Istilah retensi kerap kita jumpai di berbagai bidang, salah satunya di dunia kerja bagi karyawan dan perusahaan.

Lantas, apa itu retensi? Cari tahu penjelasan selengkapnya dalam ulasan Finansialku berikut ini!

 

Summary:

  • Strategi retensi yang tepat memungkinkan perusahaan mempertahankan karyawan berkualitas untuk membantu kemajuan bisnis.
  • Permasalahan yang kerap berkaitan dengan retensi umumnya karena kurangnya kepuasan karyawan terhadap perusahaan.

 

Pengertian Retensi

Sobat Finansialku pasti sudah mendengar istilah retensi, terutama pada karyawan dan perusahaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), retensi adalah penyimpanan atau penahanan. 

Dari pengertian tersebut, istilah retensi merujuk pada upaya perusahaan untuk mempertahankan karyawan terbaiknya.

Mengutip dari buku Pengembangan dan Pembelajaran Motorik pada Usia Dini, retensi adalah salah satu fase dalam tindakan belajar. 

Fase ini menekankan pada penyimpanan informasi baru dan pemindahan informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.

Sementara itu, melansir dari laman resmi Kementerian Keuangan, retensi adalah jumlah termin (progress billing) yang belum dibayarkan atau ditahan. 

Penahanan ini berlangsung hingga pemenuhan kondisi yang tercantum dalam kontrak sudah terpenuhi untuk pembayaran jumlah tersebut.

Dalam dunia kerja, retensi karyawan adalah suatu keharusan perusahaan untuk mempertahankan sumber daya manusia terbaik yang perusahaan miliki. 

Hal ini mengutip dari buku Manajemen Sumber Daya Manusia (Manusia, Data, dan Analisis) karya Novia Ruth Silaen, dkk.

Dengan strategi retensi yang tepat, maka perusahaan mampu mempertahankan karyawan berkualitas untuk membantu perkembangan usaha. Tujuannya untuk mengurangi turnover karyawan yang berdampak kurang baik bagi perusahaan.

[Baca Juga: Pengertian Fluktuasi, Penyebab, Jenis, dan Contohnya, Simak Yuk!]

 

Jenis-Jenis Retensi

Pada dasarnya, retensi terjadi dengan kesepakatan dua belah pihak, baik pemberi kerja maupun yang mengerjakannya.

Di dalam perjanjian tersebut, terdapat penahanan sesuai syarat serta ketentuan yang telah menjadi kesepakatan bersama.

Adapun masa retensi dalam dunia properti atau proyek pembangunan adalah suatu jangka waktu atau periode bagi penyedia layanan konstruksi untuk melakukan pemeliharaan.

Dalam ranah jasa konstruksi, penyedia mendapatkan pembayaran prestasi pekerjaan setelah dikurangi angsuran pengembalian uang muka serta retensi dan denda.

Besaran retensi adalah 5% dan merupakan jaminan pemeliharaan pekerjaan. Artinya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) akan menahan sebagian pembayaran prestasi pekerjaan.

Caranya yakni dengan menghitung serta memotong setiap pembayaran sebesar 5%. Hal ini merupakan jaminan bahwa penyedia mempunyai kewajiban untuk melakukan masa pemeliharaan.

Setelah mengetahui pengertian masa retensi, selanjutnya kamu bisa memahami jenis-jenis retensi. Berdasarkan jenisnya, retensi terbagi menjadi dua, yaitu proyek konstruksi bangunan dan arsip. Berikut penjelasannya:

 

#1 Retensi yang Bertautan dengan Proyek Konstruksi Bangunan

Masa retensi dalam proyek bangunan menjadi kurun waktu yang tersedia untuk melakukan perbaikan serta penilaian.

Pihak penyedia melakukan hal ini jika ternyata ada kecacatan atau ketidaksempurnaan mutu proyek yang sedang berlangsung.

