Kalau selama ini kamu berpikir penghasilan besar pasti lolos KPR, maka segera ubah pola pikir itu, karena BI Checking yang paling penting!

Ini adalah tips dan informasi lainnya mengenai sederet pengajuan KPR buat para milenial! Simak, yuk!

 

Summary:

  • Ketika mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), ternyata penghasilan tinggi bukan jaminan utama bisa lolos dan memenuhi syarat yang ditetapkan untuk bisa memiliki rumah impian.
  • Ada beberapa aspek yang perlu kita perhatikan jika akan mengajukan KPR salah satunya BI Checking.

 

Pegawai Dibuat Gigit Jari Saat Mengajukan KPR

Selasa (18/10) lalu, beberapa warganet media sosial Twitter sempat ramai membahas soal BI Checking.

Diskusi tersebut berawal dari akun Twitter @hrdbacot yang mengunggah sebuah foto tangkapan layar berisi kekhawatiran salah seorang pengikutnya.

“Min lagi rame pegawai gaji tinggi tapi masih aja ditolak ngajuin kredit karena BI Checkingnya jelek, gue jadi ngeri-ngeri sedap nih, apalagi gaji belum gede-gede banget dan mau ajuin KPR tahun depan. Kemarin sodara juga gaji udah kepala 2, mau nyicil mobil bulanan 4-5 juta juga ditolak, jadi bingung gimana sih perhitungan BI Checking tuh? Trus gimana cara ngeceknya? Plis bahas di timeline dong min. Biar calon jodoh nggak kabur nih~”

 

Bersamaan dengan foto tersebut, pemegang akun @hrdbacot menuliskan,

“Lagi rame nih katanya, gaj gede tapi cicilan KPR ditolak bank. Bahas nggak nih? Siapa yang udah tau soal BI Checking wahai para kaum yang tidak bisa lepas dari kredit dan cicilan?

 

Beberapa dari kita mungkin berpikir bahwa mengajukan KPR hanya perlu memiliki modal dan penghasilan stabil yang besar.

Nyatanya tidak. Ada beberapa pertimbangan lain dari pihak bank tempat kamu mengajukan KPR.

Salah satunya adalah skor BI Checking. Bukan hanya KPR, BI Checking juga bank gunakan untuk menilai debitur pada jenis pinjaman lainnya. Lantas, apa itu BI Checking? Berikut sekilas penjelasannya.

 

Tentang BI Checking

BI Checking adalah proses yang pihak kreditur lakukan untuk memastikan kalau calon debitur tidak punya riwayat kredit yang buruk di masa lalu.

Selain itu, BI Checking juga kreditur gunakan untuk menilai apakah nantinya debitur memiliki kemampuan untuk membayar angsuran atau tidak.

BI Checking sendiri berisi informasi Debitur Individual (IDI) yang di dalamnya terdapat catatan historis tentang lancar atau tidaknya pembayaran kredit si calon debitur.

Hal ini bisa kita pahami juga dengan istilah kolektibilitas. Informasi-informasi terkait BI Checking dulunya bisa kreditur akses melalui sistem bernama SID (Sistem Informasi Debitur).

Sekarang, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) merilis sistem pembaharuan dengan nama SLIK OJK (Sistem Layanan Informasi Keuangan).

Dengan menggunakan SLIK OJK, bukan hanya kreditur atau pihak bank, masyarakat umum juga bisa mengakses informasi ini secara bebas.

Artinya, kamu bisa mengecek riwayat kreditmu sendiri melalui sistem ini dengan melakukan langkah-langkah yang bisa kamu ketahui dari artikel Finansialku satu ini OJK Rilis SLIK, Sistem Terbaru untuk Melihat BI Checking

 

Faktor Penyebab Tidak Lolos KPR

Berbagai dokumen dan birokrasi yang menjadi syarat kadang membuat kita pesimis dan khawatir jikalau pengajuan KPR ditolak oleh kreditur.

Karena faktanya, ada berbagai pertimbangan yang kreditur lakukan sebelum benar-benar meloloskanmu untuk bisa memiliki rumah impian.

Sarjito, Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, mengatakan bahwa terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab KPR tidak lolos.

