Bagaimana prospek bisnis PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) dengan adanya mobil listrik di masa depan? Layakkah sahamnya dikoleksi?

 

Analisis Fundamental

Setelah melewati 50 tahunnya sebagai produsen nikel terkemuka di Indonesia, INCO melalui kerja sama strategis dengan MIND ID akan memperkuat posisi Perseroan sebagai mitra pilihan untuk pertumbuhan nikel Indonesia.

Dengan dorongan Pemerintah untuk lebih banyak melakukan investasi dalam fasilitas pemrosesan nikel, INCO memosisikan diri untuk bisa mengambil kesempatan untuk kemajuan dalam persiapan proyek investasi Pomalaa dan Bahodopi berkat dukungan yang kuat dari Pemerintah selama proses perizinan.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara memiliki sederet rencana setelah menuntaskan transaksi pembelian 20% saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk. yang dimiliki oleh Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. selaku pemegang mayoritas.

Dengan merogoh Rp 5,52 triliun, Mining Industri Indonesia (MIND ID) sebagai Holding BUMN Industri Minerba menuntaskan pembelian 5,1% saham Sumitomo Metal Mining (SMM) dan 14,9% saham Vale Canada Limited (VCL) di Vale Indonesia.

Komposisi kepemilikan Vale Indonesia berubah menjadi Vale Group 44,34%, MIND ID 20,00%, SMM 15,03%, Sumitomo Corporation 0,14%, dan publik 20,49%.

Prospek Mobil Listrik Dan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) 02

[Baca Juga: Analisis Emiten: Kinerja dan Prospek Bisnis PT Timah Tbk. (TINS)]

 

INCO adalah emiten nikel di Indonesia yang 100% pendapatannya berasal dari penjualan nikel. Dalam penjualan, INCO menjual product nikel-nya ke pemegang saham-nya, yakni PT Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Menal Mining (SMM).

Secara persentase, penjualan INCO adalah sebesar 80% ke VCL, dan 20% sisanya ke SMM. INCO memiliki kapasitas produksi sebesar 75.000 ton nickel-in matte yang memiliki ~78% nickel content.

Produk nikel matte serbaguna milik Perseroan sangat cocok untuk pertumbuhan jangka panjang yang diharapkan di sektor kendaraan listrik.

Pertumbuhan permintaan yang diharapkan akan memicu optimisme pada harga nikel untuk jangka panjang.

Selain itu, fokus Perseroan pada keberlanjutan sangat penting untuk memenuhi permintaan pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.

Nikel merupakan logam industri yang banyak dibutuhkan, utamanya untuk industri stainless steel.

Pertumbuhan jangka panjang nikel akan didominasi oleh permintaan dari industri stainless steel dengan percepatan permintaan dari industri baterai untuk mobil listrik. Stainless steel akan tetap menjadi konsumen utama dari nikel.

Dengan kondisi pasar nikel saat ini dan kebutuhan yang akan semakin meningkat dari stainless steel dan industri baterai untuk mendukung mobil listrik di masa mendatang, hal ini menjadi peluang dan prospek usaha bagi Perseroan untuk tetap melanjutkan rencana ekspansi Perseroan di Sorowako, Bahodopi dan Pomalaa.

Untuk Sorowako, rencana pengembangan dijalankan sesuai yang diamanatkan dalam amendemen KK untuk meningkatkan produksi sampai dengan 25%.

Upaya peningkatan ini akan dilakukan dengan melakukan investasi yang bersifat continuous improvement dan pembangunan.

Prospek usaha Perseroan di masa mendatang juga tak terlepas dari volatilitas harga nikel di pasar dunia, serta kemampuan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi termasuk pemakaian bahan bakar.

Perseroan melakukan pendekatan pengendalian risiko untuk mengurangi potensi kerugian akibat volatilitas harga nikel dan bahan bakar.

Secara bersamaan, Perseroan juga melakukan efisiensi biaya dan mencari perbaikan dalam proses, sehingga tetap kompetitif terhadap pergerakan harga nikel dunia.

Penurunan harga bahan bakar secara keseluruhan dan turunnya konsumsi bahan bakar HSFO dan batu bara turut membantu kemampuan Perseroan dalam mengendalikan biaya. Biaya bahan bakar ini mencapai 30% dari biaya produksi dalam beberapa tahun terakhir.

Sesuai dengan perkembangan pasar nikel dunia yang lebih luas dan memosisikan Perseroan untuk bisa mengambil kesempatan dari pertumbuhan permintaan yang diharapkan dari sektor kendaraan listrik (“EV”).

