Masa resesi membuat banyak perusahaan swasta terpuruk secara finansial, seperti perusahaan asal Cina yang gagal bayar obligasi hingga US$526.

Simak ulasan selengkapnya dalam artikel Finansialku berikut ini. Selamat membaca!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku and News

 

Perusahaan Asal Cina Gagal Bayar Obligasi

Dua perusahaan asal Cina, Peking University Founder Group dan Tunghsu Optoelektronik Technology Co, dikabarkan tengah mengalami kesulitan dalam pembayaran obligasi senilai setengah miliar Dolar pada hari Senin, 2 Desember 2019 lalu.

Keadaan ini disinyalir karena meningkatnya risiko utang negara yang dinilai “leveraged” sebagai akibat dari melambatnya perekonomian.

Berdasarkan informasi dari Pusat Pendanaan Antar Bank Nasional, Peking University Founder Group tidak dapat memperoleh dana yang cukup untuk membayar obligasi selama 270 hari sebesar ¥2 miliar (US$285 juta).

Sedangkan pihak Tunghsu Optoelektronik Technology Co dikabarkan gagal memberikan pembayaran atas bunga dan pokok obligasi senilai ¥1,7 miliar (US$240 juta) yang dilansir dari Shanghai Clearing House.

Kondisi perekonomian di negara tirai bambu ini terbukti semakin menurun sejak 3 dekade terakhir akibat persaingan dagang antara Cina dan Amerika Serikat yang hingga kini belum mereda.

Hal ini membuat perusahaan swasta pada umumnya menjadi lumpuh karena perlambatan ekonomi yang sedang terjadi dan memperparah keadaan.

Peking University Founder Group - Finansialku

[Baca Juga: Orang Kaya dan Orang Sukses Mewujudkan Cita-cita Dengan 5 Cara Ini Lho!]

 

Tidak hanya kedua perusahaan tersebut, pekan sebelumnya sebuah perusahaan industri (Xiwang Group) dikabarkan telah mengalami kegagalan dalam membayar ¥1 miliar (US$141 juta) obligasi dan melewatkan tenggat waktu pembayarannya.

Seorang analis pendapatan tetap (fixed income analyst) dari Nanjing Securities Co menyatakan bahwa keadaan ini akan mempersulit perusahaan dalam mendapatkan pendanaan saat terjadi krisis utang seperti ini.

Kecuali perusahaan-perusahaan yang dikendalikan secara terpusat, termasuk BUMN lokal yang berdampak bagi perekonomian lokal.

 

Rasio Utang Aset Tsinghua Unigroup Co

Pemberian masa tenggat waktu selama 15 kerja memang diatur untuk meningkatkan kesadaran tentang lemahnya kondisi ekonomi dan bisnis bagi para universitas Cina yang berutang.

Perusahaan pembuat chip, Tsinghua Unigroup Co yang dioperasikan oleh Universitas Tsinghua, juga tengah menjadi sorotan dalam beberapa bulan terakhir akibat jatuhnya obligasi Dolar mereka.

Dikabarkan bahwa rasio utang-aset Grup Pendiri naik menjadi 82,74 persen di akhir bulan Juni silam dari 81,94 persen pada akhir tahun lalu, dengan kerugian bersih melebar menjadi ¥1,05 miliar (US$148 juta) dari ¥867 juta (US$122 juta) pada periode yang sama.

Laporan lima tahun Tunghsu Optoelektronik Technology Co awalnya jatuh tempo pada bulan Desember tahun 2021 tetapi investor baru-baru ini memilih untuk mengambil dana mereka.

Dalam sebulan terakhir ini, perusahan tersebut telah melewatkan tiga pembayaran obligasinya kepada para investor.

Tunghsu Optoelektronik Technology Co gagal membayar kembali lebih awal atas ¥1,97 miliar (US$278 juta), yaitu pokok dan bunga pada nota pemegang obligasinya yang melakukan juga melakukan “put option”.

Keterpurukan finansial Tunghsu Group merupakan sebuah indikasi sektor manufaktur China yang kini tengah lesu.

Keadaan ini juga Ini juga menyoroti kesulitan pembayaran yang dihadapi oleh perusahaan swasta nasional, yang terpukul lebih keras oleh karena perlambatan ekonomi.

Tunghsu Optoelektronik Technology Co - Finansialku

[Baca Juga: Capcusss! 5 Lokasi Kota Lama Semarang yang Mutlak Dikunjungi]

 

Akses mereka ke sektor perbankan masih terbatas karena pemberi pinjaman lebih fokus pada perusahaan milik negara yang berpengaruh secara politis.

Perusahaan sektor swasta menyumbang lebih dari 80% dari total default tahun ini, menurut data yang dikompilasi Bloomberg.

Moody’s Investors Service mengatakan bahwa mereka memperkirakan akan ada 40 hingga 50 investor gagal bayar yang baru pada tahun 2020, dibandingkan dengan 35 tahun ini dan kondisi resesi ini masih belum berakhir.

 

Tetap Waspada dan Mulai dari Sekarang

Masa resesi memberikan dampak yang cukup besar. Berbagai perusahaan kini berusaha untuk menjaga kestabilan finansial yang dimilikinya.

Jika Anda adalah salah satu pemilik perusahaan, alangkah lebih baik jika Anda selalu waspada, dan mulai melakukan perencanaan keuangan bisnis dengan baik.

Jika ingin mudah dan praktis, gunakan saja Aplikasi Finansialku yang bisa diunduh melalui Google Play Store.

Tunggu apalagi? Lakukan sekarang juga!

 

Gratis Download Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis

Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis - Mock Up - Finansialku Jurnal

 

Tuliskan tanggapan dan komentar Anda pada kolom yang tersedia di bawah ini! Anda dapat membagikan setiap artikel Finansialku kepada rekan atau kenalan yang membutuhkan!

 

Sumber Referensi:

  • Admin. 3 Desember 2019. Two China Firms Miss $526 Million Bond Payments as Woes Grow. Bloomberg.com – https://bloom.bg/2DG81EA
  • Rebecca Choong Wilkins. 8 November 2019. Peking University to Sell Troubled Founder to SOE, Redd Says. Bloomberg.com – https://bloom.bg/2qhrRmu
  • Xie Yu and Frances Yoon. 3 Desember 2019. Group Backed by Top Chinese University Fails to Repay Creditors. Wsj.com – https://on.wsj.com/2LlAd3R

 

Sumber Gambar:

  • Gagal Bayar Obligasi – httpbit.ly2rP2zN8
  • Peking University Founder Group – http://bit.ly/384lYdv
  • Tunghsu Optoelektronik Technology Co – http://bit.ly/2DHLVlh