Bank Indonesia (BI) telah menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk menentukan besaran suku bunga acuan, dan hasilnya tetap bertahan di angka 3,5%.

Simak pembahasannya di artikel Finansialku berikut ini!

 

BI Resmi Tetapkan Suku Bunga Acuan per April 2022

Selama dua hari ini, Bank Indonesia (BI) tengah menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) dalam rangka penetapan suku bunga acuan per April 2022.

Hasilnya, besaran suku bunga acuan tetap bertahan di angka 3,5%.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18 dan 19 Januari 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7DRR sebesar 3,5 persen,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Selasa (19/4/2022), dilansir dari laman cnnindonesia.com.

Lebih lanjut, Perry menjelaskan bahwa kebijakan ini diambil setelah mempertimbangkan kondisi ekonomi di global maupun domestik.

Dari sisi global, Perry menilai proses pemulihan ekonomi akan terganggu karena perang Rusia-Ukraina.

“Berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina berdampak pada pelemahan transaksi perdagangan, kenaikan harga komoditas, dan ketidakpastian di pasar keuangan di tengah rendahnya penularan covid-19,” ucap Perry.

 

46 Negara Sudah Naikkan Suku Bunga Acuan

Sementara di sisi lain, sebanyak 46 negara sepanjang tahun ini (year to date) sudah menaikkan suku bunga acuan mereka.

Meski begitu masih ada 54 bank central lainnya termasuk Bank Indonesia masih mempertahankannya.

Berdasarkan keterangan dari Chief Economist Bank Mandiri, Andy Asmoro menjelaskan kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan 46 negara tersebut lebih besar 38 negara yang sudah menaikkannya di tahun 2021 lalu.

“46 bank sentral dunia ini, kenaikannya lebih tinggi dibandingkan 38 negara yang sudah menaikkan di 2021,” jelas Andri melansir dari situs Cnbcindonesia.com (18/04/2022).

[Baca Juga: Investment Outlook: WASPADA!! Kenaikan SUKU BUNGA The Fed Minggu Ini]

 

The Fed Diprediksi Naikkan Suku Bunga Hingga 7 kali Tahun 2022

Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) diketahui telah menaikkan suku bunga mereka sebesar 25 basis poin pada Maret lalu.

Oleh karenanya tingkat dana saat ini berada di 0,25-0,5%.

Bahkan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memprediksi akan menaikkan suku bunga mereka sebanyak 6 kali lagi pada tahun 2022 ini.

Itu artinya suku bunga acuan mereka akan lebih tinggi senilai 1,75% dibanding tahun sebelumnya pada akhir 2022.

Melihat hal ini, dewan Gubernur Bank Sentral sudah melihat Fed Fund Rate bakal naik per Maret ini.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menegaskan bahwa yang harus dicermati dari kenaikan ini adalah komunikasi yang disampaikan The Fed.

“Dari komunikasi-komunikasi yang disampaikan, tentu saja nampak bahwa The Fed melihat pertumbuhan ekonomi Amerika tetap kuat,” ujarnya dalam teleconference mengutip dari Liputan6.com.

 

Dampak Kenaikan Harga Energi

Faktor lain yang perlu diperhatikan dan dicermati tentu saja dampak kenaikan energi skala global terhadap tingkat inflasi Amerika Serikat.

Faktor tersebut perlu direspon dengan kenaikan Fed Fund Rate.

“Asesmen kami menunjukan, Fed Fund Rate yang semula kami perkirakan 5 kali (naik) pada tahun ini, dengan respon dari pasar menunjukan ada kemungkinan Fed Fund Rate alami kenaikan sebanyak 7 kali. Termasuk yang sudah ada,” tambah Perry.

Perry juga menegaskan bahwa suku bunga The Fed akan mengalami kenaikan pada setiap FOMC meeting untuk sisa tahun ini.

Bank Central Eropa pun telah menyampaikan adanya kemungkinan akselerasi normalisasi dari kebijakan moneter.

“Kita juga melihat, di BCE, Bank Central Eropa pun juga telah menyampaikan kemungkinan-kemungkinan akselerasi normalisasi dari kebijakan moneter,” pungkasnya

 

Proyeksi Tingkat Inflasi di Indonesia

Sementara itu, para ekonom perbankan telah memproyeksikan bahwa tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia akan menyentuh level 4% sampai 5%.

Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan proyeksi pemerintah yang berada di level 3% plus minus 1%.

Hal tersebut mengacu pada ekspektasi penyesuaian harga yang diatur pemerintah atau administered prices. Seperti harga LPG 3 kg, Pertalite, serta tarif listrik.

Oleh karena itu, Andy Asmoro menerangkan dengan elastisitas serta berbagai variasi kenaikan harga, tingkat inflasi terendah sudah di atas target pemerintah.

“Dengan berbagai variasi kenaikan harga-harga yang diatur pemerintah, inflasi di 4,2% terendah pun sudah di atas target range BI,” tegasnya.

Potensi kenaikan inflasi di Indonesia ini, tentunya mengharuskan kita untuk lebih bijak dalam menyikapinya. Salah satunya, dengan mengelola keuangan sebaik mungkin. 

Jika Sobat Finansialku belum mengetahui cara mengatur keuangan yang tepat, ikuti panduannya melalui ebook gratis dari Finansialku berikut ini:

Ebook GRATIS, Cara Mengatur Keuangan dengan Mudah

Banner Iklan Ebook Cara Mengatur Keuangan dengan Mudah - PC
Banner Iklan Ebook Cara Mengatur Keuangan dengan Mudah - HP

 

Itulah informasi mengenai penetapan suku bunga acuan yang dilakukan BI. Lalu apa tanggapan Anda mengenai informasi ini? Jangan segan untuk menuliskannya di kolom komentar ya!

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

  • Cantika Adinda Putri. 19 April 2022. 46 Negara Sudah Naikkan Suku Bunga Acuan, BI Hari Ini?. Cnbcindonesia.com – https://bit.ly/3EquTGy
  • Redaksi. 19 April 2022. BI Diprediksi Masih Tahan Suku Bunga Acuan di 3,5 Persen. Liputan6.com – https://bit.ly/3KYoTr5
  • Redaksi. 19 April 2022. BI Tahan Bunga Acuan 3,5 Persen pada April 2022. Cnnindonesia.com- https://bit.ly/3MbD0JK