Apa saja pelajaran untuk mengajarkan anak menjadi seorang bos? Bagaimana anak bisa diajarkan untuk bermental pemimpin? Kali ini Finansialku akan membahas 5 pelajaran untuk mengajarkan anak menjadi bos.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku LifeStyle

 

Pengertian Bos

Bos dapat didefinisikan sebagai orang yang memiliki jabatan tinggi atau paling tinggi dalam suatu perusahaan. Tidak hanya dalam perusahaan, istilah bos juga digunakan dalam beberapa bisnis lainnya untuk menunjuk pada seseorang dengan jabatan tinggi.

Sifat kepemimpinan yang dimiliki seorang bos harus cukup tinggi agar bisa menopang tanggung jawab dan menampung aspirasi bawahan. Tidak hanya itu, bos seharusnya juga memiliki kompetensi di atas bawahannya agar terhindar dari penipuan atau diremehkan oleh bawahan.

Beberapa sifat yang tidak boleh dimiliki seorang bos adalah sombong dan arogan. Kedua sifat ini sangat bisa menciptakan tembok pemisah antara bos dengan bawahan. Selain itu, sifat arogan juga akan memperlambat laju kerja sama antara sesama relasi perusahaan.

Pelajari 5 Pelajaran untuk Mengajarkan Anak Menjadi Seorang Bos - Finansialku

[Baca Juga: 6 Cara Mendidik Anak, agar Tidak Menjadi Materialistis]

 

Jenis-jenis Bos Dilihat dari Sifatnya

Ada beberapa jenis bos atau atasan dengan beberapa tipe yang bisa sangat mengagumkan atau malah sebaliknya, menjengkelkan para bawahan. Apa saja jenis-jenis tersebut? Jika dilihat dari sifatnya, bos bisa dibedakan sebagai berikut:

  1. Tipe bos karismatik. Apabila berada di dekat orang dengan karakter yang karismatik, otomatis akan muncul perasaan nyaman dan berenergi. Bagaimana tidak, tipe bos yang satu ini terlihat memiliki semangat menggebu yang dikemas oleh rasa tenang dan pembawaan berwibawa. Jadi, banyak bawahan yang sangat ingin memiliki bos dengan kepribadian yang satu ini.
  2. Bos paternalistik atau maternalistik. Pada umumnya, bos yang seperti ini memiliki sikap seperti orangtua yang terlalu protektif terhadap anak. Saat bekerja, banyak kekhawatiran yang muncul terutama jika karyawan baru mendapatkan pekerjaan besar. Hal ini agaknya cukup menggangu karena berarti bos tidak bisa percaya sepenuhnya dengan bawahan. Selain merugikan bawahan karena terus dipantau, bos juga akan merasa kelelahan sampai bisa menurunkan tingkat kesehatan.
  3. Bos militer. Jika memiliki bos yang memiliki sifat seperti komandan pasukan tentara, maka bawahan harus ekstra ketat dalam bekerja seperti menjaga kedisiplinan hingga menjaga kualitas pekerjaan. Jika tidak, maka sanksi tegas sudah menunggu bawahan. Hal ini baik karena pekerjaan bisa selesai sesuai dengan rencana. Tetapi ada sisi buruknya juga, yakni bawahan akan selalu merasa dalam tekanan, sehingga rawan terserang stres.
  4. Bos otokratis. Seperti pemerintahan kerajaan, bos yang bersifat otokratis tidak bisa menerima kata “tidak” dari bawahannya. Jika sudah begini, bawahan harus selalu menurut pada perintah tunggal si pemilik perusahaan daripada berakhir PHK.

Mengajarkan Anak tentang Keuangan Berdasarkan Kelompok Usia - Finansialku

[Baca Juga: Mengajarkan Anak tentang Keuangan Berdasarkan Kelompok Usia]

 

Perlunya Mengajarkan Kepemimpinan Sejak Dini

Anak-anak memiliki cita-cita sejak kecil. Sebagian cita-cita tersebut tinggi dan sebagian tidak. Hal ini tentu dipengaruhi oleh latar belakang orangtua dan lingkungan terdekat seperti rumah dan sekolah. Anak biasanya mempelajari nilai-nilai suatu hal termasuk cita-cita dari interaksi sosial yang melingkupinya.

Namun, di Indonesia masih sangat banyak anak yang kurang berani memiliki cita-cita tinggi. Bahkan beberapa dari mereka hanya ingin menjadi karyawan biasa yang bekerja untuk orang lain. Sangat sedikit dari anak Indonesia yang ingin menjadi bos. Untuk itu, sangat perlu untuk membelajarkan anak bagaimana cara menjadi bos sejak dini.

