Strict parents adalah salah satu cara mengasuh anak yang belakangan ramai dibicarakan. Lantas, apa saja dampak pola asuh ini terhadap perkembangan anak?

Yuk, kita bahas lebih lengkap dalam artikel berikut ini. Selamat membaca…

 

Summary:

  • Strict parents merupakan jenis pola asuh anak yang sebaiknya orang tua hindari, karena cenderung memiliki beragam dampak negatif pada anak.
  • Terdapat beberapa ciri orang tua yang membesarkan anak dengan pola asuh ini serta beberapa faktor penyebab yang melatarbelakanginya.

 

Mengasuh Anak dengan Cara yang Tepat

Setiap keluarga yang sudah memiliki anak, umumnya memiliki pola asuh yang berbeda. Meski tujuannya sama-sama untuk membentuk mereka menjadi orang yang berkarakter di masa mendatang.

Namun perlu kita pahami, bahwa mengasuh anak tidak sesederhana kelihatannya.

Apalagi perilaku orang tua dan anggota keluarga di sekitarnya, akan menjadi sekolah pertama bagi anak.

Sayangnya, tidak semua orang tua memahami cara membesarkan anak, agar tumbuh kembangnya berjalan seperti yang seharusnya.

Salah satunya yakni strict parents, yaitu jenis pola asuh yang sebenarnya tidak direkomendasikan.

Mengapa demikian? Nah, untuk menjawabnya, langsung saja simak penjelasan berikut sampai akhir, ya.

Sebagai tambahan referensi seputar pola asuh anak, Anda juga bisa baca artikel 20 Tips Parenting yang Wajib Diketahui Keluarga Muda.

 

Pengertian Strict Parents Adalah

Dalam keluarga, kita sering mendengar kata “pola asuh” dalam membesarkan anak.

Pola asuh merupakan cara menjaga, mendidik, membina, serta melatih anak agar dapat mandiri.

Pola asuh atau disebut juga parenting, pada dasarnya bertujuan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter kuat, berani, mandiri, serta berguna.

Namun, tidak semua orang tua memahami pola asuh yang mendukung perkembangan anak.

Beberapa dari mereka justru menerapkan pola asuh dengan larangan dan pembatasan atau sebutannya strict parents.

Dengan kata lain, parenting jenis ini merupakan cara mengasuh anak menggunakan cara yang otoriter.

Strict parents kerap menuntut anak dengan standar tertentu. Tetapi, di sisi lain tidak membiarkan mereka mengerjakan hal-hal sesuai usianya.

Orang tua yang otoriter biasanya menerapkan hukuman keras. Lalu, jika anak menyampaikan pendapat, mereka menangkapnya sebagai bentuk perlawanan.

[Baca Juga: Apa Itu Permissive Parenting? Bagaimana Efeknya Bagi Anak?]

 

Ciri-ciri Strict Parents

Berikut adalah ciri strict parents yang perlu orang tua ketahui, antara lain:

 

#1 Mengungkapkan Sedikit Kasih Sayang

Salah satu ciri strict parents adalah orang tua yang cenderung dingin, kaku, serta jauh dari anak-anak.

Mereka sedikit sekali menunjukkan kasih sayang kepada anaknya. Bagi mereka, sikap dingin itu adalah bentuk kasih sayang.

Strict parents kerap meneriaki anaknya jika melakukan kesalahan dibanding memuji ketika mereka sukses.

Orientasi mereka adalah sikap disiplin, bukan fun dengan anak.

 

#2 Tidak Responsif, Tapi Punya Banyak Tuntutan

Banyak praktik strict parents yang memberlakukan tuntutan kepada anak serta aturan tidak tertulis yang harus mereka patuhi.

Bahkan, kadang, muncul peraturan mendadak jika anak melakukan hal di luar yang orang tua perintahkan.

Kebanyakan orang tua otoriter tidak menyampaikan peraturan dengan penjelasan utuh. Mereka menganggap bahwa anak akan paham dengan satu kalimat.

 

#3 Menerapkan Hukuman Fisik

Ciri selanjutnya dari strict parents adalah kebiasaan memberikan hukuman kepada anak. Termasuk hukuman fisik.

