Penyebaran virus corona masih belum bisa dihentikan, malah kini pengaruhnya turut dirasakan oleh sektor ekonomi.

Cek berita selengkapnya dalam artikel Finansialku di bawah ini!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

IHSG Turun 0,8%

Penyebaran wabah virus corona hingga saat ini masih belum bisa dihentikan. Masih banyak korban berjatuhan, virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan ini bahkan sudah menyebar ke beberapa negara asia lainnya seperti Singapura dan Malaysia.

Penyebaran wabah besar-besaran ini ternyata juga turut menggoyahkan sektor ekonomi.

Dilansir dari laman cnbcindonesia.com, akhir pekan ini bursa saham Amerika, Wall Street, mencatatkan penutupan di posisi yang melemah dengan kinerja indeks S&P 500.

Menurut Reuters, S&P 500 berhasil memecahkan rekor posisi terburuk dalam waktu enam bulan terakhir. Situasi ini merupakan pekan terburuk sejak Agustus 2019.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun sebanyak 0,58% atau 170,36 poin menjadi 28.989,73, S7P 500 terkoreksi 0,90% atau 30,09 poin menjadi 3.295,45. Nasdaq Composite juga turun 0,93% atau 87,57 poin menjadi 9.314,91.

Ketiga indeks ini dikatakan jatuh setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengonfirmasi kasus kedua virus corona di Amerika yang kali ini menyerang Chicago.

Tak Tertahan, Penyebaran Virus Corona Pengaruhi Sektor Ekonomi 02

[Baca Juga: Seorang Pasien Diisolasi Di RSPI Sulianti Saroso, Positif Coronavirus?]

 

Pelaku pasar sendiri mulai mencermati perkembangan virus ini setelah World Health Organization (WHO) menyebut serangan virus corona sebagai ‘kondisi darurat China’ yang mana telah menewaskan 26 orang dan membuat 800 orang terinfeksi saat malam liburan Tahun Baru Imlek kemarin.

David Carter, kepala investasi di Lenox Wealth Advisors, dikutip dari Reuters, Sabtu (25/01) lalu mengatakan:

“Pasar membenci ketidakpastian dan virus sudah cukup untuk menyuntikkan ketidakpastian di pasar.”

 

Penurunan ini juga turut dirasakan oleh beberapa negara di Asia. Sejak dikonfirmasi oleh WHO pada Desember tahun lalu, pendapatan dari kunjungan turis di beberapa negara kawasan Asia jadi anjlok.

Dilansir dari laman cnbcindonesia.com, pendapatan dari sektor pariwisata China dan Hongkong anjlok sebesar 60%.

Negara lainnya seperti Singapura dan Korea Selatan masing-masing turun 40%. Sementara itu Thailand dan Malaysia juga mengalami penurunan sebanyak 30%.

Menurut kalkulasi para ekonom, wabah SARS telah mempengaruhi turunnya ekonomi China yang melambat satu hingga dua persen dan 0,5 persen di kawasan Asia Tenggara.

Riset yang dilakukan oleh Center for International Development juga menyebutkan bahwa kerugian ekonomi yang ditanggung China saat itu bahkan sudah mencapai US$25 miliar.

Di Indonesia sendiri, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dilaporkan mengalami penurunan.

Dilansir dari laman cnbcindonesia.com, pada penutupan perdagangan terakhir pekan kemarin, Jumat (24/01), IHSG terkoreksi 0,082% ke posisi 6.244,11, yang mana dapat disimpulkan bahwa IHSG mengalami penurunan sebanyak 0,8%.

Mayoritas bursa saham kawasan Asia pekan kemarin juga mencatatkan koreksi. Indeks Strait Times ikut turun 1,2% dalam sepekan terakhir. Indeks KLCI juga ikut ambles 1,4%.

Sementara itu, bursa saham China dan Hang Seng masing-masing mengalami penurunan sebesar 3,2% dan 3,8%. Kemudian Indeks Kospi dan Nikkei masing-masing turun 0,2 dan 0,9 persen.

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di awal pekan ini, Senin (27/01) juga diperkirakan masih tertahan.