Prospek Mobil Listrik Dan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) 03

[Baca Juga: Prospek Diversifikasi Bisnis PT Adaro Energy Tbk. (ADRO)]

 

Akan ada selisih yang besar antara permintaan nikel untuk baterai dibandingkan dengan pasokan yang tersedia dari rangkaian proyek yang berkembang saat ini.

Selain itu, sektor EV menunjukkan peningkatan perhatian pada isu keberlanjutan dalam rantai pasokan.

Hal ini terbukti pada langkah-langkah yang diambil dalam mendapatkan kobalt untuk baterai EV, dan ada beberapa tanda yang jelas bahwa sumber nikel yang berkelanjutan akan menjadi semakin penting.

Kondisi ini selaras dengan perhatian utama PT Vale pada produksi nikel yang berkelanjutan.

Kami berada di posisi yang tepat untuk menyediakan nikel bagi pasar EV yang mudah ditelusuri dan diverifikasi ke lokasi tambang untuk menunjukkan bahwa kami telah memberikan perhatian yang tepat untuk agenda keberlanjutan.

 

Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA

9 Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

 

Kinerja Keuangan PT Vale Indonesia Tbk

Dari Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan, INCO selama 9 tahun terakhir, di Q3 2020 INCO mencatatkan kenaikan tipis atas Aset sebesar 2,5% dari September 2019 yakni Total Aset US$ 2,2 miliar yang berasal dari penambahan kas dan beberapa pos lainnya yang naik tipis.

Kenaikan kas ini disebabkan oleh penerimaan yang lebih tinggi dari para pelanggan.

Aset INCO

INCO Data: rivankurniawan

 

Dari sisi profitabilitasnya, GPM INCO mengalami penurunan. Pertumbuhan pendapatan 12,74% menjadi US$ 571,02 juta pada kuartal III/2020 dari realisasi US$ 506,46 juta pada kuartal III/2019.

Emiten pertambangan mineral ini juga akan menggenjot produksi pada kuartal IV/2020 sebagai upaya untuk mempertahankan pertumbuhan kinerja yang impresif hingga akhir tahun.

GPM INCO

INCO Data: rivankurniawan

 

Untuk kondisi liabilitas INCO berhasil menekan pos Utang usaha jangka pendek, liabilitas imbalan kerja, Liabilitas pajak tangguhan, Liabilitas pada Q3 2020 berada pada US$ 260 juta.

Liabilitas INCO

INCO Data: rivankurniawan

 

Untuk Ekuitas mengalami peningkatan hingga US$ 2 Miliar, INCO telah menyerap sekitar US$ 34,8 juta untuk belanja modal pada Q3 2020, sehingga pengeluaran dari tahun ke tahun menjadi US$ 104,5 juta

Ekuitas INCO

INCO Data: rivankurniawan

 

Untuk melihat apakah saham ini tergolong mahal/murah, kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV) nya yang ada di 1,4x, INCO saat ini sudah dihargai overvalue.

Untuk Price Earning Ratio INCO ada di 26,59x yang menandakan INCO sedang di harga lebih murah dari harga tahun lalu untuk namun tetap premium untuk kondisi saat ini.

PBV PER INCO

INCO Data: rivankurniawan

 

Untuk Return on Equity INCO pada 2020 ada di 5% dan INCO di Q3-2020, membukukan pertumbuhan kinerja impresif pada Q3 2020 seiring dengan kenaikan harga komoditas nikel.

Ini berdampak pada kenaikan Laba bersih US$ 76 juta per 30 September 2020 yang melonjak drastis 47.800% dari US$ 160 ribu Q3-2019.

Dengan naiknya ROE dari 2019 ini artinya di tahun ini INCO berhasil mengelola asset dan liabilities untuk mendapatkan profit ditengah kondisi pandemi saat ini.

Kegiatan operasional perseroan pada kuartal ketiga tahun ini juga berhasil lebih baik walau di tengah pandemi Covid-19.

ROE INCO

INCO Data: rivankurniawan

 

Analisis Teknikal PT Vale Indonesia Tbk

Hingga perdagangan market Sesi I – 07 Desember 2020 tren IHSG kembali bullish hingga 1,67%.

INCO diperdagangkan pada harga 5100/lembar menguat 2,6%. Pergerakan harga sejak Maret hingga Oktober yang naik tajam terhadap aksi beli emiten komoditas dan siklikal dan sentimen positif terhadap harga nikel dunia.