Tentu saja, hal ini tidak baik untuk mental anak, terlebih jika berlangsung untuk waktu yang lama. Beberapa hukuman yang biasa diberikan adalah jerewan, pukulan, dan sebagainya.

Ingat, ya, menghukum anak secara fisik bisa saja membuat mereka jera, tetapi akan sangat membekas di ingatannya.

[Baca Juga: Tips Parenting yang Baik Bagi Kondisi Mental Anak]

 

#4 Daftar Aturan Begitu Banyak dan Berlebihan

Salah satu hal mencolok dari pola asuh ini adalah banyaknya aturan yang berlebihan.

Misal, dengan membuat jadwal yang harus anak ikuti, mendaftarkan anak ke berbagai tempat les tanpa persetujuan mereka, melarang mereka bermain, dan sebagainya.

Tanpa mereka sadari, kondisi demikian akan membuat anak merasa terkekang. Hal tersebut justru bisa menimbulkan gangguan pada anak nantinya.

Opsi yang lebih baik adalah kurangi peraturan tersebut dan sederhanakan agar anak memiliki ruang.

 

#5 Tega Membuat Anak Menanggung Malu di Depan Umum

Parenting jenis ini kerap melakukan cara yang tidak biasa untuk mewujudkan hal yang mereka inginkan, misalnya menjadikan anak yang patuh.

Termasuk tidak segan membuat anak malu di depan umum agar tidak melawan. Cara tersebut sama sekali tidak dianjurkan, sebab akan meruntuhkan kepercayaan diri anak.

Mereka memandang cara tersebut mampu mendorong anak agar menjadi lebih baik. Padahal, nyatanya, anak sangat terluka dengan perlakuan tersebut.

Beberapa kalimat yang biasa dilontarkan antara lain, “Mengapa kamu tidak bisa melakukan ini?”, “Masa begini saja tidak tahu!”, dan sebagainya.

[Baca Juga: Menjaga Kesehatan Mental Anak ala Kate Middleton]

 

#6 Minim Kepercayaan Terhadap Anak

Ciri lainnya strict parents adalah minimnya kepercayaan terhadap anak. Sehingga, anak-anak tidak pernah punya ruang untuk menentukan pilihan.

Di masa mendatang, perlakuan ini akan mendatangkan dampak yang negatif, terutama kurangnya kepercayaan diri anak dalam menyelesaikan masalah atau menentukan pilihan.

 

#7 Tidak Memberikan Penjelasan yang Baik dan Mudah Dipahami Anak

Kebanyakan strict parents tidak pernah menjelaskan kepada anak mengenai peraturan dan konsekuensi yang akan didapat ketika melakukan kesalahan.

Mereka akan menerapkan aturan dan hukuman sesukanya, agar mereka patuh dan bersikap baik sesuai standar yang mereka tetapkan.

 

#8 Tidak Memberi Waktu untuk Anak

Selanjutnya, ciri strict parents adalah keengganan orang tua memberi waktu untuk anak. Biasanya, mereka akan meminta anak melakukan tugas tertentu.

Namun, mereka tidak pernah secara sukarela menemani anak melakukannya. Orang tua otoriter akan bergerak ketika anak melakukan kesalahan. Sehingga, orientasi mereka adalah hal-hal yang salah.

[Baca juga: 6 Cara Mendidik Anak yang Efektif, Orang Tua Yuk Terapkan Ini!]

 

Alasan Orang Tua Memiliki Pola Pengasuhan Strict Parents

Dalam studi berjudul “Teknik Parenting Dan Pengasuhan Anak Studi Deskriptif Penerapan Teknik Parenting di Rumah Parenting Yayasan Cahaya Insan Pratama Bandung”, bahwa orang tua memegang fungsi vital dalam perkembangan anak.

Orang tua sebagai figur yang memegang peran penting dalam proses pengasuhan dituntut untuk terus mendukung dalam memelihara pertumbuhan anak tidak hanya secara fisik namun yang terpenting juga membentuk kelekatan emosional dan ikatan psikologis dengan anak.