“Penyebab persisnya tentu perlu diteliti kenapa orang dengan penghasilan tinggi tidak dapat memperoleh KPR. Namun demikian, dapat saja yang bersangkutan masih ada catatan di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) di bawah pengawasan OJK. Jadi, untuk memastikan itu, yang bersangkutan dapat memastikan catatan SLIK ke OJK melalui aplikasi yang tersedia maupun walk in di semua kantor OJK.” Katanya, mengutip laman kompas.com, Rabu (19/10).

 

Shierly, S.E., M.B.A., CFP®, salah satu Perencana Keuangan Finansialku menambahkan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab pengajuan KPR ditolak, diantaranya:

 

#1 Status Kolektibilitas Tidak Lancar

Sebagaimana Finansialku sebutkan, status kolektibilitas adalah catatan historis tentang lancar atau tidaknya pembayaran kredit si calon debitur.

Ada beberapa tingkatan status kolektibilitas berdasarkan lancar atau tidaknya arus pembayaran angsuran seorang debitur, yaitu:

  • 1: Lancar
  • 2: Dalam perhatian khusus, biasanya ketika debitur mengalami keterlambatan pembayaran 1-90 hari.
  • 3: Kurang lancar, biasanya ketika debitur mengalami keterlambatan pembayaran selama 91-120 hari.
  • 4: Diragukan, biasanya ketika debitur mengalami keterlambatan pembayaran 121-190 hari.
  • 5: Macet, biasanya ketika debitur mengalami keterlambatan lebih dari 180 hari.

 

Jika ternyata skor BI Checking buruk, maka kamu bisa mengubahnya dengan mengajukan pemutihan SLIK.

Perlu kamu ketahui, pengajuan ini memiliki waktu 6 bulan masa recovery, yang mana setelahnya, kamu bisa mendapatkan skor 1. Setelah itu, barulah kamu bisa mengajukan KPR atau pinjaman baru.

 

#2 Rasio Cicilan Lebih Besar 30% dari Pendapatan

Bank sebagai pemberi pinjaman akan melihat apakah kamu punya cicilan pinjaman lain selain KPR. Jika ada, maka bank akan melihat seberapa besar saldo utang dan cicilan tersebut.

Setiap bank punya ketentuannya masing-masing. Biasanya, rasio cicilan yang ideal berada di kisaran 30-40% dari pengahsilan.

Jika total cicilan (pinjaman lama + KPR) melebihi 30% dari total penghasilan, maka bank akan menjadikan ini sebagai bahan pertimbangan. Ada kemungkinan bank akan menolak pengajuan KPR-mu.

Oleh karena itu, Shierly merekomendasikan untuk kamu memastikan bahwa tidak ada cicilan lain selain KPR. Jika ada, usahakan untuk melunasi terlebih dulu cicilan tersebut.

 

#3 Jumlah DP Kurang

Meskipun pemerintah kini sudah melonggarkan kebijakan LTV (Loan-to-Value) sehingga masyarakat bisa membeli rumah dengan DP 0%, ada beberapa developer yang tidak mengikuti persyaratan tersebut.

Umumnya, bank mensyaratkan DP rumah minimal 10-20% harga asli rumah.

Oleh karena itu, penting untuk kita mengetahui kebijakan DP rumah dari Bank yang kamu pilih sebagai krediur.

“Selain itu, jumlah DP akan menunjukkan kepada bank mengenai komitmen kamu dalam membeli rumah. Semakin besar DP rumah, artinya semakin besar modal dari uang sendiri. Tentunya, bank akan lebih menyukai jika DP dari debitur dalam jumlah yang lebih besar, sehingga porsi pinjaman dan risiko kredit bank menjadi lebih rendah.” Jelas Shierly.

 

#4 Dokumen Tidak Lengkap

Dokumen yang bank syaratkan biasanya mencakup:

  • Identitas diri
  • Dokumen keuangan
  • Dokumen jaminan

Pastikan kalau kamu memiliki dokumen yang menjadi syarat dari bank sudah lengkap sesuai dengan permintaan dan absah atau tidak ada manipulasi.

Kamu bisa cari tahu secara lengkap tentang syarat KPR melalui artikel berikut ini Siapkan Syarat Pada Bank yang Paling Mudah Memberikan KPR!

Selain itu, kamu juga bisa menonton video Finansialku berikut untuk menambah referensi seputar membeli rumah dengan KPR.

