Investment Outlook 11-15 Oktober 2021: Akankah IHSG tembus 6.550 minggu ini? Simak update market dan informasi investasi seminggu ke depan berikut.

 

IHSG “Review dan Outlook”

Review IHSG “ IHSG sudah melewati 6400, what’s next??”

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Hari Jumat (8/10) ditutup mengalami penguatan atau kenaikan signifikan sebesar 65,37 poin atau +1,02% di level IHSG 6.481.

[Baca Juga: IHSG Hari Ini 8 Oktober 2021]

Pergerakan IHSG hari jumat dominan Positif selama 2 sesi perdagangan Bursa Efek Indonesia. IHSG dibuka pada 6.440 dan sempat menyentuh titik tertinggi di 6.497 sebelum ditutup pada level 6.481 dengan nilai perdagangan sebesar Rp 15,60 triliun dengan market caps IHSG  di Rp 7.976,94 triliun.

 

 

Dalam perdagangan seminggu kemarin, IHSG mengalami kenaikan dari harga pembukaan pada Senin (4/10) di level 6.228 dan ditutup pada level 6,481 pada Jumat (8/10) sebesar 252  poin atau 4,06%.

Secara mingguan pergerakan IHSG masih sesuai dengan Prediksi Outlook mingguan kemarin yaitu dominan positif dengan resisten yang ditembus di 6370 karena efek Kenaikan signifikan di 4 bank utama penyusun IHSG yaitu BBCA, BBRI , BMRI dan BBNI.

[Baca Juga: Investment Outlook: Welcome Uptober, Apakah Trend Kenaikan Berlanjut?]

 

Hot Topik yang menjadi Penggerak Market Minggu kemarin

  • UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) telah disetujui oleh DPR dalam rapat paripurna ke 7 pada tgl 7 Oktober 2021.

UU ini terdiri dari 106 Halaman, 9 bab dan 19 pasal yang mengatur beberapa poin penting yaitu rencana penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPn) dengan tarif 11% yang mulai berlaku 1 April 2022, Penambahan Lapisan tarif PPh OP menjadi sebesar 35% bagi yang memiliki penghasilan kena Pajak (PKP) di atas Rp 5 miliar, dan adanya Tax Amnesty Jilid II yang akan berlaku di Januari 2022.

 

  • Krisis energi sedang terjadi di sejumlah negara di dunia seperti Inggris, Eropa, Tiongkok dan India.

Hal ini ditandai dengan meroketnya harga gas dan batubara disusul dengan kenaikan harga minyak dunia. Beberapa penyebabnya adalah;

Di Eropa dan Inggris krisis energi terjadi karena adanya Perfect Storm, kondisi musim panas dan dingin yang parah dan keterbatasan pasokan dari Rusia sebagai salah satu pemasok utama bagi Eropa.

Harga gas alam yang sudah mengalami kenaikan 250% sejak Januari mendorong kenaikan energi lainnya.

Sementara di Tiongkok, kondisi pemulihan ekonomi dan kebijakan terkait emisi karbon telah mendorong permintaan komoditas energi.

India juga mengalami krisis energi yaitu Puluhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menyatakan stok batubaranya hanya cukup untuk beberapa hari kedepan bahkan ada beberapa yang sudah kosong.

India adalah importir terbesar batubara ke 2 dunia, dengan listrik negara tersebut dipacu oleh 70% dari PLTU Batubara.

 

  • Debt Ceiling dari AS sementara reda sampai Desember 2021 serta Data Non Farm Payroll (NFP) AS yang jelek dari konsensus.

Data NFP AS hanya bertambah 194.000 pada September jauh dari estimasi konsensus analis di angka 500.000. Angka tersebut tersebut menjadi yang terendah dalam sembilan bulan terakhir.

Tingkat pengangguran AS tercatat turun menjadi 4,8% pada September lebih baik dibandingkan dengan Agustus di 5,2% dan pendapatan rata-rata per jam naik 0,6% lebih tinggi dari yang diramalkan.

The Fed diperkirakan oleh para analis tetap akan melanjutkan TAPERING tahun 2021 ini.

