Menyayangi anak bukan berarti memanjakannya, terutama dalam hal finansial. Jadi, harus bagaimana kalau anak minta mainan mahal?

Pendidikan dalam mengelola uang sebaiknya diberikan sejak anak masih kecil, sehingga terbentuk menjadi sebuah kebiasaan yang baik. Mari kita lihat solusinya saat anak minta mainan mahal di artikel berikut ini.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Minta Mainan Mahal? Belikan atau Tidak ya?

Banyak anak yang menganggap bahwa uang itu datang dengan sendirinya, tanpa perlu dicari. Meski Anda telah mendidiknya untuk menabung sejak kecil, mayoritas belum mengerti konsep uang.

Oleh karena itulah, tidak sedikit juga anak yang merengek minta mainan mahal karena belum paham pengorbanan dalam mengumpulkan uang. Jadi, apa yang harus dilakukan saat terjadi hal seperti ini? Sebaiknya belikan atau tidak ya?

Harus Bagaimana Kalau Anak Minta Mainan Mahal Belikan atau Tidak 1 Finansialku

[Baca Juga: Pelajari 5 Pelajaran untuk Mengajarkan Anak Menjadi Seorang Bos]

 

Setiap orang tua tentunya menyayangi anaknya dengan sepenuh hatinya, sebagian bahkan rela mengorbankan apapun demi kebahagiaan anak-anaknya. Namun menyayangi anak bukan berarti memanjakannya loh. Anda juga harus menilik kondisi finansial Anda untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginannya.

Ditambah lagi, perlu diingat bahwa penting untuk menyalurkan pendidikan finansial sejak dini untuk kebutuhannya di masa depan. Bagaimanapun, kelak buah hati Anda akan menjadi generasi penerus yang perlu mengembangkan kondisi finansial dunia.

Finansialku akan menjabarkan bagaimana solusinya saat anak minta mainan mahal sebagai berikut ini:

 

Bagaimana Caranya Menyekolahkan Anak dari TK sampai Sarjana, Tanpa Utang!Ebook Dana Pendidikan Anak - Finansialku Mockup

 

#1 Cek Apakah Harga Masuk Anggaran atau Tidak

Saat berjalan-jalan di mal, biasanya banyak godaan yang akan menarik perhatian buah hati Anda. Sebagai contohnya adalah toko mainan.

Tetapi perlu Anda ketahui bahwa harga mainan zaman sekarang ternyata lumayan loh! Bahkan tidak aneh jika ada mainan yang harganya jutaan rupiah.

Saat anak merengek minta dibelikan mainan mahal, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah untuk mengecek apakah harganya masuk anggaran keuangan Anda atau tidak.

Jika masuk dan memang sudah dianggarkan, Anda bisa membelikannya. Namun jika tidak, solusinya adalah sebagai berikut:

 

  • Mencari alternatif mainan lain

Jika harganya memang kelewat batas, Anda bisa menawarkan alternatif berupa mainan yang setipe atau sejenis bisa kepada anak. Sebagai contoh, saat anak merengek minta dibelikan boneka Barbie, Anda bisa menawarkan jenis boneka lain yang lebih terjangkau.

Jika anak ngotot ingin merek Barbie, Anda bisa juga tetap membelikannya, namun carilah tipe boneka yang harganya masuk anggaran (harga boneka umumnya berbeda-beda sesuai jenis dan desainnya).

Dengan demikian, anak memperoleh apa yang diinginkannya tanpa harus mengorbankan anggaran Anda.

 

728x90 hitung sekarang - anak
300x250 - Hitung Sekarang - anak

 

  • Menegosiasi anak

Saat anak menolak diajak kerja sama dan tetap ngotot ingin tipe boneka tertentu merek Barbie. Anda bisa belajar bernegosiasi. Sebagai contoh, ajak dirinya mengumpulkan uang jajannya untuk membelinya di lain waktu.