Penguatan IHSG dan saham dari industri Mining termasuk INCO menghantarkannya dari harga 1364/lembar (Maret) ke harga 4970/lembar (November).

INCO berhasil menembus harga tertinggi nya di 4968 pada perdagangan 3 Des 2020.

Harga komoditas ini memang tengah berada dalam tren bullish sejalan dengan gencarnya penetrasi kendaraan listrik secara global, mengingat logam dasar nikel merupakan bahan baku utama baterai kendaraan listrik.

Teknikal INCO

 

Jika melihat rentang daily, Indikator MACD berada di atas garis nol dengan sinyal buy dan sell yang menguat sejak Maret 2020.

Ada kemungkinan bullish bisa terjadi lagi jika pasar masih berharap INCO untuk window dressing dan prospek masa depan terhadap harga nikel dan perihal mobil listrik.

Korelasi kenaikan harga nikel dan emiten ini yang diharapkan semakin baik di tahun depan. Pola candle yang terbentuk memberi sinyal akan terjadi bullish berkelanjutan.

Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu daily terlihat sinyal overbought momentum, Untuk indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) masih membentuk pola bullish.

INCO sudah menembus harga tertinggi nya di Juli tahun 2018 pada harga 4700, Jika menembus resistancenya terdekatnya di harga 5000, ini bisa jadi tempat untuk take profit, jika naik bisa saja 3 bulan kedepan tidak melesat terlalu tinggi karena menunggu kepastian akan rencana kerja sama Indonesia dan kontrak lainnya.

Jika ingin hold INCO bisa saja karena market bullish dan prospek menembus harga 5000 sudah terlihat. Untuk cut loss disarankan jika tidak mampu bertahan di harga tertinggi sebelumnya di 4200.

 

Outlook PT Vale Indonesia Tbk

Tiga faktor utama yang mendukung kinerja INCO pada tahun ini yaitu kinerja operasional yang cukup baik, kenaikan harga nikel, dan rendahnya harga komoditas minyak dan batu bara daripada estimasi perseroan hingga September 2020.

Terus naiknya harga nikel dunia saat ini menjadi sentimen positif bagi PT Vale Indonesia Tbk. (INCO). Pasalnya, emiten ini menjadi salah satu produsen nikel di Tanah Air.

Transaksi saham Vale Indonesia menjadi bagian penting dalam penghiliran industri pertambangan nasional yang punya peran strategis dalam industri nikel global.

Ini juga langkah bagus untuk memperkuat value chain di Indonesia serta pengembangan industri baterai untuk mobil listrik sebagai bagian proses transformasi sistem energi.

Harga nikel di bursa London parkir di level US$ 15.809 per ton, turun 0,82%. Namun, sepanjang enam bulan perdagangan terakhir harga nikel telah menguat 33,09 %, sedangkan secara year to date harga naik 12 %.

Prospek Mobil Listrik Dan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) 04

[Baca Juga: Prospek Diversifikasi Bisnis PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)]

 

Potensi perkembangan EV di seluruh dunia, akan mempengaruhi juga permintaan dari komponen-komponen dari EV, di mana baterai merupakan salah satu komponen terpenting dalam EV.

Baterai dalam EV menggantikan peran bensin yang berperan sebagai sumber tenaga dari model kendaraan yang konvensional.

Salah satu alasan terkuat mengapa penggunaan dan implementasi EV sekarang sedang dipercepat adalah karena masalah lingkungan.

Seperti yang telah Anda ketahui juga, polusi yang disebabkan oleh dari gas buangan kendaraan konvensional sudah cukup banyak dan menyebabkan masalah lingkungan.

Tetapi, dengan EV, harapannya masalah ini akan membaik dan setidaknya berkurang di masa depan dari banyaknya komponen EV, salah satu yang terpenting adalah baterai EV.

Mayoritas bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan baterai EV adalah dari komoditas, di mana salah satu yang terbesar adalah nikel.

Indonesia sendiri diketahui sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, dan memiliki cadangan nikel terbesar pula.

Oleh karena itu, ketika ada berita tentang adanya holding baterai di Indonesia yang akan memberikan nilai tambah bagi produk nikel yang sebelumnya hanya dijual ke luar negeri, pasar bereaksi positif terhadap emiten-emiten yang memproduksi nikel ini.

Dilansir dari bisnis.com, perseroan akan tetap fokus pada berbagai inisiatif penghematan biaya untuk mempertahankan daya saing perseroan dalam jangka panjang tanpa mengompromikan nilai utama perseroan, yaitu keselamatan jiwa merupakan hal terpenting dan menjaga kelestarian bumi.