[Baca juga: Mengenal Apa itu Tapering dan Apa Efeknya Terhadap Pasar Modal]

 

Outlook IHSG Minggu Ini (11-15 Oktober 2021)

Investment Outlook 11-15 Oktober 2021 Outlook IHSG Minggu Ini (11-15 Oktober 2021)

IHSG pada minggu ini secara teknikal masih dalam fase kenaikan dengan target Resisten di 6.550. Jika arus aliran dana asing (foreign flow) masih deras masuk ke Bluechip maka akan melanjutkan kenaikan.

Secara Trend IHSG masih dalam fase Bullish (naik). Jika mengalami koreksi maka wajar adanya taking profit dengan batas support masih di 6.370 dan 6.290. Secara Outlook mingguan IHSG masih dominan naik alias Positif.

 

Sektoral IHSG

Kinerja Sektoral IHSG Dalam Sepekan kemarin (4 Oktober-8 Oktober 2021)

No Sektoral Senin (4/10) Jumat (8/10) Perubahan % Perubahan
1 IDXFinance 1.405,20 1.467,91 62,71 4,46%
2 IDXBasic 1.110,15 1.145,74 35,59 3,21%
3 IDXEnergy 990,96 1.039,20 48,24 4,87%
3 IDXCyclic 840,76 848,32 7,56 0,90%
5 IDXNonCyclic 667,39 711,29 43,90 6,58%
6 IDXHealth 1.338,49 1.334,72 3,77 -0,28%
7 IDXProperty 826,62 845,85 19,23 2,33%
8 IDXTechno 9.309,38 9.345,21 35,83 0,38%
9 IDXInfra 976,00 974,57 1,43 -0,15%
10 IDXTrans 1.207,13 1.250,97 43,84 3,63%
 11 IDXIndustri 1.076,93 1.107,87 30,94 2,87%
IDX30 471,59 500,46 28,87 6,12%
LQ45 886,00 939,88 53,88 6,08%
IHSG 6.228,84 6.481,76 252,92 4,06%

Sumber: IDX

 

Dari 11 Sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI), 9 sektor minggu ini yang mengalami kenaikan dan dipimpin oleh sektor yang mempunyai bobot terbesar yaitu sektor finance yang naik sebesar 4,46% terutama saham Bank Big 4 (BBCA, BBRI, BMRI, BBNI), sektor konsumer non cyclic yang mengalami kenaikan 6,58% dipimpin oleh UNVR dan saham sektor energy berbasis batubara, gas dan minyak bumi.

Sedangkan 2 sektor yang mengalami penurunan tipis adalah sektor kesehatan yang turun -0,28% dan sektor infrastruktur yang turun -0,15%.

[Baca juga: Investment Outlook 18-22 Okt 2021 “All Time High IHSG Minggu Ini?”]

 

Investor Asing

Pergerakan Investor Asing pada IHSG

Berdasarkan Data RTI, Investor asing (Foreign) dalam seminggu kemarin mencatatkan pembelian bersih (Net Buy) sebanyak Rp 10,67 triliun seluruh pasar dengan rincian pembelian di pasar reguler sebesar Rp 10,31 triliun dan di pasar negosiasi sebesar Rp 360 miliar.

Pembelian ini merupakan yang terbesar di tahun 2021 selama periode 1 minggu dengan fokus pada saham-saham bank besar penggerak market: BBCA, BBRI, BMRI.

Secara Year to Date (YTD) 2021 Investor asing sudah masuk sebesar Rp 23 triliun di pasar modal Indonesia.

 

5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dibeli Asing)

No Nama Saham Net Buy Asing (Rp) Harga Saham (1/10) (Rp) % Mingguan
1 Bank BRI (BBRI)  2,4 triliun 4.160 6,67%
2 Bank BCA (BBCA)  1,4 triliun 36.450 7,84%
3 Bank Mandiri (BMRI) 869,7 miliar 6.900 13,11%
4 Perusahaan Gas (PGAS) 673,6 miliar 1.485 16,02%
5 United Tractor (UNTR) 479 miliar 26.125 0,48%

Sumber data: RTI Business

 

Pergerakan dari 5 saham yang menjadi akumulasi pembelian asing yang dipimpin oleh saham BBRI sebesar Rp 2,4 triliun akumulasi pembelian, saham Bank BCA (BBCA) Rp 1,4 triliun dan saham Bank Mandiri (BMRI) Rp 869 miliar.