Contoh lainnya adalah memotong uang jajannya dalam nilai tertentu dalam periode tertentu juga untuk bisa mencicil harga boneka tersebut.

Selain mengajarkan konsep menabung atau kredit kepada anak, cara ini juga akan memberi tahunya secara tidak langsung bahwa dibutuhkan sebuah pengorbanan untuk memperoleh sesuatu.

[Baca juga: Begini Cara Bermain Pop It dan Manfaatnya untuk Anak]

 

#2 Mengajarkan Cara Menghargai Barang

Cinta orang tua kepada anaknya memang tanpa batas. Anda bisa saja memberikan uang saku atau mainan kesayangannya untuk memenuhi keinginannya.

Namun sebaiknya Anda memberikan uang jajan atau mainan sesuai kebutuhannya dan hindari memberi terlalu banyak karena dapat mendorongnya untuk menyia-nyiakannya.

Contohnya banyak anak yang cenderung cepat bosan dengan mainannya dan terus menerus minta dibelikan mainan baru.

Di sini Anda perlu menanamkan pendidikan untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Penting untuk mengajarkannya untuk menabung atau beramal bagi yang kurang mampu.

Sebagai contoh jika ia mengatakan bahwa ia membutuhkan sepatu baru, ia akan berkata:

“Aku membutuhkannya karena sahabatku juga memiliki sepatu baru.”

 

Saat ia merengek untuk minta dibelikan sesuatu yang bukan kebutuhannya, jelaskanlah bahwa saat ia memiliki banyak sepatu yang kondisinya masih bagus, banyak anak-anak di luar sana yang tidak memiliki sepatu sama sekali.

Atau Anda juga bisa mengajarkan hal tersebut sambil menabung, misalkan setiap ia meminta sesuatu yang ia inginkan namun tidak dibutuhkannya, minta ia untuk menabung sejumlah uang di dalam celengan untuk kemudian didonasikan pada yang membutuhkan.

 

#3 Mengajarkan Opportunity Cost

Saat Anda membelikannya mainan mahal satu kali, aka nada kali kedua si anak memintanya lagi.

Nah, saat ini terjadi merupakan waktu yang tepat untuk mengajarkan opportunity cost.

Dengan kata lain, mereka harus belajar menimbang dan mengambil keputusan antara dua atau lebih pilihan.

Di sini mereka juga belajar mengenai konsekuensi. Di mana satu aksi akan mengakibatkan sebuah konsekuensi.

Harus Bagaimana Kalau Anak Minta Mainan Mahal Belikan atau Tidak 3 Finansialku

[Baca Juga: Bagaimana dan Mengapa Orangtua Harus Belajar Mengatakan “TIDAK” pada Anak]

 

Sebagai contoh, setiap buah hati Anda menginginkan banyak mainan, mintalah dirinya untuk memilih satu mainan saja.

Ucapkan hal berikut apabila dia memaksa:

“Jika kamu membeli mainan A, maka tidak ada uang lagi untuk membeli mainan B. Demikian sebaliknya. Jadi pilihlah satu mainan yang benar-benar kamu inginkan.”

 

Dengan begitu dirinya akan paham bahwa untuk memperoleh satu hal yang diinginkannya, dibutuhkan pengorbanan di sisi lain. Dia juga belajar bahwa tidak semua keinginannya bisa terpenuhi dengan mudahnya meski dirinya masih kecil.

 

BONUS: Pendidikan Keuangan ala Dave Ramsey

Saat anak mulai meminta ini itu, artinya dirinya sudah mulai siap untuk diberikan pendidikan keuangan. Menjadi kaya membutuhkan sebuah kebiasaan, dan kebiasaan sebaiknya dibiasakan sejak dini.

Seperti yang dikatakan Dave Ramsey, pria kelahiran 3 September 1960 yang sudah menjalani berbagai profesi seperti pebisnis, pembawa acara radio, penulis, dan motivator ternama.