 

#2 Retensi Arsip yang Berkaitan dengan Kearsipan atau Record

Masa retensi kearsipan merupakan waktu penyimpanan arsip atau catatan yang berguna sebagai panduan penyusutan dari catatan/ record/ arsip tersebut.

Penentuan kurun waktu penyimpanannya menyesuaikan dengan nilai guna pada setiap berkas record/ arsip tersebut.

 

Manfaat Retensi

Dalam dunia kerja, retensi memiliki manfaat, baik untuk karyawan maupun perusahaan. Berikut adalah beberapa manfaat retensi yang perlu kamu ketahui:

 

#1 Meningkatkan Loyalitas Karyawan

Manfaat retensi yang pertama adalah meningkatkan loyalitas karyawan. Kesetiaan ini bisa perusahaan bangun dengan melakukan strategi retensi karyawan, seperti memberikan benefit dan kompensasi.

 

#2 Mendorong Keterlibatan Karyawan

Selanjutnya, tingginya tingkat retensi karyawan juga dapat membantu meningkatkan engagement atau keterikatan dan keterlibatan karyawan pada tim dan perusahaan.

Sebaliknya, apabila terjadinya perputaran karyawan yang masuk dan keluar secara terus menerus dapat menurunkan kualitas kedekatan antara karyawan.

 

#3 Menghemat Biaya

Retensi karyawan juga dapat menghemat biaya perusahaan dalam proses rekrutmen.

Menurut survei oleh SHRM, biaya keseluruhan untuk merekrut karyawan baru mencapai 90% lebih mahal daripada mempertahankan karyawan aktif saat ini.

 

Belum lagi biaya-biaya lainnya yang bukan hanya gaji, tetapi juga dapat berupa imbas produktivitas tim sampai biaya training.

 

#4 Meningkatkan Produktivitas

Berikutnya, manfaat retensi yaitu  menumbuhkan semangat dan produktivitas.

Pasalnya, butuh waktu yang tidak sebentar bagi karyawan baru untuk mencapai tingkat produktivitas yang sama dengan pendahulunya.

Nah, selain dengan retensi. Ada juga lho, beberapa tips meningkatkan produktivitas kerja, apalagi jika karyawan telah menyelesaikan liburan panjangnya. Penasaran? Simak tayangan berikut ini.

 

 

#5 Mengenalkan Kultur Perusahaan

Terakhir, retensi karyawan juga bermanfaat sebagai sarana untuk mengenalkan kultur perusahaan kepada karyawan. Visi, misi, dan rencana perusahaan dapat tersebar melalui strategi retensi karyawan.

[Baca Juga: Pengertian Kontribusi, Manfaat, dan Contohnya di Berbagai Aspek]

 

Contoh Strategi Retensi

Ada berbagai cara yang dapat perusahaan lakukan untuk retensi karyawan. Berikut adalah beberapa contoh strategi retensi yang dapat perusahaan terapkan:

 

#1 Membuat Proses Onboarding yang Komprehensif

Onboarding merupakan masa pengenalan budaya perusahaan dan produk sekaligus pelatihan karyawan.

Jika berlangsung secara komprehensif, maka karyawan akan merasa lebih nyaman bekerja untuk perusahaan.

 

#2 Menawarkan Kompensasi yang Kompetitif

Menawarkan kompensasi yang kompetitif juga merupakan strategi retensi karyawan. Jika bisa memberikan gaji yang sesuai, karyawan akan lebih berkeinginan untuk bertahan di perusahaan.

 

#3 Menyediakan Jenjang Karier yang Jelas

Dengan mendapat dorongan untuk berkembang dari perusahaan dan mengetahui jenjang kariernya, karyawan akan lebih semangat bekerja supaya mendapat promosi.

 

#4 Memberikan Jadwal Kerja yang Fleksibel

Jika perusahaan memberikan opsi WFA atau hybrid, karyawan mungkin akan lebih termotivasi untuk menetap.

Sebab, dengan opsi ini, karyawan mendapatkan kebebasan mengatur waktu dan ritme kerja sesuai kebutuhannya.