Alasan mengapa orang tua memiliki pola asuh strict parents adalah sebagai berikut:

 

#1 Memiliki Pembawaan yang Pada Dasarnya Tidak Menyenangkan

Ada banyak kepribadian manusia di dunia. Dari yang people person sampai yang kurang empati atau cenderung dingin.

Meski tidak selalu, orang-orang dengan tipe dingin dan kurang empati berpotensi menjadi orang tua otoriter.

 

#2 Pernah Dibesarkan dengan Cara yang Sama

Strict parents bisa terbentuk karena orang tua pernah mengalami pola asuh yang sama.

Maka, di alam bawah sadar, mereka juga akan melakukan hal yang sama terhadap anak-anak mereka. Tanpa sadar, mereka menurunkan trauma kepada anak.

 

#3 Memiliki Mental Blok

Dalam studi Iranian Journal of Psychiatry, menemukan fakta bahwa orang tua berpotensi menjadi strict parents jika memiliki mental blok (neurotisme tinggi). Mental blok yang biasanya dimiliki adalah sifat ragu-ragu, kecemasan, ketakutan akan realita, sampai depresi.

 

Dampak Strict Parents

Setiap pola asuh memiliki dampak kepada anak, termasuk pola asuh strict parents. Pola asuh ini memiliki dua sisi terhadap tumbuh kembang anak.

 

#1 Dampak Positif 

Pola asuh otoriter ini tidak memiliki dampak positif untuk anak. Pola asuh yang bisa membantu anak menjadi pribadi yang kuat adalah parenting otoritatif.

Cara ini menggunakan pendekatan yang mirip dengan strict parents, tetapi ada dukungan penuh, perhatian, serta alasan yang logis dari peraturan yang orang tua buat.

 

#2 Dampak Negatif 

Berikut dampak negatif yang bisa terjadi pada anak dari strict parents adalah:

  1. Minimnya kepercayaan diri pada anak karena kerap disudutkan ketika melakukan kesalahan.
  1. Anak berpotensi menjadi pelaku perundungan karena tumbuh dengan cara yang kaku.
  1. Anak tumbuh sebagai pribadi yang agresif atau justru sangat pemalu.
  1. Anak tidak bahagia.
  1. Anak berpotensi mengalami gangguan kepribadian.
  1. Anak cenderung mudah berbohong karena takut mendapat hukuman.

[Baca Juga: 17+ Cara Mendidik Anak Menurut Islam, Terapkan Yuk!]

 

Cara Menghadapi Strict Parents

Berikut adalah cara menghadapi strict parents jika Anda berada di lingkungan pola asuh ini:

 

#1 Dekat dengan Orang Tua

Orang tua yang otoriter cenderung dingin kepada anak-anak karena kurang dekat dengan mereka.

Dengan begitu, Anda bisa mencoba melakukan pendekatan agar mereka bisa menjadi lebih longgar.

Anda bisa memulai dengan menceritakan hal-hal menarik yang terjadi dalam keseharian, memberikan mereka hadiah kecil, sampai mengajak mereka menonton film bersama.

 

#2 Menunjukkan Perilaku yang Baik

Berperilaku baik kepada orang tua memang baik. Namun, strict parents menganggap itu sebagai kewajiban.

Untuk mengambil hati mereka, bersikaplah sebaik mungkin, termasuk menghindari kebohongan. Mereka mungkin akan berubah pikiran.

 

#3 Percaya dengan Diri Sendiri

Sering kali, anak memiliki pandangan yang berbeda dengan orang tuanya. Bisa jadi, hal tersebut akan memicu perdebatan keduanya.

Ketika mereka tidak setuju dengan pandangan Anda, sebaiknya tunjukan hal-hal yang telah Anda lakukan atau visi ke depan yang berkaitan dengan pandangan dan pendapat Anda.

 

#4 Menerima Kondisi

Anda perlu berdamai dengan kenyataan jika memiliki strict parents. Sebab, jika mereka sulit diberi pengertian, Andalah yang akan lelah.

[Baca Juga: Parenting Cuma Buat Orang Kaya! Orang Miskin Nasibnya?]