 

Rupiah Terancam

Pengaruh virus corona pada sektor ekonomi juga turut mengancam mata uang Rupiah yang sebelumnya merupakan mata uang paling perkasa di dunia yang berhasil mencatatkan penguatan lebih dari 2% sejak awal tahun.

Berdasarkan laporan dari laman cnbcindonesia.com, nilai tukar rupiah sejauh ini terus menunjukkan keperkasaannya dalam melawan dolar Amerika Serikat.

Pada perdagangan Jumat (24/01) lalu, rupiah dicatatkan terus mengalami penguatan 0,44% di level Rp13.565/US$. Sedangkan dalam sepekan terakhir, penguatan tercatat sebesar 0,48%.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, penguatan rupiah yang terjadi akhir-akhir ini dikarenakan oleh fundamental ekonomi Indonesia yang terus membaik.

“Penguatan rupiah didorong oleh pasokan valas dan eksportir dan aliran modal asing sejalan prospek ekonomi Indonesia yang terjaga dan ketidakpastian global yang menurun.”

 

Dikatakannya, DI juga memandang penguatan rupiah sejalan dengan kondisi fundamental dan mekanisme pasar yang membaik, juga keyakinan pasar terhadap kebijakan BI dan pemerintah.

Perry juga menyatakan, penguatan rupiah sendiri dinilai berhasil memberikan dampak positif terhadap momentum pertumbuhan ekonomi dan terjaganya stabilitas makroekonomi.

Sejalan dengan rupiah yang masih menguat, pasar SUN juga turut menguat selama sepekan kemarin. Kenaikan harga obligasi rupiah pemerintah tercermin dari penurunan tingkat imbal hasilnya.

Meski rupiah masih terus menguat, pasar tetap dibuat cemas dengan menyebarnya virus corona ini.

Tak Tertahan, Penyebaran Virus Corona Pengaruhi Sektor Ekonomi 03

[Baca Juga: Lakukan 5 Langkah ini Agar Tidak Tertular Virus Corona]

 

Sejauh ini, dikatakan di beberapa negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Macau, Thailand, Taiwan, Vietnam, Nepal, Perancis, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat telah ditemukan virus corona terbaru.

Di Indonesia sendiri, Jumat (24/01) kemarin, di Jakarta ditemukan seorang pasien suspect virus corona yang mana masih dipelajari dan diteliti lebih lanjut mengenai kepastiannya oleh Kementerian Kesehatan bersama RSPI Sulianti Saroso.

Menyusul kabar itu, di Bandung, seorang Warga Negara China bersama penerjemahnya turut diisolasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung karena diduga terkena virus corona.

 

GRATISSS Download!!! Ebook Perencanaan Keuangan Entrepreneur & Freelance

Mockup ebook entrepreneur dan freelancer

 

Semoga informasi mengenai virus ini bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dan makanan agar terhindar dari virus ini.

Bagikan artikel ini pada kerabat Anda untuk tahu kabar terbaru mengenai virus corona.

 

Sumber Referensi:

  • Tirta Citradi. 27 Januari 2020. Ngeri! Virus Corona Mengganas, Waspada Saham-Saham Berguguran. Cnbcindonesia.com – http://bit.ly/2vpiT92
  • Monica Wareza. 27 Januari 2020. Virus Corona Mengganas! Laju IHSG Diprediksi Tertahan. Cnbcindonesia.com – http://bit.ly/38Nm6hb
  • Putu Agus Pransuamitra. 26 Januari 2020. Virus Corona Meluas, Rupiah Sang Juara Dunia Bisa Tumbang. Cnbcindonesia.com – http://bit.ly/2RvZBaB
  • Monica Wareza. 25 Januari 2020. Efek Corona Virus Sampai AS, Wall Street Melemah. Cnbcindonesia.com – http://bit.ly/2RthqqC
  • Tirta Citradi. 24 Januari 2020. Awas! Irus Corona Bisa Buat Ekonomi Asia Sengsara. Cnbcindonesia.com – http://bit.ly/2O0Zcuq

 

Sumber Gambar:

  • Virus Corona 01 – http://bit.ly/38LNBY7
  • Virus Corona 02 – http://bit.ly/2Gp5DU5
  • Virus Corona 03 – http://bit.ly/2uCBP3y