 

#5 Akhir Tenor KPR yang Melampaui Masa Pensiun

Umumnya, kebijakan KPR untuk karyawan adalah pada masa sebelum memasuki pensiun atau sampai dengan usia 55 tahun, dan 60-65 tahun untuk pengusaha.

Jika saat ini usiamu adalah 36 tahun, maka kamu punya waktu sebanyak 19 tahun sampai usia pensiun. Artinya, kamu  bisa mengajukan KPR dengan besaran tenor maksimal 15 tahun, tidak bisa lebih.

Shierly merekomendasikanmu untuk memilih tenor KPR yang berakhir sebelum kamu memasuki masa pensiun.

 

#6 Masa Kerja dan Status Pekerjaan Tidak Memenuhi Persyaratan Bank

Beberapa bank biasanya mensyaratkan karyawan untuk memiliki pengalaman kerja sebanyak 1-2 tahun di perusahaan saat ini.

Selain itu, beberapa bank juga cenderung menyukai status pekerjaan karyawan tetap atau ASN daripada pekerja kontrak atau paruh waktu.

Meski begitu, kamu tetap bisa mengakali ini dengan mengajukan surat rekomendasi kepada perusahaan sebagai bukti kepada bank.

Ini akan membantu kamu meyakinkan pihak bank, bahwa kamu mampu membayar KPR dengan lancar dan berkomitmen sampai akhir.

 

#7 Status dan Kondisi Rumah

Jika kamu membeli rumah bekas, biasanya bank melakukan berbagai proses. Seperti pengecekan legalitas dokumen rumah dan status serta kondisi rumah.

Selain itu, bank juga biasanya memastikan apakah rumah masih dalam kondisi sengketa, dan tidak ada kepemilikan ganda pada sertifikat. Tidak cukup sampai di situ, bank juga akan melakukan penilaian (appraisal) atas nilai rumah.

Untuk rumah baru dari developer, bank biasanya akan melakukan pemeriksaan legalitas developer, status sertifikat tanah, dan proses pembangunan rumah.

Jika kamu saat ini berniat mengajukan KPR untuk membeli rumah bekas, maka pastikan kamu sudah melakukan:

  • Pengecekan kelengkapan dan keabsahan dokumen.
  • Mengecek fisik rumah.
  • Mencari informasi rumah dan penghuni sebelumnya pada aparat setempat atau tetangga.

 

Lolos KPR dalam Satu Kali Pengajuan, Bisa?

Agar tidak menghabiskan waktu, ingin rasanya lolos KPR dalam satu kali pengajuan saja.

Sayangnya, hal ini bukan sesuatu yang bisa kita andalkan hanya dengan mengantungkan harap pada Tuhan saja, tapi juga perlu usaha yang sungguh-sungguh.

Ada beberapa tips dari Shierly yang bisa kamu lakukan untuk memperbesar kemungkinan lolos KPR dalam satu kali pengajuan, diantaranya:

 

#1 Perbesar Penghasilan Aktif

Hal pertama adalah dengan coba memperbesar penghasilan aktif, baik itu dari perusahaan atau project sampingan.

Kita memang tidak bisa memasukkan penghasilan dari beberapa sumber saat mengajukan KPR.

Biar begitu, ini tetaplah jadi hal yang penting agar alokasi cicilan nanti menjadi lebih nyaman dan tidak mengganggu arus keuanganmu.

 

#2 Minta Dampingi Ahli

Kadang, kita perlu pendampingan dan arahan dari ahli agar semua langkah kita terarah.

Kamu bisa memanfaatkan bantuan dari Shierly, sebagai Perencana Keuangan yang fokus di bidang properti untuk memberikan arahan dan pendampingan soal perencanaan keuangan agar lolos KPR dan memiliki rumah impian.

Kamu bisa menghubungi Shierly melalui WhatsApp Finansialku Customer Advisory pada nomor: 0813-1646-8488 atau dengan menekan banner di bawah ini.

Banner Konsultasi WA - DM NEW

 

#3 Skor BI Checking Aman

Seperti yang sudah Finansialku jabarkan, skor BI Checking yang buruk akan mempengaruhi probabilitas lolosnya pengajuan KPR-mu.

Jadi, pastikan skor SLIK-mu tetap aman, ya!

 

#4 Rasio Cicilan Ideal

Dalam kacamata perencanaan keuangan, rasio cicilan yang ideal adalah 35%, meski beberapa bank memiliki kebijakan rasio yang berbeda, mulai dari 30-40%.

