Investment Outlook 18-22 Oktober 2021: Apakah all time high IHSG tembus di minggu ini? Bagimana prediksi investasi seminggu ke depan?

 

IHSG “Review dan Outlook”

Review IHSG “IHSG apakah akan tembus 6550??” Yesss Tembuss

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Hari Jumat (15/10) ditutup masih mengalami kenaikan sebesar 7 poin atau +0,11% di level IHSG 6.633.

Pergerakan IHSG hari jumat dominan fluktuatif setelah menyentuh harga tertingi harian di 6.680. Dibuka pada 6.645 dan sempat menyentuh titik tertinggi di 6680 dan titik terendah di 6575 sebelum ditutup pada level 6.633.

[Baca Juga: IHSG Hari Ini]

Dengan nilai perdagangan sebesar Rp 17,63 triliun dengan Market Caps IHSG di Rp 8.164 triliun.

 

 

Dalam perdagangan seminggu kemarin, IHSG mengalami kenaikan dari harga pembukaan pada Senin (11/10) di level 6.481 dan ditutup pada level 6.633 pada Jumat (15/10) sebesar 151  poin atau 2,34%.

Secara mingguan pergerakan IHSG masih sesuai dengan prediksi outlook mingguan kemarin yaitu dominan positif dengan resisten yang ditembus di 6.550 bahkan sempat mendekati harga tertinggi di 6.680.

IHSG mengalami harga tertinggi alias All Time High (ATH) pada harga 6.689 di Februari 2018 yang artinya 3 tahun yang lalu.

Oktober ini masih fase atau trend naik, belum ada tanda-tanda koreksi sehat karena derasnya aliran dana asing (inflow) dana asing yang masuk ke pasar modal indonesia di saham-saham Bluechip terutama sektor keuangan yang di BBCA, BBRI, BMRI.

Apalagi suksesnya BBCA melakukan stock split pada minggu ini membuat market caps BBCA mendekati Rp 1000 T.

[Baca juga: Saham Allo Bank (BBHI) Milik Chairul Tanjung Raup Cuan Gede]

 

Hot Topik yang Menjadi Penggerak Market Minggu kemarin

  • The Fed dalam rapat FOMC (Federal Open Market Comitte) sepakat mulai tapering

Pejabat Federal Reserve atau The Fed (Bank sentral AS) menyepakati pemangkasan stimulus pandemi (tapering) mulai pertengahan November atau Desember karena ada kekhawatiran Inflasi.

“Para peserta FOMC umumnya menilai bahwa asalkan pemulihan ekonomi tetap pada jalurnya, tapering bertahap dapat dilakukan sekutar pertengahan tahun depan akan layak”, seperti dikutip dari risalah meeting FOMC yang dilaksanakan pada 14 Oktober 2021 kemarin.

Peserta mencatat bahwa jika keputusan mulai tapering atau pembelian terjadi pada pertemuan berikutnya yaitu November, proses tapering dapat dimulai dengan kalender pembelian bulanan yang dimulai apda pertengahan November atau pertengahan Desember.

Tapering sendiri yaitu pengurangan pembelian aset obligasi bulanan mereka yang mencapai US$ 120 miliar perbulan.

Sebelumnya, Kepala The Fed yaitu Jerome Powell mengatakan proses tapering akan dimulai paling cepat pada November dan akan berakhir pada pertengahan 2022.

“Risalah tersebut memperjelas bahwa The Fed akan mengumumkan tapering pada pertemuan FOMC pada 2-3 November mendatang, kecuali jika terjadi bencana” kata ekonomi Pantheon Macroeconomic Ian Shepherdson.

 

  • Market Caps BCA Hampir Menyentuh 1000 T Setelah Stocksplit Saham

Harga saham bank BCA sudah lebih terjangkau oleh para investor ritel karena manajemen bank BCA melakukan aksi stock split atau memecah nilai nominal saham yang dilakukan pada tgl 13 Oktober 2021.

Stock split BBCA ini berlangsung dengan rasio 1:5.

Dengan aksi korporasi ini maka total saham BBCA akan membesar dari Rp 24,65 miliar saham menjadi Rp 123,27 miliar saham.

Adapun nilai nominal saham yang berubah dari Rp 62,5 per saham menjadi Rp 12,5 per saham.

