PT Carsurin Tbk. (CRSN) adalah salah satu emiten yang listing di bursa pada tahun 2023.

Emiten yang bergerak di bidang jasa pengujian dan inspeksi ini langsung menerima kontrak kerja sama pada 12 Desember 2023 dengan NBRI.

Pertanyaannya, apakah kerja sama ini mendukung kinerja CRSN dan membuatnya layak ‘buy’?

 

Artikel ini dipersembahkan oleh

Logo Rivan Kurniawan

 

CRSN Kerja Sama dengan NBRI

CRSN merupakan emiten yang bergerak pada bidang jasa pengujian, sertifikasi, dan inspeksi (TIC).

Walaupun baru listing di bursa pada tahun 2023 kemarin, emiten ini merupakan salah satu perusahaan TIC tertua yang ada di Indonesia. Ya, PT Carsurin Tbk. ini didirikan sejak tahun 1968.

Kini perusahaan telah memiliki lebih dari 900 ahli profesional, dengan ±21 kantor cabang tersebar di Indonesia.

Nah, menariknya setelah CRSN ini listing, ternyata langsung mendapatkan kontrak kerja sama dengan National Battery Research Institute (NBRI) dengan tujuan kerja sama untuk memaksimalkan potensi nikel di Indonesia.

Seperti kita tahu, Indonesia sebagai salah satu negara penghasil nikel terbesar, yang merupakan bahan baku untuk baterai kendaraan listrik (EV).

CRSN kerja sama dengan NBRI ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan, inovasi dan daya saing industri dalam pengembangan EV di Indonesia.

Sehingga, dapat menghasilkan baterai EV yang berkualitas untuk skala global.

Kerja sama ini akan memfokuskan inisiatif yang mendorong dan menyediakan solusi mobilitas berkelanjutan.

Tujuannya juga sekaligus untuk membantu mengurangi emisi karbon secara signifikan dan meningkatkan kesejahteraan lingkungan secara keseluruhan.

  1. Jika dirinci, maka isi dan tujuan dari CRSN kerja sama dengan NBRI mencakup beberapa hal ini: Kolaborasi laboratorium pengujian battery EV
  1. Jasa pelatihan tenaga ahli battery EV
  1. Pengembangan infrastruktur battery EV
  1. Konversi mesin pembakaran internal/Internal Combustion Engine (ICE), yang diperuntukkan bagi kendaraan roda dua dan roda empat
  1. Daur ulang battery EV

 

Prospek Industri Kendaraan Listrik (EV)

Bagaimanakah pasar dari industri kendaraan listrik di Indonesia? Apakah dengan adanya jasa TIC battery EV mampu bekerja sama dengan industri EV di Indonesia?

Berdasarkan laporan dari Gaikindo, penjualan mobil listrik pada semester I-2023 mencapai angka sebesar 23.154 unit.

Jumlah penjualan ini meningkat tajam dari total penjualan mobil listrik pada 2022 sebesar 15.437 unit. Berikut ini data penjualan kendaraan listrik di Indonesia pada 2019-2023 (semester I):

data penjualan kendaraan listrik di Indonesia

 

BEV sendiri merupakan kendaraan yang menggunakan baterai sebagai satu-satunya tenaga. Sedangkan HEV, merupakan kendaraan hybrid yang menggabungkan baterai dan bahan bakar fosil.

Lalu, PHEV adalah hybrid plug in yang menggabungkan listrik dan bahan bakar fosils, namun juga memiliki kapasitas listrik di atas HEV.

Dari grafik di atas, terlihat bahwa pertumbuhan BEV yang cukup tinggi membuat langkah CRSN dan NBRI berani untuk mengembangkan jasa TIC baterai listrik.

Keduanya menilai bahwa jasa TIC baterai listrik sangat menjanjikan di masa yang akan datang.

Sebagai investor, Anda juga perlu menilik hal lain yang bisa membuat investasi mendatangkan cuan, salah satunya dari dividen saham.

Cari tahu bagaimana cara dapat untung dari dividen saham dengan tonton video ini.

 

 

Prospek Saham CRSN

Jika tadi kita melihat prospek baterai kendaraan listrik, di bagian ini kita akan bahas mengenai prospek bisnis CRSN.

Dilihat dari kacamata bisnis, bidang usaha yang dijalankan CRSN terbilang jarang ada.