25+ Kata-kata Motivasi Dave Ramsey, Seorang Ahli Perencana Keuangan Pribadi 04 - Finansialku

[Baca Juga: Mengajarkan Anak tentang Keuangan Berdasarkan Kelompok Usia]

 

Bidang yang digelutinya adalah pendekatan terhadap keuangan pribadi dan rumah tangga termasuk manajemen hutang. Program radio Dave, The Dave Ramsey Show sudah disiarkan lebih di 500 stasiun radio di Amerika dan Kanada. Selain menjadi pembawa acara, Dave juga mendirikan beberapa perusahaan, antara lain:

  1. The Lampo Group, Inc. (Ramsey Solutions)
  2. Financial Peace University
  3. EntreLeadership
  4. The Legacy Journey
  5. EveryDollar

 

Nah, penasaran dengan cara mengajarkan anak tentang uang ala Dave Ramsey? Finansialku telah merangkumnya sebagai berikut ini:

 

#1 Saat Taman Kanak-kanak atau Sekolah Dasar

Menurut Dave Ramsey, pendidikan keuangan ini bisa dimulai dari tahap pertama yakni saat si buah hati berada di taman kanak-kanak atau sekolah dasar.

Pada masa ini, anak belum mengerti konsep menabung dan Anda harus mengajarkannya.

Salah satu cara yang dapat Anda ajarkan adalah dengan memberi celengan yang memungkinkan mereka merasakan pencapaiannya secara visual. Misalnya dengan celengan transparan yang akan dengan jelas menunjukkan seberapa banyak uang yang telah ditabung.

Mom and Dad! Ketahui 15 Cara Jitu Mengajarkan Anak Tentang Keuangan 2 Finansialku

[Baca Juga: 5 Pendidikan Keuangan yang Harus Diajarkan Seorang Ibu Kepada Anaknya]

 

Mereka akan melihat bagaimana uangnya tumbuh sehingga tidak akan mudah tergoda untuk membelanjakannya. Anda juga bisa memberinya insentif atau reward seperti layaknya bunga bank.

Anda dapat memberi insentif berupa tambahan uang setiap kali ia menabung dengan jumlah tertentu. Berikan insentif sesuai dengan uang yang ia tabung, sehingga ia akan lebih semangat untuk menabung dalam jumlah yang banyak.

Pada usia ini juga, anak sangat mudah menyerap sesuatu, sehingga penting untuk memberikan contoh yang baik kepadanya.

Sebagai contoh, jika Anda menolak untuk membelikan barang yang diinginkannya karena sedang kekurangan uang, maka korbankan juga satu keinginan Anda.

Buah hati Anda akan lebih memahami bahwa memang tidak seluruh keinginan orang tuanya dapat terpenuhi, begitu juga dengan keinginannya.

Dengan begitu mereka juga akan terbiasa mencontoh perilaku baik dalam keuangan seperti yang orang tuanya lakukan dan menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruknya.

 

#2 Saat Sekolah Menengah

Saat menginjak sekolah menengah, baik SMP dan SMU, anak tidak bisa dibilang anak kecil namun belum juga menjadi remaja.

Di sini pendidikan keuangan juga berbeda dengan saat TK dan SD. Mereka sudah mulai mengerti mengenai konsep uang dan bagaimana manajemen keuangan namun belum begitu dalam.

Lalu bagaimana sebaiknya Anda mengajarkan anak tentang uang di masa tersebut?

Mom and Dad! Ketahui 15 Cara Jitu Mengajarkan Anak Tentang Keuangan 1 Finansialku

[Baca Juga: Pendidikan Keuangan Sama Pentingnya dengan Pendidikan Formal]

 

Pertama, kembali pada konsep opportunity cost. Di tahap ini, mereka harus belajar menimbang dan mengambil keputusan antara dua atau lebih pilihan.

Dia akan belajar bahwa tidak semua keinginannya bisa terpenuhi dengan mudahnya seperti saat dirinya masih kecil.

