Agar Tidak Alami Kegagalan Berwirausaha, Hindari 8 Kesalahan Ini (#1)

Apa saja hal yang harus dihindari agar wirausaha tidak gagal? Ada banyak kesalahan yang dapat menyebabkan usaha gagal. Untuk menghindari risiko kegagalan usaha, sebaiknya hindari beberapa kesalahan berikut ini.

Rubrik Finansialku

Daftar Isi

Wirausaha Itu Mudah, Tidak Perlu Pusing

Wirausaha mudah? Ya, mengandai-andai saja memang mudah, tetapi bagaimana dengan prakteknya? Banyak orang ingin menjadi wirausahawan karena membayangkan laba dan kelebihan-kelebihan yang sangat menggiurkan. Padahal ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dengan matang dalam berwirausaha. Sayangnya hal-hal tersebut sering diremehkan sehingga banyak kesalahan yang dilakukan.

Berikut adalah beberapa kesalahan umum dalam berwirausaha beserta solusinya :

#1 Konsep Tidak Jelas

Banyak orang mengira berwirausaha adalah hal yang mudah. Asalkan ada sedikit ide untuk memulai usaha, langsung saja dieksekusi tanpa persiapan yang matang. Akhirnya tidak ada konsep usaha yang jelas, segala hal dilakukan dengan sistem ‘tambal sulam’. Jika ada yang kurang maka tambahkan sesuatu, jika terdapat kesalahan baru diperbaiki sedikit demi sedikit. Dengan sistem ini sebenarnya Anda tidak tahu kemana arah yang dituju dan apa yang ingin dicapai. Lebih buruknya lagi, akan sulit untuk mengenal siapa target pasar Anda. Anda hanya akan meraba-raba dan setiap perkembangan hanya akan didasarkan pada keadaan serta ‘keberuntungan’.

Membangun usaha memang adalah proses panjang yang butuh perbaikan demi perbaikan. Tetapi usaha yang baik tidak bergantung penuh pada sistem ‘tambal sulam’. Sebaiknya bangun konsep yang jelas sebelum memulai usaha, dengan begitu Anda tahu kemana sebenarnya arah tujuan usaha Anda. Semakin matang konsep yang Anda buat, akan semakin mudah untuk mengenal dan menjangkau target pasar Anda. Jika dibutuhkan perbaikan biasanya tujuannya hanya untuk menyempurnakan, bukan mengubah seluruh konsep dasar yang sudah dibangun.

#2 Kurang Modal

Keuntungan berwirausaha memang dianggap lebih menggiurkan daripada harus bekerja di perusahaan. Ditambah lagi dengan benefit lain yang didapatkan, seperti waktu yang fleksibel dan tidak harus menaati atasan. Terkadang seseorang menjadi gegabah karena terlanjur tergiur dengan keuntungan yang ‘dijanjikan’. Padahal kondisi modal yang dimiliki sebenarnya belum cukup.

Memang tidak ada yang salah dengan berjuang dari nol untuk membangun usaha, tetapi tergesa-gesa dengan modal terbatas bukanlah keputusan yang tepat. Banyak usaha yang akhirnya gulung tikar karena modal yang tanggung. Ada kalanya sebuah wirausaha justru tidak bisa beroperasi maksimal dengan modal yang tanggung. Akhirnya uang yang dikeluarkan di awal justru menjadi sia-sia. Sebaiknya perhitungkan dulu dengan matang, jika modal memang belum cukup jangan mengambil risiko yang tidak perlu. Bersabarlah dulu dalam mengumpulkan modal atau cobalah mencari investor. Jika semua persiapan sudah matang baru lakukan langkah implementasi usaha.

#3 Salah Memilih Lokasi

Siapa bilang lokasi tidak penting? Terkadang ada anggapan ‘jika barang yang dijual bagus, orang akan mencari dimana pun barang itu dijual’. Jangan salah sangka, nyatanya lokasi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kemungkinan suksesnya wirausaha Anda. Barang yang berkualitas bagus sekalipun belum tentu laku jika dijual di lokasi yang tidak tepat.

Jika pernah mencari lokasi untuk wirausaha, Anda pasti tahu bahwa lokasi yang sangat strategis harga sewanya hampir bisa dipastikan mahal. Tentu ada alasan mengapa lokasi yang sangat strategis memiliki harga sewa yang sangat mahal. Lokasi yang strategis dapat memberi kemungkinan keberhasilan usaha yang lebih tinggi. Tetapi jangan bahwa tempat strategis dengan harga sewa yang mahal adalah jaminan keberhasilan bagi usaha Anda. Walaupun harga sewa tempat sangat mahal, jika barang tidak sesuai kebutuhan pasar di lokasi tersebut tetap saja usaha Anda tidak akan lancar.