Selanjutnya akumulasi pada saham PGAS sebesar Rp 673 miliar dan saham United Tractor sebesar Rp 479 miliar.

[Baca juga: Gini Prospek PGAS Setelah Kerja Sama Dengan Asosiasi REI]

 

5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)

No Nama Saham Net Sell Asing (Rp) Harga Saham (1/10) (Rp) % Mingguan
1 Merdeka Copper (MDKA) 208 miliar 2.740 11,38%
2 Semen Indonesia (SMGR) 137 miliar 8.075 -0,31%
3 Bank Jago (ARTO) 115 miliar 12.925 -14,26%
4 ABM Investama (ABMM) 113 miliar 1.465 18,15%
5 Pabrik Kertas Tjiwi  (TKIM)  18 miliar 7.900 0,96%

Sumber data: RTI

 

Saham yang dijual atau distribusi terbanyak seminggu oleh para investor asing adalah sebagai berikut.

Saham MDKA paling banyak dijual asing sebesar Rp 208 miliar, Semen Indonesia (SMGR) sebanyak Rp 137 miliar dan ARTO alias Bank Jago sebesar Rp 115 miliar. Fenomena penurunan juga terjadi pada saham-saham bank mini dan digital lainnya. 

 

Data dan Sentimen Kuat Penggerak Market

Data Global:

Investment Outlook 11-15 Oktober 2021 Data Global

Sumber: Investing.com

 

Sobat Finansialku bisa dapatkah informasi dan update terbaru mengenai investasi saham dengan bergabung dalam komunitas grup belajar saham Finansialku.

Anda juga bisa diskusi dan sharing dengan rekan investor lainnya, juga akan dipandu dalam webinar aktif setiap bulannya tentang analisis saham emiten-emiten yang menarik. Klik banner berikut untuk gabung!

komunitas saham

 

Rekomendasi Saham Mingguan

BBRI

Investment Outlook 11-15 Oktober 2021 BBRI

BBRI target harga di 4.300 – 4.400

Pembelian bertahap di support 4.100 dan 4.000

Durasi: 2 minggu

 

PGAS

Investment Outlook 11-15 Oktober 2021 PGAS

PGAS  masih target di 1.650 dan 1.700 sebagai resistennya, sedangkan pembelian di batas support 1.390 dan 1.300.

Fase masih Uptrend. Mau HAKA juga oke.

 

ADRO

Investment Outlook 11-15 Oktober 2021 ADRO

Target harga di 1.850 dan 2.000, namun baiknya pembelian bisa dilakukan di support area yaitu 1.780 dan 1.700.

 

INCO

Investment Outlook 11-15 Oktober 2021 INCO

 

Reksa Dana

Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45

Investment Outlook 11-15 Oktober 2021 Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45

Indeks LQ45:  Reksa dana berbasis Indeks dan ETF berbasis LQ45 secara Trend masih Uptrend dengan target kenaikan di 960 dan 980 minggu ini, batas support masih di 900.

 

Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30

Investment Outlook 11-15 Oktober 2021 Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30

Indeks IDX30 masih akan uptrend sejalan dengan IHSG dan LQ45 dengan batas resisten di 520-530 dan batas support di 475.