Tanggal 13 saham BBCA dibuka pada Rp 7.325 dan langsung lompat naik ke Rp 8.200.

Aksi korporasi ini meningkatkan likuiditas perdagangan saham BBCA di bursa efek indonesia dan harganya akan lebih terjangkau oleh investor ritel.

Market caps BBCA setelah stock split ini per Jumat kemarin adalah sebesar Rp 943 triliun.

[Baca juga: Grup Mega Karya Anugrah Beli Saham Bank Banten Senilai Rp 1,8 triliun]

 

Outlook IHSG Minggu Ini (18-22 Oktober 2021)

Outlook IHSG Minggu Ini (1)

IHSG pada minggu ini secara teknikal masih dalam fase kenaikan dengan target break all time high di 6.689 dan 6.730.

Jika arus aliran dana asing (foreign flow) masih deras masuk ke Bluechip maka akan melanjutkan kenaikan.

Secara Trend IHSG masih dalam fase Bullish (naik). Hati-hati  jika mengalami koreksi maka wajar adanya taking profit dengan batas support masih di 6.550 dan 6.450. Secara outlook mingguan IHSG akan konsolidasi cenderung koreksi alias turun.  

[Baca juga: Transaksi Bank Mandiri Lewat Platform Livin’ Tembus Rp 1.043 Trliliun]

 

Komposisi IHSG per bulan september secara sektoralnya:

No Sektoral Bobot (%)
1 IDXFinance 38,8
2 IDXNonCyclic 13,2
3 IDXBasic 10
4 IDXInfra 10
5 IDXTechno 5,1
6 IDX Industri 5
7 IDXEnergy 6,2
8 IDXCyclic 4,6
9 IDXProperty 3,5
10 IDXHealth  3,2
11 IDXTrans 0,4
Total 100

Sumber data: Laporan Bulanan IDX

 

komposisi sektoral

 

Sektoral IHSG

Kinerja Sektoral IHSG Dalam Sepekan kemarin (11-15 Oktober 2021)

No Sektoral Senin (11/10) Jumat (15/10) Perubahan % Perubahan
1 IDXFinance 1.467,91 1.510,96 43,05 2,93%
2 IDXBasic 1.145,74 1.194,38 48,64 4,25%
3 IDXEnergy 1.039,20 1.052,68 13,48 1,30%
3 IDXCyclic 848,32 837,54 10,78 -1,27%
5 IDXNonCyclic 711,29 733,28 21,99 3,09%
6 IDXHealth 1.334,72 1.354,81 20,09 1,51%
7 IDXProperty 845,85 870,16 24,31 2,87%
8 IDXTechno 9.345,21 9.028,75 316,46 -3,39%
9 IDXInfra 974,57 988,99 14,42 1,48%
10 IDXTrans 1.250,97 1.202,36 48,61 -3,89%
 11 IDXIndustri 1.107,87 1.117,03 9,16 0,83%
IDX30 500,46 517,26 16,80 3,36%
LQ45 939,88 972,20 32,32 3,44%
IHSG 6.481,76 6.633,33 151,57 2,34%

Sumber: IDX

 

Dari 11 Sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) 9 sektor minggu ini yang mengalami kenaikan dan dipimpin oleh sektor yang mempunyai bobot terbesar yaitu sektor Finance yang naik sebesar 2,93% terutama saham Bank Big 4 (BBCA, BBRI, BMRI, BBNI).

Sektoral yang mengalami kenaikan tertinggi adalah sektor IDXBasic yang naik 4,25% disusul oleh sektor IDXNon Cyclic sebesar 3,09% kebangkitan sektor konsumer non cyclic seperti UNVR, ICBP, INDF, GGRM, HMSP dan MYOR menjadi penyebabnya.

Sektor yang mengalami penurunan mingguan adalah sektor IDX Cyclic yang sebesar -1,27% dan terdalam dialami sektor Teknologi sebesar -3,39% dan sektor Transportasi sebesar -3,89%.  

[Baca juga: Lewat PT KAI, Proyek Kereta Cepat Bakal Terima Suntikan Modal Rp 7 T]

 

Investor Asing

Pergerakan Investor Asing pada IHSG

Berdasarkan Data RTI, investor asing (foreign) dalam seminggu kemarin mencatatkan pembelian bersih (Net Buy) sebanyak Rp 4,77 triliun seluruh pasar dengan rincian pembelian di pasar reguler sebesar Rp 5,15 triliun dan di pasar negosiasi net sell  sebesar Rp 378 miliar.

