Siapa Mau: Saya yang Utang, Orang lain yang Bayar ? Tentu saja semuanya mau, tapi siapa yang mau bayarin utang saya. Perencana Keuangan Independen Finansialku akan berbagi mengenai fenomena orang-orang yang menggunakan utang produktif: saya yang utang, orang lain yang bayar.

 

rubrik Finansialku:

Rubrik Finansialku Finansialku Watch

 

 

Utang Produktif : Saya yang Utang, Orang lain yang Bayar

Sebelum masuk kepenjelasan lebih dalam, kita mulai dengan definisi utang produktif. Utang Produktif sederhananya adalah: saya yang utang, orang lain yang bayar.

 

Utang produktif bukan:

  • Istri yang utang buat belanja, suami yang bayar.
  • Anak yang ambil cicilan elektronik, papa yang bayar.
  • Saya utang untuk beli tanah dan saya bayar cicilan tanah tersebut.
  • Saya utang beli rumah mewah dan saya bayar cicilan rumah mewah tersebut.
  • juga bukan:

 Siapa Mau Saya yang Utang, Orang lain yang Bayar - Utang Konsumtif - Perencana Keuangan Independen

 

Utang produktif itu:

  • Saya utang beli minimarket A, keuntungan bulanan buat bayar cicilan utang.
  • Saya beli rumah kos, uang sewa bulanan buat bayar cicilan utang.
  • Saya utang beli mobil, pendapatan rental mobil untuk bayar cicilan utang.
  • intinya: meningkatkan utilitas, nilai dan aset.

 Siapa Mau Saya yang Utang, Orang lain yang Bayar - Utang Produktif - Perencana Keuangan Independen

 

Utang produktif alias saya yang utang, orang lain yang bayar banyak sekali digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk mendanai proyeknya. Utang produktif dalam bahasa kerennya sering disebut dengan OPM – other people money. OPM itulah yang menyebabkan orang kaya tambah kaya. Mereka membangun apartemen ini, pombensin itu dengan bantuan orang lain (utang bank). Nah cicilan dibayar oleh keuntungan dari usaha.

 

Hati-Hati: Saya yang Utang, Orang Lain yang Bayar

Skema utang produktif: saya yang utang, orang lain yang bayar punya kelemahan, yaitu:

  • Jika Anda berutang untuk membeli minimarket A ada waktu dimana penjualan Anda belum bisa menutup cicilan bulanan.
  • Jika Anda berutang untuk membeli rumah kos ada waktu dimana tingkat okupansi (kamar yang terisi) belum menutup cicilan bulanan.

 

Ada hal-hal yang perlu Anda perhatikan, karena ketika membuat bisnis tidak semudah kata-kata Kevin Costner: “If you build it, he will come” (Ketika Anda membuat, mereka akan datang). Bisnis tidak seindah tersebut, bisnis Anda perlu dikenal oleh masyarakat sekitar, Anda perlu pemasaran dan lain sebagainya.

 

Kesimpulan

Kita dapat menyimpulkan ternyata utang produktif: saya yang utang, orang lain yang bayar sangat oke. Tapi permasalahan ada risiko dimana bisnis di awal waktu belum dapat menutup cicilan. Maka dari itu kita harus berusaha memitigasi risiko-risiko tersebut.

 

Sumber Gambar:

  • Kartun iPad, iPhone, iPod, iPay :http://goo.gl/RVnXrU
  • Sketch Utang Produktif : http://goo.gl/IBgIjY

 

Silahkan hubungi perencana keuangan independen Finansialku, untuk mulai merencanakan keuangan keluarga Anda!

 

 

 

Download Slide Kecerdasan Keuangan Keluarga

 

Baca E-Magazines #IndonesianDreams

Edisi April 2015

 

Â