 

Reksa Dana Saham YTD kinerja lebih baik dibandingkan dengan market

Kriteria seleksi berdasarkan Parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas IHSG
  • Asset Under Management (AUM): di atas 200 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 9-15%
  • Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Manulife Institusional Equity 2.068 46,83 64,54 212 M 9,66 0,2084
2 Manulife Dana Andalan 2.494 24,51 35,86 4,85 T 9,74 0,1588
3 Panin Dana Teladan 1.581 14,61 9,31 577 M 9,45 0,1125
4 Sucorinvest Sharia Equity 2.079 10,11 37,81 675 M 13,86 0,1792
5 HPAM Ultima Ekuitas 1 2.323 8,42 -2,19 308 M 8,81 0,0634

Sumber: Indopremier per 11 Oktober 2021

 

Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS

  • Manulife Institusional Equity: Alokasi sektoral dalam produk ini adalah sektor Keuangan (20,95%), sektor Teknologi (17,36%), sektor Layanan Komunikasi (16,25%). Sedangkan untuk Top Holding sahamnya adalah: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, DMMX, MCASH, MDKA, TLKM, TBIG, RANC.
  • Manulife Dana Andalan: Alokasi sektoral dalam produk ini adalah sektor Keuangan (28,99%), Layanan Komunikasi (20,14%), dan Teknologi Informasi (13,68%) sedangkan untuk Top Holding sahamnya adalah: BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, DMMX, MCAS, MPPA, MDKA, TLKM, TBIG.
  • HPAM Ultima Ekuitas 1: Alokasi aset di produk ini adalah Saham 97% dan Pasar Uang 3% dengan Top Holding sahamnya adalah: AKRA, ASII, BBRI, BRPT, SMCB, SRTG, SSIA, TPIA, WIFI, WSKT.
  • Panin Dana Teladan: Alokasi sektoral produk ini adalah sektor Keuangan 34%, sektor infrastruktur 25% dan Sektor Barang Baku 14%. Sedangkan Top Holding sahamnya adalah: ANTM, BBCA, BMRI, BBNI, BBRI, BUMI, MDKA, TOWR, TLKM dan UNTR.

 

Reksa Dana Campuran YTD kinerja lebih baik dibandingkan dengan market

Kriteria seleksi berdasarkan Parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
  • Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 7-12%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Henan Putih – HPAM Premium  1.325 58,71 15,89 179 M 7,44 0,2511
2 Jarvis Balanced Fund 1.912 53,94   780 M 12,78 0,1992
3 Syailendra Balanced Opportunity 3.187 23,32 37,58 248 M 11,68 0,1332
4 Trimegah Balanced Absolut 1.546 14,63   194 M 7,01 0,1337
5 Sucorinvest Citra Dana Berimbang 1.938 14,21 72,51 106 M 8,05 0,2023

Sumber: Indopremier

 

Sektoral dan Top Holding Saham dan Obligasinya Per Data FFS

  • Henan Putih – HPAM Premium (produk ekslusif tidak dijual di umum)
  • Jarvis Balance Fund: Portofolio investasi di Saham 71,9%, Obligasi 1,1% dan Pasar Uang sebanyak 27%. Sedangkan Top Holding sahamnya adalah: BANK, ARTO, AGRO, BUKA, MDKA, MLPL, FREN, TBIG, EXCL.
  • Syailendra Balance Opportunity Fund: Portofolio investasi berdasarkan FFS bulan Juli adalah Saham 67%, Obligasi Perusahaan Swasta 13%, Obligasi pemerintah 4% dan cash 16%. Sedangkan untuk Top Holding sahamnya adalah FREN, SRTG, LINK, EXCL.  
  • Sucorinvest Flexsi Fund: Portofolio Investasi saham 75%, Obligasi 15% dan cash 10% dengan Top Holding saham di HOKI, CSMI, KLBI, MYOH.
  • Trimegah Balanced Absolut: Portofolio aset alokasi di saham 55%, Obligasi 13% dan cash 32% dengan Top Holding saham di ASII, BBTN, ARTO, BFIN, BUKA, TLKM, INCO, AMRT.