Bahkan sebagai satu-satunya kompetitor dari bidang usaha yang dijalankan CRSN, yang juga tercatat di bursa adalah PT Mutuagung Lestari Tbk. (MUTU).

Untuk diketahui, baik CRSN maupun MUTU sama-sama emiten yang baru IPO di tahun 2023 kemarin.

Berbeda dengan CRSN yang pada prospektus IPO-nya menerangkan bahwa perusahaan akan fokus pada industri dan jasa inspeksi, terkait nikel dan pengembangan kendaraan listrik.

Sementara untuk MUTU, justru lebih memfokuskan bisnis kepada industri berbasis ESG.

[Baca Juga: VAST Kejar Ekspansi di 2024, Mulai Layak Koleksi?]

 

Perbandingan Indikator Fundamental CRSN dan MUTU

Berikut ini indikator fundamental dari CRSN, jika dibandingkan dengan MUTU:

CRSN MUTU

Sumber: RTI Business

 

Perbandingan Laporan Laba Rugi CSRN dan MUTU

Di bawah ini rincian perbandingan Laporan Laba Rugi CSRN dan MUTU pada Kuartal III-2023:

CRSN

Laporan Laba Rugi CRSN

Laporan Laba Rugi CRSN. Sumber: Laporan Keuangan CRSN Kuartal III-2023

 

MUTU

Laporan Laba Rugi mutu

Laporan Laba Rugi mutu 2

Laporan Laba Rugi MUTU. Sumber: Laporan Keuangan MUTU Kuartal III-2023

 

Dari perbandingan di atas terlihat bahwa CRSN belum sebaik kinerja MUTU. Di mulai dari banyak faktor seperti valuasi PER dan PBV, CRSN cenderung lebih mahal dibandingkan dengan MUTU.

Bahkan dari sisi profitabilitas NPM, ROE dan ROA CRSN justru lebih rendah dibandingkan kemampuan MUTU dalam mencetak keuntungan.

Begitu juga dari segi bottom line terlihat bahwa CRSN belum mampu seefektif MUTU.

Dalam hal menekan Beban Pokok Pendapatan, Beban Usaha/Beban Umum dan Administrasi, di mana kondisi ini akhirnya menggerus kemampuan CRSN dalam mencetak keuntungan.

Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang menyebabkan tergerusnya keuntungan CRSN.

hal yang menyebabkan tergerusnya keuntungan CRSN

Hal yang menyebabkan tergerusnya keuntungan CRSN. Sumber: Laporan Keuangan CRSN Kuartal III-2023

 

Melihat data perbandingan kedua emiten di atas, tentu sebagai investor perlu melakukan analisis lebih dalam agar tidak salah strategi.

Namun, tentu langkah tersebut diperlukan data-data fundamental yang lebih lengkap, bukan?

Untuk itu, Anda bisa gunakan Cheat Sheet yang bisa membantu Anda. Cheat Sheet dilengkapi dengan grafik agar mudah untuk melihat kinerja perusahaan, sehingga memudahkan Anda untuk analisis saham.

Tertarik? Yuk, langganan dan gunakan promo potongan 10% dengan input kode voucer FINANSIALKU pada form pendaftaran. Info lebih lanjut, klik banner ini!

Affiliate Rivan Kurniawan November 2023

 

Kesimpulan

CRSN kerja sama dengan NBRI bisa kita katakan sebagai bentuk kolaborasi yang cukup menjanjikan.

Sejalan dengan prospek pertumbuhan sektor kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV), khususnya pada segmen kendaraan BEV yang juga memberikan peluang.

Sayangnya, prospek yang belum dapat kita lihat hasilnya ini, sudah berdampak pada valuasi CRSN yang menjadi lebih mahal dibandingkan kompetitornya MUTU.

Padahal, dari sisi kinerja pendapatan dan laba CRSN juga masih perlu diperhatikan, terutamanya untuk bisa mencetak keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan kompetitornya.

Ya, dengan NPM CRSN yang lebih rendah di angka 6,03%. Sedangkan MUTU sudah mampu mencetak keuntungan dua kali lipat lebih besar, yakni di angka 13,91%.

 

Disclaimer:  Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi. 

Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya.  Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

 

Nah, bagaimana dengan pandangan teman-teman investor di sini dalam menilai kelayakan saham CRSN? Yuk, tulis opini Anda di kolom komentar di bawah ini.

 

Editor: Ratna Sri H.

Sumber Gambar:

  • Cover – https://shorturl.at/cfhQ3