 

#5 Menciptakan Budaya Work Life Balance

Perusahaan bisa menciptakan budaya work life balance dengan memberikan jam dan beban kerja yang wajar agar karyawan tidak memilih resign karena terlalu burnout.

[Baca Juga: Mengetahui Pentingnya Worklife Balance Bagi Karyawan]

 

#6 Menyediakan Fasilitas Kesejahteraan Karyawan

Berikutnya, perusahaan perlu memberikan fasilitas seperti asuransi kesehatan, program kebugaran, dan dukungan kesehatan mental.

 

#7 Memberikan Apresiasi atas Kinerjanya

Jika evaluasi kerjanya baik, karyawan juga bisa mendapat apresiasi tambahan, seperti kenaikan gaji, bonus, tunjangan, cuti berbayar, hingga promosi.

 

#8 Menciptakan Budaya Perusahaan yang Positif

Dalam hal ini, perusahaan perlu menciptakan budaya yang suportif dan inklusif agar karyawan merasa dihargai.

Tak hanya itu, lingkungan yang positif akan membuat hubungan antar karyawan jadi lebih baik.

 

#9 Memberikan Fasilitas Kantor yang Memadai

Dengan menyediakan fasilitas sesuai kebutuhan, pekerjaan akan makin lancar dan karyawan merasa lebih nyaman untuk bekerja di perusahaan.

 

#10 Menyediakan Layanan Pengembangan Keterampilan

Perusahaan dapat memberikan layanan berupa pelatihan, workshop atau konferensi untuk karyawan, hingga memberikan beasiswa bagi yang ingin melanjutkan studi.

Dengan begitu, karyawan akan merasa memiliki peluang pertumbuhan karier yang lebih baik.

Salah satu pelatihan yang penting untuk karyawan dapatkan yakni seputar cara mengelola keuangan dengan tepat. Sebab, kondisi finansial umumnya memengaruhi kinerja karyawan itu sendiri.

Berdasarkan PwC’s 2023 Employee Financial Wellness survey, January 2023; base of 3,638 full-time employees. Sebanyak 44% produktifitas karyawan terganggu karena stres memikirkan masalah keuangan pribadi mereka.

Nah, kabar baiknya, Finansialku memiliki program kesejahteraan keuangan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan melalui Employee Financial Wellness Program.

Bersama para Perencana Keuangan Finansialku yang tersertifikasi, kami siap membantu karyawan Anda untuk merencanakan keuangan, mengatur keuangan, melunasi utang, investasi, persiapan pensiun, dan tujuan keuangan lainnya.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, klik banner di bawah ini atau hubungi WhatsApp 0851 5866 2940. 

konsul - EMPLOYEE Q3 23

 

#11 Meningkatkan Komunikasi dengan Karyawan

Perusahaan perlu berkomunikasi secara transparan kepada karyawan. Dengan begitu, karyawan akan merasa terlibat sehingga kemungkinan keluar dari perusahaan lebih rendah.

 

Cara Mengelola Retensi

Setelah menerapkan strategi-strategi retensi, perusahaan juga perlu melakukan pengelolaan retensi karyawan dengan baik. Berikut adalah berbagai cara mengelola retensi karyawan:

 

#1 Merekrut Karyawan Sesuai Keperluan

Sebelum merekrut karyawan, maka perusahaan harus memastikan posisi yang dicari sesuai kebutuhan.

Jika tidak, maka akan terjadi penumpukan atau kekurangan karyawan yang akan menghambat efektivitas perusahaan.

 

#2 Dengarkan Kebutuhan Karyawan

Jika perusahaan mendengarkan kebutuhan karyawan, maka karyawan juga akan merasa nyaman dengan perusahaan.

Rasa nyaman ini tentu akan berdampak pada efektivitas dalam bekerja serta meningkatkan loyalitas karyawan.

 

#3 Ciptakan Lingkungan yang Nyaman

Lingkungan kerja yang nyaman tentu akan meningkatkan semangat karyawan dalam bekerja.