 

Reksa Dana Pendatapan Tetap

Kriteria seleksi berdasarkan Parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
  • Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 4-6%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Bahana Revolving 1.726 16,41 30,31 502 M 0,56 0,0852
2 Sucorinvest Stable Fund 1.152 7,22   2,68 T 0 1,1104
3 Mega Dana Pendapatan Tetap  1.609 6,71 53,39 136 M 4,91 0,1507
4 Bahana Income Bond 1.536 5,87 34,7 178 M 2,39 0,1636
5 Equity Dana Pasti 5.149 5,84 25,95 289 M 0 0,6097

Sumber: Indopremier

 

Reksa Dana Pasar Uang

Kriteria seleksi berdasarkan Parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD)
  • Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
  • DrawDown (DD): 0-0,5%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Sucorinvest Money Market 1.596 4,07 20,88 6,81 T 0 0,443
2 Danamas Rupiah Plus 1.544 3,99 17,08 2,42 T 0 0,3841
3 HPAM Money Market 1.394 3,91 18,84 608 M 0,5 0,0985
4 KISI Money Market Fund  1.107 3,86   442 M 0 0,1852
5 Sucorinvest Syariah Money Market 1.210 3,5   2,28 T 0 0,3089

Sumber: Indopremier

 

Sama seperti komunitas saham, Sobat Finansialku juga bisa cari tahu informasi dan update seputar investasi reksa dana dengan bergabung dalam komunitas belajar reksa dana Finansialku.

Dengan webinar analisis reksa dana aktif di setiap bulannya, tentu saja dapat memaksimalkan investasi reksa dana Anda. Klik banner untuk bergabung!

komunitas reksa dana

 

Obligasi

Obligasi Ritel yang baru di terbitkan adalah ORI 20 dengan kupon 4,95%

Investment Outlook 4-8 Oktober 2021 ORI20

 

Obligasi Negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR Tenor 10 tahun:

Investment Outlook 11-15 Oktober 2021 Obligasi Negara tipe FR

Investment Outlook 11-15 Oktober 2021 Obligasi Negara tipe FR 2

Sumber: CNBC

 

Pergerakan Yield Obligasi yang tenor 10 tahun seminggu ini mengalami kenaikan yield dari 6,33% ke 6,35%. Isu Tapering dan kenaikan Suku Bunga AS akan menjadi pemberat dari pergerakan Obligasi ini.

[Baca Juga: Ini Rahasia dan Strategi Investasi Obligasi Agar Berhasil Mendapatkan Banyak Keuntungan]

 

Peer-to-Peer (P2P) Lending

3 P2P Lending yang mempunyai TKB90 sebesar 100%

No Nama Perusahaan P2P Jenis P2P Range Return p.a TKB90 Minimal Invest (Rp)
1 Asetku Konsumtif 15-19,5% 100% 100.000
2 Danain P2P beragunan Emas 8-15% 100% 100.000
3 Tanifund Produktif ke Pertanian 12-17% 100% 100.000
4 ALAMI Produktif ke UMKM basis Invoice (syariah) 12-17% 100% 100.000

TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara P2P dalam memfasilitasi Penyelesaian Kewajiban Pinjam meminjam dalam jangka waktu sampai 90 hari terhitung sejak jatuh tempo.

Sobat Finansialku bisa baca juga artikel Cara Kerja P2p Lending untuk tahu apa itu P2p Lending.

 

Membeli produk investasi sekaligus mengatur keuangan secara langsung dalam satu aplikasi? Bisa konsultasi dengan Financial Planner saat butuh pencerahan tentang masalah keuangan juga dalam aplikasi yang sama?

Semua bisa di aplikasi Finansialku! Atur keuangan, belajar keuangan, ikut kelas keuangan, rencanakan masa depan, hingga beli langsung produk keuangannya bisa dilakukan dalam satu aplikasi Finansialku.

Penasaran? Download aplikasinya dan dapatkan akses premium gratis selama 30 hari.

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Sobat Finansialku bisa konsultasikan keuangan Anda, termasuk investasi, secara terpisah bersama Perencana Keuangan Finansialku dengan membuat jadwal melalui whatsapp Finansialku.

 

Disclaimer ON: Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pertimbangan investasi berdasarkan data yang tertera. Penulis tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi, baik itu yang mendatangkan keuntungan atau pun kerugian.

 

Itu dia investment outlook seminggu ke depan. Bagaimana menurut pendapat Anda?

Yuk share informasi ini pada sesama investor!

 

Editor: Eunice