Penting! Hindari 10 kesalahan cara mengatur keuangan keluarga yang mungkin Anda tidak sadari. Untuk kebanyakan orangtua baru, kehadiran bayi baru berarti mencari tahu bagaimana fungsi pada jam tidur dan menemukan apa deterjen terbaik untuk bayi Anda.

Saat pasangan memutuskan untuk memiliki anak, artinya orangtua sudah sadar konsekuensi yang akan didapatkan, terutama dalam hal keuangan.

Masalah keuangan jarang mendapatkan perhatian Anda, meskipun banyak hal-hal penting yang muncul setelah memiliki anak.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

10 Kesalahan Cara Mengatur Keuangan Keluarga

Saat baru memiliki bayi, Anda dan pasangan tentu tengah dilimpahi kebahagiaan. Perhatian Anda dan suami juga seringkali hanya fokus pada kebutuhan utama sang bayi, seperti susu, pakaian, popok dan makanannya.

Dengan segala kesibukan dalam mengurus bayi, Anda dan suami sering melupakan kalau si kecil juga perlu dipikirkan perencanaan keuangannya.

Kenapa perencanaan keuangan ini penting dipikirkan sejak dini? Agar masa depan anak nantinya lebih terjamin. Namun sayangnya, tidak sedikit orangtua yang melakukan kesalahan saat baru memiliki bayi seperti di bawah ini:

 

#1 Boros Berbelanja Kebutuhan Bayi

Kesalahan pertama yang kerap dilakukan oleh pasangan yang baru memiliki bayi adalah membeli setiap perlengkapan bayi yang terbaru.

Padahal, menurut US News, hanya ada dua perlengkapan bayi yang perlu dibeli dalam kondisi baru dan prima, yakni box bayi dan car seat. Keduanya harus memperhatikan aspek keamanan.

Jika terpaksa membeli kedua barang tersebut dalam kondisi second hand, maka Anda perlu memastikan bahwa produk yang hendak dibeli tidak pernah ditarik pabrik.

Baru Jadi Ibu Hindari 10 Kesalahan Cara Mengatur Keuangan Keluarga yang Mungkin Anda Tidak Sadari 02 - Finansialku

[Baca Juga: 25+ Cara Menghemat Uang Saat Memiliki Bayi]

 

Pertimbangkan juga untuk menyewa beberapa produk yang penggunaannya tidak dalam jangka panjang. Misalnya, kursi yang membantu anak untuk duduk tegak. Alat ini hanya diperlukan saat si bayi berusia 5 sampai 7 bulan.

Untuk barang perlengkapan bayi lain, seperti kamera monitor bayi, mainan dan pakaian, Anda sebetulnya dapat membeli barang second hand.

Kalaupun ingin membeli baru, belilah dengan bijak dan tidak berlebihan.

Cara mengukurnya mudah saja. Jika bayi memakai pakaian yang berbeda setiap hari selama dua minggu, itu artinya pakaian yang dibeli terlalu banyak.

Semua perlengkapan bayi baru lahir tidaklah murah, Anda dapat menyewa perlengkapan bayi.

 

#2 Tidak Punya Asuransi Jiwa atau Menunda Membeli Asuransi Jiwa

Ketika Anda dan pasangan menjadi orangtua, memiliki asuransi jiwa sangat diperlukan.

Menurut Lynn Ballou, seorang ahli perencanaan keuangan asal California:

“Jika salah seorang dari orangtua meninggal Anda harus memastikan kebutuhan yang ditinggalkan tetap bisa terpenuhi.”

 

Ballou menambahkan, meskipun Anda atau pasangan sudah mendapatkan asuransi jiwa dari kantor, hal itu tetap belum cukup. Ia pun menyarankan untuk membeli produk asuransi saat Anda dalam kondisi sehat. Jangan menunggu sampai Anda sakit, karena akan lebih mahal.

Ingin Jadi Orang Kaya dan Orang Sukses Terbukalah Dengan Pasangan Soal Keuangan 02 - Finansialku

[Baca Juga: Asuransi Seperti Apa yang Cocok untuk Pasangan Baru Menikah?]