 

Menerapkan Pola Asuh yang Baik pada Anak

Itulah ulasan mengenai strict parents. Pola asuh ini sebaiknya tidak Anda terapkan pada anak karena memiliki banyak dampak negatif.

Akan lebih baik jika Anda menggunakan pola asuh otoritatif (demokratis/pastisipatif) agar anak berkembang sesuai dengan yang seharusnya.

Selain tentang pola asuh, sebagai orang tua kita perlu memperhatikan aspek-aspek penting lainnya. Termasuk soal pendidikan anak.

Tentu saja, hal ini harus kita persiapkan dengan matang terutama dari segi keuangannya.

Supaya kita bisa memfasilitasi dan memberikan dukungan penuh pada anak, agar bisa mengenyam pendidikan setinggi mungkin, yuk, siapkan dananya mulai dari sekarang!

Anda bisa memulai dengan membuat gambaran perhitungan dana pendidikan yang diperlukan melalui Kalkulator Keuangan Finansialku atau ikuti panduannya dalam ebook gratis Menyiapkan Masa Depan Terbaik Untuk Anak.

Jika ingin diskusi lebih lanjut mengenai perencanaan keuangan ini, Anda bisa konsultasi langsung bersama ahlinya, Perencana Keuangan Finansialku.

Hubungi melalui Aplikasi Finansialku atau buat janji via WhatsApp dengan cara klik banner di bawah! Terima kasih.

Banner Konsultasi WA - DM NEW

 

Sobat Finansialku, bagaimana pendapat Anda mengenai artikel ini? Yuk, berikan tanggapan di kolom komentar.

Jangan lupa juga untuk membagikan sesuatu yang bermanfaat, termasuk membagikan artikel ini kepada teman, sahabat dan keluarga Anda, ya. Terima kasih.

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

Buku/jurnal:

  • Bahran Tabi, Dewi Ummah, dan Yuliyanti Bun. 2020. Analisis Pola Asuh Otoriter Orang Tua Terhadap Perkembangan Moral Anak. Ternate: Universitas Khairun Ternate.
  • Citra Ayu Virginia Pama, Anisa Nurul Febrian, dan Oktami Winata. 2020. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Strict Parents terhadap Perkembangan Sikap dan Mental Anak. Palembang: Universitas Sriwijaya.
  • Mutiara Suci Erlanti, Nandang Mulyana, dan Hery Wibowo. 2016. Teknik Parenting dan Pengasuhan Anak Studi Deskriptif Penerapan Teknik Parenting di Rumah Parenting Yayasan Cahaya Insan Pratama Bandung. Bandung: Universitas Pajajaran.

 

Internet:

  • Aditya Eka Prawitra. 04 Juli 2022. Pengertian Strict Parents dan Dampak Pengasuhan yang Ketat pada Anak. liputan6.com – https://bit.ly/3C47LyI
  • Mei 2022. Pengertian Strict Parents, Ciri-ciri, & Dampak Anak Strict Parents. Gramedia.com – https://bit.ly/3QEr8lU
  • Chrismonica. 04 Juli 2022. 8 Ciri Strict Parents dan Dampak Buruknya bagi Anak, Bisa Bikin Si Kecil Tidak Bahagia, Lho Moms! Orami.com – https://bit.ly/3wpNS1x
  • Iftitah Nurul Laily. 27 Januari 2022. Strict Parents adalah Orang Tua yang Ketat, Pahami Dampaknya Bagi Anak. katadata.co.id – https://bit.ly/3Pl2Tbw
  • Mahardini Nur Afifah. 06 Juli 2022. Kenali Apa itu Strict Parents, Tanda, dan Dampaknya pada Anak. Health.kompas.com – https://bit.ly/3SLom07
  • Melinda Putri. 24 November 2021. 5 Cara Menghadapi Strict Parents, Orangtua yang Dianggap Terlalu Mengekang Anak. Yoursay.suara.com – https://bit.ly/3bQ6Y9Y
  • Novia Aisyah. 04 Juli 2022. Strict Parents Artinya Apa Sih? Ini Penjelasannya. Detik.com – https://bit.ly/3dmlAxX