Pembelian bulanan ini merupakan yang terbesar di tahun 2021 dengan fokus pada saham-saham bank besar penggerak market: BBCA, BBRI, BMRI.

Secara Year to Date (YTD) 2021 Investor asing sudah masuk sebesar Rp 28 triliun di pasar modal indonesia.

 

5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dibeli Asing)

No Nama Saham Net Buy Asing (Rp) Harga Saham (15/10) (Rp) % Mingguan
1 Bank BRI (BBRI)  1,3 triliun  4.320 3,85%
2 Bank Mandiri (BMRI) 806 miliar 7.150 3,62%
3 Astra Internasional (ASII) 597,4 miliar 6.250 5,93%
4 Bank BCA (BBCA) 536,9 miliar 7.650 4,94%
5 Telkom (TLKM) 369  miliar 3.810 0,26%

Sumber data: RTI Business

 

Pergerakan dari 5 saham yang menjadi akumulasi pembelian asing yang dipimpin oleh saham BBRI sebesar Rp 1,3 triliun akumulasi pembelian, saham bank Mandiri (BMRI) sebesar Rp 806 miliar dan saham BBCA Rp 597 miliar.

 

5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)

No Nama Saham Net Sell Asing (Rp) Harga Saham (15/10) (Rp) % Mingguan
1 Capital Financial Indonesia (CASA) 1,01 triliun  2.740 -4,39%
2 Bank Negara Indonesia (BBNI) 131 miliar  6.750 9,76%
3 XL Axiata (EXCL) 92 miliar 3.150 5,00%
4 ABM Investama (ABMM) 75 miliar 1.500 2,39%
5 Matahari Putra Prima (MPPA)  53 miliar 630 -16,00%

Sumber data: RTI

 

Saham yang dijual atau distribusi terbanyak seminggu oleh para investor asing adalah sebagai berikut:

Saham Capital Finansial Indonesia (CASA) sebesar Rp 1 triliun, saham bank BNI sebesar Rp 131 miliar, saham XL Axiata sebesar Rp 92 miliar, dan yang mengalami koreksi harga terdalam adalah saham Matahari Putra Prima (MPPA) sebesar 16% seminggu ini dengan penjualan asing sebesar Rp 53 miliar.

[Baca juga: BEI Izinkan Anggota Bursa Menggunakan Fitur Robot Trading]

 

Data dan Sentimen Kuat Penggerak Market

Data Global:

Data Global

Sumber: Investing.com

 

Rekomendasi Saham Mingguan

BBCA

BBCA

BBCA target Harga di 7.800-8.000.

Pembelian bertahap di support 7.500 dan 7.400 (jika mau HAKA juga boleh tapi dikit aj yaa)

Durasi: 2 minggu

 

PTPP

PTPP

PTPP masih target di 1.400 dan 1.500 sebagai resistennya, sedangkan pembelian di batas support 1.330 dan 1.250. Fase masih Uptrend. Mau HAKA juga oke.

 

INCO

INCO

Target INCO masih di 5.300 dan 5.500 sebagai resistennya, sedangkan pembelian bertahap bisa dilakukan, batas support masih di 4.500 namun realistis pembelian jika under 5.000 sudah oke untuk pembelian akumulasi bertahap.

 

Sobat Finansialku bisa dapatkah informasi dan update terbaru mengenai investasi saham dengan bergabung dalam komunitas grup belajar saham Finansialku.

Anda juga bisa diskusi dan sharing dengan rekan investor lainnya, juga akan dipandu dalam webinar aktif setiap bulannya tentang analisis saham emiten-emiten yang menarik. Klik banner berikut untuk gabung!

komunitas saham

 

Reksa Dana

Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45

Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45 (1)

Indeks LQ45:  Reksa dana berbasis Indeks dan ETF berbasis LQ45 secara Trend masih Uptrend dengan target 1.000, namun sudah mulai rawan koreksi alias profit taking yaa.. Minggu ini harusnya konsolidasi cenderung turun.

 

Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30

Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30 (2)

Indeks IDX30 masih akan uptrend sejalan dengan IHSG dan LQ45 dengan batas resisten di 520-530 dan batas 500 dan 490.

