Hadapi ketidakpastian ekonomi global, OJK mulai mewanti-wanti sektor keuangan atas risiko besar yang dapat terjadi.

Lantas, apa saja risiko tersebut dan bagaimana kinerja perbankan di Indonesia tahun 2022 lalu? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel berikut ini!

 

OJK Peringatkan Risiko Besar di Sektor Perbankan Tahun 2023

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan pihaknya akan melakukan berbagai bauran strategi pengawasan dan kebijakan terhadap industri perbankan untuk hadapi risiko 2023.

Risiko tersebut kini menjadi perhatian pasar. Bahkan, sentimen ini turut membuat saham empat bank besar berguguran.

Pihak OJK menyampaikan, meski stabilitas sistem keuangan saat ini terjaga baik, namun perlu mewaspadai risiko di tengah ketikdapastian global yang dapat menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

“Beberapa risiko yang perlu diwaspadai perbankan antara lain scarring effect pandemi Covid-19, kenaikan yield surat berharga, potensi depresiasi rupiah dan penurunan likuiditas,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam keterangan tertulis, Rabu (11/01/2023).

 

Oleh karena itu, OJK telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk sektor perbankan pada tahun 2023.

“Dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, kebijakan perbankan ke depan antara lain diarahkan pada penguatan pengaturan dan pengawasan perbankan serta pengembangan industri perbankan yang sehat, efisien, dan berintegritas,” sambungnya dalam keterangan tersebut.

 

Langkah Antisipasi yang OJK Siapkan

Berkenaan dengan hal itu, sejumlah langkah pun OJK lakukan guna mengantisipasi risiko tersebut.

Dian menyampaikan, OJK akan terus melakukan penguatan early warning system yang didukung dengan teknologi informasi sehingga dapat lebih awal mendeteksi permasalahan keuangan maupun aspek lain.

Selain itu, OJK juga akan melakukan tindakan pengawasan secara lebih dini sebelum permasalahan tersebut berlarut-larut dan menjadi besar.

Sejalan dengan program tersebut, OJK akan melanjutkan konsolidasi perbankan terutama terhadap perbankan syariah, Bank Pembangunan Daerah dan BPR/BPRS.

Dengan bauran strategi pengawasan dan kebijakan tersebut, OJK optimis bahwa perbankan ke depannya akan lebih resilient dalam menghadapi tingginya ketidakpastian perekonomian global.

Pihaknya akan terus memantau perkembangan kondisi perekonomian global dan domestik untuk memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan akan tetap efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dian juga memastikan OJK akan senantiasa proaktif dan memperkuat kolaborasi dengan para stakeholder dalam menjaga kondisi dan kinerja perbankan yang sehat.

[Baca Juga: Sanggupkah Industri FinTech mengalahkan Industri Perbankan?]

 

Kinerja Perbankan di Indonesia Tahun 2022

Dalam keterangan tertulis, Dian menyampaikan bahwa kinerja industri perbankan selama 2022 terjaga baik dan tumbuh positif serta mampu menahan tekanan perekonomian global.

OJK mencatat, pada November 2022 kredit perbankan tumbuh 11,16% (yoy) sedangkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 8,78% (yoy).

“Tingkat pertumbuhan kredit dan DPK tersebut telah mencatatkan tingkat pertumbuhan yang melebihi level pra-pandemi Covid-19 dengan indikator risiko perbankan yang terjaga,” ujarnya.

 

Perkembangan perbankan yang baik juga tercermin dari kondisi likuiditas yang ample tercermin dari rasio AL/NCD dan AL/DPK masing-masing sebesar 134,97% dan 30,42%.

“Risiko likuiditas tersebut masih jauh di atas threshold, walaupun lebih rendah dari periode tahun lalu karena akselerasi penyaluran kredit dan kebijakan kenaikan rasio Giro Wajib Minimum (GWM),” lanjutnya.

 

Permodalan bank juga tergolong kuat dan diyakini mampu menyerap risiko yang dihadapi dengan CAR sebesar 25,49%.

Risiko kredit cenderung menurun tercermin dari rasio NPL (Non-Performing Loan) baik gross dan nett masing-masing sebesar 2,65% dan 0,75, sedangkan Loan at Risk sebesar 15,12%

Dian mengatakan, penurunan risiko kredit tersebut karena membaiknya kualitas kredit yang direstrukturisasi dampak Covid-19.

 

Pengaruh dari Peran Kebijakan OJK

Lebih lanjut menurut Dian, capaian tersebut tidak terlepas dari kebijakan OJK kepada industri perbankan dan pelaku usaha.

Kebijakan tersebut antara lain perpanjangan restrukturisasi kredit dan beberapa kebijakan lain dalam upaya menghadapi dampak penyebaran Covid-19.

Kemudian Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), serta relaksasi restrukturisasi kredit terhadap debitur yang terkena dampak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

Adapun bauran kebijakan dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), dan Lembaga Penjamin Simpanan yang telah memberikan situasi dan kondisi ekonomi yang kondusif.

Kebijakan tersebut mampu mengatasi tantangan yang cukup besar selama 2022. Seperti, dampak pandemi Covid-19, tuntutan masyarakat terhadap produk dan layanan perbankan, global supply chain disruption, kenaikan suku bunga global, serta capital outflow.

 

Langkah Cerdas Hadapi Ketidakpastian Global

Itulah penjelasan mengenai risiko yang perlu diwaspadai oleh sektor perbankan dan langkah antisipasinya menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

Selain perbankan, Sobat Finansialku juga perlu mewaspadai ketidakpastian ekonomi global ini. Salah satunya dengan menyiapkan dana darurat serta menguangi utang konsumtif.

Nah, buat kamu yang ingin hidupnya terbebas dari utang, yuk, pahami cara dan strategi yang tepat dengan membaca ebook Finansialku Cara Terbebas dan Terhindar dari Utang.

Kamu juga bisa berkonsultasi bersama Perencana Keuangan Finansialku untuk menyiapkan dana darurat yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuanganmu.

Hubungi melalui Aplikasi Finansialku atau klik banner di bawah ini untuk buat janji, ya.

Banner Konsultasi WA - DM NEW

 

Apa saja langkah antisipasi kamu dalam menghadapi ketidakpastian global ini? Share di kolom komentar di bawah ini, yuk!

Jangan lupa bagikan artikel ini ke orang terdekatmu dan pastikan mereka telah menyiapkan dana darurat dan mengurangi utang konsumtif. Semoga bermanfaat.

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

  • Admin. 10 Januari 2023. Siaran Pers: Kinerja Perbankan yang Kuat dan Stabil Dorong Optimisme di Tengah Gejolak Global. Ojk.go.id –https://bit.ly/3irpYil
  • Romys Binekasri. 11 Januari 2023. Cerita Lengkap Efek Mengerikan Bank yang Picu Big Four Gugur. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3IEpcZZ