Saham anggota MIND ID menguat bersamaan dengan kabar kunjungan kerja Luhut ke Amerika Serikat.

Dari Pertemuan tersebut Luhut menyampaikan sejumlah perkembangan terkini rencana proyek baterai listrik di dalam negeri.

Menurutnya, produsen baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan, LG Chem Ltd, akan melakukan penandatanganan pada pekan ini.

Namun di lain sisi, harga nikel yang terlalu tinggi akan semakin mempersulit penetrasi kendaraan mobil listrik secara global mengingat komoditas itu merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik.

Adapun, perusahaan mobil listrik global Tesla hingga saat ini masih memiliki kendala dalam memproduksi baterai listrik dengan biaya murah.

Upaya yang dilakukan Tesla untuk menekan biaya baterai listrik saat ini adalah menaikkan porsi nikel dan menurunkan porsi kobalt dalam baterai.

Menurut beberapa analis harga nikel saat ini juga masih cukup tinggi untuk bisa memproduksi baterai berbiaya murah.

Namun dengan kabar potensi perusahaan mobil listrik global Tesla untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia harus disikapi secara hati-hati.

Ini menjadi kesempatan besar bagi Indonesia untuk mengambil posisi strategis dalam percaturan produksi baterai mobil listrik, atau bahkan produksi mobil listrik sendiri.

Irmanto juga memberikan catatan terkait pipeline proyek pengolahan bijih nikel di Indonesia yang saat ini lebih banyak fokus untuk menghasilkan feronikel melainkan produk MHP dan MSP untuk baterai kendaraan listrik.(bisnis.com).

Investasi pabrik berteknologi HPAL cenderung padat modal dan secara lingkungan jauh lebih menantang dibandingkan dengan membangun pabrik smelter FeNi dan NPI.

Emiten berkode saham INCO itu berencana untuk membangun smelter nikel HPAL di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, yang ditargetkan rampung pada 2025 dengan total investasi sekitar US$ 2,5 miliar.

Irmanto menjelaskan bahwa nilai investasi proyek itu dapat berubah dan dipastikan pada saat final investment decision (FID) yang ditargetkan pada kuartal I/2021.

Dilansir bisnis.com, Irwandy menuturkan bahwa di dunia saat ini baru ada dua smelter HPAL yang sukses, yakni di Coral Bay, Filipina dan Moa Bay di Kuba.

Untuk kualitas nikel, saat ini mengolah nikel paling besar kelas dua, Indonesia tengah mengembangkan teknologi hidrometalurgi (high pressure acid leach/HPAL) untuk pengolahan bijih nikel kadar rendah.

Namun, proyek smelter HPAL ini merupakan proyek sensitif karena selain membutuhkan belanja modal yang besar, prosesnya juga rumit dan memerlukan pengalaman yang cukup untuk membangun dan menjalankan proyek tersebut.

 

Mau Investasi Tapi Takut Ketipu atau Rugi??

Simak Dulu Video Playlist Berikut! GRATIS!

Video Finansialku

 

Kesimpulan

Harapan pemulihan penjualan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) hingga tahun kedepan sepertinya terlihat masih ada sinyal positif.

Emiten masih memiliki tantangan jika menyangkut bisnis mining seperti pengembangan pertambangan membutuhkan banyak modal dan keahlian khusus, sumber-sumber energi alternatif ikut berkompetisi sebagai supplier penghasil energi,

Ketidakjelasan peraturan baik dalam pasar domestik maupun ekspor. Namun disamping tantangan yang besar maka ada peluang yang masih terbuka untuk INCO.

Peluang bisnis INCO bisa akan semakin menarik di tahun depan terkait ekspor Nikel, berinovasi sesuai dengan permintaan market global dan nasional.

 

Disclaimer on: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis berdasarkan laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.

 

Itulah analisa saham INCO dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.

Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.

 

 

Sumber Referensi:

  • Aplikasi IPOTGO
  • Annual Report PT Vale Indonesia (INCO) (www.idx.co.id)
  • Bisnis.com

 

Sumber Gambar:

  • Aplikasi ChartNexus
  • Consolidated Financial Statements PT Vale Indonesia (INCO), September 2020
  • https://bit.ly/3gkdnIc
  • https://bit.ly/33UNxFw
  • https://bit.ly/3gpdulz
  • https://bit.ly/33R7u0b