Minggu ini akan cenderung kenaikan terbatas, akan lebih banyak konsolidasi dan rawan penurunan tipis. Outlook-nya masih konsolidasi dengan cenderung turun.

 

Reksa Dana Saham YTD kinerja lebih baik dibandingkan dengan market

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas IHSG
  • Asset Under Management (AUM) : di atas 200 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 9-15%
  • Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Manulife Institusional Equity 2.112 49,93 68,78 212 M 9,66 0,2068
2 Manulife Dana Andalan 2.545 27,02 39,03 4,85 T 9,74 0,1571
3 Panin Dana Teladan 1.630 18,21 9,31 577 M 9,45 0,1185
4 Sucorinvest Sharia Equity 2.103 11,35 40,91 675 M 13,86 0,1613
5 HPAM Ultima Ekuitas 1 2.386 11,39 0,97 308 M 8,81 0,0717

Sumber: Indopremier per 18 Oktober 2021

 

Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS

  • Manulife Institusional Equity: Alokasi bobot investasinya adalah 97,98% saham dan 2,02% pasar uang. Alokasi sektoral dalam produk ini adalah sektor Keuangan (20,95%), Sektor Teknologi (17,36%), Sektor layanan komunikasi (16,25%). Sedangkan untuk Top Holding sahamnya adalah: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, DMMX, MCASH, MDKA, TLKM, TBIG.
  • Manulife Dana Andalan: Alokasi sektoral dalam produk ini adalah sektor keuangan (28,99%), Layanan Komunikasi (20,14%), dan Teknologi Informasi (13,68%) sedangkan untuk Top Holding Sahamnya adalah: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, DMMX, MCAS, MPPA, MDKA, TLKM, TBIG.
  • HPAM Ultima Ekuitas 1: Alokasi aset di produk ini adalah saham 97% dan pasar uang 3% dengan Top Holding sahamnya adalah: AKRA, ASII, BBRI, BRPT, SMCB, SRTG, SSIA, TPIA, WIFI, WSKT.
  • Panin Dana Teladan: Alokasi sektoral produk ini adalah sektor keuangan 34% , sektor infrastruktur 25% dan sektor barang baku 14%. Sedangkan Top Holding sahamnya adalah: ANTM, BBCA, BMRI , BBNI , BBRI , BUMI , MDKA , TOWR , TLKM dan UNTR.

 

Reksa Dana Campuran YTD kinerja lebih baik dibandingkan dengan market

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
  • Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 7-12%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Henan Putih – HPAM Premium  1.341 60,66 17,27 179 M 7,44 0,251
2 Jarvis Balanced Fund 1.888 52,04   780 M 13,63 0,1953
3 Syailendra Balanced Opportunity 3.193 23,56 38,17 248 M 11,88 0,1286
4 Trimegah Balanced Absolut 1.572 16,61   194 M 7,01 0,1322
5 Panin dana Unggulan  8.653 15,44 21,32 204 M 7,93 0,1245

Sumber: Indopremier

 

Sektoral dan Top Holding Saham dan Obligasinya Per Data FFS

  • Henan Putih – HPAM Premium (Produk ekslusif tidak dijual di umum)
  • Jarvis Balance Fund: Portofolio investasi di saham 71,9%, obligasi 1,1% dan pasar uang sebanyak 27%, sedangkan Top Holding sahamnya adalah: BANK, ARTO, AGRO, BUKA, MDKA, MLPL, FREN, TBIG, EXCL.
  • Syailendra Balance Opportunity Fund: Portofolio investasi berdasarkan FFS bulan Juli adalah saham 67%, obligasi perusahaan swasta 13%, obligasi pemerintah 4% dan cash 16%. Sedangkan untuk Top Holding sahamnya adalah FREN, SRTG, LINK, EXCL.  
  • Sucorinvest Flexsi Fund: Portofolio investasi saham 75%, obligasi 15% dan cash 10% dengan top holding saham di HOKI, CSMI, KLBI, MYOH.
  • Trimegah Balanced Absolut: Portofolio aset alokasi di saham 55%, obligasi 13% dan cash 32% dengan Top Holding saham di ASII, BBTN, ARTO, BFIN, BUKA, TLKM, INCO, AMRT.