 

Artikel US News memaparkan, jika seorang ibu hendak membeli asuransi jiwa, maka waktu terbaik ialah sebelum ia mengandung atau paling telat pada trimester pertama kehamilan.

Perusahaan asuransi cenderung tidak menerima ibu hamil setelah trimester pertama karena semakin berat badan ibu hamil bertambah, semakin besar pula risiko kehamilan yang dihadapi seperti diantaranya pre-eklamsia.

Anda bisa mencari produk asuransi yang memberi fasilitas investasi dan proteksi kesehatan.

Konsultasikan lebih detail dengan penasihat perencana keuangan Anda.

Daftar Aplikasi Finansialku

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

 

#3 Membeli Asuransi Jiwa Untuk Bayi

Menurut Marilyn Capelli, ahli perencanaan keuangan asal Michigan:

“Membeli asuransi jiwa untuk bayi sebenarnya tidak perlu dilakukan. Anda dapat membeli asuransi jiwa untuk seseorang hanya jika meninggalnya orang itu membuat kondisi keuangan memburuk.”

 

Asuransi jiwa untuk bayi perlu dimiliki jika memang anak memiliki kondisi kesehatan yang tidak baik. Menurut Capelli, jarang sekali anak sehat akan memiliki masalah kesehatan saat dewasa.

 

#4 Menunda Menabung Untuk Kuliah Anak

Orangtua memiliki cita-cita ingin menempatkan anak-anaknya di sekolah terbaik dari yang terbaik. Sayangnya, keinginan hanya sekedar keinginan, bila tidak segera diwujudkan.

Tidak sedikit orangtua yang mulai menabung untuk biaya kuliah saat anak memasuki usia SMA. Jika hal itu dilakukan, sudah sangat terlambat.

Ketika anak Anda baru lahir adalah saat yang tepat untuk mulai mengalokasikan pendapatan bulanan untuk pendidikan anak kelak. Ada berbagai cara untuk mulai mengumpulkan uang yang akan dipakai sebagai biaya kuliah anak.

Selain dengan menabung, Anda juga bisa melakukannya dengan berinvestasi.

Download E-book Investasi Emas untuk Pemula

Download Ebook Panduan Berinvestasi Emas untuk Pemula - Harga Emas Hari Ini - Finansialku

 

Namun yang perlu diingat, setiap investasi baik itu emas atau reksa dana memiliki risiko masing-masing.

 

#5 Tidak Mengajar Anak Tentang Uang

Bukan hanya orangtua yang perlu mengetahui pentingnya nilai uang. Anak-anak pun perlu diajarkan agar menghargai setiap rupiah yang dikeluarkan.

Anda perlu mengajarkan padanya bahwa uang perlu dicari dengan bekerja dan usaha, ditabung agar bertambah banyak, serta tidak boleh dihambur-hamburkan.

Saat anak mulai mampu berhitung, Anda bisa mengajak anak Anda untuk mulai menabung di dalam celengan. Akhirnya, ia akan mengerti bagaimana uang bisa bertambah banyak.

Pahami 7 Prinsip Inti dalam Pernikahan agar Pasangan Sejahtera 01 - Finansialku

[Baca Juga: Bunda, Begini Lho Mengajarkan Cara Menabung ke Anak]

 

#6 Menjadi Contoh yang Buruk dalam Keuangan

Anak tidak akan belajar berhemat atau mengeluarkan uang dengan bijak, bila sehari-harinya melihat Anda sangat boros.

Oleh sebab itu, sebelum Anda mulai mengajar mereka untuk bijak secara finansial, sebaiknya Anda terlebih dahulu juga meninjau sejauh mana kemampuan Anda mengelola keuangan.

Hal ini akan memberikan dampak langsung terhadap anak, ketimbang hanya kata-kata belaka.

 

#7 Melupakan Dana Pensiun

Saat Anda dan pasangan menabung untuk biaya kuliah anak, Anda merasa bahwa keuangan Anda di masa depan sudah aman. Anda dan suami pun menjadi lupa kalau sebenarnya setiap pasangan seharusnya juga memikirkan dana pensiun.

Hari tua Anda juga perlu mendapatkan perhatian, dan sebaiknya menjadi prioritas. Selamatkan dulu diri Anda, baru anak Anda.

5 Rahasia Pasangan yang Bahagia Secara Keuangan 2 - Finansialku

[Baca Juga: Bagaimana Cara Menghemat Uang agar Dana Pensiun Dapat Terwujud?]

 

Kunci dari memiliki dana pensiun yang cukup adalah seberapa lama Anda mulai menabung. Semakin lama berinvestasi, makin besar juga hasil yang akan diterima. Alokasikan 15% dari pendapatan untuk tabungan pensiun.

Investasikan uang tersebut ke dalam instrumen-instrumen investasi yang tepat, seperti deposito atau reksa dana.

 

#8 Tidak Ada Surat Hak Asuh dan Dana Perwalian

Surat wasiat atas hak asuh serta dana perwalian bagi anak menjadi hal penting ketika orangtua tiba-tiba meninggal dunia. Semua dari masalah itu, ujung-ujungnya, anak Anda yang menjadi korban.

Hal lainnya yang tak kalah penting adalah dana perwalian yang menjelaskan kapan anak bisa mendapatkan dan mengelola warisan dari orangtuanya.

Konsultasikan pada orang terdekat dan pengacara Anda, hal-hal terbaik yang bisa dilakukan terhadap surat wasiat untuk hak asuh dan dana perwakilan.

 

#9 Terbelit Utang

Utang menjadi salah satu penyebab munculnya masalah keuangan. Utang yang besar menggagalkan semua perencanaan keuangan keluarga, termasuk dana pendidikan yang tiap bulan harus dialokasikan.

Banyak alasan kita berutang, dan salah satunya adalah tingkat konsumsi yang cukup tinggi.

5 Obrolan Keuangan yang Wajib Dibicarakan Bersama Pasangan 2 - Finansialku

[Baca Juga: Jangan Takut Dulu! Ini Penyelesaian dan Solusi Jika Tidak Bisa Bayar Hutang]

 

Sesuaikan pemasukan dan pengeluaran.

Bila Anda terpaksa berutang, pilih pihak yang memungkinkan bisa dilakukan negosiasi bila sampai terlambat membayar utang.

Demikian pula, jika Anda mengambil kredit. Jangan lebih dari 30% dari penghasilan keluarga.

Pastikan utang berkurang terus sesuai jadwal yang direncanakan dan waspadai bunga yang diberlakukan.

 

#10 Mengabaikan Kebutuhan Jangka Panjang

Kita seringkali terpaku pada kebutuhan hari ini, dan kurang mempertimbangkan kebutuhan masa depan.

Misalnya, membeli tempat tidur bayi untuk si kecil yang baru lahir. Padahal, dia akan tumbuh besar dan tempat tidur tersebut tidak mungkin digunakannya lagi nantinya.

Hitung kembali untung rugi membeli mobil atau rumah.

Pertimbangkan berapa lama si kecil akan tidur di tempat tidurnya. Sebaiknya, pilih tempat tidur yang berukuran besar, sebab akan terus bermanfaat sampai dia dewasa. Jika perlu mengganti, Anda hanya perlu mengganti kasurnya saja, bukan dipannya.

 

Berhati-hati Mengatur Keuangan

Moms, perlu berhati-hati ya dalam mengatur keuangan. Karena langkah Anda akan menentukan masa depan Anda.

Bijaksanalah dalam mengelola dan mengatur keuangan. Jangan sampai Anda terlalu banyak untuk melakukan kesalahan-kesalahan yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Anda akan mengalami kerugian yang sangat besar.

 

Yuk kita diskusikan cara Moms! Silakan tinggalkan komentar Moms pada kolom di bawah ini ya, terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Karen Hube. Top 10 Financial Mistakes New Parent Make. Newparent.com – https://goo.gl/uzL3kp

 

Sumber Gambar:

  • Mengatur Keuangan Keluarga – https://goo.gl/2nmssX
  • Keluarga Asian – https://goo.gl/3rc8YK

 

Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 an

Perencanaan Keuangan Untuk Usia 30 an - Finansialku Mock Up