Inflasi Indonesia 2022 meraih capaian rekor tertinggi sejak 2014 dan diproyeksikan akan semakin memburuk pada tahun 2023 mendatang.

Lantas, apa penyebab tingginya angka inflasi 2022? Cari tahu jawabannya dalam artikel Finansialku berikut ini!

 

Inflasi Indonesia Tahun 2022

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono melaporkan, Indonesia saat ini mengalami inflasi sebesar 5,51% (year-on-year/yoy) sepanjang tahun 2022.

“Inflasi di bulan Desember 2022, terjadi inflasi bulanan sebesar 0,66% secara month to month atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,85 pada November menjadi 113,59 pada Desember 2022,” kata Margo dalam konferensi pers, Senin (2/1/2023).

 

Dalam laporannya, kelompok pengeluaran terbesar penyumbang inflasi bulanan ini berasal dari makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,57% dengan andil 0,40%.

Kemudian diikuti oleh perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,63% dengan andil 0,12%. Adapun transportasi memberikan andil 0,06% atau terjadi inflasi sebesar 0,45%.

Secara month to month, komoditas utama penyumbang inflasi berasal dari beras, tarif air minum, dan kenaikan harga telur ayam ras.

Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi di Kota Bandung sebesar 2,04% dan inflasi terendah tercatat di Sorong sebesar 0,01%.

“Pada Desember 2022 seluruh kota IHK mengalami inflasi. Inflasi paling tinggi di Kota Bandung sebesar 2,04%, sedangkan inflasi terendah ada di Sorong mencapai 0,01%,” paparnya.

[Baca Juga: Kartu Prakerja Masih Berlanjut Sampai 2023, Tertarik Daftar?]

 

Pemicu Terjadinya Inflasi Tertinggi Sejak 2014

Kepala BPS Margo Yuwono juga mengatakan, laju inflasi 2022 ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2014 lalu.

“Inflasi 2022 tertinggi sejak 2014, saat itu inflasi sebesar 8,36%, karena saat itu juga ada kenaikan harga BBM,” katanya dalam konferensi pers, Senin (2/1/2023).

 

Inflasi tahun ke tahun ini, kata Margo, dipicu oleh tarif transportasi 15,26% dengan andil 1,84%. Kedua, inflasi terjadi pada makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,83% dan andilnya 1,51%.

Kemudian, inflasi juga terjadi pada perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 3,78%.

[Baca Juga: BEI Rilis Aturan Jam Perdagangan Terbaru, Bagaimana Sekarang?]

 

Catatan peristiwa yang menjadi pemicu inflasi 2022, antara lain:

  • Januari 2022: Terjadi kelangkaan minyak goreng dan penetapan kebijakan satu harga minyak goreng.
  • April 2022: Terjadi kenaikan harga avtur yang memicu kenaikan tarif angkutan udara.
  • Mei 2022: Terjadi kenaikan permintaan menjelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri sehingga memicu kenaikan harga pangan.
  • Juni 2022: Terjadi anomali cuaca di berbagai wilayah yang mengakibatkan gagal panen beberapa komoditas hortikultura sehingga memicu kenaikan harga.
  • September 2022: Pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite menjadi 30,72%, Solar naik 32,04%, dan Pertamax naik 16%.
  • Desember 2022: Musim libur sekolah, perayaan Natal 2022, dan Tahun Baru 2023 memicu kenaikan harga komoditas pangan dan transportasi.

 

Apa yang Menyebabkan Inflasi Terus Naik?

Direktur Eksekutif Center of Reform Economics (CORE) Mohammad Faisal memperkirakan, angka inflasi ini akan semakin memburuk tahun depan.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik melaporkan inflasi tahunan 2022 adalah sebesar 5,51%.

Pada Juli 2022 lalu, angka inflasi mencapai 4,94% (year-on-year) yang sebagian besar disumbang oleh kenaikan harga makanan dan minuman.

Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut angka ini “relatif moderat” dibandingkan negara selevel Indonesia, seperti Thailand (7,7%), India (7%), dan Filipina (6,1%).

[Baca Juga: BRT Beroperasi di Bandung Raya, Solusi Kurangi Kemacetan]

 

Secara rinci, Sri Mulyani mengatakan, inflasi komponen gejolak harga bahan makanan (volatile food) terjadi akibat harga pangan global dan terganggunya pasokan akibat cuaca.

Sementara itu, inflasi yang berasal dari komponen harga yang diatur pemerintah (administered prices) dipengaruhi oleh harga tiket angkutan udara.

Namun, inflasi tidak berpengaruh terhadap harga bahan bakar minyak dalam negeri, listrik, dan gas elpiji karena pemerintah telah menaikkan subsidi.

“Ini akibat, atau hasil dari kebijakan pemerintah, untuk mempertahankan harga jual energi di domestik, melalui kenaikan subsidi listrik dan energi BBM dan elpiji yang dialokasikan oleh anggaran pendapatan belanja negara atau APBN,” kata Sri Mulyani.

 

Tahun ini, pemerintah juga menambah anggaran untuk subsidi semula Rp152 triliun menjadi Rp502 triliun.

“Untuk mengendalikan inflasi dari administered prices, terutama energi oleh APBN,” tambahnya.

Di sisi lain, pemerintah juga akan melakukan pemantauan berkala terhadap harga-harga pangan.

 

Dampak Inflasi Bagi Masyarakat

Dampak inflasi atau kenaikan harga komoditas mulai dirasakan langsung oleh para pelaku usaha kecil.