Namun, tidak ada salahnya untuk menggunakan rasio yang konservatif, dengan menetapkan rasio cicilan mulai dari 20-30% dari penghasilan bulanan.

Dengan demikian, ketika adalah peningkatan suku bunga saat masa floating, penurunan penghasilan, peningkatan pengeluaran bulanan, penambahan cicilan baru, keuangan kamu akan tetap aman dan nyaman.

 

#5 Kumpulkan DP

Untuk kamu yang baru mulai, ada baiknya untuk fokus mengumpulkan DP rumah dari sekarang. Kumpulkan dana minimal 20% dari harga beli rumah, ya!

Untuk mendapatkan perhitungan yang konkrit, kamu bisa manfaatkan Kalkulator Keuangan Finansialku di sini.

Jika kamu memutuskan untuk menggunakan jasa perencana keuangan sejak dini, kamu tidak perlu lagi bingung menghitung semuanya sendiri.

Karena Shierly, atau Perencana Keuangan Finansialku lainnya, akan membantu untuk menghitung alokasi dan membuat strategi investasi yang paling cocok untuk kamu.

Dengan begitu, kamu tidak perlu lagi khawatir tujuan keuangan ini sekedar jadi angan-angan.

 

#6 Status dan Kondisi Rumah Meyakinkan

Baik itu pembelian rumah baru maupun bekas, jangan sampai lengah untuk memeriksa status dan kondisi rumah bahkan sampai aspek terkecil sekalipun.

Rumah bukanlah barang berharga murah. Jangan sampai kamu menyesal nantinya setelah mendapati ada hal-hal yang tidak cocok dengan kriteria rumah idealmu, ya.

 

#7 Lakukan Simulasi KPR

Untuk mendapatkan gambaran, kamu dan perencana keuangan bisa terlebih dulu melakukan simulasi untuk menentukan besaran cicilan KPR yang tepat.

Simulasi ini biasanya dilakukan dengan menghitung tenor, jumlah DP, hingga pemilihan promo bunga.

 

#8 Bangun Kebiasaan

Terakhir, mulailah untuk membangun kebiasaan menabung atau investasi minimal 30% dari penghasilan.

Jika sebelum mengajukan KPR kamu sudah terbiasa dengan pengeluaran 40-70% dari jumlah penghasilan bulanan. Maka, bukan hal berat bagi kamu untuk mengalokasikan 30% sisanya buat masa depan.

Artinya, ketika masuk ke masa cicilan nanti, kamu tidak perlu menurunkan gaya hidupmu, karena kamu sudah terbiasa dengan pengeluaran yang hemat.

Nah, kamu juga bisa melihat tayangan video berikut ini sebagai gambaran tentang perencanaan dana membeli rumah. Check it out!

 

Mencari Alternatif Lain

Sobat Finansialku, itulah informasi seputar BI Checking yang perlu kita perhatikan. Utamanya saat berencana mengajukan KPR.

Jika segala usaha sudah kamu kerahkan dan ternyata ada 1% faktor yang membuat kamu tidak lolos, tidak perlu khawatir.

Shierly akan membantu kamu untuk mencari alternatif lainnya dengan perencanaan keuangan dan strategi yang baru.

Tapi sebaiknya, kamu terlebih dulu mencoba hingga titik darah penghabisan sebelum mencari alternatif lain, ya!

Sebagai tambahan referensi seputar cara merencanakan dana membeli rumah, kamu bisa download ebook gratis dari Finansialku Cara Wujudkan Rumah Impian KamuKlik banner di bawah ini untuk download ebook-nya, sekarang!

Banner Iklan Cara Wujudkan Rumah Impian Kamu (Dana Beli Rumah) WEB
Banner Iklan Ebook Dana Membeli Rumah - HP

 

Nah, itu dia informasi mengenai pentingnya BI Checking dalam pengajuan KPR. Apakah kamu punya pertanyaan lain terkait ini? Kalau ada, tuliskan pertanyaanmu melalui kolom komentar di bawah ini, ya!

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

  • Alinda Hardiantoro. 19 Oktober 2022. Twit Viral soal Gaji Tinggi Tidak Bisa Dapat KPR karena BI Checking Jelek, Ini Kata OJK. Kompas.com – https://bit.ly/3TiwPaL