Bagaimana dan Mengapa Orangtua Harus Belajar Mengatakan “TIDAK” pada Anak - Finansialku

[Baca Juga: Bagaimana dan Mengapa Orangtua Harus Belajar Mengatakan “TIDAK” pada Anak]

 

5 Pelajaran untuk Mengajarkan Anak Menjadi Bos

Dalam mengajarkan anak untuk menjadi seorang bos sejak dini, perlu beberapa strategi agar penanaman nilai bisa tetap sejalan dengan karakter anak sesuai usia. Selain itu, 5 pelajaran untuk mengajarkan anak menjadi bos juga harus tetap dikemas dalam hubungan menyenangkan orangtua dan anak. Berikut ulasannya.

 

Pelajaran 1: Pengajaran Dalam Bermimpi dan Bertujuan Besar

Andrea Hirata menjadi orang sukses karena gurunya mengajarkan tentang mimpi dan tujuan besar. Begitu pula dengan semua orang sukses. Maka, jika ingin menjadikan anak Anda sebagai bos yang memiliki tanggung jawab besar di masa mendatang, sangat penting untuk mengajarkan betapa penting arti mimpi dan tujuan besar dalam hidup.

Ada 9 Cara Terbaik Mengajarkan Anak Tentang Beramal - Finansialku

[Baca Juga: Ada 9 Cara Terbaik Mengajarkan Anak Tentang Beramal]

 

Pelajaran 2: Pengaturan Tujuan Secara Pasti

Setelah memiliki tujuan, pengaturan dan perencanaan juga harus dipantau semaksimal mungkin. Bagaimanapun juga, kondisi emosional anak yang masih labil dan perlu bimbingan akan sangat membutuhkan bantuan dari orangtua. Menetapkan tujuan bisa jadi adalah ide anak, tetapi langkah-langkah untuk mencapainya dalam skala kecil atau besar bisa dibantu orangtua.

 

Pelajaran 3: Berpikir Kritis dan Brainstorming

Anak harus di-setting agar dapat menghadapi masalah. Masalah harus disesuaikan dengan kondisi psikologis dan kematangan anak secara usia fisik serta mental. Jangan sampai anak tidak pernah menghadapi masalah, karena akan menjadikannya lemah. Namun, anak dengan masalah terlalu berat dari usianya juga bisa menciptakan stres atau berkepribadian arogan.

 

Pelajaran 4: Mendidik Untuk Membangun Jaringan

Jaringan dapat dimulai dari teman di sekolah. Setelah itu, ajarkan anak untuk bisa berkomunikasi dengan baik. Misalnya, Anda bisa memberi contoh bagaimana meminta tolong dan berbicara pada orang yang lebih tua, muda atau seumuran. Jika anak terbiasa mendiversifikasi cara bicara, maka kemampuan komunikasi dan networking-nya juga akan meningkat.

Ajarkan Perbedaan Keinginan dan Kebutuhan pada Anak, Ini Caranya-Caranya - Finansialku

[Baca Juga: Ajarkan Perbedaan Keinginan dan Kebutuhan pada Anak, Ini Caranya-Caranya!]

 

Pelajaran 5: Arahkan Sebanyak Mungkin Pengalaman

Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Oleh karena itu, arahkan anak untuk mengalami berbagai hal. Tidak harus selalu hal-hal besar, ada kalanya pengalaman sederhana yang ditemani sedikit cerita Anda tentang nilai yang terkandung di dalamnya juga penting.

 

Buah Jatuh tidak Jauh dari Pohonnya

Sebuah peribahasa Indonesia mengatakan, “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” yang artinya orangtua akan menurunkan sesuatu yang memiliki kemiripan dengan orangtuanya. Jika orangtua mengajarkan hal yang baik dan benar, maka anak akan meniru seperti yang diajarkan oleh orangtuanya. Lain halnya jika Anda, sebagai orangtua, tidak mengajarkan kepada anak Anda, maka anak Anda pun akan mengalami kehilangan model dari orangtua yang akan menirukan orang lain, entah hal yang baik ataupun buruk. Jadilah orang tua yang senantiasa memberikan pengaruh dan contoh yang baik bagi anak Anda.

 

Pelajaran mana yang akan Anda berikan pertama kali pada anak untuk menjadi bos? Mengapa demikian? Jawablah pertanyaan di atas sebagai salah satu langkah memulai kesuksesan dalam mendidik anak, jangan lupa untuk membagikan informasi ini pada keluarga dan kenalan Anda, terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Ashley Eneriz. 12 April 2016. 5 Lessons That Teach Your Kid to Be Their Own Boss. Wisebread.com – https://goo.gl/wei0iu
  • Organisasi Industri. 31 Agustus 2010. Tipe-tipe Kepemimpinan. Belajarpsikologi.com – https://goo.gl/WP8Q5L

 

Sumber Gambar:

  • Ayah dan Anak – https://goo.gl/ADmCTO
  • Orangtua dan Anak – https://goo.gl/vov9CZ

 

Download E-Book Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an (GRATIS)

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku