sesuai dengan regulasi lingkungan (environmental compliance).

 

Kesimpulan

Harapan pemulihan penjualan PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) ke depan sepertinya terlihat masih ada sinyal positif karena permintaan akan masker kesehatan diprediksi akan naik dengan tren proteksi diri yang sudah dibiasakan di tahun ini.

Akan semakin positif jika segmen konsumsi pakaian sudah kembali membaik.

Emiten masih memiliki tantangan jika menyangkut bisnis yang berhubungan dengan konsumsi masyarakat.

Namun emiten ini memiliki kinerja yang baik sebelum adanya Pandemi Covid-19, maka setelah Pandemi reda emiten ini bisa diprediksi akan kembali berkinerja cemerlang, disamping tantangan yang besar maka ada peluang yang masih terbuka untuk SRIL.

 

Disclaimer on: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis berdasarkan laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap tepercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.

 

Itulah analisa saham SRIL dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.

Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.

 

 

Sumber Referensi:

  • Aplikasi IPOTGO
  • Annual Report PT Sri Rejeki Isman (SRIL) (www.idx.co.id)
  • Bisnis.com

 

Sumber Gambar:

  • Aplikasi ChartNexus
  • Consolidated Financial Statements PT Sri Rejeki Isman (SRIL), September 2020
  • https://bit.ly/3m396di
  • https://bit.ly/33ZuutK
  • https://bit.ly/33Vqt9K