Kedua, berhenti memberi uang saku secara cuma-cuma. Ganti sistem dengan memberi uang atau insentif apabila mereka melakukan sesuatu sebagai gantinya, misalnya membersihkan rumah, atau apabila mereka bisa merapikan mainannya sendiri.

Dengan cara ini, mereka akan memahami bahwa uang tidak datang dengan sendirinya, namun harus ada usaha untuk memperolehnya. Ini juga memperkenalkan konsep bekerja pada usia muda sebelum dirinya melangkah ke dunia kerja.

 

#3 Saat Remaja

Setelah melewati Masa transisi, kini mereka telah memasuki masa remajanya. Lagi-lagi pendidikan keuangan yang diberikan akan jauh berbeda, yaitu mengajarkan tanggung jawab dengan membukakan tabungan miliknya sendiri.

Hal ini akan mengajarkannya untuk belajar bertanggung jawab atas uang yang dimilikinya, bagaimana cara menggunakannya secara bijak dan mengatur keuangannya.

Metode ini akan mempersiapkannya untuk memasuki masa dewasa dimana mereka bertanggung jawab akan dirinya sendiri.

 

Iklan Banner Perencanaan Dana Pendidikan Anak - 728x90

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

Kedua, ajarkan konsep bekerja untuk menghasilkan uang. Beritahukan bahwa uang tidak jatuh dari langit, dan ajak anak Anda untuk mencari kerja untuk memahami konsep ini.

Dengan bekerja, mereka akan tahu bahwa kerja merupakan cara yang baik untuk menghasilkan uang.

Terakhir, ajarkan mengenai bahayanya utang atau kredit. Begitu menginjak usia 17 tahun, akan banyak tawaran kartu kredit yang mengejar-ngejar buah hati Anda.

Apa Bedanya Kartu Kredit Visa dan Kartu Kredit MasterCard 02 - Finansialku

[Baca Juga: 10 Kesalahan Perencanaan Dana Pendidikan yang Dilakukan Oleh Orangtua]

 

Jika Anda tidak ingin dirinya terlilit dalam utang, ini saat yang baik untuk mengajarkan bahayanya utang dan kredit apabila tidak dikelola dengan baik.

Pelajaran ini akan sangat berperan penting dengan bagaimana kondisi keuangannya saat ia dewasa nanti.

Dengan memahami konsep kredit, bunga, dan penalti, anak akan belajar mengelola kartu kreditnya dengan baik agar terhindar dari utang.

 

Pentingnya Pendidikan Finansial bagi Buah Hati Anda

Mendidik anak tentang cara mengelola uang tidaklah mudah, tetapi tentunya akan sangat bermanfaat baginya kelak. Berikanlah pendidikan mengenai keuangan sedikit demi sedikit dengan cara yang sederhana dan sesuai dengan usianya.

Hal ini bisa dimulai dari cara paling sederhana, misalnya pada saat anak meminta mainan mahal seperti contoh di atas. Selamat mencoba!

 

Apakah Anda mengetahui tips mengatasi anak minta mainan mahal lainnya? Tinggalkan komentar Anda di bawah. Jika ada pertanyaan, silakan ajukan pertanyaan Anda pada kolom di bawah ini. Perencana Keuangan kami siap membantu Anda, terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Hardia. 8 Mei 2018. Anak Merengek Minta Mainan Mahal, Kasih Gak Ya? Moneysmart.id – https://goo.gl/jQzwzN
  • Siska Amelie F. Deil. 5 Juli 2013. 6 Trik Ampuh Membuat Anak Tak Boros. Bisnis.liputan6.com – https://goo.gl/BZWb2b

 

Sumber Gambar:

  • Anak minta mainan mahal, belikan atau tidak? – https://goo.gl/yU69Px
  • Anak minta mainan mahal, belikan atau tidak? 2 – https://goo.gl/iZNM8V
  • Anak minta mainan mahal, belikan atau tidak? 3 – https://goo.gl/Lcq2JR

[sticky_footer_ebook_pendidikan]