Pelaku usaha kecil seperti pemilik kedai makanan harus terus memutar otak agar dapat mempertahankan harga makanannya, di tengah kenaikan harga bahan pokok.

Namun, pendapatan para pelaku usaha kecil tetap berkurang dari keuntungan harian yang biasanya diperoleh, meski siasat di atas sudah mereka lakukan.

Sebab, konsumen akan lebih memilih untuk mencari tempat makan yang lebih murah agar gajinya tidak tergerus inflasi.

 

Sampai Kapan Inflasi akan Berlanjut?

Direktur CORE Mohammad Faisal, telah mengestimasi inflasi tahun ini akan lebih tinggi dari era pandemi tahun 2020 sampai 2021.

Menurutnya, faktor eksternal seperti perang Ukraina-Rusia bukan satu-satunya yang menentukan naik-turunnya inflasi.

Pasalnya, peningkatan harga-harga tahun ini merupakan kombinasi antara faktor global, pasca-pandemi, dan cuaca yang berdampak pada gagal panen hingga terhambatnya distribusi.

“Pasca-pandemi itu juga ketika mobilitas di banyak negara, termasuk Indonesia sudah dilonggarkan. Nah, demand/permintaan berbagai macam barang dan jasa itu meningkat,” kata Faisal.

“Begitu permintaan meningkat, dan kalau tidak diimbangi dengan kecepatan penawaran yang memadai, harga jadi meningkat,” lanjutnya.

 

Kemudian, Faisal juga menyoroti produsen barang dan jasa sejauh ini masih menahan harga pasaran di tengah meningkatnya ongkos produksi karena inflasi.

Namun, pertahanan ini kemungkinan akan ambruk karena produsen pada akhirnya tak punya pilihan untuk menaikkan harga barang dan jasa.

“Mereka akan transmisikan dalam bentuk meningkatkan harga jual produk mereka. Nah, ini berarti ke depan, inflasinya masih terus bertambah,” jelas Faisal.

 

Oleh sebab itu, ia terus mendorong agar pemerintah harus tetap mempertahankan subsidi energi dan mengendalikan harga bahan makanan.

Di sisi lain, analis ekonom Yanuar Rizky mengkritisi terkait ketahanan subsidi energi yang diyakini masih ditopang oleh komoditas ekspor andalan. Seperti mineral dan batu bara (minerba) serta kelapa sawit.

“Harga komoditas ekspor minerba meningkat belakangan ini, akan tetapi tak menutup kemungkinan harganya bisa anjlok seperti pengalaman 2008 dan 2011,” kata Yanuar.

 

Pada tahun 2021, pemerintah mencatat pendapatan negara dari komoditas ini mencapai Rp124 triliun. Pendapatan ini diyakini digunakan sebagai tambahan subsidi bahan bakar minyak, listrik termasuk gas elpiji.

Namun, kata Yanuar, pada tahun 2023 kemungkinan harga batu bara akan menurun karena pengaruh proyeksi bank sentral AS, The Fed yang menginginkan penurunan harga energi.

 

Selamatkan Keuangan dari Dampak Inflasi

Demikian pembahasan mengenai inflasi Indonesia tahun 2022 yang perlu Sobat Finansialku ketahui.

Agar tidak tergerus oleh inflasi, kita perlu mengatur keuangan dengan menjaga cashflow dan mengurangi pengeluaran yang kurang penting.

Nah, sebagai karyawan, Sobat Finansialku bisa mengatur gaji serta menambah penghasilan dengan mempelajari caranya melalui ebook Panduan Sukses Atur Gaji Ala Karyawan.

Jadi, kamu tidak perlu worry menghadapi dampak inflasi yang terus berlanjut sampai saat ini.

Ebook Panduan Sukses Atur Gaji Ala KARYAWAN

Download Sekarang, GRATISSS!!!

4 Ebook Panduan Sukses Mengatur Gaji Ala Karyawan

 

Kamu juga bisa berkonsultasi bersama Perencana Keuangan Finansialku untuk mendapatkan solusi terbaik mengenai tips & trick menghadapi harga bahan pokok yang terus naik.

Jangan lupa bagikan informasinya ke orang-orang terdekat kamu yang mulai resah karena gaji mereka habis hanya untuk membeli bahan pokok. Semoga bermanfaat, ya! Terima kasih.

 

Editor: Ratna Sri H.

Sumber Referensi:

  • 03 Agustus 2022. Inflasi Indonesia tertinggi dalam tujuh tahun, ekonom peringatkan ‘tahun depan bisa lebih buruk’. Bbc.com – https://bbc.in/3Z4QD4U
  • Haryanti Puspa Sari. 02 Januari 2023. BPS: Inflasi Desember 0,66 Persen, Inflasi Sepanjang 2022 Capai 5,51 Persen. com – https://bit.ly/3vvDmVo
  • Maria Elena. 02 Januari 2023. Harga BBM Biang Kerok Inflasi Indonesia 2022, Tertinggi sejak 2014. com – https://bit.ly/3Ck5bUy
  • Anisa Sopiah. 02 Januari 2023. BPS: Laju Inflasi RI Sepanjang 2022 Finish di 5,51%. com – https://bit.ly/3vyyI96
  • Anisa Indraini. 02 Januari 2023. BPS Catat Inflasi RI Sepanjang 2022 Tembus 5,51%. com – https://bit.ly/3WXEGvZ
  • Viva Budy Kusnandar. 02 Januari 2023. Inflasi Indonesia 2022 Capai Rekor Tertinggi dalam Sewindu. co.id – https://bit.ly/3CikE7x