Pada dasarnya, lokasi berwirausaha harus disesuaikan dengan target pasar Anda. Jangan jadikan harga sebagai indikator lokasi yang baik atau buruk bagi usaha Anda. Lokasi yang strategis dan mahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan usaha Anda. Kenali dengan baik siapa calon pelanggan Anda, kemudian carilah lokasi yang tepat untuk mencapai target pasar tersebut.

#4 Tidak Membangun Company Profile dan Company Culture yang jelas

Bagi karyawan yang sudah lama bekerja di perusahaan, memiliki bisnis sendiri pasti menjadi hal yang sangat didambakan. Bayangkan saja, Anda bisa memiliki karyawan sendiri dan tidak perlu disuruh-suruh oleh siapa pun. Bahkan sebagai pemilik usaha, Anda adalah ‘bos’ sehingga bisa menyuruh karyawan untuk melakukan apa saja. Anda mungkin berpikir bahwa hal ini akan sangat menyenangkan.

Ya, memiliki karyawan sendiri memang menyenangkan JIKA karyawan tersebut tidak membuat masalah. Sekarang, coba ingat-ingat apa saja keluhan yang Anda keluarkan selama bekerja. “Ah saya malas”, “ah saya bosan”, “pekerjaan ini sangat menyebalkan”, “saya mau bolos saja”. Jangan lupa, keluhan-keluhan yang Anda keluarkan saat bekerja bisa jadi akan dikeluarkan juga oleh karyawan Anda nanti.

Karyawan adalah salah satu aset terbesar setiap usaha. Sayangnya, mengatasi karyawan bukanlah hal yang mudah. Salah satu cara mengatasi permasalahan ini adalah dengan membangun company profile dan company culture. Company Profile dan Company Culture akan menjadi gambaran tentang identitas dan kultur dalam usaha Anda. Banyak orang menyangka company profile dan company culture hanyalah formalitas business plan belaka. Anggapan ini sangat tidak tepat.

Company profile adalah cara untuk menjelaskan kepada customer dan karyawan seperti apa jati diri usaha tersebut.
Sementara company culture akan menjelaskan bagaimana cara Anda bekerja dan bagaimana Anda ingin karyawan bekerja.

Tanpa company culture yang jelas, karyawan akan kehilangan arah dan kebingungan mengenai bagaimana seharusnya ia bekerja. Jika berhasil menanamkan company profile dan company culture dengan baik kepada karyawan, akan timbul sense of belonging atau rasa memiliki terhadap perusahaan.

Seperti ini analoginya, jika seorang teman yang tidak terlalu akrab sedang sakit, apakah Anda akan langsung membayarkan semua tagihan pengobatannya? Tentu tidak bukan? Bahkan belum tentu Anda akan mengunjunginya. Tetapi bagaimana jika anak Anda sakit? Anda pasti akan segera bertindak dan menanggung seluruh biaya karena orang yang sakit adalah anak Anda sendiri.

Seperti itulah kondisi ideal rasa kepemilikan seorang karyawan yang diharapkan. Jika karyawan mempunyai rasa kepemilikan terhadap perusahaan, karyawan itu akan sangat peduli pada perusahaan. Secara otomatis ia tidak akan melakukan pekerjaannya dengan sembarangan. Buatlah karyawan benar-benar mengenal usaha Anda, jadikan usaha tersebut seperti bagian dari dirinya. Dengan begitu karyawan akan benar-benar bertanggung jawab dengan pekerjaannya.

Hindari Kegagalan dalam Persiapan

Banyak kesalahan terjadi pada tahap persiapan wirausaha. Banyak orang menggampangkan beberapa aspek yang sebenarnya sangat penting dalam berwirausaha. Melakukan kesalahan-kesalahan pada masa persiapan wirausaha sama saja dengan merakit bom waktu. Pada saatnya Anda akan mengalami kerugian yang sangat merepotkan. Kami akan melanjutkan pembahasan kesalahan ke 5 – 8 dalam berwirausaha pada artikel selanjutnya.

Apakah Anda pernah memiliki pengalaman seru saat memulai bisnis? Silakan share dan bagikan pengalaman Anda pada kolom komentar di bawah ini, terima kasih.

Sumber Gambar :