 

Reksa Dana Pendatapan Tetap

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021 : Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
  • Asset Under Management (AUM) : di atas 100 M
  • Sharpe Ratio : Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 4-6%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Bahana Revolving 1.727 16,46 30,25 502 M 0,56 0,0843
2 Sucorinvest Stable Fund 1.154 7,37   3,62 T 0 1,1087
3 Bahana Income Bond 1.538 6,05 35,84 178 M 2,39 0,1543
4 Equity Dana Pasti 5.154 5,96 26,05 322 M 0 0,6046
5 Mega Pendapatan Tetap  1.594 5,73 54,43 289 M 0 0,1249

Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan kinerja di atas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market karena strategi investasi mereka adalah di obligasi swasta yang dominan diambil. Oleh karena itu kinerjanya lebih bagus dan stabil.

Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund, dkk.

 

Reksa Dana Pasar Uang

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD)
  • Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
  • DrawDown (DD): 0-0,5%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Sucorinvest Money Market 1.598 4,18 20,82 6,81 T 0 0,4375
2 Danamas Rupiah Plus 1.545 4,07 17,07 2,42 T 0 0,3705
3 HPAM Money Market 1.395 4,01 18,59 608 M 0,5 0,0985
4 KISI Money Market Fund  1.108 3,96   432 M 0 0,1815
5 Sucorinvest Syariah Money Market 1.211 3,59   2,28 T 0 0,3001

Sumber: Indopremier

 

Sama seperti komunitas saham, Sobat Finansialku juga bisa cari tahu informasi dan update seputar investasi reksa dana dengan bergabung dalam komunitas belajar reksa dana Finansialku.

Dengan webinar analisis reksa dana aktif di setiap bulannya, tentu saja dapat memaksimalkan investasi reksa dana Anda. Klik banner untuk bergabung!

komunitas reksa dana

 

Obligasi

Obligasi Negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR Tenor 10 tahun:

Obligasi Negara tipe FR

Obligasi Negara tipe FR 2

Sumber: CNBC

 

Pergerakan Yield Obligasi yang tenor 10 tahun seminggu ini mengalami penurunan yield dari 6,33% ke 6,279%. Isu Tapering AS masih menjadi pemberat dari pergerakan harga obligasi dan yieldnya.

[Baca Juga: Obligasi Negara Ritel ORI020 Investasi Aman dan Menguntungkan]

 

Peer-to-Peer (P2P) Lending

3 P2P Lending yang mempunyai TKB90 sebesar 100%

No Nama Perusahaan P2P Jenis P2P Range Return p.a TKB90 Minimal Invest (Rp)
1 Asetku Konsumtif 15-19,5% 100% 100.000
2 Danain P2P beragunan Emas 8-15% 100% 100.000
3 Tanifund Produktif ke Pertanian 12-17% 100% 100.000
4 ALAMI Produktif ke UMKM basis Invoice (syariah) 12-17% 100% 100.000

TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara P2P dalam memfasilitasi Penyelesaian Kewajiban Pinjam meminjam dalam jangka waktu sampai 90 hari terhitung sejak jatuh tempo.

Sobat Finansialku bisa baca juga artikel Cara Kerja P2p Lending untuk tahu apa itu P2p Lending.

 

Membeli produk investasi sekaligus mengatur keuangan secara langsung dalam satu aplikasi? Bisa konsultasi dengan Financial Planner saat butuh pencerahan tentang masalah keuangan juga dalam aplikasi yang sama?

Semua bisa di aplikasi Finansialku! Atur keuangan, belajar keuangan, ikut kelas keuangan, rencanakan masa depan, hingga beli langsung produk keuangannya bisa dilakukan dalam satu aplikasi Finansialku.

Penasaran? Download aplikasinya dan dapatkan akses premium gratis selama 30 hari.

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Sobat Finansialku bisa konsultasikan keuangan Anda, termasuk investasi, secara terpisah bersama Perencana Keuangan Finansialku dengan membuat jadwal melalui whatsapp Finansialku.

 

Disclaimer ON: Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pertimbangan investasi berdasarkan data yang tertera. Penulis tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi, baik itu yang mendatangkan keuntungan atau pun kerugian.

 

Itu dia investment outlook seminggu ke depan. Bagaimana menurut pendapat Anda?

Yuk share informasi ini pada sesama investor! Jika ada yang tidak Anda mengerti, silakan tanyakan dalam kolom komentar.

 

Editor: Eunice