Hal ini bisa tercipta dengan membangun hubungan baik antar karyawan atau hubungan baik antara karyawan dengan atasan.

retensi adalah 1

Ilustrasi Karyawan Bekerja. Sumber: chubb.com

 

#4 Sediakan Fasilitas yang Dibutuhkan

Fasilitas yang memadai juga menjadi faktor utama dalam kelancaran dan produktivitas kerja.

Fasilitas yang memadai akan memudahkan proses kerja dan meningkatkan kepuasan karyawan kepada perusahaan.

 

#5 Evaluasi Hasil Kinerja

Evaluasi hasil kinerja juga merupakan cara pengelolaan retensi karyawan. Hal ini untuk mengetahui apakah seorang karyawan mengalami peningkatan atau penurunan kinerja.

[Baca Juga: 5 Alasan Pentingnya Kesejahteraan Karyawan, HRD Wajib Tahu!]

 

Masalah dalam Praktik Retensi

Pada dasarnya, selalu terdapat masalah atau faktor yang mempersulit program dalam perusahaan, tidak terkecuali retensi karyawan.

Umumnya, masalah dalam retensi terkait kurangnya kepuasan karyawan terhadap perusahaan. Beberapa masalah yang biasa perusahaan alami dalam retensi karyawan antara lain:

  • Lingkungan kerja yang toxic.
  • Buruknya pengelolaan manajemen.
  • Gaji tidak sesuai harapan.
  • Merasa kurang dihargai.
  • Tidak adanya peningkatan jenjang karier.
  • Merasa
  • Tidak ada opsi kerja yang fleksibel.
  • Merasa bekerja sendiri.
  • Kecilnya peluang pengembangan karier.
  • Fasilitas yang tidak memadai.
  • Bosan dengan pekerjaan yang diberikan.
  • Adanya perasaan negatif terhadap perusahaan.

 

Konsultasikan Rencana Keuangan Bersama Ahlinya

Retensi adalah salah satu bagian penting dari perencanaan bisnis dalam perusahaan. Sebab, mempertahankan karyawan dengan kinerja yang baik dapat mempermudah perusahaan dalam merencanakan operasional usaha.

Untuk bisa membuat kondisi keuangan tetap stabil, Anda bisa membaca ebook dari Finansialku berjudul Cara Wujudkan Mimpi dengan Perencana Keuangan.

Apabila Sobat Finansialku membutuhkan advice dari ahlinya terkait rencana keuangan, hubungi Perencana Keuangan Finansialku dan buat janji temu secara 1 on 1.

Nah, supaya keuangan lebih sehat dan tujuan finansial pun tercapai, pastikan Anda mulai meninggalkan beberapa “dosa keuangan” berikut ini, ya!

 

Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.

Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

 

Demikian penjelasan lengkap mengenai pengertian retensi hingga beberapa masalah dalam praktiknya.

Semoga informasinya bermanfaat dan jangan lupa bagikan artikel ini ke rekan-rekan kantor kamu. Terima kasih.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

 

Editor: Muhammad Dicky Syaifudin

Sumber Referensi:

  • Rully Desthian. 19 Oktober 2022. Retensi Adalah, Manfaat, Hak dan Contohnya pada Karyawan. Detik.com – https://shorturl.at/fASU1
  • Tim Redaksi. 10 November 2023. Retensi Karyawan: Pengertian, Tujuan, dan Contoh Strateginya. Ocbc.id – https://shorturl.at/dguRT
  • Tim Redaksi. 30 Juli 2023. Apa Itu Retensi, Manfaat, dan Contohnya pada Karyawan. Cnnindonesia.com – https://shorturl.at/OX179
  • Yordian Novianus. 27 Juli 2023. Mengenal Retensi Beserta Jenis, Manfaat, Alur Kerja, Cara Pengelolaan dan Pemberlakuannya dalam Proyek Konstruksi Bangunan. Cermati.com – https://shorturl.at/evzHK